COVID-19 jadi pusat perhatian warga bumi. Seluruh aspek kehidupan manusia dibumi menurun.
Mulai dari ekonomi, sektor pendidikan, dan pekerjaan sehari-hari. Semua kebebasan tersita oleh
keadaan setelah covid 19 menyerang.
Wuhan, Tiongkok. Virus jenis baru telah menyebar ke berbagai belahan bumi. Timbulnya penyakit
coronavirus disease 2019 atau COVID-19. Mulai dari sisi kesehatan, perekenomian, produksi
barang jasa, investasi juga mengalami penurunan, kerugian, dan terganggu.
semua barang yang dibutuhkan menjadi mahal dan langka. jadwal keberangkatan umroh
mengalami reschedule, sisi lain dari para wisatawan mancanegara di Indonesia menurun.
SMK indentik dengan program kegiatan praktik kerja lapangan. COVID-19 mengambil alih
kesempatan tersebut. Kondisi situasi saat itu di penuhi dengan kecemasan akan adanya penyebaran
virus corona. Meminimalisir terjadinya penyebaran atau terpaparnya oleh penyakit tersebut
akhirnya kebijakan beberapa lembaga sekolah mengambil keputusan untuk membatasi sejumlah
kegiatan belajar mengajar, program pkl, ekstrakulikuler, dll.
beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang baru, depan layar, berteman dengan dunia maya,
membatasi interaksi dengan sesama manusia. Seperti kita ketahui kita adalah makhluk sosial yang
terbiasa interaksi secara langsung. Saat adanya penyebaran covid 19 ini kita di tuntut untuk
membatasi, meminimalisir, mengurangi kegiatan yang berbau interaksi secara langsung untuk
meminimalisir terjadinya penyebaran atau terpaparnya oleh penyakit ini. karena, proses
penyebaran virus ini disebarkan melalui interaksi secara langsung, melalui cairan yang keluar dari
hidung atau mulut, bersalaman, dll. Maka dari itu kita di anjurkan untuk membatasi interaksi secara
langsung, kurangi interaksi secara langsung di kerumunan, sering cuci tangan, jaga jarak,
menggunakan masker, memperhatikan protokol kesehatan, menjaga pola hidup, pola kesehatan,
pola makan, olahraga, tingkatkan imun atau daya tahan tubuh, dan yang paling penting kelola stres.
Mengelola emosi, stres dan kewarasan menjadi faktor utama, pada dasarnya di situasi kondisi saat
ini tidaklah mudah. Semua perekonomian menurun, pemasukan income, dan penurunan prestasi
belajar sangat memicu terjadinya stres. Terlebih dengan adanya kasus covid 19 bagi orang awam
mungkin sangat mengerikan dan membuat mereka shock dan sedikit parno. Pandai pandai
mengelola kecemasan, kepanikan, kekhawatiran. Sesuatu yang berlebihan sangat tidak baik.
Belajar secara offline saja kebanyakan tidak dapat mengerti apa yang di maksud dengan
pembelajaran tersebut, apalagi online?
Ini menjadi pusat perhatian. Harus bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, belajar melalui
online, dalam jaringan, ini menjadi PR juga untuk tenaga pendidik yang menghabiskan waktu,
tenaga, dan pikirannya untuk mencari cara bagaimana menyampaikan materi, pembelajaran
dengan baik dan mudah di mengerti.
Kegiatan ekstrakurikuler dan kepanitiaan disekolah Sangat terganggu. Mulai dari tidak bisa
mengikuti kegiatan, event, atau perlombaan yang seharusnya kita ikuti, dan proses latihan
ekstrakurikuler yang menjadi sasaran empuk para pelajar untuk mengeksplore semua bakat dan
potensi yang mereka miliki.
Kesulitan yang dihadapi saat beradaptasi dengan proses pembelajaran yang baru dimasa pandemi
adalah fasilitas yang tidak mendukung, seperti yang kita ketahui tidak semua para pelajar
mempunyai status ekonomi yang sama rata, tak sedikit yang tidak mempunyai gadget, laptop,
komputer, provider internet, dan sarana dan prasarana yang canggih di era modern ini.
Kami yang mempunyai status ekonomi tingkat menengah kebawah mengalami kesulitan, seluruh
perekonomian menurun, pemasukan menurun, tapi pengeluaran tak terbatas, dan tidak ada
habisnya. Mulai dari pembelian masker, suplemen, vitamin, handsanitizer yang sangat mahal dan
langka, secara tidak langsung kami juga harus mempunyai sarana dan prasarana fasilitas yang
mumpuni untuk proses pembelajaran secara online. Paket data yang sangat mahal, gadget, laptop,
dan, komputer yang tidak memadai sangatlah menjandi faktor utama sulitnya mengikuti kegiatan
belajar mengajar secara online.
Walaupun pemerintah ikut andil membantu, tetapi tidak semua orang mendapatkan bantuannya,
yang lainnya masih tetap kesulitan pada saat beradaptasi dengan proses pembelajaran yang baru
ini.
