Judul adalah kepala karangan atau tajuk. 1. Huruf pertama awal kalimat
Dia membaca buku.
Syarat judul :
Kita harus bekerja keras.
Asli 2. Huruf pertama unsur nama orang,
Logis termasuk julukan
Singkat Tidak dipakai sebagai huruf pertama
Relevan nama orang yang merupakan nama
Provokatif jenis atau satuan ukuran. Contohnya
Spesifik ikan mujair, mesin diesel, 5 ampere,
10 volt.
Kaidah penulisan judul Tidak dipakai untuk menuliskan
1. Ditulis tanpa tanda baca akhir berupa huruf pertama kata yang bermakna
titik. ‘anak dari’ atau huruf pertama kata
2. Setiap kata harus ditulis dengan huruf tugas. Misalnya, Abdul Rahman bin
awal kapital, kecuali preposisi dan Zaini, Siti Fatimah binti Salim,
konjungsi. Indani boru Sitanggang, Charles
3. Preposisi atau konjungsi yang menjadi Adriaan van Ophuijsen, Ayam
kata awal ditulis dengan huruf kapital. Jantan dari Timur.
4. Judul yang memuat kata ulang utuh 3. Dipakai pada awal kalimat dalam
ditulis dengan huruf awal kapital pada petikan langsung.
kedua unsurnya. Adik bertanya, “Kapan kita
5. Judul yang memuat kata ulang pulang?”
berimbuhan atau berubah bunyi ditulis Orang itu menasihati anaknya,
dengan huruf awal kapital pada unsur “Berhati-hatilah, Nak!”
pertama saja. “Mereka berhasil meraih medali
6. Penulisan merek tidak dapat diubah emas,” katanya.
karna merupakan identitas. “Besok pagi,” kata dia, “mereka
7. Penulisan istilah asing dicetak miring. akan berangkat.”
8. Penulisan judul artikel, sajak, lagu, film, 4. Huruf pertama setiap kata nama agama,
naskah, dsb yang dipakai di dalam kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan
kalimat menggunakan tanda petik dua. dan kata ganti untuk Tuhan.
9. Penulisan judul buku, majalah, nama Islam
surat, dsb yang dikutip dalam tulisan, Tuhan
termasuk dalam daftar pustaka Weda
menggunakan huruf miring. Allah akan menunjukkan jalan
10. Angka tidak boleh diletakkan pada awal kepada hamba-Nya.
kalimat. 5. Huruf pertama unsur nama gelar
Kaidah penulisan judul karangan dalam teks Gelar kehormatan, keturunan,
atau kalimat keagamaan, atau akademik yang
diikuti nama orang. Misalnya,
1. Judul buku di cetak miring. Sultan Hasanuddin, Mahaputra
2. Judul puisi dan artikel diapit tanda petik Yamin, Haji Agus Salim, Imam
dua. Hambali, Raden Ajeng Kartini,
Doktor Mohammad Hatta, dan 9. Huruf pertama unsur nama peristiwa
Agung Permana, Sarjana Hukum. sejarah.
Gelar kehormatan, keturunan, Konferensi Asia Afrika
keagamaan, profesi, serta nama Perang Dunia II
jabatan dan pangkat yang dipakai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
sebagai sapaan. Misalnya : selamat
datang, Yang Mulia; semoga Huruf pertama peristiwa sejarah yang
berbahagia, Sultan; terima kasih, tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis
Kiai; selamat pagi, Dokter; silakan dengan huruf kapital.
duduk, Prof; mohon izin, Jenderal. Soekarno dan Hatta
6. Huruf pertama unsur nama jabatan dan memproklamasikan kemerdekaan
pangkat yang diikuti nama orang atau bangsa Indonesia.
sebagai pengganti nama orang tertentu, Perlombaan senjata membawa risiko
nama instansi, atau nama tempat. pecahnya perang dunia.
Wakil Presiden Adam Malik 10. Huruf pertama nama geografi
Perdana Menteri Nehru Jawa Barat
Profesor Supomo Selat Lombok
Proklamator Republik Indonesia Gang Kelinci
(Soekarno-Hatta) Asia Tenggara
Sekretaris Jenderal Kementerian Kecamatan Cidadas
Pendidikan dan Kebudayaan
Gubernur Papua Barat Huruf pertama nama geografi yang
7. Huruf pertama nama bangsa, suku bukan nama diri tidak ditulis dengan
bangsa, dan bahasa. kapital.
bangsa Indonesia
Berlayar ke teluk
suku Dani Mandi di sungai
bahasa Bali
Huruf pertama nama diri geografi yang
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis
yang dipakai sebagai bentuk dasar kata dengan huruf kapital.
turunan tidak ditulis kapital. Misalnya :
jeruk bali
pengindonesiaan kata asing kacang bogor
keinggris-inggrisan
petai cina
kejawa-jawaan
8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, Nama yang disertai nama geografi dan
dan hari besar. merupakan nama jenis dapat
tahun Hijriah disejajarkan dengan nama jenis lain
bulan Agustus dalam kelompoknya.
hari Jumat Kita mengenal berbagai macam
hari Lebaran gula, seperti gula jawa, dan gula
tarikh Masehi tebu.
bulan Maulid Kunci inggris, kunci tolak, dan
hari Galungan kunci ring.
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik 14. Huruf pertama kata penunjuk hubungan
Pekalongan, dan batik Solo. kekerabatan, serta kata atau ungkapan
Selain film Hongkong, juga akan lain yang dipakai dalam penyapaan.
diputar film India. “Kapan Bapak berangkat?” tanya
Murid-murid sekolah dasar itu Hasan.
menampilkan tarian Sumatra “Silakan duduk, Dik!” kata orang
Selatan. itu.
