Anda di halaman 1dari 8

Bahasa Indonesia

PERTEMUAN 2-3 (Rangkuman PUEBI) yang dipakai sebagai sapaan. Contoh: Selamat
datang, Yang Mulia. Terima kasih, Kiai. Silakan
PUEBI mengatur hal-hak berikut: duduk, Prof.
1. Pemakaian huruf, 6) Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
2. Penulisan kata, jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang
3. Penggunaan tanda baca, dan atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
4. Penulisan unsur serapan tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
1. PEMAKAIAN HURUF Contoh: Profesor Supromo, Perdana Menteri
A. Huruf Abjad Nehru, Proklamator Republik Indonesia
B. Huruf vokal (Soekarno-Hatta), dan Gubernur Papua Barat.
Terdiri atas 5 huruf, yaitu a, e, i, o, dan u. 7) Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,
C. Huruf Konsonan suku bangsa, dan bahasa. Contoh: bangsa
Terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, Indonesia, suku Dani, dan bahasa Bali.
p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. Catatan: Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
D. Huruf Diftong yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan
Terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan tidak ditulis dengan huruf awal kapital. Contoh:
gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi. pengindonesiaan kata asing, kejawa-jawaan.
E. Gabungan Huruf Konsonan 8) A. Dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,
huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. Contoh:
melambangkan satu bunyi konsonan. tahun Hijriah, bulan Agustus, hari Jumat, hari
F. Huruf Kapital Lebaran, tarikh Masehi, dan hari Natal.
1) dipakai sebagai huruf pertama awal kapital. B. dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
Contoh: Dia membaca buku. peristiwa sejarah. Contoh: Konferensi Asia Afrika,
2) Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama Perang Dunia II.
orang, termasuk julukan. Catatan: Huruf pertama peristiwa sejarah yang
Contoh: Amir Hamzah, Dewa Perang. tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan
Catatan: huruf kapital. Contoh: Soekarno dan Hatta
• Tidak dipakai sebagai huruf pertama memproklamasikan kemerdekaan bangsa
nama orang yang merupakan nama jenis Indonesia. Perlombaan senjata membawa risiko
atau satuan ukuran. Contoh: ikan mujair, pecahnya perang dunia.
10 volt. 9) Dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
• Tidak dipakai untuk menuliskan huruf Contoh: Jakarta, Sungai Musi, Pegunungan
pertama kata yang bermakna ‘anak Himalaya, dan Jawa Barat.
dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, Catatan:
atau huruf pertama kata tugas. Contoh: • Huruf pertama nama geografi yang
Siti Fatimah binti Salim, Indani boru bukan nama diri tidak ditulis dengan
Sitanggang, Charles van Ophuijsen, dan huruf kapital. Contoh: berlayar ke teluk,
Ayam Jantan dari Timur. mandi di sungai.
3) Dipakai pada awal kalimat dalam petikan • Huruf pertama nama diri geografi yang
langsung. Contoh: Adik bertanya, “Kapan kita dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis
pulang?” dengan huruf kapital. Contoh: jeruk bali
4) Dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (Citrus maxima), kacang bogor
nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk (Voandzeia subterranea), dan petai cina
sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. Contoh: (Leucaena glauca).
Islam, Allah, Alquran, dan Allah akan • Nama yang disertai nama geografi dan
menunjukkan jalan kepada hamba-Nya. merupakan nama jenis dapat
5) A. Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama dikontraskan atau disejajarkan dengan
gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau nama jenis lain dalam kelompoknya.
akademik yang diikuti nama orang, termasuk Contoh: Kita mengenal berbagai macam
gelar akademik yang mengikuti nama orang. gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula
Contoh: Sultan Hasanuddin, Nabi Ibrahim, Raden tebu, gula aren, dan gula anggur.
