Anda di halaman 1dari 44

JUDUL HURUF KAPITAL

Judul adalah kepala karangan atau tajuk. 1. Huruf pertama awal kalimat
 Dia membaca buku.
Syarat judul :
 Kita harus bekerja keras.
 Asli 2. Huruf pertama unsur nama orang,
 Logis termasuk julukan
 Singkat  Tidak dipakai sebagai huruf pertama
 Relevan nama orang yang merupakan nama
 Provokatif jenis atau satuan ukuran. Contohnya
 Spesifik ikan mujair, mesin diesel, 5 ampere,
10 volt.
Kaidah penulisan judul  Tidak dipakai untuk menuliskan
1. Ditulis tanpa tanda baca akhir berupa huruf pertama kata yang bermakna
titik. ‘anak dari’ atau huruf pertama kata
2. Setiap kata harus ditulis dengan huruf tugas. Misalnya, Abdul Rahman bin
awal kapital, kecuali preposisi dan Zaini, Siti Fatimah binti Salim,
konjungsi. Indani boru Sitanggang, Charles
3. Preposisi atau konjungsi yang menjadi Adriaan van Ophuijsen, Ayam
kata awal ditulis dengan huruf kapital. Jantan dari Timur.
4. Judul yang memuat kata ulang utuh 3. Dipakai pada awal kalimat dalam
ditulis dengan huruf awal kapital pada petikan langsung.
kedua unsurnya.  Adik bertanya, “Kapan kita
5. Judul yang memuat kata ulang pulang?”
berimbuhan atau berubah bunyi ditulis  Orang itu menasihati anaknya,
dengan huruf awal kapital pada unsur “Berhati-hatilah, Nak!”
pertama saja.  “Mereka berhasil meraih medali
6. Penulisan merek tidak dapat diubah emas,” katanya.
karna merupakan identitas.  “Besok pagi,” kata dia, “mereka
7. Penulisan istilah asing dicetak miring. akan berangkat.”
8. Penulisan judul artikel, sajak, lagu, film, 4. Huruf pertama setiap kata nama agama,
naskah, dsb yang dipakai di dalam kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan
kalimat menggunakan tanda petik dua. dan kata ganti untuk Tuhan.
9. Penulisan judul buku, majalah, nama  Islam
surat, dsb yang dikutip dalam tulisan,  Tuhan
termasuk dalam daftar pustaka  Weda
menggunakan huruf miring.  Allah akan menunjukkan jalan
10. Angka tidak boleh diletakkan pada awal kepada hamba-Nya.
kalimat. 5. Huruf pertama unsur nama gelar
Kaidah penulisan judul karangan dalam teks  Gelar kehormatan, keturunan,
atau kalimat keagamaan, atau akademik yang
diikuti nama orang. Misalnya,
1. Judul buku di cetak miring. Sultan Hasanuddin, Mahaputra
2. Judul puisi dan artikel diapit tanda petik Yamin, Haji Agus Salim, Imam
dua. Hambali, Raden Ajeng Kartini,
Doktor Mohammad Hatta, dan 9. Huruf pertama unsur nama peristiwa
Agung Permana, Sarjana Hukum. sejarah.
 Gelar kehormatan, keturunan,  Konferensi Asia Afrika
keagamaan, profesi, serta nama  Perang Dunia II
jabatan dan pangkat yang dipakai  Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
sebagai sapaan. Misalnya : selamat
datang, Yang Mulia; semoga Huruf pertama peristiwa sejarah yang
berbahagia, Sultan; terima kasih, tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis
Kiai; selamat pagi, Dokter; silakan dengan huruf kapital.
duduk, Prof; mohon izin, Jenderal.  Soekarno dan Hatta
6. Huruf pertama unsur nama jabatan dan memproklamasikan kemerdekaan
pangkat yang diikuti nama orang atau bangsa Indonesia.
sebagai pengganti nama orang tertentu,  Perlombaan senjata membawa risiko
nama instansi, atau nama tempat. pecahnya perang dunia.
 Wakil Presiden Adam Malik 10. Huruf pertama nama geografi
 Perdana Menteri Nehru  Jawa Barat
 Profesor Supomo  Selat Lombok
 Proklamator Republik Indonesia  Gang Kelinci
(Soekarno-Hatta)  Asia Tenggara
 Sekretaris Jenderal Kementerian  Kecamatan Cidadas
Pendidikan dan Kebudayaan
Gubernur Papua Barat Huruf pertama nama geografi yang
7. Huruf pertama nama bangsa, suku bukan nama diri tidak ditulis dengan
bangsa, dan bahasa. kapital.
 bangsa Indonesia
 Berlayar ke teluk
 suku Dani  Mandi di sungai
 bahasa Bali
Huruf pertama nama diri geografi yang
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis
yang dipakai sebagai bentuk dasar kata dengan huruf kapital.
turunan tidak ditulis kapital. Misalnya :
 jeruk bali
 pengindonesiaan kata asing  kacang bogor
 keinggris-inggrisan
 petai cina
 kejawa-jawaan
8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, Nama yang disertai nama geografi dan
dan hari besar. merupakan nama jenis dapat
 tahun Hijriah disejajarkan dengan nama jenis lain
 bulan Agustus dalam kelompoknya.
 hari Jumat  Kita mengenal berbagai macam
 hari Lebaran gula, seperti gula jawa, dan gula
 tarikh Masehi tebu.
 bulan Maulid  Kunci inggris, kunci tolak, dan
 hari Galungan kunci ring.
 Dia mengoleksi batik Cirebon, batik 14. Huruf pertama kata penunjuk hubungan
Pekalongan, dan batik Solo. kekerabatan, serta kata atau ungkapan
 Selain film Hongkong, juga akan lain yang dipakai dalam penyapaan.
diputar film India.  “Kapan Bapak berangkat?” tanya
 Murid-murid sekolah dasar itu Hasan.
menampilkan tarian Sumatra  “Silakan duduk, Dik!” kata orang
Selatan. itu.
11. Huruf pertama semua kata dalam nama  Surat Saudara telah kami terima.
negara, lembaga, badan, organisasi, atau  “Hai, Kutu Buku, sedang membaca
dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, apa?”
ke, dari, dan, yang, dan untuk.  “Kapan Paman datang?”
 Republik Indonesia
Istilah kekerabatan berikut bukan
 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat
merupakan penyapaan atau pengacuan :
Indonesia
 Kitab Undang-Undang Hukum  Kita harus menghormati bapak dan
Pidana ibu kita.
12. Huruf pertama setiap kata di dalam  Semua kakak dan adik saya sudah
buku, karangan, artikel, makalah, nama berkeluarga.
majalah, dan surat kabar, kecuali kata
tugas yang tidak terletak pada posisi Kata ganti Anda ditulis dengan huruf
awal. awal kapital :
 Saya telah membaca buku Dari Ave  Sudahkah Anda tahu?
Maria ke Jalan Lain ke Roma.  Siapakah nama Anda?
 Tulisan itu dimuat dalam majalah
Bahasa dan Sastra.
 Dia agen surat kabar Sinar
Pembangunan.
 Ia menyajikan makalah “Penerapan
Asas-Asas Hukum Perdata”.
13. Huruf pertama unsur singkatan nama
gelar, pangkat, atau sapaan.
 S.H. sarjana hukum
 S.S . sarjana sastra
 M.A. master of arts
 M.Si. magister sains
 K.H. kiai haji
 Hj. hajah
 Mgr. monseigneur
 Pdt. pendeta
 Dg. daeng
 Dt. Datuk
Huruf Miring 2. Dalam naskah tulisan tangan atau mesin
ketik, bagian yang akan dicetak miring
1. Untuk menulis judul buku, nama
ditandai dengan garis bawah.
majalah, atau nama surat kabar yang
3. Kalimat berbahasa asing atau berbahasa
dikutip dalam tulisan, termasuk dalam
daerah yang dikutip secara langsung
daftar pustaka.
dalam teks berbahasa Indonesia ditulis
 Saya membaca buku Salah Asuhan dengan huruf miring.
karangan Abdoel Moeis.
 Majalah Poedjangga Baroe
menggelorakan semangat
kebangsaan.
 Berita itu muncul dalam surat kabar
Cakrawala.
 Pusat Bahasa.2011.Kamus Besar
Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Edisi Keempat (Cetakan Kedua).
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
2. Menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok
kata dalam kalimat.
 Huruf terakhir kata abad adalah d.
 Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
 Dalam bab ini tidak dibahas
pemakaian tanda baca.
 Buatlah kalimat dengan
menggunakan ungkapan lepas
tangan.
3. Menuliskan kata atau ungkapan dalam
bahasa daerah atau bahasa asing.
 Upacara peusijuek menarik
perhatian wisatawan asing yang
berkunjung ke Aceh.
 Nama ilmiah buah manggis ialah
Garcinia mangostana.
 Ungkapan bhinneka tunggal ika
dijadikan semboyan negara
Indonesia.
Catatan :
1. Nama diri, seperti nama orang, lembaga,
atau organisasi dalam bahasa asing atau
daerah tidak ditulis dengan huruf
miring.
HURUF TEBAL
1. Menegaskan bagian tulisan yang sudah
ditulis miring.
 Huruf dh, seperti pada kata
Ramadhan, tidak terdapat dalam
Ejaan Bahasa Indonesia.
 Kata et dalam ungkapan ora et
labora berarti ‘dan’.
2. Huruf tebal dapat dipakai untuk
menegaskan bagian-bagian karangan,
seperti judul buku, bab, atau subbab.
 1.1 Latar Belakang dan Masalah
 1.1.1 Latar Belakang
 1.1.2 Masalah
 1.2 Tujuan
c. Hati-hati menggunakan “yang” di
depan predikat karena bisa
Syarat Kalimat Efektif membuatnya menjadi perluasan
subjek.
1. Sesuai puebi
 Dia yang pergi meninggalkanku.
Kalimat efektif harus menggunakan (tidak efektif)
ejaan, tanda baca, dan kata baku yang  Dia pergi meninggalkanku.
tepat. (efektif)
d. Tidak bersubjek ganda
2. Sistematis
(penggabungan subjek yang sama)
Kalimat setidaknya harus memiliki  Adik demam sehingga adik
subjek dan predikat (baru ditambahkan tidak dapat masuk sekolah.
objek, pelengkap, atau keterangan). (tidak efektif)
 Adik demam sehingga tidak
3. Tidak boros dan bertele-tele
dapat masuk sekolah. (efektif)
Kalimat efektif adalah kalimat yang 2. Kehematan kata
ringkas sehingga pembaca mudah
Hindari menyusun kata-kata yang
memahami gagasan yang dituangkan.
bermakna sama dalam sebuah kalimat.
4. Tidak ambigu Hal yang memungkinkan kalimat
menjadi boros, yaitu :
Sebuah kalimat tidak boleh bersifat
ambigu (multitafsir). Susunan katanya a. Kata jamak
ringkas, sistematis, dan sesuai kaidah  Para siswa-siswi sedang
kebahasaan. mengerjakan soal ujian masuk
perguruan tinggi. (tidak efektif)
Ciri-ciri Kalimat Efektif
 Siswa-siswi sedang mengerjakan
1. Kesepadanan struktur soal ujian masuk perguruan
a. Apakah kalimat tersebut memiliki tinggi. (efektif)
subjek dan predikat?
Kata para merujuk pada jumlah
 Para demonstran ke luar (adv =
jamak, sedangkan siswa-siswi
keterangan) dari ruang sidang.
mengarah pada jumlah siswa yang
(tidak efektif)
lebih dari satu. Jadi, hilangkan
 Para demonstran keluar (v =
salah satu kata yang merujuk pada
predikat) dari ruang sidang.
hal yang sama.
(efektif)
b. Kata bersinonim
b. Jangan taruh preposisi di depan  Ia masuk ke dalam ruang kelas.
subjek karena akan mengaburkan (tidak efektif)
pelaku dalam kalimat tersebut.  Ia masuk ruang kelas. (efektif)
 Bagi semua peserta diharapkan
hadir tepat waktu. (tidak efektif)
 Semua peserta diharapkan hadir
tepat waktu. (efektif)
3. Kesejajaran bentuk (paralelisme)
Kalimat Inti
Kalimat efektif harus berimbuhan
paralel dan konsisten. Jika pada sebuah Konsep dasar
fungsi digunakan imbuhan me-,  Unsur inti pembentuk kalimat: S + P
selanjutnya imbuhan yang sama  Bila predikat berjenis aktif transitif,
digunakan pada fungsi yang sama. objek diperlukan sebagai bagian dari
Sederhananya : inti.

