LAPORAN Skdu
LAPORAN Skdu
V. ANGGARAN KEGIATAN
a. Rincian Biaya :
b. Sumber Dana :
Kegiatan SKDU Besar diawali dengan check in peserta dan panitia pada
pukul 06.30 – 07.00 bertempat di teras depan gedung baru M2KK
Peserta dan panitia berkumpul sebelum keberangkatan untuk pembacaan
doa dan penegasan kembali mengenai tata tertib kegiatan
Kegiatan Field Trip selanjutnya rombongan diarahkan menuju kebun coklat. Guide
Tour menyampaikan edukasi mulai dari pengenalan buah kakao, perawatan pohon kakao,
dan pecah buah kakao. Jenis buah kakao yang dibudidayakan oleh kampung coklat ada
tiga yakni criollo, forastero, trinitario. Ketiga jenis buah kakao tersebut memiliki
karakteristik masing – masing. Pemetikan buah kakao siap panen dilakukan dengan alat
tajam sedangkan pecah buah kakao dilakukan dengan alat tumpul. Hama yang biasa
menyerang pohon kakao diantaranya helopeltis, pbk, dan serangga cabu.
Berikut terlampir notulen forum tanya jawab bersama Bapak Imam Bahrowi :
1. Pertanyaan disampaikan oleh Muhammad Tsaqif Nafi’ Prabowo kelas XI IPS 1 selaku
panitia SKDU Besar (Luas kebun kakao di Kampung coklat sekitar berapa hektar ?
Lalu ketika tadi kami diajak berkeliling di kebun kakao terdapat pohon pisang yang
menyelingi pohon – pohon kakao, dalam ilmu budidaya apa tujuan dilakukannya
hal tersebut dan apakah harus pohon pisang yang menyelingi pohon kakao ?)
Jawaban oleh Bapak Imam Bahrowi : (Luas kebun kurang lebih 3,7 hektare,
pohon pisang ditempatkan menyelingi pohon kakao dimaksudkan sebagai
tanaman pelindung dari sinar ultraviolet matahari sebab pohon kakao tidak bisa
berkembang bila menerima sinar ultraviolet secara langsung. Selain itu,
penanaman pohon pisang dimaksudkan untuk pemasukan petani jangka pendek
sambil menunggu panen kakao, selain pohon pisang petani juga bisa menanam
ketela atau membuat kolam ikan diantara pohon – pohon kakao.)
2. Pertanyaan disampaikan oleh Deva Aulia Rafifa kelas X MIPA 3 selaku peserta
SKDU Besar (Bagaimana mengatasi berbagai kendala awal pendirian usaha
Kampung Coklat dan bagaimana cara mempertahankan popularitas Kampung
Coklat di tengah persaingan Wisata Edukasi lain ?)
Jawaban oleh Bapak Imam Bahrowi : (Prinsip dalam membangun usaha adalah
jangan malas melangkah dan peka terhadap pendapat orang setelah itu kita
harus punya record atas semua langkah yang pernah kita lakukan dan semua
pendapat yang pernah kita terima sehingga nantinya kita bisa mengambil
perbandingan untuk selalu berikhtiar menciptakan inovasi, itu kunci dari
membangun usaha. Sedangkan strategi dari Kampung Coklat untuk
mempertahankan popularitasnya adalah memegang prinsip inovasi sesuai
perkembangan zaman.)
3. Pertanyaan disampaikan oleh Masiya Safrina Aulia kelas X MIPA 6 selaku peserta
SKDU Besar (Bagaimana strategi pihak Kampung Coklat dalam mengatasi
hambatan usaha berupa pandemi Covid 19 sampai akhirnya masih bisa bertahan
sampai saat ini ?)
4. Pertanyaan disampaikan oleh Nabil Wiharnanda kelas X IPS 1 selaku peserta SKDU
Besar (Saat di Kebun kakao tadi kami diberi paparan mengenai berbagai jenis hama
yang menyerang pohon kakao, Bagaimana upaya mengatasi hama kakao dan
bagaimana bila sampai terjadi gagal panen ?)
Jawaban oleh Bapak Imam Bahrowi : (Cara mengatasi hama kita bisa
memangkas bagian dari pohon kakao yang sudah terkena hama agar tidak
menular ke seluruh bagian pohon kakao juga kita bisa memblongsong buah
kakao yang siap panen agar terhindar dari hama dan bersyukur sampai saat ini
Kampung Coklat belum pernah gagal panen karena jika ditemukan pohon kakao
yang sudah tidak produktif kita langsung merecovery termasuk juga rutin
merawat dengan pemberian pupuk. Dan itulah tadi gunanya tanaman pelindung
yang menyelingi pohon kakao karena hasil panen dari tanaman pelindung juga
bisa digunakan untuk pemasukan tambahan yang bisa meminimalisir kerugian
apabila terjadi gagal panen)
5. Pertanyaan disampaikan oleh Isma Fatma Nuraini kelas X IPS 1 selaku peserta SKDU
Besar (Bagaimana strategi Kampung Coklat untuk menghadapi brand dari luar
karena saat ini semakin banyak produk olahan coklat yang dikemas modern ? dan
bagaimana upaya mengelola sisa olahan produksi kakao di Kampung Coklat ?)
Jawaban oleh Bapak Imam Bahrowi : (Jika kita bersaing dengan brand produk
sejenis sama-sama coklat maka kita tidak perlu ragu atau takut, justru kita
saling bekerjasama dengan pihak bahan baku produksi. Di sisi lain Kampung
Coklat terus mencoba menjaga konsistensi kualitas produk dan gencar
mempromosikan wisata edukasi. Dan untuk upaya kita mengolah sisa olahan,
standar produksi di kampung coklat biasanya sisa olahan dikumpulkan di satu
ruangan rework (pengolahan ulang) untuk diolah dalam bentuk coklat warna
baru karena kita baru – baru ini berhasil mengolah sisa olahan biji kakao
menjadi coklat berwarna ungu yang baru di pasaran. Tentunya selama sisa
olahan tidak berjamur dan tidak mengandung bakteri serta masih memiliki
kualitas food grade maka produk sisa olahan masih punya daya tarik untuk
dijual kembali oleh tim kreatif. Namun, jika sisa olahan tidak bisa diolah lagi
maka standar operasional kami akan memusnahkan sisa olahan tersebut melalui
berita acara)