Anda di halaman 1dari 39

ESAI

BERANI MELAMPAUI PANDEMI

HASRIL M. FADYL ● JIA ULHAQ ● JENITA HUTAHAYAN ● JENI KRISTIANTI ●


JAKE IBRAHIM ● IWAN SETIAWAN ● ISMAIL ● IRSAL BAYAN FAUZI ●
IRPAN SOPANDI ● INDIRA VIRLIANA ● INDAH SURMA NENGSIH JANNAH ●
IMA MINATUL QODARIYAH ● ILMANOER TIANJANAH ● ILHAM ● IKBAL
MAULANA ● IKBAL ● IHSAN ROMDONI ● ITA ROSITA ● ISMIYATI ●
INDRIYANI ● IMAS MASNUAH ● IKA PUTRI ● HOERUL FAHMI ● MUHAMAD
SIDIK ● HIELMI DELIMA RAHAYU ● HESTY WIANDA ARIFIN ●
HERMANSYAH ● HERDA PUTRI WINANGRUM
Nama : Jenita Hutahayan
Kelas : B Sore Online
NIM : 032223191
Program studi : Manajemen Komunikasi

BERANI MELAMPAUI PANDAEMI


Pandemi membumi

COVID-19 jadi pusat perhatian warga bumi. Seluruh aspek kehidupan manusia dibumi menurun.
Mulai dari ekonomi, sektor pendidikan, dan pekerjaan sehari-hari. Semua kebebasan tersita oleh
keadaan setelah covid 19 menyerang.
Wuhan, Tiongkok. Virus jenis baru telah menyebar ke berbagai belahan bumi. Timbulnya penyakit
coronavirus disease 2019 atau COVID-19. Mulai dari sisi kesehatan, perekenomian, produksi
barang jasa, investasi juga mengalami penurunan, kerugian, dan terganggu.
semua barang yang dibutuhkan menjadi mahal dan langka. jadwal keberangkatan umroh
mengalami reschedule, sisi lain dari para wisatawan mancanegara di Indonesia menurun.
SMK indentik dengan program kegiatan praktik kerja lapangan. COVID-19 mengambil alih
kesempatan tersebut. Kondisi situasi saat itu di penuhi dengan kecemasan akan adanya penyebaran
virus corona. Meminimalisir terjadinya penyebaran atau terpaparnya oleh penyakit tersebut
akhirnya kebijakan beberapa lembaga sekolah mengambil keputusan untuk membatasi sejumlah
kegiatan belajar mengajar, program pkl, ekstrakulikuler, dll.
beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang baru, depan layar, berteman dengan dunia maya,
membatasi interaksi dengan sesama manusia. Seperti kita ketahui kita adalah makhluk sosial yang
terbiasa interaksi secara langsung. Saat adanya penyebaran covid 19 ini kita di tuntut untuk
membatasi, meminimalisir, mengurangi kegiatan yang berbau interaksi secara langsung untuk
meminimalisir terjadinya penyebaran atau terpaparnya oleh penyakit ini. karena, proses
penyebaran virus ini disebarkan melalui interaksi secara langsung, melalui cairan yang keluar dari
hidung atau mulut, bersalaman, dll. Maka dari itu kita di anjurkan untuk membatasi interaksi secara
langsung, kurangi interaksi secara langsung di kerumunan, sering cuci tangan, jaga jarak,
menggunakan masker, memperhatikan protokol kesehatan, menjaga pola hidup, pola kesehatan,
pola makan, olahraga, tingkatkan imun atau daya tahan tubuh, dan yang paling penting kelola stres.
Mengelola emosi, stres dan kewarasan menjadi faktor utama, pada dasarnya di situasi kondisi saat
ini tidaklah mudah. Semua perekonomian menurun, pemasukan income, dan penurunan prestasi
belajar sangat memicu terjadinya stres. Terlebih dengan adanya kasus covid 19 bagi orang awam
mungkin sangat mengerikan dan membuat mereka shock dan sedikit parno. Pandai pandai
mengelola kecemasan, kepanikan, kekhawatiran. Sesuatu yang berlebihan sangat tidak baik.
Belajar secara offline saja kebanyakan tidak dapat mengerti apa yang di maksud dengan
pembelajaran tersebut, apalagi online?
Ini menjadi pusat perhatian. Harus bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, belajar melalui
online, dalam jaringan, ini menjadi PR juga untuk tenaga pendidik yang menghabiskan waktu,
tenaga, dan pikirannya untuk mencari cara bagaimana menyampaikan materi, pembelajaran
dengan baik dan mudah di mengerti.
Kegiatan ekstrakurikuler dan kepanitiaan disekolah Sangat terganggu. Mulai dari tidak bisa
mengikuti kegiatan, event, atau perlombaan yang seharusnya kita ikuti, dan proses latihan
ekstrakurikuler yang menjadi sasaran empuk para pelajar untuk mengeksplore semua bakat dan
potensi yang mereka miliki.
Kesulitan yang dihadapi saat beradaptasi dengan proses pembelajaran yang baru dimasa pandemi
adalah fasilitas yang tidak mendukung, seperti yang kita ketahui tidak semua para pelajar
mempunyai status ekonomi yang sama rata, tak sedikit yang tidak mempunyai gadget, laptop,
komputer, provider internet, dan sarana dan prasarana yang canggih di era modern ini.
Kami yang mempunyai status ekonomi tingkat menengah kebawah mengalami kesulitan, seluruh
perekonomian menurun, pemasukan menurun, tapi pengeluaran tak terbatas, dan tidak ada
habisnya. Mulai dari pembelian masker, suplemen, vitamin, handsanitizer yang sangat mahal dan
langka, secara tidak langsung kami juga harus mempunyai sarana dan prasarana fasilitas yang
mumpuni untuk proses pembelajaran secara online. Paket data yang sangat mahal, gadget, laptop,
dan, komputer yang tidak memadai sangatlah menjandi faktor utama sulitnya mengikuti kegiatan
belajar mengajar secara online.
Walaupun pemerintah ikut andil membantu, tetapi tidak semua orang mendapatkan bantuannya,
yang lainnya masih tetap kesulitan pada saat beradaptasi dengan proses pembelajaran yang baru
ini.
Suka duka kegiatan belajar mengajar secara online ini sangat tidak efektif, pasalnya seperti kita
ketahui bahwa tidak semua orang mempunyai status ekonomi yang sama rata, dan mempunyai
fasilitas pendukung yang mumpuni. Tak sedikit materi yang kita cermati dapat kita pahami karena
beberapa faktor. Mulai dari menurunnya kualitas belajar kita, menurunnya prestasi belajar, dan
menurunnya nilai dalam proses kegiatan belajar mengajar. Seakan akan kita itu di tuntut harus bisa
sendiri, dan memahami apa yang di sampaikan. Lagi lagi tidak semua orang mempunyai kapasitas
pemahaman yabg tinggi bukan? Ada orang yang lebih bisa memahami materi dengan adanya
interaksi secara langsung bersama tutor atau narasumbernya. Jelas jelas fasilitas saja tidak
memadai untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar pada saat ini.
Mental kita tidak seperti biasanya, tidak bisa disebut sehat. Diserang kepanikan, kecemasan,
kekhawatiran, akan adanya penyebaran covid 19 yang menjadi pusat perhatian, seakan akan
menghantui disetiap detiknya. Membuat kita parno akan adanya kuman, virus, dan bakteri.
Bukannya sebelumnya kita baik baik saja dengan semua kuman, bakteri, dan virus, yang tak kasat
mata ini?
Takut mati, takut ini, takut itu. Ambulance setiap menit di seluruh pelosok menyalakan sirinenya.
Kasus menumpukan masker, handsanitizer yang sangat mahal dan langka, semuanya menjadi
susah.
Masuk perguruan tinggi harapannya bisa mengikuti perkuliahan secara langsung, tatap mata,
kenyataannya sampai saat ini masih ada kegiatan perkuliahan dilakukan secara online.
Memang sangat sulit masa ini, berharap bisa sehat dan kuat untuk bertahan melanjutkan hidup dan
menyambung asa, membaiklah seluruhnya. Berdamailah semuanya. Kita butuh ketenangan dan
kedamaian, tanpa adanya rasa kekhawatiran, kecemasan tentang adanya paparan COVID-19.

Puisi:
Pandemi bikin beda
Jarak dekat menjadi sangat jauh,
Semua bertopeng, tak ingin sentuh.
Kenapa harus ada zaman seperti ini?
Zaman yang membatasi makhluk sosial untuk berinteraksi.

Menurunnya semua civitas kegiatan sehari-hari.


Corona menyentuh bumi tanpa ijin.
Semua orang takut terjangkit.
Segala upaya dilakukan untuk mendapatkan kondisi fisik yang fit.

Mereka lupa, rohaninya ikut serta terjangkit.


Entah tuhan murka dengan adanya maksiat dimana mana?
Atau emang takdirnya.
Semua dipersulit.
Masalah melilit.
Peluang semakin sedikit.
Berjuang, berupa, setelah itu berpasrah kepada sang maha kuasa
Meminta ampunan, dan jalan keluar

Agar bumi dan situasi kondisi pulih kembali


Tetap sehat, kuat, dan, semangat.
Semoga segera selesai masa pandemi ini.
Membaiklah, berdamailah seluruhnya.

Ingin kehangatan seperti biasa.