Suka duka kegiatan belajar mengajar secara online ini sangat tidak efektif, pasalnya seperti kita
ketahui bahwa tidak semua orang mempunyai status ekonomi yang sama rata, dan mempunyai
fasilitas pendukung yang mumpuni. Tak sedikit materi yang kita cermati dapat kita pahami karena
beberapa faktor. Mulai dari menurunnya kualitas belajar kita, menurunnya prestasi belajar, dan
menurunnya nilai dalam proses kegiatan belajar mengajar. Seakan akan kita itu di tuntut harus bisa
sendiri, dan memahami apa yang di sampaikan. Lagi lagi tidak semua orang mempunyai kapasitas
pemahaman yabg tinggi bukan? Ada orang yang lebih bisa memahami materi dengan adanya
interaksi secara langsung bersama tutor atau narasumbernya. Jelas jelas fasilitas saja tidak
memadai untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar pada saat ini.
Mental kita tidak seperti biasanya, tidak bisa disebut sehat. Diserang kepanikan, kecemasan,
kekhawatiran, akan adanya penyebaran covid 19 yang menjadi pusat perhatian, seakan akan
menghantui disetiap detiknya. Membuat kita parno akan adanya kuman, virus, dan bakteri.
Bukannya sebelumnya kita baik baik saja dengan semua kuman, bakteri, dan virus, yang tak kasat
mata ini?
Takut mati, takut ini, takut itu. Ambulance setiap menit di seluruh pelosok menyalakan sirinenya.
Kasus menumpukan masker, handsanitizer yang sangat mahal dan langka, semuanya menjadi
susah.
Masuk perguruan tinggi harapannya bisa mengikuti perkuliahan secara langsung, tatap mata,
kenyataannya sampai saat ini masih ada kegiatan perkuliahan dilakukan secara online.
Memang sangat sulit masa ini, berharap bisa sehat dan kuat untuk bertahan melanjutkan hidup dan
menyambung asa, membaiklah seluruhnya. Berdamailah semuanya. Kita butuh ketenangan dan
kedamaian, tanpa adanya rasa kekhawatiran, kecemasan tentang adanya paparan COVID-19.
Puisi:
Pandemi bikin beda
Jarak dekat menjadi sangat jauh,
Semua bertopeng, tak ingin sentuh.
Kenapa harus ada zaman seperti ini?
Zaman yang membatasi makhluk sosial untuk berinteraksi.
Kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika
dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang
Sampai Lima warga Sumatera Barat dinyatakan positif terkena Covid-19. Ini merupakan kasus
pertama yang ditemukan di Sumbar. Pemerintah daerah menelusuri riwayat perjalanan dan orang
yang pernah kontak dengan pasien.Akibat dari covid-19 pemerintar memberlakukan PPKM.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat adalah kebijakan Pemerintah Indonesia sejak
awal tahun 2021 untuk menangani pandemi Covid-19 di Indonesia. Sebelum pelaksanaan PPKM,
pemerintah telah melaksanakan pembatasan sosial berskala besar yang berlangsung di sejumlah
wilayah di Indonesia. PPKM ini berdampak pada aktivitas dan kegiatan masyarakat Indonesia
termasuk kepadasaya dan keluarga.Pada saat itu kita harus berdiam diri dalam rumah demi
keselamatan untungnya PPKM sudah diberitahukan agar kita bisa menyediakan kebutuhan pada
masa pandemi.
Hari-hari pada masa PPKM kita lalui sampai hari yang ditentukan pemerintah dan tiba saat kami
bisa melakukan aktivitas seperti biasa walaupun harus mematuhi protokol untuk mewaspadai
penyebaran virus.Namun adanya pandemi tidak menghambat saya untuk melakukan aktivitas
sehari-hari yang biasanya saya sekolah bertatap muka (oofline) jadi saya harus sekolah via zoom
(online) jadi lebih efektif dibandingkan harus ke sekolah sekalian saya juga bisa bersantai tapi
pada masa pandemi adalah awal dari ketidakteraturan dalam hidup saya terjadi.Sebelum pandemi
hidup dan aktivitas diluar ruangan banyak memakan waktu dan pastinya sibuk dengan kegiatan
sekolah atau di luar sekolah.Tapi saat pandemi dikarenakan sekolah menggunakan smartphone
jadi tidak perlu bersiap-siap datang ke sekolah dengan sedikit aktivitas membuat saya bosan dan
banyak bermain gadget sampai begadang dan tidur diatas jam 12 malam dari situlah awal pola
hidup yang tidak sehat yang saya alami seperti kenaikan berat badan dan condong menjadi manusia
pemalas,tapi saya tidak ingin berlarut dalam masa pandemi dan tidak mengupgrade diri.
Cara saya melampaui dan melalui hari-hari pada masa pandemi saya melakukan aktivitas yang
tidak pernah saya lakukan sebelumnya yaitu saya membantu ibu saya di pasar yang menjual
berbagai bahan pangan mentah dengan mematuhi protokol kesehatan yang pastinya.Walaupun
masih adanya pemberlakuan jaga jarak membuat sedikit pembeli dan ada beberapa yang mati
usahan karena pandemi itu tidak menghambat saya dan ibu saya untuk berjualan dan melakukan
aktivitas lain.Dan itulah cerita singkat saya tentang BERANI MELAMPAUI PANDEMI.
Foto diatas adalah foto yang sempat diabadikanpada saat kegiatan pertama yang saya lakukan
setelah PPKM yaitu menonton bioskop.Dan bisa dilihat dari foto ini masih sediktit orang yang
keluar rumah dikarenakan takut terkontaminasi virus corona.