Ajeng Kartini, Doktor Mohammad Hatta, dan • Contoh berikut bukan nama jenis: Dia
Irwansyah, Magister Humaniora. mengoleksi batik Cirebon, batik
B. Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama Pekalongan, batik Solo, batik
gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, Yogyakarta, dan batik Madura. Selain
profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan film Hongkong, juga akan diputar film
Eh, halo. Good Luck UTS-nya! dn
India, film Korea, dan film Jepang. bermakna ‘pandangan dunia’. Ungkapan
Murid-murid sekolah dasar itu bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan
menampilkan tarian Sumatra Selatan, negara Indonesia. Upacara peusijuek
tarian Kalimantan Timur, dan tarian (tepung tawar) menarik perhatian
Sulawesi Selatan. wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh.
10) Dipakai sebagai huruf pertama semua kata Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia
(termasuk semua unsur bentuk ulang mangostana.
sempurna) dalam nama negara, lembaga,
badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata Catatan:
tugas seperti di, ke dari, dan, yang, dan untuk. • Nama diri, seperti nama orang, lembaga,
Contoh: Republik Indonesia, Majelis atau organisasi dalam bahasa asing atau
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf
dan Peraturan Presiden Republik Indonesia miring.
Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan • Dalam naskah tulis tangan atau mesin tik
Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden (bukan komputer), bagian yang akan
dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya. dicetak miring ditandai dengan garis
11) Dipakai sebagai huruf pertama setiap kata bawah.
(termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam • Kalimat atau teks berbahasa asing atau
judul buku, karangan, artikel, dan makalah berbahasa daerah yang dikutip secara
serta nama majalah dan surat kabar, kecuali langsung dalam teks berbahasa Indonesia
kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan ditulis dengan huruf miring.
untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. H. Huruf Tebal
Contoh: Saya telah membaca buku Dari Ave 1) Dipakai untuk menegaskan bagian tulisan
Maria ke Jalan Lain ke Roma. Dia agen surat yang sudah ditulis miring. Contoh: kata et
kabar Sinar Pembangunan. dalam ungkapan ora et labora berarti ‘dan’.
12) Dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan 2) Dipakai untuk menegaskan bagian-bagian
nama gelar, pangkat, atau sapaan. Contoh: S.H. karangan, seperti judul buku, bab, atau
(sarjana hukum), Dg. (daeng), Dr. (doktor), Ny. subbab. Contoh: 1.1 Latar Belakang dan
(nyonya), dan Sdr. (saudara). Masalah.
13) Dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk 2. PENULISAN KATA
hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, A. Kata Dasar
kakak, adik, dan paman, serta kata atau Ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Saya pergi
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan ke sekolah.
atau pengacuan. Contoh: “Silakan duduk, Dik!” B. Kata Berimbuhan
kata orang itu. Surat Saudara telah kami terima 1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta
dengan baik. gabungan awalan dan akhiran) ditulis
G. Huruf Miring serangkai dengan bentuk dasarnya. Contoh:
1) Dipakai untuk menuliskan judul buku, nama berjalan, gemetar, lukisan, dan kemauan.
majalah, atau nama surat kabar yang dikutip Catatan: Imbuhan yang diserap dari unsur
dalam tulisan, termasuk dalam daftar asing, seperti -isme, -man, -wan, atau -wi,
pustaka. Contoh: Saya sudah membaca buku ditulis dengan bentuk dasarnya. Contoh:
Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis. Berita sukuisme, seniman, kamerawan, dan gerejawi.
itu muncul dalam surat kabar Cakrawala. 2) Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata
Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa yang mengikutinya. Contoh:
Indonesia Pusat Bahasa. Edisi
Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
2) Dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau
kelompok kata dalam kalimat. Contoh: Huruf
terakhir kata abad adalah d. Dia tidak diantar,
tetapi mengantar. Dalam bab ini tidak dibahas
pemakaian tanda baca.
