Anda di halaman 1dari 8

1.

a. Bagaimana stratifikasi masyarakat di sebuah perdesaan


→ Stratifikasi adalah tingkatan – tingkatan kedudukan secara hierarki dalam
masyarakat berdasarkan status atau perolehan, seperti kehormatan, kekayaan,
kekuasaan, dan ilmu pengetahuan. Dalam masyarakat desa, pelapisan sosial
ditentukan oleh apa yang dihargai untuk memenuhi kebutuhan pokok. Misalnya
di Indonesia kebanyakan masyarakat desanya bekerja di bidang pertanian, maka
tanah dijadikan sumber kekayaan bagi petani dan menjadi penentu kedudukan
seseorang dalam masyarakat.
→ Berdasarkan hal tersebut, stratifikasi masyarakat petani di Desa Tirtohargo
didasarkan pada kepemilikan tanah :
1) Petani yang memiliki tanah pertanian dan rumah
2) Petani yang tidak memiliki tanah pertanian, tetapi memiliki pekarangan
rumah
3) Petani yang tidak memiliki tanah pertanian dan pekarangan rumah
→ Namun, stratifikasi tersebut tidak menentukan kedudukan atau berpengaruh
terhadap kekuasaan seseorang dalam masyarakat Desa Tirtohargo. Semua
masyarakat dianggap dan diperlakukan secara sama.
b. Siapa pemegang wewenang tertinggi dalam masyarakat tersebut? Jelaskan dengan
contoh sebuah desa!
→ Wewenang tertinggi dalam masyarakat Desa Tirtohargo dipegang oleh Kepala
Desa Tirtohargo. Kepala desa berkedudukan sebagai kepala pemerintahan desa/
Kepala desa yang dibantu oleh perangkat desa memiliki wewenang, tugas, dan
kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga desa, melaksanakan
pembangunan desa, pembinaan, dan pemberdayaan masyarakat desa.
2.
a. Organisasi sosial apa saja yang tumbuh dalam masyarakat perdesaan
→ Salah satu organisasi sosial yang ada di Desa Tirtohargo adalah karang taruna.
Karang taruna menjadi wadah untuk menampung kreativitas pemuda dan
menjaga pemuda agar terhindar dari kenakalan remaja. Seperti Kelompok
Pemuda Pemudi Baros (KP2B) sebagai sarana pelestarian lingkungan konservasi
lahan pesisir dan Muara Sungai Opak dan sekitarnya. KP2B menaungi lima
kelompok kerja, yaitu POKJA Avicenia, POKJA Mino Tirtohargo, POKJA
Andini Lestari-Karya Manunggal, POKJA GAPOKTAN-KWT Mangrove, dan
POKJA POKLASAR.
b. Apa sebab kohesi sosialnya begitu kuat? Jelaskan dengan contoh sebuah desa!
→ Kohesi sosial dalam organisasi Pemuda Pemudi Baros begitu kuat karena
interaksi di antara anggota kelompok terus terjalin dengan efektif sehingga
menimbulkan rasa saling memiliki dan komitmen / tujuan bersama yang
mengarah pada kondisi lingkungan yang lebih bermakna. Selain itu, kerja sama
yang dilakukan untuk mencapai tujuan bersama juga terus terjalin sehingga
mempererat hubungan antar anggotanya.
3.
a. Apa sistem kekeluargaan dan kekerabatan di sebuah perdesaan?
→ Sistem kekerabatan di Desa Tirtohargo masih erat dikarenakan kebanyakan
penduduknya berasal dari keturunan yang sama atau masih memiliki hubungan
keluarga dan saudara.
→ Desa Tirtohargo termasuk dalam wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga
menganut sistem kekerabatan orang Jawa. Kekerabatan orang Jawa akan meluas
ketika terjadi perkawinan antara dua orang yang melangsungkan perkawinan
secara sah. Masyarakat Desa Tirtohargo menganut sistem kekerabatan yang
bersifat parental atau bilateral, di mana sistem ini menarik garis keturunan dari
dua sisi, yaitu sisi ayah dan ibu sehingga kedudukan anak laki – laki dan
perempuan tidak dibedakan. Dalam rumah tangga, posisi suami dan istri juga
memiliki peran dan kedudukan seimbang.

b. Proses sosial dalam masyarakat tersebut menyebabkan asosiatif atau disosiatif?