Nama : Ilmanoer Tianjanah
Kelas : B Sore Online
NIM : 032223175
program studi : Manajemen Komunikasi
PANDEMI
Tahun 2021 adalah tahun yang sangat menakjubkan bagiku dengan adanya wabah penyakit yang
menyebabkan banyak orang tua , remaja maupun anak kecil pun terenggut nyawa yaitu wabah
COVID 19 tahun itu COVID 19 semakin tinggi hingga pemerintah memberikan aturan kepada
seluruh rakyat untuk karantina mandiri , meliburkan sekolah dan pekerja kantor pun kerja di rumah
dll. Dengan menertibkan aturan tersebut seluruh rakyat merasa kurang dengan penghasilanya
banyak para pedagang pun mogok dan tidak berjualan lagi , yang masih sekolah pun merasa kurang
efektif dengan belajar di rumah karena sebagian anak malah fokus untuk melakukan hal lain
dengan handfone yang seharunya di pakai untuk belajar itu juga salah satu hal yang pernah saya
lakukan , dengan adanya aturan itu saya jadi kurang fokus dalam belajar. Pada tanggal 20 juni
2021 ibu saya sakit dan ibu pun tidak bisa kerja , karena itu ibu saya dihubungi oleh salah satu
pihak perusahaan dan disarankan untuk melakukan swab antigen di puskesmas terdekat sebelum
itu saya menemani ibu untuk tidur dan esoknya harus mengantar ibu untuk ke puskesmas . Saya
selalu berpikir bahwa COVID 19 itu tidak ada dan itu mustahil akan pernah terjadi dalam hidup
saya , esoknya tanggal 21dengan juni 2021 ibu mengantri untuk swab antigen , untuk melihat
hasilnya perlu 30 menit dan ternyata hasilnya positif dan pihak puskesmas menyuruh saya juga
untuk melakukan swab dan akhirnya hasilnya pun sama , saat itu perasaan saya gak karuan banyak
sekali hal negatif yang ada dalam pikiran saya dan berpikir bahwa itu semua adlah aib yag besar
namun dibalik saya mempunyai keluarga dan saudara yang peduli selalu mensuport, membeli
makanan dan sebagainya namun mirisnya saya merasa seperti di kucilkan tetangga yang lain dan
berpandangan berbeda beda , dan harus berjarak dengan ayah,tapi karna itu sudah menjadi
aturannya saya dan ibu sebulan lebih tidsk keluar sama sekali , dari pengalaman yang saya hadapi
saya jadi tahu mana keluarga yang benar benar peduli mana yang enggak peduli sama sekali
terhadap diri saya dan ibu. Hikmah yang harus saya ambil adlah harus bisa menjaga kebersihan
maupun dalam lingkungan atau dalam diri kita sendiri dengan mengatur pola hidup yang bersih
dan sehat.
Nama : Hoerul Fahmi Muhamad Sidik
Kelas : B Sore Online
NIM : 032223169
Matkul : Digesting
Pada tahun 2019 dunia dihebohkan dengan sebuah penemuan virus terbaru yang berasal
dari Hubei, China. Virus tersebut dikatakan cukup berbahaya dan menular dengan sangat cepat
dan menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
virus ini bermula Pada pertegahan Desember 2019, ketika itu ditemukan sebuah kasus pneumonia
misterius yang mana pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei. Sumber penyakit tersebut
belum diketahui secara pasti, tetapi kasus pertama dikaitkan dengan pasar binatang di Wuhan.
“Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah
virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi
paru-paru yang berat, hingga kematian.”
Dan saat itu, masyarakat Indonesia belum mendapatkan informasi tentang virus corona
secara menyeluruh. Dengan demikian, menyebabkan terjadi beberapa masalah sosial di awal-awal
pengumuman kasus tersebut. Seperti panic buying, dengan adanya panic baying masyarakat
Indonesia menyerbu pasar-pasar untuk mendapatkan bahan baku makanan dan rumah tangga agar
mereka dapat mengurangi bepergian dengan kata lain mereka menimbun bahan dan alat untuk
mengurangi aktifitas di luar rumah. Disamping itu, permintaan akan masker, instan hand
sanitizer,dan sarung tangan medis meningkat pesat.
Selama pandemi COVID-19 , masyarakat terpaksa untuk tetap dirumah saja untuk
menghentikan penyebaran virus. Virus ini dapat berdampak positif maupun negatif. Apabila
literasi masyarakat sudah cukup baik, maka mereka akan mendapatkan informasi yang kredibel,
sehingga dapat lebih waspada akan adanya terhadap COVID-19. Namun, realitanya masyarakat
Indonesia memiliki tingkat literasi yang cukup buruk, sehingga tidak dapat menyaring informasi
yang tersebar dengan baik. Hal tersebut mengakibatkan beredarnya banyak hoaks yang
meremehkan ataupun melebih-lebihkan pandemi ini, sehingga masyarakat mudah terprovokasi
tanpa mencari tahu kebenaran ataupun sumber informasi tersebut.
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang
dan sembuh atau malah memberat. Penderita COVID-19 dengan gejala berat bisa mengalami
demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, atau nyeri dada. Keluhan tersebut
muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Penularan COVID-19 dapat terjadi melalui
berbagai cara, seperti kontak fisik, melalui droplets, memegang benda yang terkontaminasi, dan
tempat yang ramai. Oleh karena itu supaya tidak tertular, cara menjaga diri agar tidak tertular
antara lain adalah dengan memakai masker saat keluar rumah, selalu mencuci tangan saat masuk
dan keluar ruangan, usahakan menghindari keramaian ketika keluar rumah. Biasakan pula
mengonsumsi vitamin agar daya tahan tubuh bertambah kuat. Bersandar pada gejala di atas, sudah
selayaknya kita sama-sama lebih peduli dengan kesehatan diri dan keluarga.