11. Huruf pertama semua kata dalam nama Surat Saudara telah kami terima.
negara, lembaga, badan, organisasi, atau “Hai, Kutu Buku, sedang membaca
dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, apa?”
ke, dari, dan, yang, dan untuk. “Kapan Paman datang?”
Republik Indonesia
Istilah kekerabatan berikut bukan
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat
merupakan penyapaan atau pengacuan :
Indonesia
Kitab Undang-Undang Hukum Kita harus menghormati bapak dan
Pidana ibu kita.
12. Huruf pertama setiap kata di dalam Semua kakak dan adik saya sudah
buku, karangan, artikel, makalah, nama berkeluarga.
majalah, dan surat kabar, kecuali kata
tugas yang tidak terletak pada posisi Kata ganti Anda ditulis dengan huruf
awal. awal kapital :
Saya telah membaca buku Dari Ave Sudahkah Anda tahu?
Maria ke Jalan Lain ke Roma. Siapakah nama Anda?
Tulisan itu dimuat dalam majalah
Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar
Pembangunan.
Ia menyajikan makalah “Penerapan
Asas-Asas Hukum Perdata”.
13. Huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, atau sapaan.
S.H. sarjana hukum
S.S . sarjana sastra
M.A. master of arts
M.Si. magister sains
K.H. kiai haji
Hj. hajah
Mgr. monseigneur
Pdt. pendeta
Dg. daeng
Dt. Datuk
Huruf Miring 2. Dalam naskah tulisan tangan atau mesin
ketik, bagian yang akan dicetak miring
1. Untuk menulis judul buku, nama
ditandai dengan garis bawah.
majalah, atau nama surat kabar yang
3. Kalimat berbahasa asing atau berbahasa
dikutip dalam tulisan, termasuk dalam
daerah yang dikutip secara langsung
daftar pustaka.
dalam teks berbahasa Indonesia ditulis
Saya membaca buku Salah Asuhan dengan huruf miring.
karangan Abdoel Moeis.
Majalah Poedjangga Baroe
menggelorakan semangat
kebangsaan.
Berita itu muncul dalam surat kabar
Cakrawala.
Pusat Bahasa.2011.Kamus Besar
Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Edisi Keempat (Cetakan Kedua).
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
2. Menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok
kata dalam kalimat.
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
Dalam bab ini tidak dibahas
pemakaian tanda baca.
Buatlah kalimat dengan
menggunakan ungkapan lepas
tangan.
3. Menuliskan kata atau ungkapan dalam
bahasa daerah atau bahasa asing.
Upacara peusijuek menarik
perhatian wisatawan asing yang
berkunjung ke Aceh.
Nama ilmiah buah manggis ialah
Garcinia mangostana.
Ungkapan bhinneka tunggal ika
dijadikan semboyan negara
Indonesia.
Catatan :
1. Nama diri, seperti nama orang, lembaga,
atau organisasi dalam bahasa asing atau
daerah tidak ditulis dengan huruf
miring.
HURUF TEBAL
1. Menegaskan bagian tulisan yang sudah
ditulis miring.
Huruf dh, seperti pada kata
Ramadhan, tidak terdapat dalam
Ejaan Bahasa Indonesia.
Kata et dalam ungkapan ora et
labora berarti ‘dan’.
2. Huruf tebal dapat dipakai untuk
menegaskan bagian-bagian karangan,
seperti judul buku, bab, atau subbab.
1.1 Latar Belakang dan Masalah
1.1.1 Latar Belakang
1.1.2 Masalah
1.2 Tujuan
c. Hati-hati menggunakan “yang” di
depan predikat karena bisa
Syarat Kalimat Efektif membuatnya menjadi perluasan
subjek.
1. Sesuai puebi
Dia yang pergi meninggalkanku.
Kalimat efektif harus menggunakan (tidak efektif)
ejaan, tanda baca, dan kata baku yang Dia pergi meninggalkanku.
tepat. (efektif)
d. Tidak bersubjek ganda
2. Sistematis
(penggabungan subjek yang sama)
Kalimat setidaknya harus memiliki Adik demam sehingga adik
subjek dan predikat (baru ditambahkan tidak dapat masuk sekolah.
objek, pelengkap, atau keterangan). (tidak efektif)
Adik demam sehingga tidak
3. Tidak boros dan bertele-tele
dapat masuk sekolah. (efektif)
Kalimat efektif adalah kalimat yang 2. Kehematan kata
ringkas sehingga pembaca mudah
Hindari menyusun kata-kata yang
memahami gagasan yang dituangkan.
bermakna sama dalam sebuah kalimat.
4. Tidak ambigu Hal yang memungkinkan kalimat
menjadi boros, yaitu :
Sebuah kalimat tidak boleh bersifat
ambigu (multitafsir). Susunan katanya a. Kata jamak
ringkas, sistematis, dan sesuai kaidah Para siswa-siswi sedang
kebahasaan. mengerjakan soal ujian masuk
perguruan tinggi. (tidak efektif)
Ciri-ciri Kalimat Efektif
Siswa-siswi sedang mengerjakan
1. Kesepadanan struktur soal ujian masuk perguruan
a. Apakah kalimat tersebut memiliki tinggi. (efektif)
subjek dan predikat?
Kata para merujuk pada jumlah
Para demonstran ke luar (adv =
jamak, sedangkan siswa-siswi
keterangan) dari ruang sidang.
mengarah pada jumlah siswa yang
(tidak efektif)
lebih dari satu. Jadi, hilangkan
Para demonstran keluar (v =
salah satu kata yang merujuk pada
predikat) dari ruang sidang.
hal yang sama.