Jelaskan dengan contoh sebuah desa!
→ Masyarakat merupakan suatu sistem yang terorganisasi yang terbentuk melalui
interaksi antara individu dalam masyarakat. Oleh karena itu interaksi yang terjadi
dalam masyarakat memiliki suatu pola. Pola interaksi yang terjadi dalam
perkawinan masyarakat di Desa Tirtohargo termasuk dalam interaksi asosiatif,
yaitu interaksi sosial positif yang mengarah pada kesatuan. Perkawinan termasuk
salah satu bentuk asimilasi, di mana kedua kebudayaan melebur menjadi
kebudayaan tunggal atau milik bersama. Dengan adanya perkawinan akan
membuat interaksi sosial yang ada semakin erat karena memiliki tujuan yang
sama, yaitu membentuk keluarga yang bahagia dan kekal.

4. Bagaimana pola adaptasi masyarakat di perdesaan? Jelaskan dengan contoh sebuah desa!
→ Kondisi ekologi yang berada di Desa Tirtohargo mengalami perubahan seiring
perubahan pola pengelolaan kawasan, pemanfaatan yang telah dilakukan, dan
perubahan masyarakat secara sosial ekonominya.
→ Perubahan kondisi ekologi mendorong pada perubahan pola adaptasi ekologi
yang merupakan bagian dari bentuk – bentuk strategi nafkah yang dilakukan
rumah tangga.
→ Pada awalnya, pertanian padi sawah menjadi penopang utama keadaan sosial
ekonomi rumah tangga petani. Namun, semakin berkembang dan ramainya
industri ekowisata di wilayah Desa Tirtohargo membuat strategi nafkah
masyarakat menjadi beragam. Dalam satu rumah tangga dapat menerapkan dua
atau lebih tipe strategi nafkah. Pola nafkah ganda yang dilakukan oleh rumah
tangga warga Desa Tirtohargo berupa usaha tani sawah dengan sektor pekerjaan
lain, seperti karyawan perusahaan dan perdagangan.
Socius = teman, bersama – sama
Logos = omongan
Socius logos → omongan tentang teman
Bapak Sosiologi → Auguste Comte
Sosiologi mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat (community, society) dalam
berbagai aspeknya.
4 Perspektif dalam sosiologi (Horton & Hunt)
1. Evolusionis
2. Interaksionis
3. Fungsionalis
4. Konflik
Rural = perdesaan, karakteristik masyarakat
Village= desa, suatu unit teritorial
Suatu perdesaan (rural) dapat mencakup satu desa (village) atau sejumlah desa.
Konsep berdasarkan waktu :
1. Era sebelum modernisasi
2. Era pada saat modernisasi
3. Era globalisasi
Sosiologi pedesaan → studi tentang bagaimana masyarakat desa menyesuaikan terhadap
masuknya sistem kapitalisme modern di tengah kehidupan mereka.
Latar belakang sosiologi pedesaan
→ Abad 19, terjadi ketimpangan dalam masyarakat di Amerika pada masa industri
→ 1937, muncul Rural Sociology Society Sosiolog penelitian di Amerika Selatan
→ 1957, Asosiasi Sosiologi Pedesaan di Eropa dan Jepang
Ciri – ciri khusus desa di Asia Tenggara
→ Demografi
→ Ekonomi
→ Sosial budaya dan psikologi
Pola lokasi dan wilayah desa
1. Melingkar : Bali (sebelum modernisasi)
2. Konsentris : Sumatra, Jawa
3. Mendatar : Irian Jaya, transmigrasi, suku pedalaman
4. Memanjang sungai / jalan : Kalimantan, Sumatra
Tipologi desa (Landis, 1948)