Pada awal itu saya bersekolah kelas 10 SMK dan para siswa melaksanakan sekolah dengan
pembelajaran jarak dekat (Luring), mengingat Makin bertambahnya virus corona ini para siswa
diharuskan bersekolah dengan keadaan pembelajaran jarak jauh (daring) hal itu sama saja seperti
hari libur yang berkepanjangan. Berdasaran pengalaman saya yang merupakan seorang pelajar,
Dengan adanya hal tersebut tak sedikit dari para siswa yang mulai mengeluh dengan
pemberlakuan sekolah daring ini karena kekurangan bahan ekonomi seperti kouta internet untuk
belajar.
Untuk kasus pandemi COVID-19 ini ada dampak yang ditimbulkan termasuk bahan
ekonomi. Seperti yang terlihat beberapa bulan belakangan ini banyak dari bisnis tempat wisata,
makanan, dan bahkan industri penerbangan pun mengalami penurunan pendapatan. Maka banyak
dari usaha tersebut merugi sehingga mereka terpaksa melakukan pemberentian hubungan kerja
atau malah gulung tikar. Seperti contoh bisnis makanan, dengan adanya pandemi ini menyebabkan
masyarakat enggan untuk bepergian keluar rumah dengan demikian bisnis makanan pun
kehilangan para pelanggan setianya.
Dengan Kekurangannya bahan ekonomi, dan masyarakat diharuskan tetap dirumah saja.
Dan keluarga saya mengalami penurunan pendapatan. Saya memikirkan salah satu bagaimana
cara membantu ekonomi keluarga, Yaitu dengan membuat Channel Youtube dimana chanel
tersebut membuat konten yang berhubungan dengan hobi saya. Tidak siapa sangka dengan konten
youtube tersebut dapat membantu menaikkan pendapatan penghasilan keluarga saya. Dan selama
pandemi ini saya berusaha keras agar kebutuhan ekonomi selalu tercukupi dan keluarga saya tidak
adanya hambatan dalam keperluan apapun.
Untuk mencegah terjadi nya penularan covid saya sering melakukan olahraga karna untuk
meningkat kan imun pada tubuh, dengan Berolahraga atau melakukan aktivitas fisik juga dapat
menghindarkan seseorang dari penyakit jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi, penyakit yang
kemungkinan besar dapat terjadi pada masa pandemik Covid-29 karena kurangnya aktivitas fisik
masyarakat yang cenderung menghabiskan waktu di rumah dengan menonton televisi,
menggunakan handphone, dan bermain game, sehingga berisiko mengalami penyakit jantung,
diabetes, dan tekanan darah tinggi
Selama pandemi COVID-19 ini saya dapat menyimpulkan dengan adanya virus ini
menyebabkan berbagai permasalahan yang muncul dikalangan masyarakat. Semakin hari pasien
pengidap positif corona terus bertambah sehingga pemerintah turun tangan untuk mengeluarkan
peraturan untuk memutuskan rantai penyebaran virus corona. Dari pernyataan pemerintah tersebut
diantara seperti menerapkan pembelajaran E-learning, work from home, dan lain sebagainya.
Pastinya kebijakan tersebut akan berdampak dari segi positif maupun negatif. Pada dasarnya,
dampak yang dirasakan cenderung lebih negatif daripada positifnya. Tetapi kita harus pintar-
pintar mengatur tata kehidupan agar dampak negatif dari corona dapat disiasati.
”Dengan adanya wabah virus Corona ini yang sedang terjadi diantara kita semua, Hikmah
yang paling besar adalah bahwasanya dengan ini kita menjadi semakin sadar bahwa Allah lah
segala pencipta langit, bumi dan seisinya Bisa kita lihat, bahwa virus yang kecil saja sudah bisa
menggemparkan manusia dengan ketakutan dan kepanikan yang menggemparkan dunia”
Nama : Hesty Wianda Arifin
Kelas : Kelas B Sore
NIM : 032223167
Program Studi : Manajemen Komunikasi
A. PENDAHULUAN
Semenjak akhir tahun 2019 dunia dihebohkan dengan sebuah penemuan virus
Terbaru yang berasal dari Hubei, China. Virus tersebut dikatakan cukup berbahaya
Dan penyebarannya begitu cepat. Menurut Eman Supriyatna (2020) Organisasi
Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mendeklarasikan wabah
Coronavirus 2019-2020 sebagai Kesehatan Masyarakat Darurat International atau Public
Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada 30 Januari 2020 Lalu berlanjut
menjadi Pandemi pada 11 Maret 2020. Pandemi sendiri merupakan Penyebaran penyakit
atau virus baru yang telah menyebar ke seluruh dunia sehingga Mempengaruhi banyak
orang Menurut Nugroho (2020), WHO mengungkapkan bahwa covid-19 menjadi Nama
resmi untuk coronavirus yang diidentifikasi di China pada 31 Desember 2019.
Pengumuman tersebut diungkapkan oleh Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom
Ghebreyesus di Janewa Swiss. Beliau menjelaskan bahwa asal-usul nama tersebut Yaitu,
“co” berarti corona, “vi” berarti virus, dan “d” berarti disease.
Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Aditya Susilo, dkk (2020:45-67) virus Ini bermula
Pada pertegahan Desember 2019, ketika itu ditemukan sebuah kasus Pneumonia misterius
yang mana pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei.