Dimana bercengkrama,
Berinteraksi layaknya manusia.
Tanpa khawatir adanya virus corona.

by: Jenita Hutahayan 032223191 MK B SO


Nama : Indira Virliana
Kelas : B Sore Online
NIM : 03223179
program studi : Public Relations

BERANI MELAMPAUI PANDEMI


Ini bukan goresan cerita hebat seperti Thomas Alfa Edison yang pertama kali menemukan lampu
sebagai cahaya penerang di dunia, ini juga bukan kisah inspiratif si anak singkong. Tapi ini adalah
titik terang tersendiri, dari seorang anak perempuan yang terbiasa hidup mandiri.
Saya adalah anak perempuan pertama dari 5 bersaudara, semua adik saya laki-laki. Menjadi Kakak
pertama terlebih perempuan di suatu keluarga bukanlah hal yang mudah. Dari kecil saya terbiasa
dididik untuk mandiri, ibu dan bapak saya dua-duanya bekerja. Jadi, otomatis sayalah yang harus
mengurus semua adik-adik saya. Tapi beberapa tahun silam, ibu saya berhenti bekerja. Dan itu
membuat ekonomi keluarga saya menjadi lebih tidak stabil lagi.
Awal tahun 2020 menjadi awal tahun yang menyeramkan bagi saya. Saat itu saya tengah menjalani
PKL atau praktik kerja lapangan dari SMK saya. Baru dua Minggu saya menjajakan kaki di
simulasi dunia kerja, saya sudah ditarik mundur pulang ke Bogor. Para guru mengatakan bahwa
alasan kami ditarik mundur dikarenakan tempat PKL kami berdekatan dengan tempat tinggal
orang yang pertama terkena covid, yaitu di cimanggis, Depok. Hal ini membuat saya sangat kesal,
karna orang tua saya yang notabenenya berpenghasilan pas-pasan, rela berkorban untuk membayar
PKL serta kontrakan saya disana. tapi, baru dua Minggu saya melakukan PKL, tapi sudah ditarik
mundur.
Berawal dari libur dua Minggu, hal ini terus memanjang menjadi dua bulan, tiga bulan, bahkan
hingga satu tahun lamanya. Walaupun belajar dari rumah, tapi hal itu menurut saya benar-benar
jauh dari efektivitas pembelajaran. Hal ini benar-benar membuat saya sangat frustasi. Jauh dari
teman-teman dan hanya berdiam diri dirumah. Saya bagaikan terpenjara di rumah sendiri. Dulu,
jika capek bersekolah, saya menginginkan libur yang panjang, saya ingin hanya diam dan tidur-
tiduran dirumah. Tapi, saat kenyataan itu terjadi. Hal ini menjadi hal yang sangat tidak ramah bagi
saya.
Tapi, hal itu menjadi titik balik dalam hidup saya. Hal ini terjadi saat pertama kali guru saya
mengajak saya untuk ikut lomba saat itu. hal itu tentu menjadi suatu tantangan bagi saya, saya
yang tak pernah tertarik dengan hal seperti itu, yang biasanya hanya mengejar nilai dan nilai
disekolah. Diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan di luar sekolah. Awalnya saya merasa sangat
tidak percaya diri dengan hal tersebut. Tapi saya ingin keluar dari zona nyaman tersebut. Pandemi
menjadi awal titik balik saya keluar dari zona nyaman. Saya yang terlalu berambisius mengejar
nilai, akhirnya mulai terjun di dunia luar sekolah. Hal ini karna waktu senggang daat pandemi.
Saya mulai satu persatu mengikuti lomba pembuatan video, mulai dari beberapa film pendek,
hingga menyanyi pernah saya jajal satu persatu. Dan itupun membangun saya menjadi pribadi
yang lebih percaya diri. Saat pandemi saya menemukan passion saya di bidang komunikasi. Yang
tadinya ambisi saya tak kenal arah, ambisi dalam semua mata pelajaran. Kini dapat terfokus dalam
dunia komunikasi. Pandemi menjadi titik balik saya menemukan jati diri sesungguhnya. Dua tahun
lebih tanpa kegiatan sekolah ternyata tidak terlalu buruk juga, karna saya dapat mengembangkan
semua minat dan bakat saya yang sesungguhnya.
Saya belum menjadi orang hebat, belum juga menjadi orang yang sukses akibat pandemi. Tapi,
dengan banyaknya waktu luang dari pandemi ini. Saya dapat lebih lagi merenung diri, serta
mengevaluasi apa yang akan saya lakukan kedepannya. Cita-cita saya kini lebih terarah, serta
keinginan saya untuk mengangkat derajat keluarga saya lebih tinggi lagi kian muncul dalam diri
saya.
Pandemi yang orang-orang takutkan, pandemi yang membuat banyak orang menjadi hancur. Jujur
saya juga takut, saya juga hancur. Tapi, dibalik itu semua, saya tahu tuhan pasti menyimpan sejuta
rencana baik untuk para manusia-manusia kedepannya. Dan semoga saya bisa menjadi salah satu
dari rencana baik tuhan di balik pandemi ini.
Bangkit dari pandemi bukannya hal yang mudah, tapi juga bukan hal yang mustahil adanya. Jika
kita percaya dan saling bahu membahu membangun diri, saya yakin pandemi ini bisa dilewati
dengan baik. Seperti buktinya sekarang, pandemi telah kian berkurang. Dan hampir semua
modalitas kerja kini kian bangkit dan kembali menata usaha. Saya hanyalah salah satu dari jutaan
manusia yang mendapat banyak hikmah dari pandemi. Pandemi itu bukan akhir dari segalanya.
Tapi, itu hanya salah satu musibah dari tuhan agar kita dapat introspeksi dan memperbaiki diri
untuk kedepannya.
Nama :Indah Surma Nengsih Jannah
NIM :032223178
Kelas :B Sore Online

BERANI MELAMPAUI PANDEMI

Kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika
dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang
Sampai Lima warga Sumatera Barat dinyatakan positif terkena Covid-19. Ini merupakan kasus
pertama yang ditemukan di Sumbar. Pemerintah daerah menelusuri riwayat perjalanan dan orang
yang pernah kontak dengan pasien.Akibat dari covid-19 pemerintar memberlakukan PPKM.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat adalah kebijakan Pemerintah Indonesia sejak
awal tahun 2021 untuk menangani pandemi Covid-19 di Indonesia. Sebelum pelaksanaan PPKM,
pemerintah telah melaksanakan pembatasan sosial berskala besar yang berlangsung di sejumlah
wilayah di Indonesia. PPKM ini berdampak pada aktivitas dan kegiatan masyarakat Indonesia
termasuk kepadasaya dan keluarga.Pada saat itu kita harus berdiam diri dalam rumah demi
keselamatan untungnya PPKM sudah diberitahukan agar kita bisa menyediakan kebutuhan pada
masa pandemi.
Hari-hari pada masa PPKM kita lalui sampai hari yang ditentukan pemerintah dan tiba saat kami
bisa melakukan aktivitas seperti biasa walaupun harus mematuhi protokol untuk mewaspadai
penyebaran virus.Namun adanya pandemi tidak menghambat saya untuk melakukan aktivitas
sehari-hari yang biasanya saya sekolah bertatap muka (oofline) jadi saya harus sekolah via zoom
(online) jadi lebih efektif dibandingkan harus ke sekolah sekalian saya juga bisa bersantai tapi
pada masa pandemi adalah awal dari ketidakteraturan dalam hidup saya terjadi.Sebelum pandemi
hidup dan aktivitas diluar ruangan banyak memakan waktu dan pastinya sibuk dengan kegiatan
sekolah atau di luar sekolah.Tapi saat pandemi dikarenakan sekolah menggunakan smartphone
jadi tidak perlu bersiap-siap datang ke sekolah dengan sedikit aktivitas membuat saya bosan dan
banyak bermain gadget sampai begadang dan tidur diatas jam 12 malam dari situlah awal pola
hidup yang tidak sehat yang saya alami seperti kenaikan berat badan dan condong menjadi manusia
pemalas,tapi saya tidak ingin berlarut dalam masa pandemi dan tidak mengupgrade diri.
Cara saya melampaui dan melalui hari-hari pada masa pandemi saya melakukan aktivitas yang
tidak pernah saya lakukan sebelumnya yaitu saya membantu ibu saya di pasar yang menjual
berbagai bahan pangan mentah dengan mematuhi protokol kesehatan yang pastinya.Walaupun
masih adanya pemberlakuan jaga jarak membuat sedikit pembeli dan ada beberapa yang mati
usahan karena pandemi itu tidak menghambat saya dan ibu saya untuk berjualan dan melakukan
aktivitas lain.Dan itulah cerita singkat saya tentang BERANI MELAMPAUI PANDEMI.
Foto diatas adalah foto yang sempat diabadikanpada saat kegiatan pertama yang saya lakukan
setelah PPKM yaitu menonton bioskop.Dan bisa dilihat dari foto ini masih sediktit orang yang
keluar rumah dikarenakan takut terkontaminasi virus corona.
Nama : Ilmanoer Tianjanah
Kelas : B Sore Online
NIM : 032223175
program studi : Manajemen Komunikasi

PANDEMI

Keramaian mulai tak bernyawa


Canda tawa kandas menjadi air mata
Senyuman hangat tak bisa terlihat
Mulut membekap napas pengap
Dimana kehangatan yang kita pernah rasakan
Sepi menyelimuti diri ini

Virus tak terlihat, yang menyebar begitu cepat


Dalam hembusan nafas yang dekat
Tak cukupkah kau lumpuhkan kami dalam sekejap
Membuat dinding membekap kami dengan rapat
Pintu terkunci memisahkan kami dengan orang terdekat
Duduk sendiri merenungi pandemi
Dengan batuk terbahak-bahak dan tubuh yang tidak sehat

Satu persatu kau ambil nyawa kami


Tiada hari tanpa tangisan pilu
Menangisi orang tersayang dengan rindu
Untaian doa selalu dipanjatkan
Mengisi hari dengan penuh harapan
Mengharap ada cahaya yang datang
Melumpuhkan virus yang terus beranak
Menghilangkan jarak yang terus menjauh
Menghapuskan segala duka lara yang terus membara
Menghancurkan semua dekapan pengap yang terus mengikuti kesana kemari
Harapan besar selalu ada dalam hati
Menanti sang bumi kembali pulih
Menanti kebersamaan penyejuk hati
Menanti kebahagiaan setelah penderitaan pandemi
Yang akan muncul esok hari
Nama : Ismiyati
Kelas : B sore
Mata Kuliah : Digesting
Dosen Pengampu : Drs. Momon Sudarma,M.Si.