3) Dipakai untuk menuliskan kata atau Catatan:
ungkapan dalam bahasa daerah atau • Bentuk terikat yang diikuti oleh kata
bahasa asing. Contoh: Weltanschauung yang berhuruf awal kapital atau
Eh, halo. Good Luck UTS-nya! dn
singkatan yang berupa huruf kapital E. Pemenggalan Kata
dirangkaikan dengan tanda hubung (-). (tidak dibahas di pertemuan ini)
Contoh: non-Indonesia, anti-PKI. F. Kata Depan
• Bentuk maha yang diikuti kata turunan Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah
yang mengacu pada nama atau sifat dari kata yang mengikutinya. Contoh: Di mana dia
Tuhan ditulis terpisah dengan huruf sekarang? Mari kita berangkat ke kantor, cincin itu
awal kapital. Contoh: kita berdoa terbuat dari emas.
kepada Tuhan yang Maha Pengampun. G. Partikel
• Bentuk maha yang diikuti kata dasar 1) Partikel -lah, -kah, dan -tah dituis serangkai
yang mengacu kepada nama atau sifat dengan kata yang mendahuluinya. Contoh:
Tuhan, kecuali kata esa, ditulis bacalah buku itu baik-baik! Siapakah gerangan
serangkai. Contoh: Tuhan Yang dia? Apatah gunanya bersedih hati?
Mahakuasa menentukan arah hidup 2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang
kita. Mudah-mudahan Tuhan Yang mendahuluinya. Contoh: Jika kita hendak
Maha Esa melindungi kita. pulang tengah malam pun, kendaraan masih
C. Bentuk Ulang tersedia.
Ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di Catatan: Partikel pun yang merupakan unsur
antara unsur-unsurnya. Contoh: anak-anak, buku- kata penghubung ditulis serangkai. Contoh:
buku, hati-hati. Meskipun, walaupun, adapun, bagaimanapun.
Catatan: bentuk ulang gabungan kata ditulis 3) Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau
dengan mengulang unsur pertama. Contoh: surat ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang
kabar -> surat-surat kabar, rak buku-> rak-rak mengikutinya. Contoh: satu per satu, per
buku. meter, per 1 Januari.
D. Gabungan Kata H. Singkatan dan Akronim
1) Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata 1) Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan,
majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada
terpisah. Contoh: setiap unsur singkatan itu. Contoh: A.H.
Nasution (Abdul Haris Nasution), H. Hamid
(Haji Hamid), S.E. (sarjana ekonomi), Sdr.
(saudara), dan Kol. Darmawati (Kolonel
Darmawati).
2) A. Singkatan yang terdiri atas huruf awal
2) Gabungan kata yang dapat menimbulkan
setiap kata nama lembaga pemerintah dan
salah pengertian ditulis dengan
ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara
atau organisasi, serta nama dokumen resmi
unsur-unsurnya. Contoh:
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contoh: NKRI, UI, PBB, WHO, PGRI, dan KUHP.
B. singkatan yang terdiri atas huruf awal
3) Gabungan kata yang penulisannya terpisah setiap kata yang bukan nama diri ditulis
tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
atau akhiran. Contoh: bertepuk tangan, sebar Contoh: PT, MAN (madrasah aliah negeri), SD,
luaskan, menganak sungai, garis bawahi. KTP, SIM, dan NIP.
4) Gabungan kata yang mendapat awalan dan 3) Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau
akhiran sekaligus ditulis serangkai. Contoh: lebih diikuti dengan tanda titik. Contoh: hlm.,
menggarisbawahi, menyebarluaskan. dll., dsb., dst., sda. (sama dengan di atas), ybs.,
5) Gabungan kata yang sudah padu ditulis yth., ttd. (tertanda), dan dkk.
serangkai. Contoh: 4) Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang
lazim dipakai dalam surat menyurat masing-
masing diikuti oleh tanda titik. Contoh: a.n.
(atas nama), d.a. (dengan alamat), u.b. (untuk
beliau), u.p. (untuk perhatian), s.d. (sampai
dengan).
5) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan mata uang tidak
diikuti tanda titik. Contoh: Cu, cm, kVA, l, kg,
Rp
Eh, halo. Good Luck UTS-nya! dn
6) Akronim nama diri yang terdiri atas huruf a. Bilangan Utuh, Contoh: dua belas (12),
awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tiga puluh (30), dan lima ribu (5.000).
tanpa tanda titik. Contoh: BIG, BIN (Badan b. Bilangan Pecahan, Contoh: setengah
Intelijen Negara), LIPI, LAN, PASI. atau seperdua (1/2).