Sumber penyakit tersebut belum diketahui secara pasti, tetapi kasus pertama Dikaitkan
dengan pasar binatang di Wuhan. Memasuki tanggal 18-29 Desember 2019, terdapat lima
pasien yang dirawat dengan Acute Respiratory distress Syndrom (ARDS).
Kasus tersebut semakin bertambah semenjak 31 Desember 2019 hingga 3
Januari 2020. Laporan mengungkapkan bahwa 44 kasus baru dan mulai menyebar
Hingga kebeberapa negara tetangga seperti Thailand, Jepang, dan Korea Selatan.
Mulai sejak itu, penyebaran virus corona terus berlanjut hingga menyebar ke Penjuru dunia
tak terkecuali Indonesia. Semenjak kasus pertama di Indonesia Membuat masyarakat
menjadi panik dan menimbulkan beberapa permasalahan yang terjadi.
B. PEMAPARAN MASALAH
Virus dapat menyebar melalui beberapa media seperti udara, air, dan bendabenda yang
berinteraksi dengan suatu virus. Saat ini dunia sedang dilanda virus Menular yang cukup
berbahaya dan penyebarannya sangat cepat yaitu COVID-19. Virus ini tidak hanya
berhenti di daerah asalnya yaitu china, tetapi virus ini Menyebar hingga penjuru dunia
sehingga disebut pandemi COVID-19. Tak Terkecuali di Indonesia. Ihsanuddin (2020)
menjelaskan bahwa, Indonesia menjadi Negara positif virus corona ketika warga depok
yang tertular oleh rekanya sendiri Yang merupakan warga negara Jepang. Warga Depok
itu adalah seorang wanita Yang berusia 31 tahun, tak lama kemudian menularkan kepada
ibunya yang berusia
64 tahun. Semenjak kejadian itu, kasus tersebut menjadi gempar di seluruh Indonesia
terutama pulau Jawa. Dari kejadian tersebut telah menimbulkan beberapa Pemaparan
masalah yang disesuaikan dengan pengamatan pribadi penulis. Adapun Pemaparan
masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana situasi panic buying pada masa awal COVID-19 kalangan Masyarakat ?
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari COVID-19 di kalangan pelajar Atau
mahasiswa ?
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari COVID-19 bagi wirausaha?
4. Bagaimana dampak positif yang ditimbulkan dari pandemi COVID-19?
C. PEMBAHASAN
1) Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari pandemi COVID-19 bagi masyarakat
Umum?
Virus corona menjadi virus yang dapat menyebabkan kerugian besar Dikalangan
masyarakat luas tanpa memandang siapa, umur, dan derajat seseorang. Ketika pemerintah
mengumumkan kasus pertama COVID-19 yang kala itu
Merupakan warga Depok yang baru saja berkontak langsung dengan warga negara
Jepang, maka berakibat pada kepanikan seluruh masyarakat.Pada saat itu, masyarakat
Indonesia belum mendapatkan informasi tentang virus corona secara menyeluruh. Dengan
demikian, menyebabkan terjadi beberapa masalah sosial di awal-awal pengumuman kasus
tersebut. Seperti panic buying, dengan adanya panic baying masyarakat wilayah Jakarta,
Depok,
Tangerang, dan Bekasi menyerbu pasar-pasar untuk mendapatkan bahan baku
makanan dan rumah tangga agar mereka dapat mengurangi bepergian dengan kata lain
mereka menimbun bahan dan alat untuk mengurangi aktifitas di luar rumah.
Tidak tanggung-tanggung, mereka membeli bahan-bahan dengan jumlah yang banyak
sehingga menyebabkan kelangkaan dan naiknya bahan baku. Disamping itu, permintaan
akan masker, instan hand sanitizer,dan sarung tangan medis meningkat pesat. Akibatnya
barang tersebut menjadi langka dan harga jualnya
menjadi tinggi. Menurut Audina (2020) ada beberapa hal untuk mengurangi dampak dari
panic buying. Pertama dengan melakukan smart buying yaitu membeli bahan dan alat alat
yang lebih diperlukan daripada memborong semua barang secara serentak.Kedua, jangan
langsung panik terhadap pemberitaan media-media. Ketika mendapatkan pemberitaan
sebaiknya segera tenang dan mencari sumber informasi yang terpercaya. Dengan demikian,
kita harus tetap peduli dengan sesama mengingat yang membutuhkan barang tersebut tidak
hanya kita dan keluarga kita tetapi mereka di luar sana juga banyak yang membutuhkan
barang.
4) Bagaimana dampak positif yang ditimbulkan dari pandemic COVID-19 ?Setiap hal
negatif pasti ada sisi positif didalamya. Termasuk masa Pandemi COVID-19. Bencana
virus ini sangat berdampak pada kehidupan Manusia secara global. Maka, tak sedikit juga
kerugian yang didapatkan dari Bencana ini. Tetapi kita harus melihat dengan jelas bahwa
ada beberapa hal positif Yang dapat dirasakan secara langsung dari pandemi ini. Pertama,
dengan Mewabahnya virus ini menyebabkan pemerintah membuat aturan agar masyarakat
Stay at home. Hal ini menyebabkan orang-orang lebih banyak menghabiskan Waktu
dirumah sehingga meningkatkan waktu untuk bercengkrama dengan Keluarga. Menurut
Putra (2020) masyarakat Indonesia menjadi lebih melek Terhadap pengelolaan keuangan
semasa pademi. Hal itu terjadi karena semasa Pandemi sektor ekonomi ada yang berhenti
dan ada juga yang mengalami Penurunan pendapatan.