 Verba, verba, dan verba Ciri kalimat inti


 Ajektiva, ajektiva, dan ajektiva  Terdiri atas dua kata, yaitu inti subjek
 Nomina, nomina, dan nomina dan inti predikat (bila predikat bukan
Contoh: aktif transitif).
 Berupa kalimat positif, tidak memuat
 Dia pandai (a), rajin (a), dan seorang “tidak” atau “bukan”.
juara (n). (tidak efektif)  Bersusunan normal, yaitu subjek-
 Mereka dilarang mengobrol (v), predikat (tidak boleh berupa inversi,
menyontek (v), dan tidur (v). yaitu predikat mendahului subjek).
(efektif)
Langkah menemukan kalimat inti
4. Ketegasan makna 1. Hilangkan unsur keterangan dan
Kalimat perintah, larangan, atau anjuran perluasan.
umumnya diikuti partikel lah atau pun.  Keterangan bisa diawali dengan
preposisi/konjungsi.
 Kamu sapulah lantai rumah agar  Perluasan ditandai oleh konjungsi
bersih! (tidak efektif) “yang”.
 Sapulah lantai rumahmu agar bersih! 2. Hilangkan adverbial (kata bantu) dan
(efektif) tentukan inti unsur kalimat.

5. Logis
Suatu kalimat bisa benar secara tata
bahasa, tetapi belum tentu logis.
 Mayat pria yang ditemukan itu
sebelumnya sering mondar-mandir
di kampung. (tidak efektif)
 Sebelum ditemukan tak bernyawa,
pria itu sering mondar-mandir di
kampung. (efektif)
GAGASAN POKOK
Gagasan pokok = gagasan utama = ide pokok KATA KERJA (verba)
Gagasan pokok menjadi dasar yang Bisa ditambahkan imbuhan me-, di-, ter-, ber-,
dikembangkan untuk pemikiran selanjutnya. dan segala variasi lainnya. Bisa juga didahului
TIDAK.
Jenis-jenis paragraf berdasar letak kalimat
utama Contoh:
1. Deduktif (awal)  Tidak makan
2. Induktif (akhir)  Tidak berbicara
Paragraf induktif ditandai oleh KATA SIFAT (adjektiva)
konjungsi yang menyatakan simpulan,
seperti jadi, oleh karena itu, dan dengan Bisa ditambahkan/didahului TIDAK,
demikian. LEBIH/KURANG, atau PALING.

3. Variatif (campuran) Contoh:

Tips menentukan gagasan utama  Lebih baik


 Kurang bagus
1. Cek kalimat ke-2, apakah mendukung  Paling hebat
kalimat ke-1 atau tidak.
2. Cek kalimat akhir, apakah berupa KATA BENDA (nomina)
simpulan dan mendukung kalimat Bisa ditambahkan imbuhan pe-, pe-an, ke-an,
pertama. per-an, dll. Bisa juga didahului ADA atau
BUKAN.
Contoh:
 Bukan permainan
 Ada penari
 Orang yang telah melakukan kontak
dengan si pembawa virus dan
menunjukkan tanda-tanda infeksi
pernapasan akut sekecil apa pun.
Artinya :
 “Orang yang telah melakukan kontak
dengan si pembawa virus dan
PRINSIP SUBJEK & PREDIKAT
menunjukkan tanda-tanda infeksi
Subjek = apa/siapa predikat pernapasan akut sekecil apa pun”,
adalah suatu bagian yang tak
Contoh:
terpisahkan (masih subjek kalimat).
a. Ibu berbelanja ke pasar
 Siapa yang berbelanja ke pasar?
 Jawaban : ibu → subjek
b. Keanekaragaman membuat Indonesia
unik
 Apa yang membuat Indonesia unik?
 Jawaban : keanekaragaman → S
c. King Kong, monster legendaris simbol
periode awal kejayaan Hollywood,
konon berasal dari Uni Soviet.
 Apa yang konon berasal dari Uni
Soviet?
 Jawaban : King Kong
d. Memotret sisi gelap Bulan menjadi
tantangan tersendiri dalam kompetisi
eksplorasi ruang angkasa.
 Apa yang menjadi tantangan
tersendiri dalam kopetisi eksplorasi
ruang angkasa?
 Jawaban : memotret sisi gelap
Bulan

Ingat!
Kata “yang” masih merupakan bagian dari kata
sebelumnya. Kata “yang” hendak menjelaskan
secara rinci sifat atau gambaran kata di
belakangnya.
Contoh:
Pertanyaan : orang yang seperti apa?
Jawaban :
KONJUNGSI b. Konjungsi antar klausa
a. Konjungsi antar kalimat Kata penghubung antara dua buah
klausa atau lebih. Terdapat tiga macam
Suatu kalimat dapat dihubungkan
konjungsi antar klausa, yaitu :
dengan kalimat yang lain dengan
menggunakan konjungsi antar kalimat. 1. Korelatif
Untuk menghubungkan dua kata,
Konjungsi Makna
frasa, klausa yang memiliki status
Dengan konjungsi setara.
Konsekuensi atau
demikian,
akibat o Baik __ maupun __
akibatnya
Sebaliknya, o Jangankan __ pun __
Kebalikan o Bukan hanya __ melainkan __
berbeda dengan
o Entah __ entah __
Kemudian,
o Sedemikian rupa __ sehingga __
selanjutnya, Keadaan setelahnya
setelah itu o Tidak hanya __ tetapi (juga) __
o Antara __ dan
Sebenarnya, o Lebih __ daripada
sesungguhnya, Keadaan sebenarnya
bahwasanya o Apa(kah) __ atau __
o Makin __ makin __
Malahan, bahkan,
Keadaan sebelumnya 2. Subordinatif
tak hanya itu
Menghubungkan dua kata, frasa,
Akan tetapi,
Mempertentangkan klausa yang memiliki status
sayangnya,
keadaan sebelumnya konjungsi bertingkat.
namun
Biarpun begitu, Hubungan Konjungsi
meskipun
demikian, Kesediaan Andaikan,
walaupun Pengandaian sekiranya,
demikian seandainya
Jika, kalau,
Syarat
asalkan, bila
Sesudah, Maupun, baik __
sebelum, baik, entah __
setelah, sejak, Disjungtif
entah __, atau __
ketika, atau __
Waktu
sementara,
Setara,
selama,
sebelumnya,
sehingga,
setelahnya.
sambil
Tujuan Agar, supaya Bertingkat :
Waktu
ketika, bila,
Cara Dengan sampai, demi,
sementara,
Penjelasan Bahwa semenjak, tatkala,
seraya
Seolah-olah, Supaya, agar,
seakan-akan, Final
Pemiripan untuk
seperti,
sebagaimana Karena, sebab,
Sebab karena itu, sebab
Sebab, karena, itu
Sebab
oleh karena
Sehingga,
Meskipun, Akibat akibatnya,
walaupun, sampai
Konsesif
biarpun, Asalkan, jika,
sekalipun Syarat apabila, kalau,
jikalau
3. Koordinatif Walaupun,
Tak bersyarat biarpun,
Terjadi pada klausa-klausa meskipun
sederhana.
Seperti, bagai,
o __ dan __ bagaikan, ibarat,
o __ tetapi __ Perbandingan umpama, seakan-
o __ atau __ akan,
sebagaimana
c. Konjungsi berdasarkan fungsi Tidak hanya __
Korelatif tetapi juga, baik
Konjungsi Contoh __ maupun __
Yakni, apalagi,
Dan, serta, Penegas misalnya, yaitu,
Aditif
lagipula akhirnya
Tetapi,
sedangkan, akan Penjelas Bahwa
Pertentangan tetapi, Walaupun,
sebaliknya, meskipun,
namun Pembenaran
kendatipun,
sekalipun
Lalu, kemudian,
Urutan mula-mula,
pertama
Kecuali, asalkan,
Pembatasan
selain
Terutama,
Penanda umpama, paling
utama
Situasi Padahal,
sedangkan,
sambil