Berani Melampaui Pandemi


Pandemi Covid-19 yang melanda di berbagai kawasan membuat kita, berfikir dan
merenung bahwa peradaban-peradaban gemilang yang dicipta manusia hanyalah setitik debu
diantara hamparan kekuasaan Sang Pencipta. Krisis Covid-19 mendorong manusia untuk bergerak
lebih jauh, mencari-cari kekuatan sejati, dan sekaligus menemukan Tuhan dalam pencarian menuju
hakikat diri.
Sebelum datang nya covid-19 hidup kita baik baik saja tenang, dan sejahtera .Namun,
secara tiba-tiba Covid-19 menghantam kehidupan kita. Hampir seluruh dunia merasakan
dampaknya, baik di sisi kesehatan, perekonomian, politik maupun sosial budaya.
Covid-19, seiring berjalannya waktu kita pun mulai terbiasa dengan kata itu,sungguh virus
yang sangat amat menggelegar pada masanya dimana semua orang takut dengan nya (virus covid-
19) aktivitas pun mulai terganggu, bahkan banyak merenggut nyawa akibat dari virus tersebut.
Berbicara tentang aktivitas,ya semua aktivitas mulai berubah sejak adanya virus tersebut,aktivitas
yang kemana mana kita tidak perlu memakai masker pada saat itu di paksalah semua masyarakat
untuk memakai masker, masker yang biasa di pakai oleh para pejabat tinggi, sekarang para petani
pun harus menggunakan nya, sampai ada beberapa jenis atau karakter masker di berbagai penjual.
Tidak sedikit orang yang memanfaatkan kejadian tersebut apalagi bari para pembisnis bagi
mereka itu ada peluang besar bagi beberapa pengusaha seperti pabrik masker atau alat pelindung
diri yang lain nya,mereka terus membuat usaha mereka se kreatif mungkin,bahkan saya tidak habis
pikir sama harga penjualan masker pada saat itu, kenapa bisa makser yang biasa dijual 1000/pcs
berubah drastis menjadi 4000/pcs. Saya pun bingung mendeskripsikan hal tersebut apakah suatu
bencana atau peluang bisnis????
Di samping itu dampak dari virus covid 19 ini banyak merenggut nyawa,tidak memandang
itu balita, anak-anak, ataupun orang dewasa virus tersebut melenyapkan ribuan nyawa dengan
waktu yang sangat cepat.kesehatan pun sangat menipis pada saat itu, semua orang menjadi takut
untuk keluar rumah.
Semua pekerjaan dan sarana pendidikan pun mulai kacau, di satu sisi kita perlu pendidikan
serta pekerjaan di satu sisi kita pun takut akan virus tersebut, namun masalah pendidikan sangat
lah penting yang tidak boleh di tinggal kan dengan alasan apapun, sampai akhir nya pemerintah
pun mulai menemukan titik tengah dari permasalahan terse but dengan melakukan nya sekolah di
dalam rumah atau sering di sebut daring (sekolah online) yang mana kita tetap bisa melakukan
pendidikan (mencari ilmu) dengan baik meskipun di lakukan di dalam rumah dan hanya melalui
handphone.
Dari peristiwa tersebut terdapat 2 pendapat menurut saya pendapat yang pertama memang
iya memudah kan siswa siswi karena terkendala virus ini sehingga mereka tetap bisa belajar tanpa
harus pergi ke sekolah, pendapat yang ke dua menurut saya siswa siswi tidak dapat mengekspor
apa yang mereka ketahui dengan leluasa mereka tidak bisa juga belajar dengan serius apalagi di
kalangan anak anak yang baru memasuki TK atau PAUD mereka tidak bisa belajar dengan serius
karna yang mengajari mereka adalah orang tua mereka sendiri jadi bisa dibilang yang belajar bukan
anak nya melain kan orang tua nya,memang madrasah pertama atau guru pertama adalah orang tua
namun tetap saja ada perbedaan ketika belajar dengan guru di sekolah dengan guru di rumah kita
sendiri(orang tua), terkadang anak-anak akan lebih nurut kepada guru disekolah jadi lebih ke
menyepelekan ketika belajar dengan orang tua nya sendiri karna mereka fikir kalupun mereka tidak
bisa orang tua mereka tidak akan memarahi nya, mungkin kurang lebih seperti itu.
Selepas dari pendidikan kita berbicara tentang dunia kerja.banyak sekali karyawan kantor
yang berubah derastis ntah itu jam kerja yang sangat tidak efektif atau pun tentang gaji yang di
berikan saat pandemi ini karna jam kerja mereka pun di kurangi oleh atasan mereka yang tadi nya
jam kerja 8jam Per hari sekarang bisa 6jam per hari nya sangat anjlok bukan?? itu dunia kerja kelas
tinggi, nah bagaimana dengan kelas menengah kebawah? Seperti para pedangan yang berjualan di
pasar yang dominannya dengan kata ramai, para pedangang pun merasakan apa yang para pekerja
kelas atas rasakan mereka yang biasanya setengah hari sudah habis terjual ini bisa sampai sore
bahkan mendekati malam dagangan mereka pun belum habis juga, ini semua di sebabkan oleh
virus tersebut yang mana masyarakat pun takut untuk belanja kepasar di karnakan virus yang
sangat ganas ini.mereka terus memutar otak agar tetap bisa mencari nafkah.bagaimanapun kita
tidak boleh melepas kewajiban kita untuk menghidupi keluarga kita.
Lalu apakah kita bisa menghadapi virus ini?
Jawaban nya iya kita bisa, sebenarnya tanpa kita jawab pun kita harus tanam kan dalam diri kita
bahwa bisa atau tidak kita harus yakin bisa menghadapi nya jika kita punya mimpi untuk negara
kita menuju lebih baik kita harus bangkit dalam keterpurukan ini jangan biarkan virus ini
merenggut kesejahteraan negara kita jangan biarkan virus ini merenggut kesuburan negara kita
atau pun perekonomian negara kita. Di zaman yang semakin modern ini banyak alat elektronik
yang bisa kita manfaatkan.kita hanya perlu memutar otak kita bagaimana cara nya bagaimana
mengerjakan nya dan bagaimana kita konsisten dalam melakukan nya,seperti di zaman modern ini
ada yang namanya aplikasi TIKTOK dimana dalam aplikasi tersebut kita bisa berjualan ntah itu
makanan,alat dapur atau bahkan fashion seperti baju, celana, kerudung dan lail-lain. Kita bisa
menghasilkan uang tanpa harus keluar rumah.dan banyak lagi contoh lain nya. Pada dasarnya
kunci nya hanyalah 1 yaitu KEMAUAN. Dimana sudah ada kemauan di situlah insyaallah hal-hal
yang tidak mungkin menjadi mungkin asal kita mempunyai niat dan tujuan.
Dari kejadi virus covid-19 ini,kita juga mendapat kan sisi positif nya dimana tanpa kita
sadari kita menjadi orang yang lebih sabar,orang yang lebih menaati peraturan pemerintah.kita
sabar dengan harus keluar menggunakan masker yang mana itu pun adalah salah satu perlakuan
kita menaati peraturan pemerintah, yang biasanya kita bodo amat dengan peraturan, dengan
kejadian ini kita tau mana yang harus di lakukan dan mana yang harus kita hidari.intinya kita lebih
taat pada peraturan.
Dan dari kejadian virus ini ntah kenapa yang kita ingat hanyalah kematian dan
kematian,dimana kita hanyalah makhluk yang dhaif yang tidak pernah memikirkan dunia
selanjutnya kita hanya fokus ke dunia yang fana ini, dengan kejadian tersebut kita bisa
mengerjakan hal hal yang baik seperti puasa pada saat pandemi kita bisa lebih sering meluangkan
waktu kita untuk sang pencipta dari situlah tanpa kita sadari virus ini membawa kita pada kebaikan.
Dengan seiring nya waktu kita bisa hidup terbiasa dengan virus ini yang mana kita mulai
terbiasa memakai masker buat kegiatan di luar serta kita bisa menghindari kerumunan dan kita
bisa hidup sehat dari kejadian tersebut. Dalam kondisi seperti saat ini,kita perlu mengambil
langkah berani untuk melangkah kedepan.tanpa langkah berani dan terobosan maka kita akan
semakin sulit dari hari ke hari. Perlu langkah berani yang di ambil pemerintah dalam mengatasi
pandemi covid-19, karna kalau tidak dikhawatirkan kondisi bangsa Indonesia semakin terpuruk.
Tetap semangat dalam menjalani hidup dan tetap menjadi pribadi yang lebih baik kedepan nya.
Nama : Indriyani
Kelas : Kelas B Sore
NIM : 032223180
Program Study : Multimedia

PELAJARAN YANG SANGAT BERHARGA DI TAHUN 2021

Tahun 2021 adalah tahun yang sangat menakjubkan bagiku dengan adanya wabah penyakit yang
menyebabkan banyak orang tua , remaja maupun anak kecil pun terenggut nyawa yaitu wabah
COVID 19 tahun itu COVID 19 semakin tinggi hingga pemerintah memberikan aturan kepada
seluruh rakyat untuk karantina mandiri , meliburkan sekolah dan pekerja kantor pun kerja di rumah
dll. Dengan menertibkan aturan tersebut seluruh rakyat merasa kurang dengan penghasilanya
banyak para pedagang pun mogok dan tidak berjualan lagi , yang masih sekolah pun merasa kurang
efektif dengan belajar di rumah karena sebagian anak malah fokus untuk melakukan hal lain
dengan handfone yang seharunya di pakai untuk belajar itu juga salah satu hal yang pernah saya
lakukan , dengan adanya aturan itu saya jadi kurang fokus dalam belajar. Pada tanggal 20 juni
2021 ibu saya sakit dan ibu pun tidak bisa kerja , karena itu ibu saya dihubungi oleh salah satu
pihak perusahaan dan disarankan untuk melakukan swab antigen di puskesmas terdekat sebelum
itu saya menemani ibu untuk tidur dan esoknya harus mengantar ibu untuk ke puskesmas . Saya
selalu berpikir bahwa COVID 19 itu tidak ada dan itu mustahil akan pernah terjadi dalam hidup
saya , esoknya tanggal 21dengan juni 2021 ibu mengantri untuk swab antigen , untuk melihat
hasilnya perlu 30 menit dan ternyata hasilnya positif dan pihak puskesmas menyuruh saya juga
untuk melakukan swab dan akhirnya hasilnya pun sama , saat itu perasaan saya gak karuan banyak
sekali hal negatif yang ada dalam pikiran saya dan berpikir bahwa itu semua adlah aib yag besar
namun dibalik saya mempunyai keluarga dan saudara yang peduli selalu mensuport, membeli
makanan dan sebagainya namun mirisnya saya merasa seperti di kucilkan tetangga yang lain dan
berpandangan berbeda beda , dan harus berjarak dengan ayah,tapi karna itu sudah menjadi
aturannya saya dan ibu sebulan lebih tidsk keluar sama sekali , dari pengalaman yang saya hadapi
saya jadi tahu mana keluarga yang benar benar peduli mana yang enggak peduli sama sekali
terhadap diri saya dan ibu. Hikmah yang harus saya ambil adlah harus bisa menjaga kebersihan
maupun dalam lingkungan atau dalam diri kita sendiri dengan mengatur pola hidup yang bersih
dan sehat.
Nama : Hoerul Fahmi Muhamad Sidik
Kelas : B Sore Online
NIM : 032223169
Matkul : Digesting

BERANI MELANPAUI PANDEMI COVID – 19

Pada tahun 2019 dunia dihebohkan dengan sebuah penemuan virus terbaru yang berasal
dari Hubei, China. Virus tersebut dikatakan cukup berbahaya dan menular dengan sangat cepat
dan menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
virus ini bermula Pada pertegahan Desember 2019, ketika itu ditemukan sebuah kasus pneumonia
misterius yang mana pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei. Sumber penyakit tersebut
belum diketahui secara pasti, tetapi kasus pertama dikaitkan dengan pasar binatang di Wuhan.

“Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah
virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi
paru-paru yang berat, hingga kematian.”