D. Kesimpulan
Pandemi COVID-19 merupakan masa penyebaran virus yang meluas secara Global ke
penjuru dunia dalam waktu yang cepat. Virus ini berawal dari Provinsi
Hubei, China pada bulan Desember 2019 lalu menyebar hingga ke beberapa negara
Tetangga seperti Korea, Jepang, bahkan beberapa negara di Asia Tenggara. Indonesia
mencatat kasus pertama pada awal bulan Maret 2020 kala itu salah satu
Warga Kota Depok berinteraksi pada warga Jepang di acara pesta dansa. Dengan Adanya
berita ini menyebabkan berbagai permasalahan yang muncul dikalangan Masyarakat.
Semakin hari pasien pengidap positif corona terus bertambah sehingga Pemerintah turun
tangan untuk mengeluarkan peraturan untuk memutuskan rantai Penyebaran virus corona.
Dari pernyataan pemerintah tersebut diantara seperti menerapkan pembelajaran E-learning,
work from home, dan lain sebagainya. Pastinya kebijakan tersebut akan berdampak dari
segi positif maupun negatif. Pada dasarnya, dampak yang dirasakan cenderung lebih
negatif daripada positifnya. Tetapi kita harus pintar-pintar mengatur tata kehidupan agar
dampak negatif dari corona dapat disiasati.
DIGESTING
Dosen pengampu: Drs.Momon Sudarma.M.Si
Pandemi covid 19 yang saya ketahui dilaman media menyebar sejak akhir tahun 2019 di beberapa
wilayah dengan masa berbeda, terhitung 193 negara telah berjuang melawan serangan Covid yang
tidak pandang bulu. Wuhan adalah salah satu kota di China sebagai tempat domisili penderita
covid yang pertama kali ditemukan sebelum virus ini berstatus pandemi. Berita dan informasi
pergerakan penyebaran virus tersebut telah mewarnai berbagai laman media karena jalur
sebarannya kian hari semakin massif.Temasuk pada saat itu, kehidupan di pondok saya tepat nya
di kota Majalengka menjadi sangat rentan terhadap penularan kasus Covid-19 mengingat jumlah
santri yang sangat banyak waktu itu. Bila satu orang menderita Covid-19 maka penularannya akan
sangat cepat. Sebenarnya, bukan hanya Covid-19 yang menjadi ancaman bagi
kesehatan para santri.
Wabah covid 19 adalah ujian bagi orang-orang yang beriman. Kita tidak pernah menyangka jika
tahun lalu seluruh dunia diliputi oleh wabah yang menimbulkan banyak korban jiwa. Pemerintah
mengantisipasi penyebaran wabah dengan mengendalikan berbagai aktifitas masyarakat, baik
aktifitas keagamaan, pendidikan, bisnis, perkantoran, wisata dan lain-lain. Maka di sinilah kita
harus belajar ikhlas menghadapi ujian ini, menerima setiap kondisi yang terjadi dengan lapang
dada, tanpa menyalahkan pihak-pihak tertentu. Bukankah Allah SWT pernah menegaskan dalam
al-Qur’an surat al-Ankabut ayat 2: “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya
dengan mengatakan, “kami telah beriman”, dan mereka tidak diuji?”. Dengan keikhlasan hati
dalam menghadapi pandemi covid 19, manusia akan lebih bahagia dan mendapat kekuatan untuk
survive dalam hidup.
Kondisi pandemi dapat diibaratkan sebagai pesantren kehidupan, di mana manusia dididik sebagai
santri di dalamnya. Kami dididik untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan dan berempati
kepada sesama, tenaga medis dididik ketangguhan dalam menangani pasien dan kesabaran ketika
jauh dari keluarga, pasien dididik untuk kuat dan sabar, pemerintah dididik untuk cepat dan
tanggap mengatasi wabah dan memulihkan ekonomi, dan masih banyak lagi nilai pendidikan yang
dapat diambil dari ujian pandemi masa itu
Selain itu, terjadinya wabah Covid 19 seolah ingin menyadarkan kita, betapa indahnya hidup
dalam kebersamaan, saling sapa dan senyum, saling mengunjungi, belajar dengan bertatap muka
secara langsung, pergi ke tempat-tempat yang indah dan lain-lain. Nikmat itu sekarang sedikit
diangkat agar manusia lebih banyak bersyukur. Maka, setiap orang sebenarnya bisa menjadi santri,
ketika mampu menjadikan setiap kejadian dalam hidupnya sebagai pelajaran. Pelajaran yang dapat
mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Wabah Corona membuat proses belajar mengajar harus
dilakukan secara daring. Namun untuk sebagian pondok pesantren saya yang waktu itu saya duduk
dibangku kelas 10, belajar secara langsung sempat dilakukan walaupun hanya beberapa pekan saja.
Hal ini yang terjadi pada Pondok Pesantren saya langsung 12 Juli 2020, Pihak Pesantren akhirnya
memutuskan harus memulangkan seluruh santri nya pada 30 September 2020.