Konjungsi Antarkalimat
a. Menyatakan pertentangan
o Biarpun demikian, …
o Biarpun begitu, …
o Meskipun begitu, …
o Sekalipun demikian, …
o Sekalipun begitu, …
o Walaupun demikian, …
o Walaupun begitu, …
b. Menyatakan lanjutan dari keadaan pada
kalimat sebelumnya
o Sesudah itu, …
o Setelah itu, …
o Selanjutnya, …
c. Menyatakan kebalikan dari yang
dinyatakan sebelumnya
o Sebaliknya, …
d. Menyatakan keadaan yang sebenarnya
o Sesungguhnya, …
o Sebenarnya, …
o Sebetulnya, …
e. Menyatakan pertentangan dengan
keadaan sebelumnya
o Namun, …
o Akan tetapi, …
f. Menyatakan konsekuensi
o Dengan demikian, …
g. Menyatakan akibat
o Oleh karena itu, …
o Oleh sebab itu, …
Kata depan ada yang berupa kata depan
sedehana (terdiri dari satu kata atau kata dasar)
dan kata depan gabungan. Misalnya, diantara,
di atas, sampai dengan, di sekeliling, di sekitar,
dsb

PREPOSISI (kata depan)


Termasuk kata tugas sehingga tidak memiliki
makna leksikal, artinya tidak mengacu kepada Letak Preposisi
nama barang, peristiwa, keadaan, atau tindakan
Preposisi boleh di awal kalimat karena
tertentu, tetapi memiliki tugas gramatikal yang
preposisi bukan konjungsi yang punya aturan
penting, yaitu menunjukkan hubungan
tertentu (intrakalimat dan antarkalimat).
antarkata.
Contoh:
Contoh:
 Pada semester ini, seluruh pelajar se-
 Di
indonesia terpaksa belajar dari rumah
 Ke karena pandemi COVID-19.
 Dari  Dengan mematuhi aturan PSBB,
 Akan seseorang diharapkan terhindar dari
 Daripada bahaya penularan virus corona.
 Pada
 Kepada Preposisi tidak boleh ditulis kapital dalam
 Dalam judul, kecuali letaknya pada awal judul.
 Bagai Contoh:
 Demi
 Aroma kebebasan: Suasana Kota
 Dengan
Moskow pada Hari Pertama
 Untuk
 Tujuan Pemiimpin Dunia yang
 Bagi
Bersahabat dengan Uni Soviet
 Berkat
 Guna
 Hingga
 Seperti
 Terhadap
 Untuk
 Tentang
 Oleh
 Kecuali
 Lewat
 Memproses
Jika imbuhan me- bertemu kata dasar
berawalan huruf P yang diikuti
konsonan, P pada kata tersebut tidak
luluh. Kecuali, mempunyai dan mengaji
(√).

ATURAN K-P-S-T
Huruf pertama kata dasar berawalan K-P-S-T
yang diikuti oleh vokal akan luluh, jika
mendapat awalan me- atau pe-
1) Aturan 1
 Me-/pe- + K + vokal = meng-/peng-
 Me-/pe- + P + vokal = mem-/pem-
 Me-/pe- + S + vokal = meny-/peny-
 Me-/pe- + T + vokal = men-/pen-
Contoh:
 Mengerjakan/Penguatan
 Memadamkan/Pemadaman
 Menyucikan/Penyucian
 Menukarkan/Penukaran
 Memperhatikan (√)
 Memperoleh (√)
 Menyontek (√)
 Memengaruhi (√)

2) Aturan 2
pe- + P + huruf konsonan (khususnya R)
= pem-
Contoh:
 Pemrotes
 Pemrakarsa
 Huruf P setelah pem- = tidak baku
Pengecualian hanya berlaku pada
imbuhan pe-, bukan me-
 Memprotes
a) Dia menjauhkan ayam goreng itu → dia
(subjek) diam, ayam goreng (objek)
pindah tempat.
b) Dia menjauhi ayam goreng itu dia
(subjek) pindah tempat, ayam goreng
(objek) diam.

me-kan dan me-i


 me- … -kan + (apa) + kepada/untuk Note!
(siapa)
 me- … - i + (siapa) + (apa) Tidak semua kata dengan konfiks me-kan pasti
punya pasangan me-i.
contoh :
Contoh:
a) me-kan
 Saya mengajarkan Matematika  Mengabarkan – mengabari
untuk siswa SD (√).  Menghadiahkan – menghadiahi
 Saya mengajarkan siswa SD  Memasukkan – memasuki (beda makna)
(pelajaran) Matematika (x).  Memutuskan (ada makna)
b) me-i  Memutusi (tidak ada makna dalam
 Saya mengajari siswa SD (pelajaran) KBBI)
Matematika. (√)
 Saya mengajari Matematika untuk
siswa SD (x).
Konfiks me-kan dan me-i
 Me- … -kan + objek bergerak
 Me- … -i + objek diam
Contoh:
a) Massa melemparkan kerikil kepada
polisi → kerikil (objek bergerak)
b) Massa melempari polisi dengan kerikil
→ kerikil (objek diam)

 Subjek diam + me- … -kan


 Subjek bergerak + me- … -i
Contoh:
Meneladankan atau meneladani?
Meneladankan = menjadikan seseorang sebagai
teladan.
Contoh:
 Seorang murid hendaklah
meneladankan gurunya.
 Umat Islam harus meneladankan nabi
Muhammad SAW.
Memenangkan atau memenangi?
a. Memenangkan + apa?
Apa = objek selain manusia
TNI berhasil memenangkan
pertempuran melawan pemberontak.
b. Memenangi + (atas) siapa?
Memenangi = mengalahkan
 TNI berhasil memenangi
pemberontak.
Membawakan atau membawahi?
Membawakan = mengepalai = memimpin =
mengetuai
Contoh:
 Mahkamah Agung mambawahkan
beberapa peradilan di Indonesia. (√)
 Beberapa peradilan di Indonesia
membawahi Mahkamah Agung. (√)
 Me + gigil = menggigil
 Me + hapus = menghapus
 Me + kirim = mengirim

e) Awalan Me + konsonan s menjadi


“meny”
 Me + sikat = menyikat
 Me + selam = menyelam

f) Awalan Me + konsonan l, m, n, r,
AWALAN (prefiks) w tetap “me”
 me + lamar = melamar
1) Awalan Se
 me + makan = memakan
Awalan Se + semua vokal dan konsonan  me + raba = meraba
tetap tidak berubah.
Contoh: 3) Awalan Ke
Awalan Ke + semua huruf vokal dan
 Se + butir = sebutir
konsonan tidak mengalami perubahan
 Se + ayah = seayah
(tetap).
 Se + ekor = seekor
Contoh:
2) Awalan Me
 Ke + abadi (an) = keabadian
a) Awalan Me + vokal menjadi
sengau “meng”  Ke + cerdik (an) = kecerdikan
 Me + arah = mengarah
4) Awalan Di
 Me + arang = mengarang
 Me + usap = mengusap Untuk awalan Di + semua konsonan
maupun vokal tidak mengalami
b) Awalan Me + konsonan b & p perubahan (tetap).
menjadi “mem”
Contoh:
 Me + bilang = membilang
 Me + bawa = membawa  Di + ambil = diambil
 Me + pisah = memisah  Di + denda= didenda

c) Awalan Me + konsonan c, d, j, t 5) Awalan Ber


menjadi “men” a. Awalan Ber + vokal dan konsonan
 Me + caci = mencaci tidak mengalami perubahan (tetap).
 Me + dua = mendua Contoh :
 Me + tukar = menukar
 Ber + cerita = bercerita
d) Awalan Me + konsonan g, h, k  Ber + ekor = berekor
menjadi “”meng”
b. Awalan Ber + konsonan r maka Contoh :
salah satu r nya luluh
 Per + rawat = perawat
Contoh :  Per + rusak = perusak
 Per + rasa = perasa
 Ber + rasa = berasa
 Ber + rakit = berakit
c. Awalan Per menjadi “Pel” bila
melekat pada kata “ ajar”.
Contoh : per + ajar = pelajar