(efektif)
b. Kata bersinonim
b. Jangan taruh preposisi di depan Ia masuk ke dalam ruang kelas.
subjek karena akan mengaburkan (tidak efektif)
pelaku dalam kalimat tersebut. Ia masuk ruang kelas. (efektif)
Bagi semua peserta diharapkan
hadir tepat waktu. (tidak efektif)
Semua peserta diharapkan hadir
tepat waktu. (efektif)
3. Kesejajaran bentuk (paralelisme)
Kalimat Inti
Kalimat efektif harus berimbuhan
paralel dan konsisten. Jika pada sebuah Konsep dasar
fungsi digunakan imbuhan me-, Unsur inti pembentuk kalimat: S + P
selanjutnya imbuhan yang sama Bila predikat berjenis aktif transitif,
digunakan pada fungsi yang sama. objek diperlukan sebagai bagian dari
Sederhananya : inti.
5. Logis
Suatu kalimat bisa benar secara tata
bahasa, tetapi belum tentu logis.
Mayat pria yang ditemukan itu
sebelumnya sering mondar-mandir
di kampung. (tidak efektif)
Sebelum ditemukan tak bernyawa,
pria itu sering mondar-mandir di
kampung. (efektif)
GAGASAN POKOK
Gagasan pokok = gagasan utama = ide pokok KATA KERJA (verba)
Gagasan pokok menjadi dasar yang Bisa ditambahkan imbuhan me-, di-, ter-, ber-,
dikembangkan untuk pemikiran selanjutnya. dan segala variasi lainnya. Bisa juga didahului
TIDAK.
Jenis-jenis paragraf berdasar letak kalimat
utama Contoh:
1. Deduktif (awal) Tidak makan
2. Induktif (akhir) Tidak berbicara
Paragraf induktif ditandai oleh KATA SIFAT (adjektiva)
konjungsi yang menyatakan simpulan,
seperti jadi, oleh karena itu, dan dengan Bisa ditambahkan/didahului TIDAK,
demikian. LEBIH/KURANG, atau PALING.
Ingat!
Kata “yang” masih merupakan bagian dari kata
sebelumnya. Kata “yang” hendak menjelaskan
secara rinci sifat atau gambaran kata di
belakangnya.
Contoh:
Pertanyaan : orang yang seperti apa?
Jawaban :
KONJUNGSI b. Konjungsi antar klausa
a. Konjungsi antar kalimat Kata penghubung antara dua buah
klausa atau lebih. Terdapat tiga macam
Suatu kalimat dapat dihubungkan
konjungsi antar klausa, yaitu :
dengan kalimat yang lain dengan
menggunakan konjungsi antar kalimat. 1. Korelatif
Untuk menghubungkan dua kata,
Konjungsi Makna
frasa, klausa yang memiliki status
Dengan konjungsi setara.
Konsekuensi atau
demikian,
akibat o Baik __ maupun __
akibatnya
Sebaliknya, o Jangankan __ pun __
Kebalikan o Bukan hanya __ melainkan __
berbeda dengan
o Entah __ entah __
Kemudian,
o Sedemikian rupa __ sehingga __
selanjutnya, Keadaan setelahnya
setelah itu o Tidak hanya __ tetapi (juga) __
o Antara __ dan
Sebenarnya, o Lebih __ daripada
sesungguhnya, Keadaan sebenarnya
bahwasanya o Apa(kah) __ atau __
o Makin __ makin __
Malahan, bahkan,
Keadaan sebelumnya 2. Subordinatif
tak hanya itu
Menghubungkan dua kata, frasa,
Akan tetapi,
Mempertentangkan klausa yang memiliki status
sayangnya,
keadaan sebelumnya konjungsi bertingkat.
namun
Biarpun begitu, Hubungan Konjungsi
meskipun
demikian, Kesediaan Andaikan,
walaupun Pengandaian sekiranya,
demikian seandainya
Jika, kalau,
Syarat
asalkan, bila
Sesudah, Maupun, baik __
sebelum, baik, entah __
setelah, sejak, Disjungtif
entah __, atau __
ketika, atau __
Waktu
sementara,
Setara,
selama,
sebelumnya,
sehingga,
setelahnya.
sambil
Tujuan Agar, supaya Bertingkat :
Waktu
ketika, bila,
Cara Dengan sampai, demi,
sementara,
Penjelasan Bahwa semenjak, tatkala,
seraya
Seolah-olah, Supaya, agar,
seakan-akan, Final
Pemiripan untuk
seperti,
sebagaimana Karena, sebab,
Sebab karena itu, sebab
Sebab, karena, itu
Sebab
oleh karena
Sehingga,
Meskipun, Akibat akibatnya,
walaupun, sampai
Konsesif
biarpun, Asalkan, jika,
sekalipun Syarat apabila, kalau,
jikalau
3. Koordinatif Walaupun,
Tak bersyarat biarpun,
Terjadi pada klausa-klausa meskipun
sederhana.