Dan saat itu, masyarakat Indonesia belum mendapatkan informasi tentang virus corona
secara menyeluruh. Dengan demikian, menyebabkan terjadi beberapa masalah sosial di awal-awal
pengumuman kasus tersebut. Seperti panic buying, dengan adanya panic baying masyarakat
Indonesia menyerbu pasar-pasar untuk mendapatkan bahan baku makanan dan rumah tangga agar
mereka dapat mengurangi bepergian dengan kata lain mereka menimbun bahan dan alat untuk
mengurangi aktifitas di luar rumah. Disamping itu, permintaan akan masker, instan hand
sanitizer,dan sarung tangan medis meningkat pesat.
Selama pandemi COVID-19 , masyarakat terpaksa untuk tetap dirumah saja untuk
menghentikan penyebaran virus. Virus ini dapat berdampak positif maupun negatif. Apabila
literasi masyarakat sudah cukup baik, maka mereka akan mendapatkan informasi yang kredibel,
sehingga dapat lebih waspada akan adanya terhadap COVID-19. Namun, realitanya masyarakat
Indonesia memiliki tingkat literasi yang cukup buruk, sehingga tidak dapat menyaring informasi
yang tersebar dengan baik. Hal tersebut mengakibatkan beredarnya banyak hoaks yang
meremehkan ataupun melebih-lebihkan pandemi ini, sehingga masyarakat mudah terprovokasi
tanpa mencari tahu kebenaran ataupun sumber informasi tersebut.
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang
dan sembuh atau malah memberat. Penderita COVID-19 dengan gejala berat bisa mengalami
demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, atau nyeri dada. Keluhan tersebut
muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Penularan COVID-19 dapat terjadi melalui
berbagai cara, seperti kontak fisik, melalui droplets, memegang benda yang terkontaminasi, dan
tempat yang ramai. Oleh karena itu supaya tidak tertular, cara menjaga diri agar tidak tertular
antara lain adalah dengan memakai masker saat keluar rumah, selalu mencuci tangan saat masuk
dan keluar ruangan, usahakan menghindari keramaian ketika keluar rumah. Biasakan pula
mengonsumsi vitamin agar daya tahan tubuh bertambah kuat. Bersandar pada gejala di atas, sudah
selayaknya kita sama-sama lebih peduli dengan kesehatan diri dan keluarga.
Pada awal itu saya bersekolah kelas 10 SMK dan para siswa melaksanakan sekolah dengan
pembelajaran jarak dekat (Luring), mengingat Makin bertambahnya virus corona ini para siswa
diharuskan bersekolah dengan keadaan pembelajaran jarak jauh (daring) hal itu sama saja seperti
hari libur yang berkepanjangan. Berdasaran pengalaman saya yang merupakan seorang pelajar,
Dengan adanya hal tersebut tak sedikit dari para siswa yang mulai mengeluh dengan
pemberlakuan sekolah daring ini karena kekurangan bahan ekonomi seperti kouta internet untuk
belajar.
Untuk kasus pandemi COVID-19 ini ada dampak yang ditimbulkan termasuk bahan
ekonomi. Seperti yang terlihat beberapa bulan belakangan ini banyak dari bisnis tempat wisata,
makanan, dan bahkan industri penerbangan pun mengalami penurunan pendapatan. Maka banyak
dari usaha tersebut merugi sehingga mereka terpaksa melakukan pemberentian hubungan kerja
atau malah gulung tikar. Seperti contoh bisnis makanan, dengan adanya pandemi ini menyebabkan
masyarakat enggan untuk bepergian keluar rumah dengan demikian bisnis makanan pun
kehilangan para pelanggan setianya.
Dengan Kekurangannya bahan ekonomi, dan masyarakat diharuskan tetap dirumah saja.
Dan keluarga saya mengalami penurunan pendapatan. Saya memikirkan salah satu bagaimana
cara membantu ekonomi keluarga, Yaitu dengan membuat Channel Youtube dimana chanel
tersebut membuat konten yang berhubungan dengan hobi saya. Tidak siapa sangka dengan konten
youtube tersebut dapat membantu menaikkan pendapatan penghasilan keluarga saya. Dan selama
pandemi ini saya berusaha keras agar kebutuhan ekonomi selalu tercukupi dan keluarga saya tidak
adanya hambatan dalam keperluan apapun.
Untuk mencegah terjadi nya penularan covid saya sering melakukan olahraga karna untuk
meningkat kan imun pada tubuh, dengan Berolahraga atau melakukan aktivitas fisik juga dapat
menghindarkan seseorang dari penyakit jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi, penyakit yang
kemungkinan besar dapat terjadi pada masa pandemik Covid-29 karena kurangnya aktivitas fisik
masyarakat yang cenderung menghabiskan waktu di rumah dengan menonton televisi,
menggunakan handphone, dan bermain game, sehingga berisiko mengalami penyakit jantung,
diabetes, dan tekanan darah tinggi
Selama pandemi COVID-19 ini saya dapat menyimpulkan dengan adanya virus ini
menyebabkan berbagai permasalahan yang muncul dikalangan masyarakat. Semakin hari pasien
pengidap positif corona terus bertambah sehingga pemerintah turun tangan untuk mengeluarkan
peraturan untuk memutuskan rantai penyebaran virus corona. Dari pernyataan pemerintah tersebut
diantara seperti menerapkan pembelajaran E-learning, work from home, dan lain sebagainya.
Pastinya kebijakan tersebut akan berdampak dari segi positif maupun negatif. Pada dasarnya,
dampak yang dirasakan cenderung lebih negatif daripada positifnya. Tetapi kita harus pintar-
pintar mengatur tata kehidupan agar dampak negatif dari corona dapat disiasati.

”Dengan adanya wabah virus Corona ini yang sedang terjadi diantara kita semua, Hikmah
yang paling besar adalah bahwasanya dengan ini kita menjadi semakin sadar bahwa Allah lah
segala pencipta langit, bumi dan seisinya Bisa kita lihat, bahwa virus yang kecil saja sudah bisa
menggemparkan manusia dengan ketakutan dan kepanikan yang menggemparkan dunia”
Nama : Hesty Wianda Arifin
Kelas : Kelas B Sore
NIM : 032223167
Program Studi : Manajemen Komunikasi

Berani melampaui Pandemi


Apa itu pandemi? Pandemi adalah suatu wabah penyakit global, menurut WHO pandemi
dinyatakan ketika penyakit baru menyebar diseluruh dunia yang melampaui batas. Saya
mengalami pandemi pada awal tahun 2020 karena terindikasi masuknya virus covid-19 ke
Indonesia pada bulan Maret 2020 presiden mengumumkan bahwa ada 2 WNI yang positif terpapar
virus tersebut. apa sih virus covid-19? Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 adalah penyakit
baru yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan radang paru. Penyakit ini disebabkan
oleh infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Gejala klinis yang
muncul beragam, mulai dari seperti gejala flu biasa (batuk, pilek, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri
kepala) sampai yang berkomplikasi berat (pneumonia atau sepsis).

Bagaimana COVID-19 Menular?