Tipe Desa Ciri – Ciri Ciri Sosiologis Lokasi

Sawah ladang
Tradisi kuat, proses
disekitar tempat
Farm Village Type produksi bersifat Asia Tenggara, Jawa
tinggal yang
komersial
menggumpul
Tempat tinggal
mengumpul, sebagian
Asia Tenggara,
Nebulous Farm ada yang menyebar di Tradisi kuat,
Sulawesi, Maluku,
Village Type luar tempat tinggal kolektivitas kuat
Irian, Jawa
bersama sawah
ladang
Tempat tinggal di Tradisi kuat kurang,
Arranged Isolated sekitar jalan – jalan individualisme
Eropa, Amerika
Farm Type yang berhubungan menonjol, produksi
dengan Trade Centre bidang perdagangan
Tempat tinggal di Tradisi kurang kuat,
Pure Isolated Farm luar Trade Centre individualisme
Eropa, Amerika
Type bersama dengan menonjol, produksi
sawah ladang bidang perdagangan

Tipologi desa (Everett M Rogers & Rabel J Burdge, 1972)

Tipe Desa Ciri – Ciri

Sebagian di pusat pelayanan sebagian


The Scattered Farmstead Cummunity
terpencar bersama sawah ladang
Tempat tinggal mengumpul, selebihnya
The Cluster Village
sawah ladang
Tempat tinggal di sekitar jalan – jalan atau
The Line Village
aliran sungai

Tipe dan tingkat perkembangan desa


Tipe desa di Indonesia
1. Desa pertanian
a. Pertanian dalam arti luas → desa pertanian berlahan sawah, desa pertanian berlahan
kering
b. Pertanian dalam arti sempit → desa perkebunan rakyat, desa perkebunan swasta, desa
nelayan tambak, desa nelayan pantai, desa peternakan
2. Desa industri
→ Memproduksi alat pertanian secara tradisional
→ Memproduksi barang – barang kerajinan
Tingkat perkembangan desa secara kualitatif → ideologi politik, tingkat pendapatan perkapita,
tingkat beban ketergantungan, peran serta masyarakat, kesehatan masyarakat, pendidikan, dan
kamtibmas :
1. Desa swadaya : 0 – 50
2. Desa swakarya : 51 – 100
3. Desa swasembada : 101 – 150
Masyarakat dan Kebudayaan Agraris
Masyarakat → orang – orang yang telah hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
4 Unsur masyarakat (Soerjono Soekanto, 1990)
1. Manusia yang hidup bersama
2. Mereka bercampur untuk waktu yang lama
3. Mereka sadar sebagai satu kesatuan
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama
Kebudayaan mencakup semua yang diperoleh atau dipelajari manusia sebagai anggota
masyarakat, meliputi semua pola pikir, merasakan, dan bertindak.
Pola – pola kebudayaan

Robert Refield (1953) Koentjaraningrat (1979)

Pola bersikap yang mendapat isi dan


Kompleks ide – ide, gagasan, nilai – nilai,
pengarahan dari nilai budaya (panutan hidup)
norma, peraturan, cultural system
dan pola berfikir
Pola bertindak dan kelakuan dalam kegiatan Kompleks aktivitas serta tindakan berpola
→ masyarakat organisasi dari manusia dan masyarakat → social system
Pola → sarana → benda – benda teknologi Benda hasil karya manusia → kebutuhan fisik

Unsur – unsur kebudayaan (Raplh Linton, 1936) meliputi cultural activity, traits compleks, traits,
and items.Menurut Herkovits (1955) meliputi alat – alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga,
dan kekuasaan politik.
Ciri – ciri masyarakat agraris
1. Memiliki hubungan dengan tanah dan air (kaitannya dengan usaha tani)
2. Usaha tani keluarga merupakan dasar pemilikan produksi dan konsumsi dan kehidupan
sosial
3. Kedudukan sosial dan peranan individu dalam masyarakat antara lain ditentukan oleh
faktor luasan penguasaan di bidang pertanian
Tipologi Masyarakat Agraris Menurut Pola Adaptasi Ekologi

Masyarakat Pemburu Masyarakat Peladang Masyarakat Petani


Peramu Berpindah Sawah Irigasi
Monokulrut tanaman
Budidaya pertanian Domestikasi Heterokultur tertutup
pangan terbuka
Kesuburan tanah Kesuburan tanah
Mempertahankan
Pengetahuan tanah dipulihkan dengan dipertahankan dengan
kelestarian ekosistem
rotasi irigasi
Berpindah mengikuti Berpindah – pindah
Tempat tinggal pergerakan satwa dan mengikuti rotasi Menetap
siklus produksi hutan ladang