6) Awalan Ter
a. Awalan Ter + semua konsonan
8) Awalan Pe
kecuali r dan vokal tidak berubah.
a. Awalan Pe + huruf vokal menjadi
Contoh : “peng”
 Ter + angkat = terangkat Contoh :
 Ter + bakar = terbakar
 Pe + arah = pengarah
 Pe + intai = pengintai
b. Awalan Ter + konsonan r maka
salah satu r nya akan luluh
b. Awalan Pe + konsonan g, h, r
Contoh : berubah menjadi “Peng”
 Ter + rasa = terasa Contoh :
 Ter + rawat = terawat
 Pe + rajin = perajin
 Pe + hasil (an) = penghasilan
c. Awalan Ter menjadi “ter” atau “tel”
bila melekat pada bentuk dasar ini :
c. Awalan Pe + konsonan k menjadi
Contoh : “Peng” dengan k nya luluh.
 Ter + perdata = teperdaya Contoh :
 Ter + antar = telantar
 Pe + kikis (an) = pengikisan
 Pe + kurang (an) = pengurangan
7) Awalan Per
a. Awalan Per + semua konsonan
d. Awalan Pe + l, m, n, w, v, z tidak
kecuali r dan vokal tidak berubah.
berubah.
Contoh :
Contoh :
 Per + adil (an) = peradilan
 Pe + mabuk = pemabuk
 Per + baik (an)= perbaikan
 Pe + lamar = pelamar
b. Awalan Per + konsonan r maka
e. Awalan Pe + konsonan s menjadi
salah satu r nya akan luluh.
“Peny” (s luluh)
Contoh :
 Pe + sapu = penyapu
 Pe + sikat = penyikat

f. Awalan Pe + konsonan p menjadi


“Pem” dengan p nya luluh.
Contoh :
 Pe + paksa = pemaksa
 Pe + palak = pemalak

g. Awalan Pe + konsonan c, d, j, t
menjadi “Pen”.
Contoh :
 Pe + cabut = pencabut
 Pe + jahit = penjahit
 Pe + diam = pendiam
 Pe + tulis = penulis
Untuk konsonan t akan luluh jika
bertemu dengan Pe
Khusus :
 Penggulat (x) – pegulat (√)
 Pengadaan (x) – pegadaian (√)
 Penjabat (x) – pejabat (√)
 Penyilat (x) – pesilat (√)
ARTI/FUNGSI AWALAN B. Arti Awalan Me
1. Melakukan pekerjaan
A. Arti Awalan Se
 Menulis
1. Menyatakan satu
 Memotong
 Sebutir = satu butir
 Memasak
 Segenggam = satu genggam
 Sebuah = satu buah
2. Menjadi
 Memutih = menjadi putih
2. Menyatakan seluruh
 Mengembun = menjadi embun
 Sedunia = seluruh dunia
 Se-kota = seluruh kota
3. Membubuhi dengan
 Mengecat = membubuhi
3. Menyatakan setelah
dengan cat
 Setibanya = setelah ia tiba
 Menyemir = membubuhi
 Sekembalimu = setelah kamu
dengan semir
kembali
4. Memakan/mengisap
4. Menyatakan sama
 Menyirih = memakan sirih
 Setinggi = sama tingginya
 Merokok = mengisap rokok
 Se pandai = sama pandainya
5. Menempuh/pergi ke
5. Menyatakan menyerupai
 Melaut = menuju ke laut
 Selangit = menyerupai
 Mendarat = menuju ke darat
langit
 Se gunung = menyerupai
6. Mencari/mengumpulkan
gunung
 Merotan = mencari rotan
 Mendamar = mencari damar
6. Menyatakan menjadi satu
 Sekantor = menjadi satu
7. Membentuk kalimat aktif
kantor
 Ali memukul Anjing
 Sekelas = menjadi satu
 Ibu mencuci baju
kelas
 Kucing memakan ikan
 Tunjuk + el = telunjuk
 Patuk + el = pelatuk
 Tali + em = temali
 Kerlip + em = kemerlip
 Kelut + em = kemelut

2) Arti sisipan EL, EM, ER


a) Menyatakan banyak
 Gerigi = banyak gigi
 Geletar = banyak getar
 Kemilau = banyak kilau
b) Menyerupai
C. Arti Awalan Pe
 Kemucing = menyerupai
1. Menyatakan alat
kucing
 Pemahat = alat untuk
memahat
c) Alat untuk
 Pencuku = alat untuk
 Telunjuk = alat untuk
mencukur
menunjuk
 Telinga = alat untuk
2. Menyatakan juru/keahlian
mendengar
 Penyair = ahli syair
 Pelukis = ahli melukis
d) Pelaku pekerjaan
 Pelatuk = burung
3. Yang mempunyai sifat
yang biasa mematuk
 Pemarah = yang mempunyai
 Temanggung = orang yang
sifat marah
menanggung
 Pemberani = yang mempunyai
sifat berani
e) Menyatakan berulang-ulang
 Selidik = berulang-ulang
4. Menyebabkan adanya
diselidiki
 Pemanis = yang menyebabkan
 Jelajah = berulang-ulang dijajah
rasa manis
 Penyakit = yang menyebabkan
jadi sakit
SISIPAN
Sisipan adalah kata atau suku kata yang
diletakkan di tengah kata dasar sehingga
menimbulkan arti yang lain.
1) Penulisan sisipan ER, EL, EM
 Getar + el = geletar
 Getar + em = gemetar
 Suling + er = seruling
 Kuning + em = kemuning
 Memperbaiki = membuat jadi
baik

2. Menyatakan membuang
 Menguliti = membuang
kulit
 Menyisiki = membuang
sisik

3. Menyatakan pekerjaan berulang


 Memukuli = berulang -
ulang memukul
AKHIRAN (sufiks)  Melempari = berulang -
ulang melempar
A. Akhiran an
1. Ukuran
4. Menyatakan tempat
 Kiloan = ukuran kilo
 Memasuki = masuk ke
 Kalengan = ukuran kaleng
tempat
 Pikulan = ukuran pikul  Mendatangi = datang ke
tempat
2. Menyerupai/tiruan
 Melewati = lewat tempat
 Gunungan = menyerupai
gunung 5. Menyatakan membubuhi
 Bantalan = menyerupai  Menggarami = memberi garam
bantal  Mewarnai = memberi warna

3. Yang di C. Akhiran kan


 Minuman = yang diminum 1. Berlawanan dengan kata dasarnya
 Makanan = yang dimakan  Menawarkan = menawar
 Menyewakan = menyewa
4. Hasil pekerjaan
 Meminjamkan = meminjam
 Lukisan = hasil lukisan
 Jahitan = hasil menjahit 2. Untuk orang lain
 Membacakan = membaca untuk
5. Alat untuk orang lain
 Timbangan = alat untuk  Menuliskan = menulis untuk
menimbang orang lain
 Jepitan = alat untuk  Membelikan = membeli untuk
menjepit orang lain
B. Akhiran i
1. Membuat jadi 3. Membuat jadi
 Memanas = membuat jadi  Memanaskan = membuat jadi
panas panas
 Mendinginkan = membuat jadi  Sukarelawan = orang yang
dingin sukarela
 Menegakkan = membuat jadi  Dermawan = orang yang
tegak suka bederma

4. Membawa ke
 Memojokkan = membawa ke
pojok
 Memenjarakan= membawa ke
penjara
5. Menganggap
 Mendewakan = menganggap
dewa
 Merajakan = menganggap
raja

D. Akhiran nya F. Akhiran a dan i


1. Sebagai penentu Akhiran a dan i adalah petunjuk jenis
 Filmnya seru sekali! kelamin. Pria (a) dan wanita (i).
 Maknannya enak.  Dewa – dewi
 Kopinya pahit.  Siswa – siswi
 Bathara – bathari
2. Sebagai kata ganti punya
 Bukunya = buku milik dia G. Akhiran is
 Uangnya = uang milik dia Bersifat memengaruhi paham seperti
kata dasarnya.
3. Membentuk jenis kata lain  Nasionalis : orang yang berjiwa
 Besar (kata keadaan) nasional tinggi
→ besarnya (kata benda)  Sosialis : orang yang berjiwa
 Kecil (kata keadaan) sosial
→ kecilnya (kata benda)  Moralis : orang yang punya moral
baik
E. Akhiran man, wan, wati  Ekstremis : orang yang ekstrem
1. Orang yang ahli
2. Bertugas sebagai kata dasar H. Akhiran isme
 Gerilyawan = bertugas → menyatakan oleh orang
menjadi gerilya  Sukuisme = berpaham kesukuan
 Wartawan = bertugas  Islamisme = berpaham ajaran Islam
membuat berita  kapitalisme = paham ekonomi
 Wartawati = (wanita)