COVID-19 adalah penyakit baru dan para peneliti masih mempelajari bagaimana cara
penularannya. Dari berbagai penelitian, metode penyebaran utama penyakit ini diduga adalah
melalui droplet saluran pernapasan dan kontak dekat dengan penderita. Droplet merupakan
partikel kecil dari mulut penderita yang dapat mengandung virus penyakit, yang dihasilkan pada
saat batuk, bersin, atau berbicara. Droplet dapat melewati sampai jarak tertentu (biasanya 1 meter).
Droplet bisa menempel di pakaian atau benda di sekitar penderita pada saat batuk atau bersin.
Namun, partikel droplet cukup besar sehingga tidak akan bertahan atau mengendap di udara dalam
waktu yang lama. Oleh karena itu, orang yang sedang sakit, diwajibkan untuk menggunakan
masker untuk mencegah penyebaran droplet. Untuk penularan melalui makanan, sampai saat ini
belum ada bukti ilmiahnya.
Virus penyebab Covid-19 pertama kali diidentifikasi di Kota Wuhan, China, pada 2019. Lalu
menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia.
Awalnya Indonesia terlalu ‘agung’ karena disaat warga negara lain sudah mulai terjangkit
virus tetapi dari sekian banyak jiwa masyarakat Indonesia belum ada yang terjangkit samasekali.
Karena merasa terlena dengan title imun kebal mayarakat pun acuh dengan kehadiran virus
tersebut dan tidak memperdulikan protokol kesehatan dan tetap menganggap bahwa kehidupan
akan berjalan mulus kedepannya. Sampai suatu waktu saat ditemukannya ada 2 warga negara
Indonesia yang terpapar baru pemerintah dan warganya panik, dan kalang kabut menghadapinya
karena pesatnya jumlah orang yang terjangkit, mulai dari 2 orang yang terindikasi sebulan
kemudian sudah mencapai angka lebih dari seribu orang yang terjangkit dengan spesifikasi ringan
hingga berat dan meninggal.
Memasuki bulan april angka penderita kian bertambah pesat yaitu lebih dari 10.000 telah
terindikasi terjangkit virus corona. Tidak belajar dari negara lain yang sudah aware
mempersiapkan segalanya seperti menutup akses penerbangan, membatasi penerbangan keluar
negeri, dan menyiapkan rumah sakit khusus bagi para penderita agar tidak tercampur dengan
penderita negativ lain.
Karena pesatnya penularan virus cov-19 di Indonesia, pemerinah akhirnya mengeluarkan
perintah ‘PSBB’ yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar yang dimulai pada tanggal 6 april 2020
hingga 23 april 2020. Saat PSBB aturan – aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah diantaranya
adalah membatasi jumlah penumpang transportasi publik (KRL,MRT,Bus umum, dan angkutan
umum) hingga sekitar 50% daripada jumlah sebelumnya. Ojek Online maupun Offline dilarang
mengangkut penumpang, dan juga aktivitas sekolah,kampus,kantor dilakukan dari rumah. Tidak
hanya itu para karyawan pabrik pun terpaksa diliburkan selama 2 minggu. Semua kegiatan
masyarakat terpaksa dihentikan atau dikerjakan dirumah. Saya masih ingat, pada saat itu saya
sedang duduk dibangku kelas 2 SMK dan sedang melaksanakan PKL atau Praktik Kerja Lapangan
disuatu perusahaaan textile di kota Bandung sisa waktu 3 minggu dari total 3 bulan saya prakerin
saya terpaksa langsung dirumahkan karena kondisi yang darurat. Saya juga melihat para anak kelas
12 yang H-1 akan melaksanakan UNBK atau Ujian Nasional Berbasis Komputer terpaksa
dihentikan karena kondisi seperti ini.
Mirisnya, walaupun telah dilakukan PSBB selama 2 minggu tetapi angka penularan covid-
19 tetap berkembang pesat tidak ada penurunan sama sekali dikarenakan situasi yang makin
memburuk akhirnya pemerintah melakukan PSBB gelombang kedua yang dilaksanakan selama 28
hari dimulai dari tanggal 24 april sampai dengan 22 mei 2020 dan dilanjutkan gelombang ke tiga
selama 2 pekan yaitu hingga 4 juni 2020. Pada masa itu perekonomian dimasyarakat sedang
diujung tanduk. Para karyawan pabrik banyak yang dirumahkan, para wirausahawan terpaksa
menutup sementara toko atau menghentikan aktivitas jualannya. Para wirausahawan yang tidak
buta akan teknologi tetap bisa berniaga secara online meskipun para wirausahan mengeluh
pendapatannya tetap menurun drastis karena ada beberapa pelngaan offline nya yang tidak bisa
memesan.
Tetapi para wirausahawan yang gaptek benar benar tidak bisa melanjutkan usahanya karena PSBB
ini mereka hanya bisa pasrah menunggu pemberhentian PSBB dilakukan. Selain itu juga harga
masker dan oxigen yang sudah menjadi kebutuhan pokok pada tahun itu melambung tinggi
harganya menjadi naik berkali – kali lipat dari pada sebelumnya sedih sekali melihat masih saja
ada orang tamak yang menjadikan pandemi ini sebagai ladang peruntungan pribadi mereka,
mereka para penjual tamak menimbun masker sebanyak – banyaknya sehingga masker menjadi
langka dan mereka menjual kembali masker tsb dengan harga yang mahal. Tidak hanya masker,
oxigen, dan handsanitizer pun ikut mereka curangi.
Maka dari itu masyarakat golongan menengah kebawah memilih jalan pintas daripada
membeli masker yang harganya mahal mereka jadi memilih memakai masker kain yang harganya
murah atau bahkan kita bisa membuat nya sendiri dirumah menggunakan kain bahan scallop.
Meskipun masker kain tidak menjamin bisa menghalangi droplet atau mengurangi resiko
penularan virus.
Miris memang di saat situasi sedang genting seperti ini tetap ada saja orang – orang egois yang
hanya memikirkan diri sendiri seperti para penimbun masker itu.
Maka dari itu akhirnya pihak kepolisian mengenakan Sanksi pidana tentang tindak pidana
penimbunan dan pelipatgandaan harga masker dan hand sanitizer pada masa pandemic covid-19
terdapat pada Pasal 107 Undang-undang nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang
dibuat untuk menghukum para penimbun.
Alhamdulillah setelah dikenakannya pasal tersebut banyak para penjual tamak yang ditangkap dan
harga masker kian stabil, stok nya pun tidak langka lagi seperti sebelumnya.
Saya kira pandemi ini tidak akan terjadi sampai menahun tapi ternyata berlanjut sampai
menahun. Kegiatan sekolah saya pada waktu itu pasca selesai melakukan prakerin saya full belajar
online atau daring. Awalnya, saya kesulitan beradaptasi dengan keadaan ini dikarenakan
kurangnya interaksi langsung terhadap guru maupun teman sekelas ketika ada mata pelajaran yang
kurang dimengerti oleh saya karena pada saat saya kelas online sekolah saya hanya menyediakan
fasilitas google clasroom dan grup whatsApp tidak ada media seperti zoom atau Google meet. Jadi
interkasi kepada guru hanya bisa dilakukan via chatt saja.
Menginjak kelas 12 sekolah saya mulai melakukan pembelajaran offline, tetapi hanya mata
pelajaran produktif saja itupun perkelas dibagi menjadi beberapa sesi yang per sesinya hanya
sampai 15 orang saja. Meski begitu saya sangat gembira karena terkadang mata pelajaran produktif
itu sulit dipahami jika hanya teori saja tapi jika praktek kita tidak mengerti bisa langsung
menanyakan kepada guru pembimbing mata pelajaran tsb. Tetapi mata pelajaran umum masih
belum bisa diprioritaskan untuk offline. Yang menjadi masa – masa berat sekolah daring juga
adalah ketika saya sedang penyusunan laporan PKL dan pembuatan aplikasi untuk sidang
dikarenakan saya jurusan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) jadi salah satu syarat untuk lulus
sidang adalah membuat aplikasi dinamis berbasis web maupun java. Karena terbatasnya
komunikasi langsung dengan guru pembimbing sidang jadi dalam pembuatan aplikasi lebih
banyak otodidak dan berdiskusi dengan teman.
Namun, alhamdulillah saat sidang PKL yang dilakukan pada bulan desember 2020 berjalan
lancar saya bisa menjawab semua pertanyaan guru penguji dan aplikasi juga berjalan dengan baik
tidak ada bug yang terjadi. Maju kesemester 2 saat saya sudah menjadi siswa akhir disekolah saya
ada pengujian kompetensi atau disebut juga LSP , LSP dilakukan secara tatap muka dan dibagi
menjadi 3 asesi yang pertama tes tertulis, yang kedua tes aplikasi berbasis java dan yang kedua tes
lisan, dan kabar baik saya juga bisa lulus dengan lancar untuk kompetensi tersebut. Setelah LSP
saya juga melakasanakan Ujian Sekolah berbasis Onine pengganti UNBK karena UN sudah
dihapuskan. US lancar dan saya lulus tepat waktu pada bulan juni 2021.
Setelah lulus ternyata kehidupan sebenarnya baru dimulai, saya sedikit kesulitan mencari
pekerjaan dikarenakan situasi saat itu masih merebaknya covid-19 perusahaan pun masih
membatasi lowongan pekerjaan jikapun ada lowogan pekerjaan persyaratannyapun sangat bejibun
yaitu sudah vaksin dan melampirkan bukti tes swab antigen yang biayanya untuk anak baru lulus
sekolah tidak murah yaitu sekitar 100-200 ribu per test.
Setelah 3 bulan mencari akhirnya pada bulan agustus saya mendapatkan pekerjaan disalah satu
perusahaan textile di Bandung, setahun bekerja saya memberanikan diri untuk melanjutkan kuliah
kelas karyawan dan saya bergabung menjadi salah satu mahasiswa STIKOM Bsndung.
Nama : Ika Putri
Nim : 032223171
Kelas : B sore Online

PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP KEGIATAN MASYARAKAT

A. PENDAHULUAN
Semenjak akhir tahun 2019 dunia dihebohkan dengan sebuah penemuan virus
Terbaru yang berasal dari Hubei, China. Virus tersebut dikatakan cukup berbahaya
Dan penyebarannya begitu cepat. Menurut Eman Supriyatna (2020) Organisasi
Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mendeklarasikan wabah
Coronavirus 2019-2020 sebagai Kesehatan Masyarakat Darurat International atau Public
Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada 30 Januari 2020 Lalu berlanjut
menjadi Pandemi pada 11 Maret 2020. Pandemi sendiri merupakan Penyebaran penyakit
atau virus baru yang telah menyebar ke seluruh dunia sehingga Mempengaruhi banyak
orang Menurut Nugroho (2020), WHO mengungkapkan bahwa covid-19 menjadi Nama
resmi untuk coronavirus yang diidentifikasi di China pada 31 Desember 2019.
Pengumuman tersebut diungkapkan oleh Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom
Ghebreyesus di Janewa Swiss. Beliau menjelaskan bahwa asal-usul nama tersebut Yaitu,
“co” berarti corona, “vi” berarti virus, dan “d” berarti disease.
Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Aditya Susilo, dkk (2020:45-67) virus Ini bermula
Pada pertegahan Desember 2019, ketika itu ditemukan sebuah kasus Pneumonia misterius
yang mana pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei.
Sumber penyakit tersebut belum diketahui secara pasti, tetapi kasus pertama Dikaitkan
dengan pasar binatang di Wuhan. Memasuki tanggal 18-29 Desember 2019, terdapat lima
pasien yang dirawat dengan Acute Respiratory distress Syndrom (ARDS).
Kasus tersebut semakin bertambah semenjak 31 Desember 2019 hingga 3
Januari 2020. Laporan mengungkapkan bahwa 44 kasus baru dan mulai menyebar
Hingga kebeberapa negara tetangga seperti Thailand, Jepang, dan Korea Selatan.
Mulai sejak itu, penyebaran virus corona terus berlanjut hingga menyebar ke Penjuru dunia
tak terkecuali Indonesia. Semenjak kasus pertama di Indonesia Membuat masyarakat
menjadi panik dan menimbulkan beberapa permasalahan yang terjadi.

B. PEMAPARAN MASALAH
Virus dapat menyebar melalui beberapa media seperti udara, air, dan bendabenda yang
berinteraksi dengan suatu virus. Saat ini dunia sedang dilanda virus Menular yang cukup
berbahaya dan penyebarannya sangat cepat yaitu COVID-19. Virus ini tidak hanya
berhenti di daerah asalnya yaitu china, tetapi virus ini Menyebar hingga penjuru dunia
sehingga disebut pandemi COVID-19. Tak Terkecuali di Indonesia. Ihsanuddin (2020)
menjelaskan bahwa, Indonesia menjadi Negara positif virus corona ketika warga depok
yang tertular oleh rekanya sendiri Yang merupakan warga negara Jepang. Warga Depok
itu adalah seorang wanita Yang berusia 31 tahun, tak lama kemudian menularkan kepada
ibunya yang berusia
64 tahun. Semenjak kejadian itu, kasus tersebut menjadi gempar di seluruh Indonesia
terutama pulau Jawa. Dari kejadian tersebut telah menimbulkan beberapa Pemaparan
masalah yang disesuaikan dengan pengamatan pribadi penulis. Adapun Pemaparan
masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana situasi panic buying pada masa awal COVID-19 kalangan Masyarakat ?
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari COVID-19 di kalangan pelajar Atau
mahasiswa ?
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari COVID-19 bagi wirausaha?
4. Bagaimana dampak positif yang ditimbulkan dari pandemi COVID-19?