Seperti, bagai,
o __ dan __ bagaikan, ibarat,
o __ tetapi __ Perbandingan umpama, seakan-
o __ atau __ akan,
sebagaimana
c. Konjungsi berdasarkan fungsi Tidak hanya __
Korelatif tetapi juga, baik
Konjungsi Contoh __ maupun __
Yakni, apalagi,
Dan, serta, Penegas misalnya, yaitu,
Aditif
lagipula akhirnya
Tetapi,
sedangkan, akan Penjelas Bahwa
Pertentangan tetapi, Walaupun,
sebaliknya, meskipun,
namun Pembenaran
kendatipun,
sekalipun
Lalu, kemudian,
Urutan mula-mula,
pertama
Kecuali, asalkan,
Pembatasan
selain
Terutama,
Penanda umpama, paling
utama
Situasi Padahal,
sedangkan,
sambil
Konjungsi Antarkalimat
a. Menyatakan pertentangan
o Biarpun demikian, …
o Biarpun begitu, …
o Meskipun begitu, …
o Sekalipun demikian, …
o Sekalipun begitu, …
o Walaupun demikian, …
o Walaupun begitu, …
b. Menyatakan lanjutan dari keadaan pada
kalimat sebelumnya
o Sesudah itu, …
o Setelah itu, …
o Selanjutnya, …
c. Menyatakan kebalikan dari yang
dinyatakan sebelumnya
o Sebaliknya, …
d. Menyatakan keadaan yang sebenarnya
o Sesungguhnya, …
o Sebenarnya, …
o Sebetulnya, …
e. Menyatakan pertentangan dengan
keadaan sebelumnya
o Namun, …
o Akan tetapi, …
f. Menyatakan konsekuensi
o Dengan demikian, …
g. Menyatakan akibat
o Oleh karena itu, …
o Oleh sebab itu, …
Kata depan ada yang berupa kata depan
sedehana (terdiri dari satu kata atau kata dasar)
dan kata depan gabungan. Misalnya, diantara,
di atas, sampai dengan, di sekeliling, di sekitar,
dsb
ATURAN K-P-S-T
Huruf pertama kata dasar berawalan K-P-S-T
yang diikuti oleh vokal akan luluh, jika
mendapat awalan me- atau pe-
1) Aturan 1
Me-/pe- + K + vokal = meng-/peng-
Me-/pe- + P + vokal = mem-/pem-
Me-/pe- + S + vokal = meny-/peny-
Me-/pe- + T + vokal = men-/pen-
Contoh:
Mengerjakan/Penguatan
Memadamkan/Pemadaman
Menyucikan/Penyucian
Menukarkan/Penukaran
Memperhatikan (√)
Memperoleh (√)
Menyontek (√)
Memengaruhi (√)
2) Aturan 2
pe- + P + huruf konsonan (khususnya R)
= pem-
Contoh:
Pemrotes
Pemrakarsa
Huruf P setelah pem- = tidak baku
Pengecualian hanya berlaku pada
imbuhan pe-, bukan me-
Memprotes
a) Dia menjauhkan ayam goreng itu → dia
(subjek) diam, ayam goreng (objek)
pindah tempat.
b) Dia menjauhi ayam goreng itu dia
(subjek) pindah tempat, ayam goreng
(objek) diam.
f) Awalan Me + konsonan l, m, n, r,
AWALAN (prefiks) w tetap “me”
me + lamar = melamar
1) Awalan Se
me + makan = memakan
Awalan Se + semua vokal dan konsonan me + raba = meraba
tetap tidak berubah.
Contoh: 3) Awalan Ke
Awalan Ke + semua huruf vokal dan
Se + butir = sebutir
konsonan tidak mengalami perubahan
Se + ayah = seayah
(tetap).
Se + ekor = seekor
Contoh:
2) Awalan Me
Ke + abadi (an) = keabadian
a) Awalan Me + vokal menjadi
sengau “meng” Ke + cerdik (an) = kecerdikan
Me + arah = mengarah
4) Awalan Di
Me + arang = mengarang
Me + usap = mengusap Untuk awalan Di + semua konsonan
maupun vokal tidak mengalami
b) Awalan Me + konsonan b & p perubahan (tetap).
menjadi “mem”
Contoh:
Me + bilang = membilang
Me + bawa = membawa Di + ambil = diambil
Me + pisah = memisah Di + denda= didenda
6) Awalan Ter
a. Awalan Ter + semua konsonan
8) Awalan Pe
kecuali r dan vokal tidak berubah.
a. Awalan Pe + huruf vokal menjadi
Contoh : “peng”
Ter + angkat = terangkat Contoh :
Ter + bakar = terbakar
Pe + arah = pengarah
Pe + intai = pengintai
b. Awalan Ter + konsonan r maka
salah satu r nya akan luluh
b. Awalan Pe + konsonan g, h, r
Contoh : berubah menjadi “Peng”
Ter + rasa = terasa Contoh :
Ter + rawat = terawat
Pe + rajin = perajin
Pe + hasil (an) = penghasilan
c. Awalan Ter menjadi “ter” atau “tel”
bila melekat pada bentuk dasar ini :
c. Awalan Pe + konsonan k menjadi
Contoh : “Peng” dengan k nya luluh.
Ter + perdata = teperdaya Contoh :
Ter + antar = telantar
Pe + kikis (an) = pengikisan
Pe + kurang (an) = pengurangan
7) Awalan Per
a. Awalan Per + semua konsonan
d. Awalan Pe + l, m, n, w, v, z tidak
kecuali r dan vokal tidak berubah.
berubah.
Contoh :
Contoh :
Per + adil (an) = peradilan
Pe + mabuk = pemabuk
Per + baik (an)= perbaikan
Pe + lamar = pelamar
b. Awalan Per + konsonan r maka
e. Awalan Pe + konsonan s menjadi
salah satu r nya akan luluh.
“Peny” (s luluh)
Contoh :
Pe + sapu = penyapu
Pe + sikat = penyikat
g. Awalan Pe + konsonan c, d, j, t
menjadi “Pen”.