3. Bersifat seperti pada dasarnya


 Budiman = orang berbudi
Penulisan pun HARUS ditulis TERPISAH
dengan kata yang mendahuluinya. Contoh :
 Arsenal disebut tidak akan meraih gelar
juara apapun saat ini, bahkan jika dilatih
Pep Guardiola sekalipun.
Catatan :
Partikel pun yang merupakan unsur kata
penghubung ditulis serangkai.
 2A : adapun, ataupun
 2B : bagaimanapun, biarpun
 2K : kendatipun, kalaupun
 2M : maupun, meskipun
 2S : sekalipun, sungguhpun
 1W : walaupun
PARTIKEL
D. Per
A. –lah
Penulisan per harus ditulis terpisah dengan kata
Partikel –lah harus ditulis serangkai dengan yang mendahuluinya. Contoh :
kata yang mendahuluinya. Contoh :
 Harga kain itu Rp50.000 per meter.
 “Dalam setiap bencana yang melanda,  Mereka masuk ke dalam ruang rapat
hanya kepada TUHANLAH kita satu per satu.
memohon perlindungan,” kata Rhoma
Irama lewat akun YouTube GP Records. Bedakan per sebagai partikel dengan per
 Ia menilai pemerintah sebagai kata depan.
INDONESIALAH yang seharusnya 1. Partikel
membayar denda overstay sebesar Per = demi, tiap, mulai
Rp110 juta itu. 2. Preposisi
Per = bagi, dengan
B. –kah  Dipisah bila
Partikel –kah harus ditulis serangkai dengan Dia menghubungi saudaranya per
kata yang mendahuluinya. Contoh : telepon. Artinya : Dia menghubungi
saudaranya dengan telepon.
 Lantas, di MANAKAH posisi yang
cocok untuk Takumi Minamino di  Disambung bila
Liverpool? Seperdua (1/2)
 MAMPUKAH mobil berkapasitas 1,5 Seperenam belas (1/16)
liter tersebut taklukkan Tol Trans Tiga perempat (3/4)
Sumatra? Tiga dua-pertiga (3 2/3)

C. Pun
 Ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Contoh, nonstop,
nonaktif, nonformal, nonpartai.

5. Pasca-
 Ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Contoh, pascabanjir,
pascasarjana, pascaliburan.

6. Pra-
 Ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Misal, prasekolah,
prasejarah, prakerja, prakiraan.

7. Sub-
 Ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Contohnya, subbab,
BENTUK TERIKAT subdivisi, subbagian, subbidang.
Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya. 8. Serba-
 Ditulis serangkai dengan kata yang
1. Antar- mengikutinya. Contohnya, serbaada,
 Ditulis serangkai dengan kata yang serbabaru, serbakurang, serbasalah.
mengikutinya. Contoh, antarteman,
antarkota, antarumat. 9. Super-
 Ditulis serangkai dengan kata yang
2. Ekstra- mengikutinya. Contohnya, superjet,
 Ditulis serangkai dengan kata yang supermewah, supercepat.
mengikutinya. Misal, ekstraposisi,
ekstrakurikuler, ekstravaganza. 10. Anti-
 Ditulis serangkai dengan kata yang
3. Maha- mengikutinya. Contohnya, antivirus,
 Ditulis serangkai dengan kata yang antibiotik, antiseptik.
mengikutinya. Contoh, mahasiswa,
mahakarya, mahasuci, mahakudus. Kombinasi dengan tanda hubung
 Kecuali “Maha Esa” dan kata Bentuk terikat diikuti tanda hubung ketika kata
turunan yang mengacu pada nama yang mengikutinya diawali huruf kapital.
atau sifat Tuhan ditulis terpisah Contoh :
dengan huruf awal kapital. Contoh,
Tuhan yang Maha Esa, Mahabesar,  anti-Amerika
Mahasuci, Maha Pengasih, dan  pasca-Perang Dunia II
Maha Penyayang.  pra-Revolusi 1917
 non-Islam
4. Non-
KATA PENGHUBUNG Kata atau frasa penghubung antarkalimat yang
diakhiri tanda koma
Kata hubung yang didahului koma
 Akan tetapi, …
 …, bahkan
 Akhirnya, …
 …, kecuali
 Akibatnya, …
 …, melainkan
 Artinya, …
 …, padahal
 Jika demikian, …
 …, sedangkan
 Kalau begitu, …
 …, sementara
 Karena itu, …
 …, seperti
 Lagi pula, …
 …, tetapi
 Sebaliknya, …
 …, yaitu / yakni
 Sebelumnya, …
Kata hubung yang tidak didahului koma  Karena itu, …
 Meskipun begitu, …
 … agar …
 Meskipun demikian, …
 … bahwa …
 Misalnya, …
 … dengan …
 Namun, …
 … jika …
 Oleh karena itu, …
 … karena …
 Oleh sebab itu, …
 … maka …
 Pada dasarnya, …
 … meskipun …
 Pada hakikatnya, …
 … sampai …
 Pada prinsipnya, …
 … sehingga …
 Sebenarnya, …
 … sejak …
 Selain itu, …
 … sekalipun …
 Biarpun begitu, …
 … supaya …
 Biarpun demikian, …
 … walaupun …
 Contohnya, …
 Dalam hal ini, …
 Dengan demikian, …
 Dengan kata lain, …
 Di samping itu, …
 Jadi, …
 Untuk ini, …  Kata ulang yang kata dasarnya
 Sebagai kesimpulan, … mendapat atau mengalami
 Selanjutnya, … perubahan bunyi disebut juga
 Sementara itu, … dwilingga salin suara.
 Sesudah itu, …  Contoh, sayur-mayur, bolak-balik,
 Sesungguhnya, … lauk-pauk, gerak-gerik, teka-teki.
 Walaupun demikian, …

KATA ULANG
1. Kata Ulang Utuh
 Kata ulang yang mengulang seluruh
bentuk kata atau disebut juga
dwilingga.
 Contohnya, anak-anak, jenis-jenis,
pertanyaan-pertanyaan, ibu-ibu.

2. Kata Ulang Sebagian


 Kata ulang yang pengulangan
katanya hanya terjadi pada sebagai
kata saja atau disebut juga dwipurna.
 Contoh, lelaki, sesama, sesekali,
pepohonan, bebatuan, leluhur.

3. Kata Ulang Berimbuhan


 Kata ulang yang mendapat
pengulangan kata pada kata
dasarnya serta mendapatkan
imbuhan dalam pengulangannya.
 Contoh, bersalam-salaman, tarik-
menarik, tolong-menolong, bermaaf-
maafan.

4. Kata Ulang Semu


 Kata ulang ini sebenarnya adalah
kata dasar, tetapi struktur katanya
terlihat seperti kata ulang utuh.
 Contoh, kupu-kupu, kura-kura,
paru-paru, ubur-ubur, cumi-cumi.

5. Kata Ulang Berubah Bunyi


KATA PEMERINCI Kata Pemerinci Taklengkap
Kata Pemerinci Lengkap  …, antara lain …
 …, seperti …
 …, terdiri atas …
 …, contohnya …
 …, mencakup …
 …, misalnya …
 …, meliputi …
 …, yaitu … Kata pemerinci taklengkap hanya diikuti oleh
 …, yakni … sebagian anggotanya. Contoh :
Kata pemerinci lengkap diikuti oleh semua  Ada beberapa bahan utama untuk
anggotanya. Contoh : membuat nastar, misalnya kuning telur,
tepung terigu, gula pasir, dan nanas.
 Kolak, makanan sederhana yang biasa
 KTT APEC dihadiri banyak negara,
menjadi takjil untuk berbuka puasa,
antara lain Indonesia, Rusia, Jepang,
dibuat dari tiga bahan utama, yaitu
dan Amerika Serikat.
pisang, santan, dan gula aren.
 KTT BRICS diikuti lima negara, yakni Kata pemerinci taklengkap tidak boleh diikuti
Rusia, India, Tiongkok, Brasil, dan frasa dsb, dll, dan dst. Contoh :
Afrika Selatan.
 Saya membeli banyak perabot baru,
Kata pemerinci lengkap bisa diikuti frasa : antara lain meja, kursi, dan sebagainya.
 Saya membeli banyak perabot baru,
 dan sebagainya (dsb.)
yaitu meja, kursi, dan sebagainya. (√)
 dan lain-lain (dll.)
 dan seterusnya (dst.) “Tambahan”
 singkatan tersebut perlu diakhiri tanda 1. Frasa dan sebagainya (dsb.) digunakan
titik. untuk perincian lebih lanjut yang
bentuknya sejenis. Contoh : Juan ke
toko buku membeli berbagai alat tulis,
yaitu pensil, pulpen, spidol, dan
sebagainya.
2. Frasa dan lain-lain (dll.) digunakan
untuk menyatakan perincian beragam.
Contoh : Banjir disebabkan oleh curah  Pada awal kalimat
hujan yang tinggi, penebangan liar, dll. FMIPA (2002:46) menyatakan
3. Frasa dan seterusnya (dst.) digunakan bahwa …
untuk menyatakan perincian yang  Pada akhir kalimat
berjenjang atau berkelanjutan secara … (FMIPA 2002:46)
berurutan. Contoh : Mereka diminta
mempelajari buku Bahasa Indonesia 5. Dokumen Pemerintah
dari Bab I, II, dan seterusnya.  Pada awal kalimat
Bappenas (2003:82 & 92)
menyatakan bahwa …
 Pada akhir kalimat
… (Bappenas 2003:82 & 92)