C. PEMBAHASAN
1) Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari pandemi COVID-19 bagi masyarakat
Umum?
Virus corona menjadi virus yang dapat menyebabkan kerugian besar Dikalangan
masyarakat luas tanpa memandang siapa, umur, dan derajat seseorang. Ketika pemerintah
mengumumkan kasus pertama COVID-19 yang kala itu
Merupakan warga Depok yang baru saja berkontak langsung dengan warga negara
Jepang, maka berakibat pada kepanikan seluruh masyarakat.Pada saat itu, masyarakat
Indonesia belum mendapatkan informasi tentang virus corona secara menyeluruh. Dengan
demikian, menyebabkan terjadi beberapa masalah sosial di awal-awal pengumuman kasus
tersebut. Seperti panic buying, dengan adanya panic baying masyarakat wilayah Jakarta,
Depok,
Tangerang, dan Bekasi menyerbu pasar-pasar untuk mendapatkan bahan baku
makanan dan rumah tangga agar mereka dapat mengurangi bepergian dengan kata lain
mereka menimbun bahan dan alat untuk mengurangi aktifitas di luar rumah.
Tidak tanggung-tanggung, mereka membeli bahan-bahan dengan jumlah yang banyak
sehingga menyebabkan kelangkaan dan naiknya bahan baku. Disamping itu, permintaan
akan masker, instan hand sanitizer,dan sarung tangan medis meningkat pesat. Akibatnya
barang tersebut menjadi langka dan harga jualnya
menjadi tinggi. Menurut Audina (2020) ada beberapa hal untuk mengurangi dampak dari
panic buying. Pertama dengan melakukan smart buying yaitu membeli bahan dan alat alat
yang lebih diperlukan daripada memborong semua barang secara serentak.Kedua, jangan
langsung panik terhadap pemberitaan media-media. Ketika mendapatkan pemberitaan
sebaiknya segera tenang dan mencari sumber informasi yang terpercaya. Dengan demikian,
kita harus tetap peduli dengan sesama mengingat yang membutuhkan barang tersebut tidak
hanya kita dan keluarga kita tetapi mereka di luar sana juga banyak yang membutuhkan
barang.

2) Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari COVID-19 di kalangan pelajar atau


Mahasiswa ?
Semenjak pemberitaan tentang kasus pertama COVID-19 menyebabkan Pemerintah
membuat tatanan baru bagi dunia pendidikan. Pada bulan maret mulai Diberlakukannya
study at home yang mana seluruh instansi pendidikan Merumahkan siswanya agar mereka
belajar melalui daring. Dengan Diberlakukannya kegiatan tersebut maka dapat
memutuskan mata rantai Penyebaran virus ini.Pada mulanya para siswa antusias untuk
melaksanakan sekolah daring ini mengingat hal itu sama saja seperti hari libur yang
berkepanjangan. Berdasaran pengalaman penulis yang merupakan seorang pelajar,
pemberlakuan sekolah daring terus mengalami pembaruan atau penambahan durasi
sekolah daring setiap dua minggu. Dengan adanya hal tersebut tak sedikit dari para siswa
yang mulai mengeluh dengan pemberlakuan sekolah daring ini. Menurut pernyataan dari
Pinasthinastiti (2020) lama kelamaan pembelajaran online dinilai kurang efektif. Pada
dasarnya para siswa lebih memahami metode pembelajaran dengan tatap muka secara
langsung karena penjelasan materi dengan metode tersebut dinilai lebih mudah dan dapat
dimengerti. Selain itu, rasa sosialisasi antar sesame siswa dan guru menjadi kurang. Hal ini
yang menyebabkan sebagian siswa merasa kesepian karena tidak bertemu dengan teman-
temannya. Menurut Hartanti (2020) ada beberapa metode pembalajaran yang dinilai
mampu meningkatkan minat siswa ketika berhadapan langsung dengan teaching from
home. Pertama pembelajaran disesuaikan dengan situasi saat ini yang berhubungan dengan
pandemi. Dengan metode tersebut siswa akan lebih waspada terhadap kegiatan sehari—
hari sehingga dapat mencegah
penularan COVID-19. Kedua, untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam
pembelajaran daring maka penyampaian materi disampaikan dengan media yang
menyenangkan seperti metode permainan, lagu, kuis, dan kahoot.

3) Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari COVID-19 bagi wirausaha?


Ada berbagai macam dampak yang ditimbulkan dari pandemi COVID-19 Termasuk sektor
ekonomi. Seperti yang terlihat tiga bulan belakangan ini banyak Dari bisnis tempat wisata,
makanan, dan bahkan industri penerbangan pun Mengalami penurunan pendapatan. Maka
banyak dari usaha tersebut merugi Sehingga mereka terpaksa melakukan pemberentian
hubungan kerja atau malah Gulung tikar. Seperti contoh bisnis makanan, dengan adanya
pandemi ini Menyebabkan masyarakat enggan untuk bepergian keluar rumah dengan
demikian Bisnis makanan pun kehilangan para pelanggan setianya.Menurut Hartomo
(2020) ada beberapa langkah agar bisnis kuliner dapat
Berjalan. Yaitu dengan mengurangi biaya-biaya yang dirasa tidak perlu dan dinilai
Pemborosan dan menyiapkan kurir antar makanan, karena selama pandemi Konsumen
lebih sering berada dirumah daripada keluar rumah sehingga pihak Rumah makan
memberikan fasilitas yang mewadahi.

4) Bagaimana dampak positif yang ditimbulkan dari pandemic COVID-19 ?Setiap hal
negatif pasti ada sisi positif didalamya. Termasuk masa Pandemi COVID-19. Bencana
virus ini sangat berdampak pada kehidupan Manusia secara global. Maka, tak sedikit juga
kerugian yang didapatkan dari Bencana ini. Tetapi kita harus melihat dengan jelas bahwa
ada beberapa hal positif Yang dapat dirasakan secara langsung dari pandemi ini. Pertama,
dengan Mewabahnya virus ini menyebabkan pemerintah membuat aturan agar masyarakat
Stay at home. Hal ini menyebabkan orang-orang lebih banyak menghabiskan Waktu
dirumah sehingga meningkatkan waktu untuk bercengkrama dengan Keluarga. Menurut
Putra (2020) masyarakat Indonesia menjadi lebih melek Terhadap pengelolaan keuangan
semasa pademi. Hal itu terjadi karena semasa Pandemi sektor ekonomi ada yang berhenti
dan ada juga yang mengalami Penurunan pendapatan.

D. Kesimpulan
Pandemi COVID-19 merupakan masa penyebaran virus yang meluas secara Global ke
penjuru dunia dalam waktu yang cepat. Virus ini berawal dari Provinsi
Hubei, China pada bulan Desember 2019 lalu menyebar hingga ke beberapa negara
Tetangga seperti Korea, Jepang, bahkan beberapa negara di Asia Tenggara. Indonesia
mencatat kasus pertama pada awal bulan Maret 2020 kala itu salah satu
Warga Kota Depok berinteraksi pada warga Jepang di acara pesta dansa. Dengan Adanya
berita ini menyebabkan berbagai permasalahan yang muncul dikalangan Masyarakat.
Semakin hari pasien pengidap positif corona terus bertambah sehingga Pemerintah turun
tangan untuk mengeluarkan peraturan untuk memutuskan rantai Penyebaran virus corona.
Dari pernyataan pemerintah tersebut diantara seperti menerapkan pembelajaran E-learning,
work from home, dan lain sebagainya. Pastinya kebijakan tersebut akan berdampak dari
segi positif maupun negatif. Pada dasarnya, dampak yang dirasakan cenderung lebih
negatif daripada positifnya. Tetapi kita harus pintar-pintar mengatur tata kehidupan agar
dampak negatif dari corona dapat disiasati.
DIGESTING
Dosen pengampu: Drs.Momon Sudarma.M.Si