Subsistensi Cenderung subsistem Cenderung subsistem Cenderung komersial

Tersebar dalam Berkelompok dalam Berkelompok


Pemukiman
kelompok kecil satu lokasi membentuk desa

Diferensiasi Relatif tidak ada Mulai tampak Tinggi

Sistem sosial sangat


Stratifikasi Egaliter Sederhana
berstratifikasi

Konsep pola adaptif ekologi


1. Determinsime lingkungan : pola kebudayaan terbentuk oleh faktor lingkungan alam
2. Posibilisme lingkungan : alam hanya merupakan penapis bagi budaya terhadap
masuknya budaya lain
3. Ekologi budaya : ketergantungan antara masyarakat dan lingkungan hidup
Orientasi nilai budaya terhadap alam → pasrah, takluk terhadap alam, menaklukkan alam,
selaras dengan alam
Pola hubungan antar suku bangsa → akulturasi, asimilasi, akomodasi, kerja sama, integrasi
kebudayaan, prasangka antar suku bangsa

Aspek Sosial Desa


1. Proses – proses sosial dalam masyarakat
a. Asosiatif (mendekatkan)
→ Kerja sama : kepentingan pribadi / umum, tuntutan situasi, musyawarah
→ Akomodasi : keseimbangan baru setelah pihak yang berkonflik berdamai
→ Asimilasi : dua kebudayaan yang melebur jadi satu
b. Disosiatif (menjauhkan, mempertentangkan)
→ Persaingan
→ Konflik
→ Kontravensi
2. Keluarga dan sistem kekerabatan
→ Keluarga adalah sistem sosial tertutup dan merupakan grup kerabat yang paling kecil
yang menggambarkan kesatuan berdasarkan keanggotaan
→ Sistem kekerabatan
1) Garis keturunan : patrilineal, bilineal, matrilineal
2) Adat menetap : patrilokal, matrilokal, bilokal, neolokal
→ Kolektivitas kekerabatan
1) Berorganisasi (clan, marga, trah)
2) Tidak berorganisasi (lineage)
3. Kelompok sosial dan kelembagaan
→ Kriteria kelompok : organisasi, hubungan sosial antar anggota, kesadaran jenis, sering
terjadi interaksi
→ Klasifikasi kelompok
1) Durkheim : solidaritas mekanik – solidaritas organik
2) Summers : in group – out group
3) Merton : membership group – reference group
→ Lembaga sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir, meliputi nilai – nilai
dan tata cara yang dihayati bersama dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok.
→ Lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma – norma dari segaal tingkatan
yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok masyarakat.
4. Organisasi sosial
5. Grup sosial
→ Grup memiliki struktur yang menggambarkan hubungan antar pelaku serta proses
sosial yang menyertainya.
→ Kohesi (keeratan ikatan antar anggota grup)
a) Imbalan yang tersedia di dalam dan melalui grup
b) Kesesuaian tujuan individu dan tujuan grup
c) Ketertarikan antar anggota grup satu sama lain
d) Arti penting grup sebagai sumber atau dasar identitas individu dan persepsi diri
dan internalisasi budaya dan nilai – nilai grup pada individu
6. Stratifikasi dan sistem kekuasaan
→ Stratifikasi (pelapisan masyarakat) adalah suatu tipe diferensiasi yang menunjukkan
sistem hierarki sistematis dalam penilaian atas beragam tingkatan pada sejumlah
posisi.
→ Status adalah kedudukan seseorang dalam kelompok sosial dihubungkan dengan
orang lain dalam kelompok sosial itu.
→ Kriteria perbedaan stratifikasi
a) Penguasaan faktor produksi (ekonomi) – Karl Marx
b) Ukuran previlese ekonomi, prestise atau kehormatan dan kekuasaan – Weber
c) Kekayaan, kekuasaan, kehormatan, ilmu pengetahuan - Sorokin
→ Unsur kekuasaan : rasa takut, rasa cinta, kepercayaan, pemujaan

Proses sosial dalam masyarakat merupakan suatu integrasi yang harmonis antara individu dengan
individu dan lembaga kemasyarakatan. Individu mencoba menyesuaikan diri dengan bermacam
– macam hubungan sosial.

Anda mungkin juga menyukai