DAFTAR ACUAN Pengacuan pada Akhir Paragraf

Jenis Rujukan Cara menuliskan pengacuan pada akhir


paragraf sama dengan pada akhir kalimat. Jika
1. Satu Penulis sumber yang diacu-baik pada awal atau akhir
 Pada awal kalimat kalimat maupun akhir paragraf-lebih dari satu,
Santoso (1980:25-27) menyatakan urutan pencantumannya diawali sumber yang
bahwa … tahun penerbitannya tertua ke tahun yang paling
 Pada akhir kalimat muda.
… (Santoso 1980:25-27)
Dengan kata lain, urutannya tidak berdasarkan
abjad penulis sumber yang diacu.
2. Dua Penulis
 Pada awal kalimat Misalnya urutan pencantuman bukan Abubakar
Widyamartaya dan Sudiati 1995; Dawris 1985; Mintuno 2001, melainkan
(2000:33) menyatakan bahwa … Darwis 1985; Abubakar 1995, Mintuno 2001.
 Pada akhir kalimat
Adakah Perbedaan Penulisan?
… (Widyamartaya & Sudiati
2000:33). Ada. Tiap orang atau institusi pendidikan
memiliki gaya masing-masing dalam
3. Lebih dari Dua Penulis menuliskan daftar acuan. Namun, pada
 Pada awal kalimat umumnya bentuk-bentuk yang telah dijelaskan
Akhadiah dkk. (1988:22) sebelumnya digunakan secara luas.
menyatakan bahwa …
Akhadiah et al. (1988:22)
menyatakan bahwa …
 Pada akhir kalimat
… (Akhadiah dkk. 1980:25-27)
… (Akhadiah et al. 1988:22)

4. Penulis Tidak Diketahui atau


Lembaga
o 100 orang warga telah
mendapatkan bantuan
pemerintah (x)
Apabila bilangan pada awal kalimat
TIDAK BISA dinyatakan dengan
satu atau dua kata, susunan
kalimatnya diubah.
o 250 orang peserta diundang
panitia.
o Dua ratus lima puluh orang
peserta diundang panitia.
o Panitia mengundang 250 orang
peserta.

PENULISAN ANGKA & BILANGAN


3. Angka dengan bilangan besar bisa
a. Ditulis dengan huruf
ditulis sebagian dengan huruf
1. Bilangan tersebut dapat
supaya lebih mudah dibaca.
dinyatakan dengan satu atau dua
 Proyek pemberdayaan ekonomi
huruf.
rakyat itu memerlukan biaya
Contoh : Rp10 triliun.
o Mereka menonton film horor
b. Ditulis dengan angka
sampai tiga kali.
1. Menyatakan (a) ukuran panjang,
o Video musik ini telah ditonton
berat, luas, isi, dan waktu serta
lebih dari lima juta kali di (b) nilai uang.
YouTube.
o Minibus ini mampu memuat
hingga lima belas penumpang. a b
Kecuali, bilangan tersebut dalam
dipakai secara berurutan dalam 0,5 sentimeter Rp15.000
perincian. Contoh :
5 kilogram $200.50
o Di antara 72 orang anggota yang
hadir, 52 orang setuju, 15 orang 10 liter €5.25
setuju dan 5 orang abstain.
1 jam 20 menit ¥100
2. Bilangan tersebut terletak pada 2 tahun 6 bulan
awal kalimat. 5 hari
o Seratus orang warga telah
mendapatkan bantuan 2. Menomori alamat, seperti jalan,
pemerintah (√) rumah, apartemen, atau kamar.
3. Menomori bagian karangan dan
ayat suci.
Tambahan
 Kesatu = ke-1 =I
 Kedua = ke-2 = II
 Ketiga = ke-3 = III
 Keempat = ke-4 = IV
 Kesepuluh = ke-10 =X
 Kelima belas = ke-15 = XV
 Kedua puluh = ke-20 = XX
Contoh:
 Adikku masih duduk di bangku kelas XI
SMA.
 Ujian Nasional untuk siswa kelas VI SD,
IX SMP, dan XII SMA dibatalkan.
 Indonesia merdeka pada abad ke-20.
 Indonesia merdeka pada abad XX.
 Indonesia merdeka pada abad kedua puluh.
 IDR 15K
 500 Dollar
Bagaimana penulisan “,00”?
Dulu mata uangnya menggunakan sen.
Makanya dulu muncul tambaha “,00”. Sekarang
tidak lagi pakai sen sehingga tidak perlu pakai
“,00”
Jadi, boleh atau tidak pakai “,00”?
1. Boleh kalau bilangannya tidak bulat
Rp15.000,45
2. Sebaiknya tidak digunakan karna tidak
efektif.

PENULISAN SIMBOL MATA UANG


Cara menuliskan harga dengan simbol mata PENULISAN ISTILAH BAHASA ASING
uang DALAM BAHASA INDONESIA

 Rp15.000 Dalam PUEBI istilah asing harus ditulis miring


 $500 dan tidak perlu menggunakan tanda kutip
 15.000 rupiah (“…”).
 500 dolar Contoh: ikigai
 100 euro
Penggunaan tanda kutip (“…”)
Catatan :
1. Mengapit istilah kata yang mempunyai
1. Angka yang menunjukkan bilangan arti khusus.
besar dapat ditulis sebagai dengan huruf  Dilarang memberikan “amplop”
supaya lebih mudah dibaca. untuk wartawan.
 Dia mendapatkan bantuan 250 juta
Dalam hal ini, amplop yang dimaksud
rupiah untuk mengembangkan
bukan secara harafiah amplop, tetapi
usahanya.
uang sogokan.
 Perusahaan itu baru saja mendapat
pinjaman Rp50 miliar. 2. Mengapit istilah kata ilmiah yang
2. Kalau sudah menggunakan ‘Rp’ tidak kurang dikenal.
perlu menggunakan ‘rupiah’  Kemarin, saya membeli sebuah
“gawai” keluaran terbaru.
Contoh penulisan yang salah :
Dalam hal ini, kata “gawai” belum
 Rp.15.000
banyak dikenal banyak orang. Biasanya
 Rp15,000
orang menggunakan istilah gadget.
 Rp 15.000
 Rp15.000,- Contoh kalimat :
 IDR 15.000
 Barcode dari barang ini ada di balik
kemasan.
 “Tetikus” komputer ini sudah tidak
berfungsi.
 Powerpoint dari Kepala Bidang program
dan Informasi PPPPTK Bahasa pada saat
penutupan kegiatan di Bandung berisikan
berbagai tulisan, gambar, dan video yang
menarik.
Tambahan :
Jika istilah kata asing + imbuhan, maka tetap
menggunakan huruf miring dan diberi tanda
hubung (-). Contoh : Barcode-nya

MERUPAKAN
ADALAH & MERUPAKAN
A1 → A2, A3, A4
Adalah = merupakan
Artinya, fungsi A2, A3, dan A4 bisa digunakan
“adalah” = kata dasar untuk mendefinisikan A1 karena definisinya
tidak bersifat mutlak.
“merupakan” = kata turunan
Contoh:
ADALAH
 Indonesia merupakan negara agraris.
“adalah” digunakan untuk mendefinisikan
sesuatu yang sifatnya mutlak.  Indonesia merupakan negara beriklim
tropis.
Rumus :  Indonesia merupakan negara penghasil
biji kopi.
 A1 = A2
 A2 = A1 A1 = Indonesia
Contoh: A2 = negara agraris
Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia. A3 = negara beriklim tropis
A1 = Jakarta A4 = negara penghasil biji kopi
A2 = ibu kota Republik Indonesia Kesimpulan :
Artinya, tidak ada selain A1 yang bisa mengisi  Menggunakan kata “adalah” umumnya
posisi A2 dan sebaliknya. Mutlak. bersifat hanya satu.
Jadi, ibu kota Indonesia hanya Jakarta. Bukan  Menggunakan kata “merupakan”
kota lain. dan sebaliknya. Jakarta bukan ibu umumnya dapat dipertukarkan dengan
kota negara apa pun selain Indonesia. definisi lainnya.
Kata “semua” ditekankan pada jumlah
yang banyak, sedangkan “seluruh” pada
satu benda yang merupakan kesatuan
yang utuh.
Bangsa Indonesia pada kalimat satu dan
dua jumlahnya hanya satu. Karena itu,
kata “seluruh” lebih tepat daripada
“semua”
Jadi satu salah dan dua benar.
Contoh:
1. Semua ruangan akan dibersihkan.
→ semua ruangan menyiratkan makna
ada beberapa ruangan.
2. Seluruh ruangan akan dibersihkan.
→ seluruh ruangan berarti ada satu
SEMUA, SELURUH, SEGENAP, SEGALA, ruangan yang semua bagiannya
& SEKALIAN dibersihkan.
SEMUA Jadi, 1 dan 2 benar karena beda makna.
Setiap anggota terkena atau termasuk dalam SEGALA
hitungan dan menekankan pada jumlah yang
banyak. Semua macam. Dipakai untuk mengacu pada
benda yang beraneka ragam.
Contoh:
Contoh:
1. Semua warga kota diungsikan
→ kata “semua” bermakna tiap anggota 1. Ia ingin melihat segala bunga yang
terkena atau termasuk dalam hitungan. terdapat di kebun itu.
2. Seluruh warga kota diungsikan → menyiratkan pengertian bahwa di
→ kata “seluruh” mengandung makna kebun itu ada berbagai jenis bunga.
bahwa tiap anggota termasuk dalam 2. Ia ingin melihat semua bunga yang
hitungan, tetapi dalam pengertian terdapat di kebun itu.
kekelompokan/kolektif. → mengandung dua pengertian, yaitu
(1) mungkin satu jenis (2) mungkin pula
Jadi satu dan dua benar. ada berbagai jenis.
SELURUH Jadi, 1 dan 2 benar karena beda makna.
Setiap anggota termasuk dalam hitungan, tetapi SEKALIAN
dalam pengertian kekelompokan/kolektif.
Contoh : Keserentakan. Hanya digunakan untuk
mengacu pada manusia. Contoh :
1. Semua bangsa Indonesia menjunjung
bahasa persatuan. 1. Sekalian orang di ruangan itu menengok
2. Seluruh bangsa Indonesia menjunjung kepadanya.
bahasa persatuan.
2. Semua orang di ruangan itu menengok
kepadanya.
Kata “sekalian” menyatakan keserentakan.
Kata itu hanya digunakan untuk mengacu
pada orang atau manusia.
Kata “sekalian” dapat dipertukarkan dengan
“semua”.
Jadi, 1 dan 2 benar karena maknanya sama.