Nama : Hasril Muhammad Fadil


Nim : 032223164
Kls : B ( Sore )
Jurusan : Manajemen Komunikasi

BERANI MELAMPAUI PANDEMI


Hay. Pekerkenalkan nama aku hasril muhammad fadil, aku adalah salah satu mahasiswa di Sekolah
Tinggi Ilmu Komunikasi di daerah Bandung, Aku sangat bangga menjadi mahasisawa di Sekolah
Tinggi Ilmu Komunikasi, Kali ini aku ingin bercerita tentang sejarah yang takkan terlupakan di
tahun 2020, sesuatu yang sangat bersejarah di seluruh dunia, suatuhal yang sangat meresahkan
untuk umat manusia.
Wabah Corona Virus Disease tahun 2019 (Covid-19) tidak hanya dirasakan pada sektor kesehatan,
tapi juga merambah ke seluruh sendi kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Akhir tahun 2019
hingga awal 2020, Virus Corona hanya menjadi berita manca negara. Tak disangka, virus yang
mematikan itu akhirnya masuk juga ke tanah air. Ratusan nyawa melayang akibat paru-paru yang
digerogoti virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok itu.
Bahkan, puluhan tenaga medis, baik dokter maupun perawat pun menjadi korban keganasan
pandemi ini. Pemerintah Republik Indonesia segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.
2 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun
2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2020 (Covid-
19). Sementara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan dua surat edaran terkait
pencegahan dan penanganan virus tersebut. Yang pertama, Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020
tentang Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di lingkungan Kemendikbud dan Surat Edaran
Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dalam siaran pers tanggal 12 Maret
2020, menyampaikan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 yang
menginstruksikan untuk segera mengoptimalkan peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) atau unit
layanan kesehatan di perguruan tinggi dengan cara berkoordinasi dengan fasilitas pelayanan
kesehatan setempat dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19.
Dalam siaran pers tangga 24 Maret 2020, Mendikbud Nadiem Makarim menerbitkan Surat Edaran
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Coronavirus Disease
(Covid-19). Salah satu pokok penting dalam edaran ini adalah keputusan pembatalan ujian
nasional (UN) Tahun 2020. “Setelah kami pertimbangkan dan diskusikan dengan Bapak Presiden
dan juga instansi di luar, Kemendikbud memutuskan untuk membatalkan ujian nasional di tahun
2020. Tidak ada yang lebih penting daripada keamanan dan kesehatan siswa dan keluarganya,”
katanya, di Jakarta, Selasa (24/3/2020).
Menjelaskan mengenai mekanisme ujian sekolah, Mendikbud mengatakan, ujian atau tes yang
yang diselenggarakan dalam bentuk tatap muka tidak boleh dilakukan, kecuali yang telah
dilakukan sebelum terbitnya edaran ini. Ujian sekolah dapat dilakukan dalam bentuk portofolio
nilai rapor dan prestasi yang diperoleh sebelumnya, penugasan, tes daring, dan/atau bentuk
asesmen jarak jauh lainnya. Sekolah yang telah melaksanakan ujian sekolah dapat menggunakan
nilai ujian tersebut untuk menentukan kelulusan siswa. Bagi sekolah yang belum melaksanakan
ujian sekolah berlaku ketentuan: (1) Kelulusan Sekolah Dasar (SD)/sederajat ditentukan
berdasarkan nilai lima semester terakhir (kelas 4, kelas 5, dan kelas 6 semester gasal).
Nilai semester genap kelas 6 dapat digunakan sebagai tambahan nilai kelulusan. Adapun kenaikan
kelas dilaksanakan dengan ketentuan (a) Ujian akhir semester untuk kenaikan kelas dalam bentuk
tes yang mengumpulkan siswa tidak boleh dilakukan, kecuali yang telah dilaksanakan sebelum
terbitnya edaran ini; (b) UAS untuk kenaikan kelas dapat dilakukan dalam bentuk portofolio nilai
rapor dan prestasi yang diperoleh sebelumnya, penugasan, tes daring, dan/atau bentuk asesmen
jarak jauh lainnya. Baik US maupun UAS dirancang untuk mendorong aktivitas belajar yang
bermakna, dan tidak perlu mengukur ketuntasan capaian kurikulum secara menyeluruh.
Terkait belajar dari rumah, Mendikbud menekankan bahwa pembelajaran dalam jaringan (daring)
atau jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa,
tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun
kelulusan. “Kami ingin menganjurkan bagi daerah yang sudah melakukan belajar dari rumah agar
dipastikan gurunya juga mengajar dari rumah untuk menjaga keamanan guru, itu sangat penting,”
pesan Nadiem.
Dikemukakan, pembelajaran daring atau jarak jauh difokuskan pada peningkatan pemahaman
siswa mengenai Virus Corona dan wabah Covid-19. Adapun aktivitas dan tugas pembelajaran
dapat bervariasi antar-siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk dalam
kesenjangan akses, dan fasilitas belajar di rumah. Bukti atau produk aktivitas belajar diberi umpan
balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor atau nilai
kuantitatif.
Walaupun banyak sekolah menerapkan belajar dari rumah, bukan berarti gurunya hanya
memberikan pekerjaan kepada muridnya. Tetapi juga ikut berinteraksi dan berkomunikasi
membantu muridnya dalam mengerjakan tugasnya. Walaupun bekerja dari rumah, mohon siswa
kita juga dibimbing,” jelas Mendikbud (Kemdikbud, 2020: Siaran Pers Tanggal 24 Maret 2020).
Selajalan dengan semakin dalamanya krisis covid-19, Presiden Joko Widodo mengumumkan agar
indonesia bersiap menyambut kondisi normal baru. Namun ketika pembatasan sosial dilonggarkan
di bulan Juni demi mendukung pemulihan ekonomi, penyebaran virus sesungguhnya belum bisa
di kendalikan di indonesia. Sejak saat itu, tingkat infeksi terus naik, lebih cepat dari banyak negara
tengga lainnya.
Pandemi Covid-19 telah memukul ekonomi dengan keras, dengan kontraks 5,3% pada PDB
Indonesia di triwulan II, Kondisi ekonomi terparah sejak 1998. Dalam survei ini, kami melihat
bagaimana bagaimana indonesia mempersiapkan diri menuju kondisi normal baru. Kami
berpendapat bahwa respon pemerintah berfokus pada pemulihan jangka pendek, namun tidak
memiliki strategi yang jelas untuk menyasar danmpak jangka menengah dan panjang dari covid-
19. Tulisan ini mendeskripsikan tentang bagaimana pustakawan harus menyikapi perubahan akibat
pandemi COVID-19 yang memaksa kita untuk mengubah cara pandang tentang interaksi dengan
pemustaka dan layanan perpustakaan serta beradaptasi dan berinovasi menciptakan layanan
perpustakaan dengan pendekatan berbeda. Prinsip Five Laws of Library Science yang
dikemukakan oleh Rangganathan (1931) dan dimodifikasi oleh Michael Gorman dalam New Five
Laws of Library Science (1998) hendaknya menjadi panduan pustakawan. dalam berinovasi yang
didukung oleh upaya terus menerus dalam peningkatan kualifikasi dan kompetensinya melalui
pendidikan dan pelatihan, baik dalam ilmu perpustakaan maupun ilmu penunjang lainnya.
Nirliterasi pada generasi muda sebagai salah satu dampak pandemi covid-19 yang paling
dikhawatirkan akibat kurangnya akses, keterbatasan koleksi, informasi, dan teknologi, serta
rendahnya tingkat pendidikan, dapat menjadi celah inovasi pustakawan yang hendaknya dilakukan
dengan semangat kolaboratif dengan institusi perpustakaan, organisasi profesi, pemerintah
(daerah, provinsi, nasional) atau bersama komunitas masyarakat secara umum, karena
permasalahan yang dihadapi skalanya cukup luas. Inovasi hendaknya didahului dengan pemetaan
secara kongkrit mengenai permasalahan yang ada di sekitar sehingga hasil inovasi dapat
diterapkan secara terstruktur, bertahap, dan terukur. Karenanya, organisasi profesi pustakawan
dapat mengambil peran lebih besar untuk berkontribusi memetakan masalah dan membuat
sumbang saran mengenai strategi perbaikan literasi kedepan.
DIGESTING
Dosen Pengampu: Drs.Momon Sudarma.M.Si

Nama : Ima Minatul Qodariyah


Kelas : B Sore Online
NIM : 032223176
Program studi : Broadcasting

“BERANI MELAMPAUI PANDEMI”

Pandemi covid 19 yang saya ketahui dilaman media menyebar sejak akhir tahun 2019 di beberapa
wilayah dengan masa berbeda, terhitung 193 negara telah berjuang melawan serangan Covid yang
tidak pandang bulu. Wuhan adalah salah satu kota di China sebagai tempat domisili penderita
covid yang pertama kali ditemukan sebelum virus ini berstatus pandemi. Berita dan informasi
pergerakan penyebaran virus tersebut telah mewarnai berbagai laman media karena jalur
sebarannya kian hari semakin massif.Temasuk pada saat itu, kehidupan di pondok saya tepat nya
di kota Majalengka menjadi sangat rentan terhadap penularan kasus Covid-19 mengingat jumlah
santri yang sangat banyak waktu itu. Bila satu orang menderita Covid-19 maka penularannya akan
sangat cepat. Sebenarnya, bukan hanya Covid-19 yang menjadi ancaman bagi
kesehatan para santri.
Wabah covid 19 adalah ujian bagi orang-orang yang beriman. Kita tidak pernah menyangka jika
tahun lalu seluruh dunia diliputi oleh wabah yang menimbulkan banyak korban jiwa. Pemerintah
mengantisipasi penyebaran wabah dengan mengendalikan berbagai aktifitas masyarakat, baik
aktifitas keagamaan, pendidikan, bisnis, perkantoran, wisata dan lain-lain. Maka di sinilah kita
harus belajar ikhlas menghadapi ujian ini, menerima setiap kondisi yang terjadi dengan lapang
dada, tanpa menyalahkan pihak-pihak tertentu. Bukankah Allah SWT pernah menegaskan dalam
al-Qur’an surat al-Ankabut ayat 2: “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya
dengan mengatakan, “kami telah beriman”, dan mereka tidak diuji?”. Dengan keikhlasan hati
dalam menghadapi pandemi covid 19, manusia akan lebih bahagia dan mendapat kekuatan untuk
survive dalam hidup.
Kondisi pandemi dapat diibaratkan sebagai pesantren kehidupan, di mana manusia dididik sebagai
santri di dalamnya. Kami dididik untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan dan berempati
kepada sesama, tenaga medis dididik ketangguhan dalam menangani pasien dan kesabaran ketika
jauh dari keluarga, pasien dididik untuk kuat dan sabar, pemerintah dididik untuk cepat dan
tanggap mengatasi wabah dan memulihkan ekonomi, dan masih banyak lagi nilai pendidikan yang
dapat diambil dari ujian pandemi masa itu
Selain itu, terjadinya wabah Covid 19 seolah ingin menyadarkan kita, betapa indahnya hidup
dalam kebersamaan, saling sapa dan senyum, saling mengunjungi, belajar dengan bertatap muka
secara langsung, pergi ke tempat-tempat yang indah dan lain-lain. Nikmat itu sekarang sedikit
diangkat agar manusia lebih banyak bersyukur. Maka, setiap orang sebenarnya bisa menjadi santri,
ketika mampu menjadikan setiap kejadian dalam hidupnya sebagai pelajaran. Pelajaran yang dapat
mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Wabah Corona membuat proses belajar mengajar harus
dilakukan secara daring. Namun untuk sebagian pondok pesantren saya yang waktu itu saya duduk
dibangku kelas 10, belajar secara langsung sempat dilakukan walaupun hanya beberapa pekan saja.
Hal ini yang terjadi pada Pondok Pesantren saya langsung 12 Juli 2020, Pihak Pesantren akhirnya
memutuskan harus memulangkan seluruh santri nya pada 30 September 2020.
Pemulangan ini disebabkan, ada beberapa santri di Pondok Pesantren yang saya tempati letaknya
bersebelahan dengan Pondok Pesantren lain ada yang terpapar Covid-19. Untuk mengantisipasi
dan atas masukan pemerintah setempat Pondok Pesantren akhirnya memulangkan seluruh
santrinya. Selama belajar mengajar kita juga harus menerapkan protokol kesehatan. Dimana kita
diwajibkan pakai masker, disediakan hand sanitizer di depan kelas, serta diukur suhu tubuh
sebelum masuk kelas seperti mengantri makanan, pagi siang dan sore, kita saat mengantri makanan
diwajibkan menjaga jarak minimal satu meter.Wajib menggunakan peralatan makan sendiri-
sendiri, pihak pondok selama Pandemi Corona tidak menyediakan peralatan makan. Pondok juga
membuat aturan untuk paket yang dikirimnya untuk santri, diharuskan diletakan di pos keamanan
dengan disemprot cairan disinfektan sebelum disampaikan kepada santri yang bersangkutan
Dalam menghadapi pandemi COVID-19 pada saat itu menjadi peran penting bagi persantren dan
khususnya para santri masa tersebut sangatlah dibutuhkan dan harus menjadi garda terdepan bagi
bangsa Indonesia. selain menjadi garda terdepan, santri diharapkan mampu menjadi teladan dan
dapat memberi contoh dalam penanganan COVID-19. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan
edukasi kepada masyarakat mengenai protokol kesehatan, melindungi para kiai, menerapkan
budaya-budaya kesehatan baru dilingkungan ponpes, serta membentuk Satuan Tugas Jago Santri.
Termasuk sosialisasi supaya tidak menjauhi atau mengucilkan keluarga pasien yang poitif terpapar
COVID-19 dan tidak menolak jenazah warga yang meninggal akibat COVID-19.
Peran santri di masa pandemi tersebut bersifat fleksibel yang ditugaskan sebagai profesi apa saja
santri mampu memberdayakan dirinya sendiri. Santri juga harus terus belajar dan berusaha
meningkatkan kapasitas diri di tengah-tengah masyarakat yang sedang dilanda pandemi secara
tidak langsung santri tersebut berani melawan pandemi di masa pada saat itu yang mana orang-
orang takut untuk memulai dalam segala hal.
DIGESTING
Dosen pengampu: Drs. Momon Sudarma,M.Si

Nama Lengkap : Herda Putri Winangrum


Prodi / Kelas : Jurnalistik / Online Sore B
NIM : 032223165

LAMPAUI PANDEMI DENGAN EVEKTIVITAS BELAJAR

Mimpi adalah harapan yang di gantungkan untuk menjadi kenyataan, dalam sebuah
mimpi ada sebuah doa yang terus di panjatkan agar menjadi nyata. Ditakdirkan lahir,
tumbuh, dan berkembang di bumi Indonesia, Saya menikmati betul setiap proses hidup
yang Saya lewati. Mulai dari belajar jalan, menulis dan berhitung, hingga pelajaran hidup
yang kini membuat Saya menjadi pribadi yang lebih dewasa, kuat, dan sabar. Saat ini,
usia Saya 18 tahun. Pendidikan menjadi modal utama seseorang bertahan hidup dan
menjadi bekal amal baik di akhirat kelak.