Contoh :
Pe + cabut = pencabut
Pe + jahit = penjahit
Pe + diam = pendiam
Pe + tulis = penulis
Untuk konsonan t akan luluh jika
bertemu dengan Pe
Khusus :
Penggulat (x) – pegulat (√)
Pengadaan (x) – pegadaian (√)
Penjabat (x) – pejabat (√)
Penyilat (x) – pesilat (√)
ARTI/FUNGSI AWALAN B. Arti Awalan Me
1. Melakukan pekerjaan
A. Arti Awalan Se
Menulis
1. Menyatakan satu
Memotong
Sebutir = satu butir
Memasak
Segenggam = satu genggam
Sebuah = satu buah
2. Menjadi
Memutih = menjadi putih
2. Menyatakan seluruh
Mengembun = menjadi embun
Sedunia = seluruh dunia
Se-kota = seluruh kota
3. Membubuhi dengan
Mengecat = membubuhi
3. Menyatakan setelah
dengan cat
Setibanya = setelah ia tiba
Menyemir = membubuhi
Sekembalimu = setelah kamu
dengan semir
kembali
4. Memakan/mengisap
4. Menyatakan sama
Menyirih = memakan sirih
Setinggi = sama tingginya
Merokok = mengisap rokok
Se pandai = sama pandainya
5. Menempuh/pergi ke
5. Menyatakan menyerupai
Melaut = menuju ke laut
Selangit = menyerupai
Mendarat = menuju ke darat
langit
Se gunung = menyerupai
6. Mencari/mengumpulkan
gunung
Merotan = mencari rotan
Mendamar = mencari damar
6. Menyatakan menjadi satu
Sekantor = menjadi satu
7. Membentuk kalimat aktif
kantor
Ali memukul Anjing
Sekelas = menjadi satu
Ibu mencuci baju
kelas
Kucing memakan ikan
Tunjuk + el = telunjuk
Patuk + el = pelatuk
Tali + em = temali
Kerlip + em = kemerlip
Kelut + em = kemelut
2. Menyatakan membuang
Menguliti = membuang
kulit
Menyisiki = membuang
sisik
4. Membawa ke
Memojokkan = membawa ke
pojok
Memenjarakan= membawa ke
penjara
5. Menganggap
Mendewakan = menganggap
dewa
Merajakan = menganggap
raja
C. Pun
Ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Contoh, nonstop,
nonaktif, nonformal, nonpartai.
5. Pasca-
Ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Contoh, pascabanjir,
pascasarjana, pascaliburan.
6. Pra-
Ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Misal, prasekolah,
prasejarah, prakerja, prakiraan.
7. Sub-
Ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Contohnya, subbab,
BENTUK TERIKAT subdivisi, subbagian, subbidang.
Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya. 8. Serba-
Ditulis serangkai dengan kata yang
1. Antar- mengikutinya. Contohnya, serbaada,
Ditulis serangkai dengan kata yang serbabaru, serbakurang, serbasalah.
mengikutinya. Contoh, antarteman,
antarkota, antarumat. 9. Super-
Ditulis serangkai dengan kata yang
2. Ekstra- mengikutinya. Contohnya, superjet,
Ditulis serangkai dengan kata yang supermewah, supercepat.
mengikutinya. Misal, ekstraposisi,
ekstrakurikuler, ekstravaganza. 10. Anti-
Ditulis serangkai dengan kata yang
3. Maha- mengikutinya. Contohnya, antivirus,
Ditulis serangkai dengan kata yang antibiotik, antiseptik.
mengikutinya. Contoh, mahasiswa,
mahakarya, mahasuci, mahakudus. Kombinasi dengan tanda hubung
Kecuali “Maha Esa” dan kata Bentuk terikat diikuti tanda hubung ketika kata
turunan yang mengacu pada nama yang mengikutinya diawali huruf kapital.
atau sifat Tuhan ditulis terpisah Contoh :
dengan huruf awal kapital. Contoh,
Tuhan yang Maha Esa, Mahabesar, anti-Amerika
Mahasuci, Maha Pengasih, dan pasca-Perang Dunia II
Maha Penyayang. pra-Revolusi 1917
non-Islam
4. Non-
KATA PENGHUBUNG Kata atau frasa penghubung antarkalimat yang
diakhiri tanda koma
Kata hubung yang didahului koma
Akan tetapi, …
…, bahkan
Akhirnya, …
…, kecuali
Akibatnya, …
…, melainkan
Artinya, …
…, padahal
Jika demikian, …
…, sedangkan
Kalau begitu, …
…, sementara
Karena itu, …
…, seperti
Lagi pula, …
…, tetapi
Sebaliknya, …
…, yaitu / yakni
Sebelumnya, …
Kata hubung yang tidak didahului koma Karena itu, …
Meskipun begitu, …
… agar …
Meskipun demikian, …
… bahwa …
Misalnya, …
… dengan …
Namun, …
… jika …
Oleh karena itu, …
… karena …
Oleh sebab itu, …
… maka …
Pada dasarnya, …
… meskipun …
Pada hakikatnya, …
… sampai …
Pada prinsipnya, …
… sehingga …
Sebenarnya, …
… sejak …
Selain itu, …
… sekalipun …
Biarpun begitu, …
… supaya …
Biarpun demikian, …
… walaupun …
Contohnya, …
Dalam hal ini, …
Dengan demikian, …
Dengan kata lain, …
Di samping itu, …
Jadi, …
Untuk ini, … Kata ulang yang kata dasarnya
Sebagai kesimpulan, … mendapat atau mengalami
Selanjutnya, … perubahan bunyi disebut juga
Sementara itu, … dwilingga salin suara.