Pemulangan ini disebabkan, ada beberapa santri di Pondok Pesantren yang saya tempati letaknya
bersebelahan dengan Pondok Pesantren lain ada yang terpapar Covid-19. Untuk mengantisipasi
dan atas masukan pemerintah setempat Pondok Pesantren akhirnya memulangkan seluruh
santrinya. Selama belajar mengajar kita juga harus menerapkan protokol kesehatan. Dimana kita
diwajibkan pakai masker, disediakan hand sanitizer di depan kelas, serta diukur suhu tubuh
sebelum masuk kelas seperti mengantri makanan, pagi siang dan sore, kita saat mengantri makanan
diwajibkan menjaga jarak minimal satu meter.Wajib menggunakan peralatan makan sendiri-
sendiri, pihak pondok selama Pandemi Corona tidak menyediakan peralatan makan. Pondok juga
membuat aturan untuk paket yang dikirimnya untuk santri, diharuskan diletakan di pos keamanan
dengan disemprot cairan disinfektan sebelum disampaikan kepada santri yang bersangkutan
Dalam menghadapi pandemi COVID-19 pada saat itu menjadi peran penting bagi persantren dan
khususnya para santri masa tersebut sangatlah dibutuhkan dan harus menjadi garda terdepan bagi
bangsa Indonesia. selain menjadi garda terdepan, santri diharapkan mampu menjadi teladan dan
dapat memberi contoh dalam penanganan COVID-19. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan
edukasi kepada masyarakat mengenai protokol kesehatan, melindungi para kiai, menerapkan
budaya-budaya kesehatan baru dilingkungan ponpes, serta membentuk Satuan Tugas Jago Santri.
Termasuk sosialisasi supaya tidak menjauhi atau mengucilkan keluarga pasien yang poitif terpapar
COVID-19 dan tidak menolak jenazah warga yang meninggal akibat COVID-19.
Peran santri di masa pandemi tersebut bersifat fleksibel yang ditugaskan sebagai profesi apa saja
santri mampu memberdayakan dirinya sendiri. Santri juga harus terus belajar dan berusaha
meningkatkan kapasitas diri di tengah-tengah masyarakat yang sedang dilanda pandemi secara
tidak langsung santri tersebut berani melawan pandemi di masa pada saat itu yang mana orang-
orang takut untuk memulai dalam segala hal.
DIGESTING
Dosen pengampu: Drs. Momon Sudarma,M.Si
Mimpi adalah harapan yang di gantungkan untuk menjadi kenyataan, dalam sebuah
mimpi ada sebuah doa yang terus di panjatkan agar menjadi nyata. Ditakdirkan lahir,
tumbuh, dan berkembang di bumi Indonesia, Saya menikmati betul setiap proses hidup
yang Saya lewati. Mulai dari belajar jalan, menulis dan berhitung, hingga pelajaran hidup
yang kini membuat Saya menjadi pribadi yang lebih dewasa, kuat, dan sabar. Saat ini,
usia Saya 18 tahun. Pendidikan menjadi modal utama seseorang bertahan hidup dan
menjadi bekal amal baik di akhirat kelak.
Di masa pandemi seperti sekarang ini, efektifitas dan pola pendidikan berubah. Semula
kegiatan belajar mengajar dilakukan secara tatap muka di sekolah. Tapi kini, proses
belajar mengajar dilakukan secara jarak jauh melalui jaringan (daring) dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan jaringan internet. Banyak Aplikasi yang bisa
digunakan untuk membantu proses belajar mengajar. Seperti Zoom Cloud Meeting dan
WhatsApp. Zoom Cloud Meeting merupakan aplikasi komunikasi dengan menggunakan
video. Aplikasi tersebut dapat digunakan dalam berbagai perangkat seluler, desktop,
hingga telepon dan sistem ruang. Pada umumnya, para pengguna menggunakan aplikasi
ini untuk melakukan meeting atau belajar hingga konferensi video dan audio. Sedangkan
WhatsApp, pembelajaran melalui WhatsApp sangat bisa dilakukan dengan membuat
Grup WhatsApp dan siswa dapat mengumpulkan tugas-tugas nya melalui file dokumen
dan voicenote yang dikirimkan langsung melalui pesan di grup WhatsApp.
Manfaat belajar jarak jauh juga telah menjejakkan proses pendidikan di Indonesia ke arah
digitalisasi. Namun di sisi lain, hal itu juga menimbulkan hambatan. Bagi daerah yang
mengalami kendala akses internet dan ketiadaan alat komunikasi karena rendahnya
tingkat ekonomi masyarakat belajar jarak jauh cukup sulit untuk dilakukan. Selain itu,
proses belajar mengajar yang membutuhkan praktek secara langsung juga mengalami
kendala.
Seiring berjalannya waktu, pembelajaran dalam jaringan (daring) mulai efektif. Kebiasaan
baru yang terus dipaksa di lakukan dapat membantu efektivitas proses belajar jarak jauh
melalui media online. Paket internet yang menjadi salah satu kendala, mendorong peran
pemerintah untuk memberikan jatah paket data kepada setiap siswa agar tetap terhubung
dan bisa melakukan pembelajaran jarak jauh.
Dengan begitu, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di
rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga
jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama
yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah menjadi faktor penentu
agar pembelajaran daring lebih efektif.
Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan kebiasaan baru yang telah
diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti
semula dengan kehadiran guru dan siswa yang saling berinteraksi langsung.