Ditengah maraknya masa pandemi yang menyerang berbagai belahan dunia


menimbulkan dampak besar bagi kehidupan bermasyarakat. Tak terkecuali di dunia
pendidikan. Meski demikian, pengaruh serta peran penting pendidikan selama kehadiran
covid-19 tidak dapat diruntuhkan. Pendidikan masih dijunjung tinggi sebagai pondasi
kokoh bagi setiap manusia. Perubahan wujud pengaplikasian proses pendidikan dari
tatap muka ke daring (dalam jaringan) tidak menghancurkan semangat para pendidik
untuk tetap memberikan yang terbaik bagi para peserta didiknya. Mengingat bahwa
pendidikan merupakan fundamental bagi para generasi bangsa, pendidikan adalah salah
satu bentuk upaya yang dapat dilakukan dalam mengembangkan potensi serta
mencerdaskan bangsa. Seperti yang telah ditetapkan, tujuan pendidikan menurut
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 ayat 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan
pendidikan nasional merupakan upaya dalam mengembangkan kemampuan peserta
didik agar menjadi pribadi yang beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara
yang demokratis dan bertanggung jawab. Jenis-jenis serta fungsi dalam dunia pendidikan
tidak dapat dipisahkan. Dalam pendidikan, terbagi atas tiga jenis yakni pendidikan formal
(SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi), Informal (keluarga), dan nonformal
(masyarakat/pendidikan diluar sekolah).

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan


sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan
orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata pendidikan itu
sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau
memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun
ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir,
merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi
tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah
menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

Di masa pandemi seperti sekarang ini, efektifitas dan pola pendidikan berubah. Semula
kegiatan belajar mengajar dilakukan secara tatap muka di sekolah. Tapi kini, proses
belajar mengajar dilakukan secara jarak jauh melalui jaringan (daring) dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan jaringan internet. Banyak Aplikasi yang bisa
digunakan untuk membantu proses belajar mengajar. Seperti Zoom Cloud Meeting dan
WhatsApp. Zoom Cloud Meeting merupakan aplikasi komunikasi dengan menggunakan
video. Aplikasi tersebut dapat digunakan dalam berbagai perangkat seluler, desktop,
hingga telepon dan sistem ruang. Pada umumnya, para pengguna menggunakan aplikasi
ini untuk melakukan meeting atau belajar hingga konferensi video dan audio. Sedangkan
WhatsApp, pembelajaran melalui WhatsApp sangat bisa dilakukan dengan membuat
Grup WhatsApp dan siswa dapat mengumpulkan tugas-tugas nya melalui file dokumen
dan voicenote yang dikirimkan langsung melalui pesan di grup WhatsApp.

Manfaat belajar jarak jauh juga telah menjejakkan proses pendidikan di Indonesia ke arah
digitalisasi. Namun di sisi lain, hal itu juga menimbulkan hambatan. Bagi daerah yang
mengalami kendala akses internet dan ketiadaan alat komunikasi karena rendahnya
tingkat ekonomi masyarakat belajar jarak jauh cukup sulit untuk dilakukan. Selain itu,
proses belajar mengajar yang membutuhkan praktek secara langsung juga mengalami
kendala.

Seiring berjalannya waktu, pembelajaran dalam jaringan (daring) mulai efektif. Kebiasaan
baru yang terus dipaksa di lakukan dapat membantu efektivitas proses belajar jarak jauh
melalui media online. Paket internet yang menjadi salah satu kendala, mendorong peran
pemerintah untuk memberikan jatah paket data kepada setiap siswa agar tetap terhubung
dan bisa melakukan pembelajaran jarak jauh.

Kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini tergantung pada


kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah di sini perlu membuat skema
dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring.
Hal ini dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk
memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di
rumah dapat terpantau secara efektif.

Dengan begitu, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di
rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga
jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama
yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah menjadi faktor penentu
agar pembelajaran daring lebih efektif.

Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan kebiasaan baru yang telah
diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti
semula dengan kehadiran guru dan siswa yang saling berinteraksi langsung.
Nama : Hielmi Delima Rahayu

Kelas : B sore online

Nim : 032223168

BERANI MELAMPAUI PANDADEMI

Pada akhir tahun 2019 banyak orang di Indonesia bahkan dunia yang mulai kaget
dengan penemuan virus terbaru yang berasal dari Wuhan, China. Virus tersebut dikenal
dengan nama virus corona. Virus jenis baru yang telah menyebar ke berbagai belahan
bumi yang berpindah tempat mewabahi dari satu negara ke negara yang lain. Hingga
akhirnya wabah ini tiba di Indonesia pada awal Maret 2020. Corona Virus Disease 2019
atau yang biasa disingkat COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus. Meski tampak lambat namun timbul nya
penyakit coronavirus disease 2019 atau COVID-19 ini menginfeksi banyak orang dan
menyebabkan kematian yang tidak memandang Itu balita, anak-anak, ataupun orang
dewasa.Virus tersebut melenyapkan ribuan nyawa dengan sangat cepat. Kesehatan pun
sangat menipis pada saat itu, namun banyak pula yang hanya terinfeksi dan kemudian
sembuh kembali. Biasanya pada Penderita COVID-19 dapat mengalami demam, batuk
kering, dan kesulitan bernafas. COVID-19 menyebar dari satu orang ke orang lain
melalui saluran pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau bersin. Jarak
jangkauan droplet biasanya hingga 1 meter. Droplet bisa menempel di benda, namun
tidak akan bertahan lama di udara. Waktu dari paparan virus hingga timbulnya gejala
klinis antara 1-14 hari dengan rata-rata 5 hari. Maka, orang yang sedang sakit
diwajibkan memakai masker guna meminimalisir penyebaran droplet. Maka dari itu,
masing-masing dari kita perlu lebih peduli dengan kesehatan diri dan keluarga yang
banyak hal darinya bisa dimulai dari rumah. Saya sendiri juga sudah rutin menaati
protokol kesehatan bersama keluarga di rumah. Kami mulai membiasakan perilaku 3M
yang telah di anjurkan pemerintah yaitu Menggunakan Masker, Mencuci Tangan, dan
Menjaga Jarak. Tindakan pencegahan untuk mengurangi kemungkinan infeksi antara
lain tetap berada di rumah, menghindari bepergian dan beraktivitas di tempat umum,
sering mencuci tangan dengan sabun dan air, tidak menyentuh mata, hidung, atau
mulut dengan tangan yang tidak dicuci. Diharapkan bahwa dengan diberlakukannya
PSBB, masyarakat juga turut berkontribusi dan menaati pemerintah agar penyebaran
Covid-19 bisa berhenti.Sampai saat ini belum diketahui penyebab dari virus Corona,
tetapi diketahui virus ini disebarkan oleh hewan dan mampu menjangkit dari satu
spesies ke spesies lainnya, termasuk manusia.

Pada awal tahun 2020 COVID 19 semakin tinggi hingga pemerintah memberikan
aturan kepada seluruh rakyat untuk karantina mandiri ,yang berdampak pada aktivitas
dan kegiatan masyarakat Indonesia yaitu dengan meliburkan sekolah dan pekerja kantor
pun harus bekerja di rumah. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan di
Indonesia sebagai tanggapan terhadap penyakit koronavirus 2019 (COVID-19) yang telah
menjadi pandemi, termasuk di Indonesia. Pembatasan tersebut dilaksanakan oleh
pemerintah daerah dengan persetujuan Kementerian Kesehatan, dan paling sedikit
meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, kegiatan keagamaan, dan/atau
pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Berawal dari libur dua Minggu, hal
ini terus memanjang menjadi dua bulan, tiga bulan, bahkan hingga satu tahun lamanya.
Seiring dengan berjalan nya waktu sampai hari yang ditentukan kami Bisa melakukan
aktivitas seperti biasa walaupun harus mematuhi protokol untuk mewaspadai
Penyebaran virus. Yaitu dengan cara menggunakan masker, cuci tangan memakai sabun,
konsumsi makanan yang bergizi, sering berolahraga, dan hindari menyentuh mata,
hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci, dan gunakan hand sanitizer.
Diharapkan bahwa dengan diberlakukannya PSBB, masyarakat juga turut berkontribusi
dan menaati pemerintah agar penyebaran Covid-19 bisa berhenti. Namun bukan nya
berhenti tapi justru kasus positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat dan jumlah
kematian melonjak drastis. Kemudian memutuskan untuk kembali menerapkan
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total mulai 14 September 2020. Usai
perpanjangan PSBB berakhir, kebijakan berubah menjadi PSBB transisi. Pemerintah
mulai melonggarkan aktivitas dan membuka sejumlah fasilitas umum. Beberapa fasilitas
umum seperti tempat wisata, pusat perbelanjaan, dan rumah ibadah diizinkan dibuka,
perkantoran juga boleh beroperasi namun dengan kapasitas 50 persen. Namun di tengah
penerapan PSBB transisi, kasus positif Covid-19 di ibu kota justru terus bertambah.
Penambahan kasus per hari bahkan mencapai lebih dari 1.000 kasus. Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (disingkat dengan PPKM) adalah kebijakan Pemerintah
Indonesia sejak awal tahun 2021 untuk menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.
NAMA : JIA ULHAQ
NIM : 032223192
KELAS : B SORE ONLINE
PROGRAM STUDI : MULTIMEDIA

PANDEMI BERLALU, BANGKIT NEGRIKU

Pendemi menghalangi
Aktivitas negeri kesana-kemari
Kabar duka menghiasi layar kaca setiap hari
Diporakporandakan penderitaan tiada henti

Rintihan datang dan pergi


Tangisan menggema bertubi-tubi

Petugas bergegas berlarian, menjemput mereka yang sakit


Rapih sigap mengenakan baju Anti covid
Tanpa kenal lelah

Ekonomi kian lumpuh


Manusia hanya bisa bersimpuh
Banyak yang mengeluh
PHK dimana-mana kepada para buruh

Pandemi berlalu
Mari kita saling membahu,
Saling bersatu,
Bangkit! mewujudkan Indonesia cerah dan maju.

Anda mungkin juga menyukai