SEGENAP
Menyatakan makna “semua”, tetapi dalam
pengertian kelengkapan. Dalam hal ini
maknanya mirip dengan kata seluruh.
Contoh:
1. Segenap bangsa Indonesia menjunjung
bahasa persatuan.
2. Seluruh bangsa Indonesia menjunjung
bahasa persatuan.
Kata “segenap” juga menyatakan makna
“semua”, tetapi dalam pengertian
kelengkapan.
Dalam hal ini maknanya mirip dengan kata
seluruh.
Jadi, 1 dan 2 benar karena maknanya sama.
Contoh:
1. Kita akan melindungi segenap binatang
dari kepunahan. (x)
2. Kita akan melindungi semua binatang
dari kepunahan. (√)
PENULISAN SIMBOL %
Tidak ada aturan baku dalam penulisan persen. APAKAH DAN = SERTA?
% bukan tanda baca karena itu tidak ada aturan
YUPP!
penggunaan atau penulisannya dalam PUEBI.
Jadi, harus menuliskan persen alih-alih Contoh:
menggunakan simbolnya.
 Presiden dan rombongan disambut dengan
Contoh: tarian selamat datang.
 Presiden serta rombongan disambut
 Survey menunjukkan 63,7 persen warga
dengan tarian selamat datang.
mendukung program pemerintah.
 Antara 30 – 40 persen konsumen produk X Bisakah keduanya digunakan dalam satu
adalah orang dewasa. kalimat?
Namun, juga dapat tergantung konteksnya : Ya bisa, dengan format :
 Di judul :%  A dan B
 Dalam artikel : persen  A, B, dan C
 Dalam tabel : persen atau %  A, B1 dan B2, serta C
 Dalam artikel, tetapi berupa daftar : persen
B1 dan B2 biasanya sesuatu yang masih sejenis
atau %
atau berkaitan.
 Penulisan simbol menempel pada
bilangannya (misal : 50%) Contoh:
 Ayah mengecat pagar, gerbang, dan pintu
depan.
 Ayah mengecat dinding, pagar dan
gerbang, serta pintu depan.
Tidak perlu bingung
 A, B, dan C Baik di sekolah maupun rumah, anak-anak
 A, B, serta C harus belajar dengan tekun.
 A, B1 dan B2, serta C
 A, B1 dan B2, dan C
Dalam hal ini, “dan” memang lebih lazim
diletakkan di awal, sedangkan “serta” di akhir.
Selain masalah kebiasaan dalam pemakaian
sehari-hari.

ATAUPUN MAUPUN
SEKALI, SESEKALI, & SEKALI-KALI
Ataupun = baik … maupun … SAMA ATAU BEDA?
Contoh: SEKALI
 Bram ataupun Fikri mampu Sekali bisa bermakna “satu kali” atau “sangat”.
menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Contoh :
Baik Bram maupun Fikri mampu 1. Koper-koper itu terbawa dengan sekali
menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. angkat.
 Bali selalu ramai dikunjungi oleh Sekali → satu kali angkat
wisatawan lokal ataupun mancanegara. 2. Harga tiket konser ini murah sekali.
Sekali → sangat murah
Bali selalu ramai dikunjungi baik oleh
wisatawan lokal maupun mancanegara.
SESEKALI
 Keindahan pantai di sejumlah kawasan di
Pulau Dewata masih menjadi daya tarik Sesekali berarti sekali-sekali, alias kadang-
wisatawan domestik ataupun kadang. Contoh :
mancanegara. → Ia sesekali menyeka keringat yang
Keindahan partai di sejumlah kawasan di membasahi wajahnya.
Pulau Dewata masih menjadi daya tarik SEKALI-KALI
wisatawan baik domestik maupun
mancanegara. Sekali-kali berarti sama sekali atau sedikit pun.
Bisa juga berarti kadang-kadang.
 Di sekolah ataupun rumah, anak-anak
harus belajar dengan tekun. Contoh :
1. Ia tak sekali-kali memikirkan perasaan
orang di sekitarnya.
2. Dia hanya sekali-kali saja datang Memprakirakan berarti melakukan peramalan
kemari. tentang suatu peristiwa berdasarkan hasil
perhitungan rasional atau ketetapan analisis
data, misalnya prakiraan cuaca. Sementara itu,
SEKALIGUS
prakiraan adalah yang diprakirakan; hasil
Sekaligus berarti melakukan sesuatu secara memprakirakan; perhitungan sebelumnya.
serentak atau bersamaan. Contoh :
Samakah??
→ Ketiga karcis itu ia berikan sekaligus
Dari pengertian ramalan dan prediksi, dapat
kepada petugas.
disimpulkan bahwa prediksi memiliki arti yang
sama dengan ramalan.
Meramal berarti melihat nasib orang dengan
membuka ramal. Kata ramalan itu sendiri
berarti hasil meramal. Lantas, tepatkah jika kata
ramalan diterapkan pada sesuatu yang ilmiah?

PERKIRAAN, RAMALAM, PREDIKSI


ATAU PRAKIRAAN?
PERKIRAAN
n yang diperkirakan; hasil mengira-ngira;
pertimbangan; perhitungan.
Kira berarti pendapat yang berdasarkan dugaan
atau perasaan, bukan berdasarkan bukti nyata;
sangka.
RAMALAN
n hasil meramal: -nya tentang nasib seseorang
saat itu.
meramal berarti melihat nasib orang dengan
membuka ramal. Sementara itu, meramalkan
berarti melihat (menduga) keadaan (hal) yang
akan terjadi.
PREDIKSI
n ramalan; prakiraan – cuaca untuk hari ini
ternyata cocok.
Prediksi berarti ramalan atau prakiraan,
sedangkan memprediksi berarti meramal.
PRAKIRAAN
n yang diprakirakan; hasil memprakirakan;
perhitungan sebelumnya.
 Kakak membaca majalah dan adik
mendengarkan musik.
Kakak membaca majalah; adik
mendengarkan musik.
 Dia adalah anak terpandai bahkan ia juga
bintang di kelasnya.
Dia adalah anak terpandai; dia juga bintang
di kelasnya.
Note :
 Harus kalimat majemuk setara.
 Konjungsi kunci : sedangkan, dan, bahkan

ELIPSIS/TANDA JEDA (…)


TANDA BACA
Fungsi :
APOSIFIT/TANDA PENYINGKAT (‘)
1. Menunjukkan jeda pada pembicaraan.
Fungsinya sebagai petunjuk penghilangan 2. Menunjukkan pikiran yang belum
bagian kata atau bagian angka tahun dalam selesai.
konteks tertentu. 3. Penurunan volume menuju kesenyapan.
Contoh: Syarat :
 Dia ‘kan datang. (akan) 1. Tiga titik serangkai.
 Mereka sudah datang, ‘kan? (bukan) 2. Selalu didahului dan diikuti spasi.
 Generasi ’90-an (tahun)  Kalau begitu │…│ya│…│marilah
kita bergerak!
Note :
3. Jika terletak pada akhir kalimat, + tanda
 Bukan tanda petik tunggal titik
 Bukan tanda aksen  Mau bagaimana lagi? Ikhlaskan
sajalah …
TITIK KOMA/TANDA PENGHUBUNG (;)
TANDA HUBUNG (-)
Fungsinya sebagai pengganti kata penghubung
untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari Fungsi :
kalimat setara yang lain di dalam kalimat 1. Merangkai huruf dan angka.
majemuk. 2. Memenggal huruf/suku kata.
Contoh: 3. Menyambung unsur kata ulang.
4. Menyambung tanggal, bulan, dan tahun
 Malam makin larut, sedangkan pekerjaan yang ditulis dalam angka.
belum selesai juga. 5. Merangkai unsur bahasa Indonesia
Malam makin larut; pekerjaan belum dengan unsur bahasa daerah/asing.
selesai juga. Contoh:
 program S-1 1. Mengapit petikan langsung.
 tahun 1990-an 2. Mengapit kutipan judul sajak, lagu,
 juara ke-2 film, sinetron, artikel, naskah, atau bab.
 meng-u-kur & me-ra-sa 3. Mengapit istilah ilmiah yang kurang
 se-Jakarta dikenal atau kata dengan arti khusus.
 anak-anak Contoh:
 di-backup & me-recall
 ciptaan-Nya  Saya baru saja membaca tentang ikigai
dalam artikel “Memahami Konsep
Note : Ikigai” di Kompas.com. (judul artikel)
 Dilarang memberi “amplop” kepada
 Diantara tanda hubung tanda spasi.
wartawan. (mempunyai makna khusus)
 Tidak dipakai untuk angka yang
 Kemarin, saya membeli “gawai”
melambangkan huruf. Contoh : P3K,
keluaran terbaru. (istilah kurang dikenal
LP31, BNP2TKI
dari gadget)
HURUF MIRING & TANDA PETIK (“ …
TITIK DUA (:)
“)
1. Dipakai pada akhir suatu pernyataan
HURUF MIRING
lengkap yang diikuti pemerincian atau
Fungsi : penjelasan.
1. Kutipan judul buku dan nama media. Contoh:
2. Ungkapan/kata dalam bahasa asing dan
daerah.  Kami memerlukan perabotan rumah
3. Menegaskan huruf, bagian kata, kata, tangga : kursi, meja, dan lemari.
atau kelompok kata dalam kalimat. (pernyataan lengkap dan
pemerincian)
Contoh:
2. Tidak dipakai jika perincian/penjelasan
 Saya baru saja membeli buku Pengaruh
itu merupakan pelengkap yang
Instagram dan Media Sosial terhadap
mengakhiri pernyataan
Kesehatan Mental. (kutipan judul buku)
 Semboyan negara Indonesia adalah Contoh:
bhinneka tunggal ika. (bahasa asing –
 Kami memerlukan kursi, meja, dan
Sanskerta)
lemari. (pernyataan lengkap)
 “Monggo, Mas, ini menu kami hari ini.”
 Kami memerlukan : kursi, meja,
(bahasa daerah – Jawa)
lemari. (x → bukan pernyataan
Nama diri tidak ditulis miring, contoh : lengkap)
 Aku baru saja menggunggah video di Note :
YouTube.
 … di antaranya : (x)
 Dokuritsu Junbi Inkai adalah nama lain
 … antara lain : (x)
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
 … berikut ini : (√)
TANDA PETIK  … sebagai berikut : (√)
Fungsi :
1. Membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberi penjelasan diluar
kalimat.
2. Menegaskan adanya keterangan aposisi
atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh:
 Soekarno-Hatta – Proklamator
Kemerdekaan RI – diabadikan menjadi
nama bandar udara internasional.
Soekarno – Hatta diabadikan menjadi
nama bandar udara internasional.
 Artis sinetron – Citra Kirana – kini telah
TANDA PISAH (- & --) berhijab.