Sesudah itu, … Contoh, sayur-mayur, bolak-balik,
Sesungguhnya, … lauk-pauk, gerak-gerik, teka-teki.
Walaupun demikian, …
KATA ULANG
1. Kata Ulang Utuh
Kata ulang yang mengulang seluruh
bentuk kata atau disebut juga
dwilingga.
Contohnya, anak-anak, jenis-jenis,
pertanyaan-pertanyaan, ibu-ibu.
MERUPAKAN
ADALAH & MERUPAKAN
A1 → A2, A3, A4
Adalah = merupakan
Artinya, fungsi A2, A3, dan A4 bisa digunakan
“adalah” = kata dasar untuk mendefinisikan A1 karena definisinya
tidak bersifat mutlak.
“merupakan” = kata turunan
Contoh:
ADALAH
Indonesia merupakan negara agraris.
“adalah” digunakan untuk mendefinisikan
sesuatu yang sifatnya mutlak. Indonesia merupakan negara beriklim
tropis.
Rumus : Indonesia merupakan negara penghasil
biji kopi.
A1 = A2
A2 = A1 A1 = Indonesia
Contoh: A2 = negara agraris
Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia. A3 = negara beriklim tropis
A1 = Jakarta A4 = negara penghasil biji kopi
A2 = ibu kota Republik Indonesia Kesimpulan :
Artinya, tidak ada selain A1 yang bisa mengisi Menggunakan kata “adalah” umumnya
posisi A2 dan sebaliknya. Mutlak. bersifat hanya satu.
Jadi, ibu kota Indonesia hanya Jakarta. Bukan Menggunakan kata “merupakan”
kota lain. dan sebaliknya. Jakarta bukan ibu umumnya dapat dipertukarkan dengan
kota negara apa pun selain Indonesia. definisi lainnya.
Kata “semua” ditekankan pada jumlah
yang banyak, sedangkan “seluruh” pada
satu benda yang merupakan kesatuan
yang utuh.
Bangsa Indonesia pada kalimat satu dan
dua jumlahnya hanya satu. Karena itu,
kata “seluruh” lebih tepat daripada
“semua”
Jadi satu salah dan dua benar.
Contoh:
1. Semua ruangan akan dibersihkan.
→ semua ruangan menyiratkan makna
ada beberapa ruangan.
2. Seluruh ruangan akan dibersihkan.
→ seluruh ruangan berarti ada satu
SEMUA, SELURUH, SEGENAP, SEGALA, ruangan yang semua bagiannya
& SEKALIAN dibersihkan.
SEMUA Jadi, 1 dan 2 benar karena beda makna.
Setiap anggota terkena atau termasuk dalam SEGALA
hitungan dan menekankan pada jumlah yang
banyak. Semua macam. Dipakai untuk mengacu pada
benda yang beraneka ragam.
Contoh:
Contoh:
1. Semua warga kota diungsikan
→ kata “semua” bermakna tiap anggota 1. Ia ingin melihat segala bunga yang
terkena atau termasuk dalam hitungan. terdapat di kebun itu.
2. Seluruh warga kota diungsikan → menyiratkan pengertian bahwa di
→ kata “seluruh” mengandung makna kebun itu ada berbagai jenis bunga.
bahwa tiap anggota termasuk dalam 2. Ia ingin melihat semua bunga yang
hitungan, tetapi dalam pengertian terdapat di kebun itu.
kekelompokan/kolektif. → mengandung dua pengertian, yaitu
(1) mungkin satu jenis (2) mungkin pula
Jadi satu dan dua benar. ada berbagai jenis.
SELURUH Jadi, 1 dan 2 benar karena beda makna.
Setiap anggota termasuk dalam hitungan, tetapi SEKALIAN
dalam pengertian kekelompokan/kolektif.
Contoh : Keserentakan. Hanya digunakan untuk
mengacu pada manusia. Contoh :
1. Semua bangsa Indonesia menjunjung
bahasa persatuan. 1. Sekalian orang di ruangan itu menengok
2. Seluruh bangsa Indonesia menjunjung kepadanya.
bahasa persatuan.
2. Semua orang di ruangan itu menengok
kepadanya.
Kata “sekalian” menyatakan keserentakan.
Kata itu hanya digunakan untuk mengacu
pada orang atau manusia.
Kata “sekalian” dapat dipertukarkan dengan
“semua”.
Jadi, 1 dan 2 benar karena maknanya sama.
SEGENAP
Menyatakan makna “semua”, tetapi dalam
pengertian kelengkapan. Dalam hal ini
maknanya mirip dengan kata seluruh.
Contoh:
1. Segenap bangsa Indonesia menjunjung
bahasa persatuan.
2. Seluruh bangsa Indonesia menjunjung
bahasa persatuan.
Kata “segenap” juga menyatakan makna
“semua”, tetapi dalam pengertian
kelengkapan.
Dalam hal ini maknanya mirip dengan kata
seluruh.
Jadi, 1 dan 2 benar karena maknanya sama.
Contoh:
1. Kita akan melindungi segenap binatang
dari kepunahan. (x)
2. Kita akan melindungi semua binatang
dari kepunahan. (√)
PENULISAN SIMBOL %
Tidak ada aturan baku dalam penulisan persen. APAKAH DAN = SERTA?
% bukan tanda baca karena itu tidak ada aturan
YUPP!
penggunaan atau penulisannya dalam PUEBI.
Jadi, harus menuliskan persen alih-alih Contoh:
menggunakan simbolnya.