Nama : Hielmi Delima Rahayu
Nim : 032223168
Pada akhir tahun 2019 banyak orang di Indonesia bahkan dunia yang mulai kaget
dengan penemuan virus terbaru yang berasal dari Wuhan, China. Virus tersebut dikenal
dengan nama virus corona. Virus jenis baru yang telah menyebar ke berbagai belahan
bumi yang berpindah tempat mewabahi dari satu negara ke negara yang lain. Hingga
akhirnya wabah ini tiba di Indonesia pada awal Maret 2020. Corona Virus Disease 2019
atau yang biasa disingkat COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus. Meski tampak lambat namun timbul nya
penyakit coronavirus disease 2019 atau COVID-19 ini menginfeksi banyak orang dan
menyebabkan kematian yang tidak memandang Itu balita, anak-anak, ataupun orang
dewasa.Virus tersebut melenyapkan ribuan nyawa dengan sangat cepat. Kesehatan pun
sangat menipis pada saat itu, namun banyak pula yang hanya terinfeksi dan kemudian
sembuh kembali. Biasanya pada Penderita COVID-19 dapat mengalami demam, batuk
kering, dan kesulitan bernafas. COVID-19 menyebar dari satu orang ke orang lain
melalui saluran pernapasan yang sering dihasilkan saat batuk atau bersin. Jarak
jangkauan droplet biasanya hingga 1 meter. Droplet bisa menempel di benda, namun
tidak akan bertahan lama di udara. Waktu dari paparan virus hingga timbulnya gejala
klinis antara 1-14 hari dengan rata-rata 5 hari. Maka, orang yang sedang sakit
diwajibkan memakai masker guna meminimalisir penyebaran droplet. Maka dari itu,
masing-masing dari kita perlu lebih peduli dengan kesehatan diri dan keluarga yang
banyak hal darinya bisa dimulai dari rumah. Saya sendiri juga sudah rutin menaati
protokol kesehatan bersama keluarga di rumah. Kami mulai membiasakan perilaku 3M
yang telah di anjurkan pemerintah yaitu Menggunakan Masker, Mencuci Tangan, dan
Menjaga Jarak. Tindakan pencegahan untuk mengurangi kemungkinan infeksi antara
lain tetap berada di rumah, menghindari bepergian dan beraktivitas di tempat umum,
sering mencuci tangan dengan sabun dan air, tidak menyentuh mata, hidung, atau
mulut dengan tangan yang tidak dicuci. Diharapkan bahwa dengan diberlakukannya
PSBB, masyarakat juga turut berkontribusi dan menaati pemerintah agar penyebaran
Covid-19 bisa berhenti.Sampai saat ini belum diketahui penyebab dari virus Corona,
tetapi diketahui virus ini disebarkan oleh hewan dan mampu menjangkit dari satu
spesies ke spesies lainnya, termasuk manusia.
Pada awal tahun 2020 COVID 19 semakin tinggi hingga pemerintah memberikan
aturan kepada seluruh rakyat untuk karantina mandiri ,yang berdampak pada aktivitas
dan kegiatan masyarakat Indonesia yaitu dengan meliburkan sekolah dan pekerja kantor
pun harus bekerja di rumah. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan di
Indonesia sebagai tanggapan terhadap penyakit koronavirus 2019 (COVID-19) yang telah
menjadi pandemi, termasuk di Indonesia. Pembatasan tersebut dilaksanakan oleh
pemerintah daerah dengan persetujuan Kementerian Kesehatan, dan paling sedikit
meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, kegiatan keagamaan, dan/atau
pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Berawal dari libur dua Minggu, hal
ini terus memanjang menjadi dua bulan, tiga bulan, bahkan hingga satu tahun lamanya.
Seiring dengan berjalan nya waktu sampai hari yang ditentukan kami Bisa melakukan
aktivitas seperti biasa walaupun harus mematuhi protokol untuk mewaspadai
Penyebaran virus. Yaitu dengan cara menggunakan masker, cuci tangan memakai sabun,
konsumsi makanan yang bergizi, sering berolahraga, dan hindari menyentuh mata,
hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci, dan gunakan hand sanitizer.
Diharapkan bahwa dengan diberlakukannya PSBB, masyarakat juga turut berkontribusi
dan menaati pemerintah agar penyebaran Covid-19 bisa berhenti. Namun bukan nya
berhenti tapi justru kasus positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat dan jumlah
kematian melonjak drastis. Kemudian memutuskan untuk kembali menerapkan
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total mulai 14 September 2020. Usai
perpanjangan PSBB berakhir, kebijakan berubah menjadi PSBB transisi. Pemerintah
mulai melonggarkan aktivitas dan membuka sejumlah fasilitas umum. Beberapa fasilitas
umum seperti tempat wisata, pusat perbelanjaan, dan rumah ibadah diizinkan dibuka,
perkantoran juga boleh beroperasi namun dengan kapasitas 50 persen. Namun di tengah
penerapan PSBB transisi, kasus positif Covid-19 di ibu kota justru terus bertambah.
Penambahan kasus per hari bahkan mencapai lebih dari 1.000 kasus. Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (disingkat dengan PPKM) adalah kebijakan Pemerintah
Indonesia sejak awal tahun 2021 untuk menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.
NAMA : JIA ULHAQ
NIM : 032223192
KELAS : B SORE ONLINE
PROGRAM STUDI : MULTIMEDIA
Pendemi menghalangi
Aktivitas negeri kesana-kemari
Kabar duka menghiasi layar kaca setiap hari
Diporakporandakan penderitaan tiada henti
Pandemi berlalu
Mari kita saling membahu,
Saling bersatu,
Bangkit! mewujudkan Indonesia cerah dan maju.