(N dash & M dash) Artis sinetron kini telah berhijab. (x)

en dash = 2 x (-) = (-) model Indonesia Note : kata di antara em dash dapat
dihilangkan karena tidak mengurangi makna.
em dash = 3 x (-) = (--) model Barat
TANDA KURUNG (…) atau […]
 Jika dari awal memakai en dash, maka
seterusnya harus pakai en dash (…) TANDA KURUNG
(konsisten). Fungsi :
 Keduanya boleh dipakai.
1. Mengapit penjelasan yang bukan bagian
en dash utama kalimat.
fungsinya dipakai diantara dua bilangan, 2. Mengapit angka atau huruf yang
tanggal, atau tempat yang berarti ‘sampai merupakan urutan keterangan.
dengan’ atau ‘sampai ke’. Contoh:
Contoh:  Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku,
 Jakarta-Bandung (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.
 Jakarta – Bandung  Dia harus melengkapi berkas lamarannya
 Tanggal 20 – 23 Agustus 2013 dengan melampirkan (1) akta kelahiran
 Tanggal 20-23 Agustus 2013 (2) ijazah terakhir, dan
 Kedalaman 10-15 meter
[…] TANDA KURUNG SIKU
(boleh diberi spasi atau tidak yang penting
konsisten) Fungsi :
em dash 1. Mengapit penjelasan yang sudah
bertanda kurung.
Fungsi :
2. Sebagai penanda kesalahan yang
terdapat dalam naskah/sumber asli.
Contoh:
 Kalimat asli
Pembahasan mengenai teori Darwin telah Konjungsi didahului koma
dijelaskan pada buku edisi sebelumnya.
- Melainkan
 Setelah revisi - Tetapi (selalu di tengah kalimat bukan
di awal kalimat)
Pembahasan mengenai teori Darwin telah
- Sedangkan
dijelaskan pada buku edisi sebelumnya (baca
- Sementara
buku Teori Darwin [Bab II]).
- Seperti
 Kalimat asli - Yaitu
- Yakni
Verba transitif merupakan kata kerja yang
membutuhkan objek ataupun pelengkap. Tidak didahului koma (letaknya di tengah,
tetapi beberapa ada yang di awal kalimat)
 Setelah revisi
- Agar
Verba transitif merupakan kata kerja yang
membutuhkan objek ataupun pelengkap. - Bahwa
- Jika
Prinsip Penulisan - Maka
(ABC) (√) (│ABC│) (x) - Karena
- Meskipun
[XYZ] (√) [│XYZ│] (x) - Walaupun
(ABC [XYZ]) (√) (│ABC [│XYZ│]│) (x) - Sekalipun
- Sehingga
│ = tidak boleh ada spasi!
Misalnya :
Saya batuk karena makan gorengan
Karena makan gorengan, saya batuk. (boleh
dibalik jika kalimatnya lengkap – SPO)
Konjungsi Antarkalimat
- Namun,
- Akan tetapi,
- Dengan demikian,
- Oleh karena itu,
- Oleh sebab itu,
Kelas Kata
- Nomina
Bukan + nomina
- Verba
Jangan + verba
- Adjektiva - Harusnya setelah me- langsung objek
Lebih, kurang, paling + adjektiva - Tentang >> preposisi
- Krisis tahun ’98 >> objek

SPOK
Judul buku yang dikutip dalam tulisan harus
Keterangan huruf miring.
- Diawali preposisi Judul artikel yang dikutip
Di ke dari kepada pada dengan untuk
bagi demi daripada hingga - Saya sudah membaca artikel “Indonesia
Zona Merah” di Kompas. Kompas nama
Bentuk Terikat (digabung) media jadi harus miring.
- “Indonesia Masuk Red Zone” red zone
- Antar
miring karna kata asing
- Pasca
Pasca-Kemerdekaan Partikel
Pasca-Reformasi 1998 (peristiwa)
Pascakebakaran - Lah
- Ekstra - Kah
- Maha - Tah
Ditulis sambung kecuali maha esa - Per
Maha diikuti sifat Tuhan yang - Pun
berimbuhan, misalnya Maha pengasih * lah dan kah harus ditulis serangkai
harus ditulis terpisah.
- Anti * per dan pun tidak ditulis serangkai, kecuali
Anti-plagiarism adapun, ataupun (2A), bagaimanapun, biarpun
Anti-Nazi (2B), kalaupun, kendatipun (2K), maupun,
- Pra meskipun (2M), sekalipun, sungguhpun (2S),
- Super walaupun (1)
- Non KPTS
Non-Islam
- me + K + vokal = meng-
Menentukan Objek atau Pelangkap - me + P + vokal = mem-
Predikat - me + T + vokal = men-
- me + S + vokal = meny-
- Verba berimbuhan me + diikuti obj
(kata dasarnya KPTS jika ketemu huruf vokal
Pelengkap akan luluh. Kalau huruf konsonan tidak luluh)
- Verba berimbuhan di, ter, ber, ke-an + misalnya, memerhatikan atau memperhatikan.
pelengkap. Bukan diawali imbuhan me. Kata dasarnya hati, jadi huruf h nya tidak luluh.
- Surat ditulis ayah >> SPPel Selain itu, memperoleh atau memeroleh
(memperoleh yang benar). Mentertawakan atau
- Surat ditulis oleh ayah >> SPK
menertawakan, kata dasarnya tertawa yang
Saya membicarakan tentang krisis tahun’98 diturunkan dari tawa. Yang benar
(SALAH) mentertawakan.
A, B, dan C (benar), jika lebih dari Di antara (dipisah karena menunjukkan lokasi),
di- sebagai preposisi. Cara mengeceknya
A, B1 dan B2, serta C. jendela, pagar dan
dengan diubah ke bentuk aktif menjadi me-
pintu, serta kursi.
(mediantara X). Di rumah -> diubah menjadi
merumah (X), maka harus dipisah.

Kalimat efektif
1. Subjek + predikat Adverb : menerangkan kata kerja
 S – apa / siapa predikat Benda langit itu diawali huruf kapital, misalnya
2. Hemat Bulan, Planet Bumi, kecuali jenis yang ada
3. Memiliki kesejajaran bentuk atau namanya Meteor …, Satelit …, Bintang …
paralel
4. Logis 1 suku kata : ditambah me- dan pe- jadi menge-
dan penge-
Daftar Referensi
- Bom
- Al Rasyid, F. (2010). Sukses PBM.
- Cap
Jakarta : Gramedia. Akan tetapi judul
- Cat
referensinya.
- Pel
Menentukan Judul - Tik
- Klaim
- Lihat paragraf 1, 2, 3, 4 mana yang bisa
direpresentasikan dengan si judul - Twit

Perluasan kalimat
- Saya membaca buku yang kemarin
kamu pinjamkan.
 Saya :S
left with no other recourse
 Membaca : P
 Yang : perluasan
 Buku yang kemarin kamu
pinjamkan : O
- Tanaman hias yang saya dapatkan dari
Ibu kamu kemarin dimakan kambing.
 Tanaman hias yang saya dapatkan
dari Ibu kamu kemarin : S
 Dimakan : P
 Kambing : pelengkap
Kalo frasa bisa diselipkan sesuatu di tengah.
Misalnya mobil baru jadi mobil yang baru,
mobil sangat baru.
Kata majemuk, contohnya makan siang. Makan
siang di tengahnya tidak bisa diberi apa – apa,
bentuknya sudah tetap.

Anda mungkin juga menyukai