Presiden dan rombongan disambut dengan
Contoh: tarian selamat datang.
Presiden serta rombongan disambut
Survey menunjukkan 63,7 persen warga
dengan tarian selamat datang.
mendukung program pemerintah.
Antara 30 – 40 persen konsumen produk X Bisakah keduanya digunakan dalam satu
adalah orang dewasa. kalimat?
Namun, juga dapat tergantung konteksnya : Ya bisa, dengan format :
Di judul :% A dan B
Dalam artikel : persen A, B, dan C
Dalam tabel : persen atau % A, B1 dan B2, serta C
Dalam artikel, tetapi berupa daftar : persen
B1 dan B2 biasanya sesuatu yang masih sejenis
atau %
atau berkaitan.
Penulisan simbol menempel pada
bilangannya (misal : 50%) Contoh:
Ayah mengecat pagar, gerbang, dan pintu
depan.
Ayah mengecat dinding, pagar dan
gerbang, serta pintu depan.
Tidak perlu bingung
A, B, dan C Baik di sekolah maupun rumah, anak-anak
A, B, serta C harus belajar dengan tekun.
A, B1 dan B2, serta C
A, B1 dan B2, dan C
Dalam hal ini, “dan” memang lebih lazim
diletakkan di awal, sedangkan “serta” di akhir.
Selain masalah kebiasaan dalam pemakaian
sehari-hari.
ATAUPUN MAUPUN
SEKALI, SESEKALI, & SEKALI-KALI
Ataupun = baik … maupun … SAMA ATAU BEDA?
Contoh: SEKALI
Bram ataupun Fikri mampu Sekali bisa bermakna “satu kali” atau “sangat”.
menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Contoh :
Baik Bram maupun Fikri mampu 1. Koper-koper itu terbawa dengan sekali
menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. angkat.
Bali selalu ramai dikunjungi oleh Sekali → satu kali angkat
wisatawan lokal ataupun mancanegara. 2. Harga tiket konser ini murah sekali.
Sekali → sangat murah
Bali selalu ramai dikunjungi baik oleh
wisatawan lokal maupun mancanegara.
SESEKALI
Keindahan pantai di sejumlah kawasan di
Pulau Dewata masih menjadi daya tarik Sesekali berarti sekali-sekali, alias kadang-
wisatawan domestik ataupun kadang. Contoh :
mancanegara. → Ia sesekali menyeka keringat yang
Keindahan partai di sejumlah kawasan di membasahi wajahnya.
Pulau Dewata masih menjadi daya tarik SEKALI-KALI
wisatawan baik domestik maupun
mancanegara. Sekali-kali berarti sama sekali atau sedikit pun.
Bisa juga berarti kadang-kadang.
Di sekolah ataupun rumah, anak-anak
harus belajar dengan tekun. Contoh :
1. Ia tak sekali-kali memikirkan perasaan
orang di sekitarnya.
2. Dia hanya sekali-kali saja datang Memprakirakan berarti melakukan peramalan
kemari. tentang suatu peristiwa berdasarkan hasil
perhitungan rasional atau ketetapan analisis
data, misalnya prakiraan cuaca. Sementara itu,
SEKALIGUS
prakiraan adalah yang diprakirakan; hasil
Sekaligus berarti melakukan sesuatu secara memprakirakan; perhitungan sebelumnya.
serentak atau bersamaan. Contoh :
Samakah??
→ Ketiga karcis itu ia berikan sekaligus
Dari pengertian ramalan dan prediksi, dapat
kepada petugas.
disimpulkan bahwa prediksi memiliki arti yang
sama dengan ramalan.
Meramal berarti melihat nasib orang dengan
membuka ramal. Kata ramalan itu sendiri
berarti hasil meramal. Lantas, tepatkah jika kata
ramalan diterapkan pada sesuatu yang ilmiah?
en dash = 2 x (-) = (-) model Indonesia Note : kata di antara em dash dapat
dihilangkan karena tidak mengurangi makna.
em dash = 3 x (-) = (--) model Barat
TANDA KURUNG (…) atau […]
Jika dari awal memakai en dash, maka
seterusnya harus pakai en dash (…) TANDA KURUNG
(konsisten). Fungsi :
Keduanya boleh dipakai.
1. Mengapit penjelasan yang bukan bagian
en dash utama kalimat.
fungsinya dipakai diantara dua bilangan, 2. Mengapit angka atau huruf yang
tanggal, atau tempat yang berarti ‘sampai merupakan urutan keterangan.
dengan’ atau ‘sampai ke’. Contoh:
Contoh: Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku,
Jakarta-Bandung (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.
Jakarta – Bandung Dia harus melengkapi berkas lamarannya
Tanggal 20 – 23 Agustus 2013 dengan melampirkan (1) akta kelahiran
Tanggal 20-23 Agustus 2013 (2) ijazah terakhir, dan
Kedalaman 10-15 meter
[…] TANDA KURUNG SIKU
(boleh diberi spasi atau tidak yang penting
konsisten) Fungsi :
em dash 1. Mengapit penjelasan yang sudah
bertanda kurung.
Fungsi :
2. Sebagai penanda kesalahan yang
terdapat dalam naskah/sumber asli.
Contoh:
Kalimat asli
Pembahasan mengenai teori Darwin telah Konjungsi didahului koma
dijelaskan pada buku edisi sebelumnya.
- Melainkan
Setelah revisi - Tetapi (selalu di tengah kalimat bukan
di awal kalimat)
Pembahasan mengenai teori Darwin telah
- Sedangkan
dijelaskan pada buku edisi sebelumnya (baca
- Sementara
buku Teori Darwin [Bab II]).
- Seperti
Kalimat asli - Yaitu
- Yakni
Verba transitif merupakan kata kerja yang
membutuhkan objek ataupun pelengkap. Tidak didahului koma (letaknya di tengah,
tetapi beberapa ada yang di awal kalimat)
Setelah revisi
- Agar
Verba transitif merupakan kata kerja yang
membutuhkan objek ataupun pelengkap. - Bahwa
- Jika
Prinsip Penulisan - Maka
(ABC) (√) (│ABC│) (x) - Karena
- Meskipun
[XYZ] (√) [│XYZ│] (x) - Walaupun
(ABC [XYZ]) (√) (│ABC [│XYZ│]│) (x) - Sekalipun
- Sehingga
│ = tidak boleh ada spasi!
Misalnya :
Saya batuk karena makan gorengan
Karena makan gorengan, saya batuk. (boleh
dibalik jika kalimatnya lengkap – SPO)
Konjungsi Antarkalimat
- Namun,
- Akan tetapi,
- Dengan demikian,
- Oleh karena itu,
- Oleh sebab itu,
Kelas Kata
- Nomina
Bukan + nomina
- Verba
Jangan + verba
- Adjektiva - Harusnya setelah me- langsung objek
Lebih, kurang, paling + adjektiva - Tentang >> preposisi
- Krisis tahun ’98 >> objek
SPOK
Judul buku yang dikutip dalam tulisan harus
Keterangan huruf miring.
- Diawali preposisi Judul artikel yang dikutip
Di ke dari kepada pada dengan untuk
bagi demi daripada hingga - Saya sudah membaca artikel “Indonesia
Zona Merah” di Kompas. Kompas nama
Bentuk Terikat (digabung) media jadi harus miring.
- “Indonesia Masuk Red Zone” red zone
- Antar
miring karna kata asing
- Pasca
Pasca-Kemerdekaan Partikel
Pasca-Reformasi 1998 (peristiwa)
Pascakebakaran - Lah
- Ekstra - Kah
- Maha - Tah
Ditulis sambung kecuali maha esa - Per
Maha diikuti sifat Tuhan yang - Pun
berimbuhan, misalnya Maha pengasih * lah dan kah harus ditulis serangkai
harus ditulis terpisah.
- Anti * per dan pun tidak ditulis serangkai, kecuali
Anti-plagiarism adapun, ataupun (2A), bagaimanapun, biarpun
Anti-Nazi (2B), kalaupun, kendatipun (2K), maupun,
- Pra meskipun (2M), sekalipun, sungguhpun (2S),
- Super walaupun (1)
- Non KPTS
Non-Islam
- me + K + vokal = meng-
Menentukan Objek atau Pelangkap - me + P + vokal = mem-
Predikat - me + T + vokal = men-
- me + S + vokal = meny-
- Verba berimbuhan me + diikuti obj
(kata dasarnya KPTS jika ketemu huruf vokal
Pelengkap akan luluh. Kalau huruf konsonan tidak luluh)
- Verba berimbuhan di, ter, ber, ke-an + misalnya, memerhatikan atau memperhatikan.
pelengkap. Bukan diawali imbuhan me. Kata dasarnya hati, jadi huruf h nya tidak luluh.
- Surat ditulis ayah >> SPPel Selain itu, memperoleh atau memeroleh
(memperoleh yang benar). Mentertawakan atau
- Surat ditulis oleh ayah >> SPK
menertawakan, kata dasarnya tertawa yang
Saya membicarakan tentang krisis tahun’98 diturunkan dari tawa. Yang benar
(SALAH) mentertawakan.
A, B, dan C (benar), jika lebih dari Di antara (dipisah karena menunjukkan lokasi),
di- sebagai preposisi. Cara mengeceknya
A, B1 dan B2, serta C. jendela, pagar dan
dengan diubah ke bentuk aktif menjadi me-
pintu, serta kursi.
(mediantara X). Di rumah -> diubah menjadi
merumah (X), maka harus dipisah.
Kalimat efektif
1. Subjek + predikat Adverb : menerangkan kata kerja
S – apa / siapa predikat Benda langit itu diawali huruf kapital, misalnya
2. Hemat Bulan, Planet Bumi, kecuali jenis yang ada
3. Memiliki kesejajaran bentuk atau namanya Meteor …, Satelit …, Bintang …
paralel
4. Logis 1 suku kata : ditambah me- dan pe- jadi menge-
dan penge-
Daftar Referensi
- Bom
- Al Rasyid, F. (2010). Sukses PBM.
- Cap
Jakarta : Gramedia. Akan tetapi judul
- Cat
referensinya.
- Pel
Menentukan Judul - Tik
- Klaim
- Lihat paragraf 1, 2, 3, 4 mana yang bisa
direpresentasikan dengan si judul - Twit
Perluasan kalimat
- Saya membaca buku yang kemarin
kamu pinjamkan.
Saya :S
left with no other recourse
Membaca : P
Yang : perluasan
Buku yang kemarin kamu
pinjamkan : O
- Tanaman hias yang saya dapatkan dari
Ibu kamu kemarin dimakan kambing.
Tanaman hias yang saya dapatkan
dari Ibu kamu kemarin : S
Dimakan : P
Kambing : pelengkap
Kalo frasa bisa diselipkan sesuatu di tengah.
Misalnya mobil baru jadi mobil yang baru,
mobil sangat baru.
Kata majemuk, contohnya makan siang. Makan
siang di tengahnya tidak bisa diberi apa – apa,
bentuknya sudah tetap.