7) Akronim nama diri yang berupa gabungan 8) Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan
suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dengan cara berikut. Contoh: abad XX, abad
dari deret kata ditulis dengan huruf awal ke-20, abad kedua puluh. Perang Dunia II,
kapital. Contoh: Bulog (Badan Urusan Logistik), Perang Dunia Ke-2, Perang Dunia Kedua.
Kalteng (Kalimantan Tengah). 9) Penulisan angka yang mendapat akhiran -an
8) Akronim bukan nama diri yang berupa dilakukan dengan cara berikut. Contoh: lima
gabungan huruf awal dan suku kata atau lembar uang 1.000-an, tahun 1950-an, uang
gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil. 5.000-an.
I. Angka dan Bilangan 10) Penulisan bilangan dengan angka dan huruf
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sekaligus dilakukan dalam peraturan
sebagai lambang bilangan atau nomor. perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
1) Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan Contoh:
dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan
seperti dalam perincian. Contoh: Mereka
menonton drama itu sampai tiga kali. Di antara
72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15
orang tidak setuju, dan 5 orang abstain.
2) A. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan 11) Penulisan bilangan yang dilambangkan
huruf. Contoh: Tiga pemenang sayembara itu dengan angka dan diikuti huruf dilakukan
diundang ke Jakarta. seperti berikut. Contoh: Saya lampirkan tanda
Catatan: terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan
Penulisan berikut dihindari: 50 siswa teladan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
mendapat beasiswa dari pemerintah daerah. 3 12) Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama
Pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta. geografi ditulis dengan huruf. Contoh:
B. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak Kelapadua, Rajaampat, Tigaraksa.
dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, -nya
susunan kalimatnya diubah. Contoh: Panitia Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan
mengundang 250 orang peserta. Di lemari itu kata yang mengikutinya, sedangkau -ku, -mu, dan
tersimpan 25 naskah kuno. -nya ditulis serangkai dengan kata yang
Catatan: mendahuluinya. Contoh: Rumah itu telah kujual,
Penulisan berikut dihindari: 250 orang peserta Rumahnya sedang diperbaiki.
diundang panitia. 25 naskah kuno tersimpan di K. Kata Sandang si dan sang
lemari itu. Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang
3) Angka yang menunjukkan bilangan besar mengikutinya. Contoh: Surat itu dikembalikan
dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya kepada si pengirim. Ibu itu menghadiahi sang
lebih mudah dibaca. Contoh: Perusahaan itu suami kemeja batik.
baru saja mendapat pinjaman 500 miliar Catatan: Huruf awal sang ditulis dengan huruf
rupiah. Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat kapital jika sang merupakan unsur nama Tuhan.
itu memerlukan 10 triliun rupiah. Contoh: Kita harus berserah diri kepada Sang
4) Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran Pencipta.
panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta (b) 3. PEMAKAIAN TANDA BACA
nilai uang. Contoh: 10 liter, Rp5.000,00 A. Tanda Titik (.)
5) Angka dipakai untuk menomori alamat, 1) Dipakai pada akhir kalimat pernyataan. Contoh:
seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar. Mereka duduk di sana.
Contoh: Jalan Wijaya No. 14 2) Dipakai di belakang angka atau huruf dalam
6) Angka dipakai untuk menomori bagian suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Contoh:
karangan atau ayat kitab suci. Contoh: Bab X,
Pasal 5, halaman 252. Markus 16:15-16.
7) Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan
sebagai berikut:

Eh, halo. Good Luck UTS-nya! dn


• Tidak dipakai untuk memisahkan
bilangan ribuan atau kelipatannya yang
tidak menunjukkan jumlah. Contoh:
tahun 1956, halaman 1305, dan nomor
rekening 0015645678.
• Tidak dipakai pada akhir judul yang
merupakan kepala karangan, ilustrasi,
atau tabel. Contoh: Acara Kunjungan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Gambar 3 Alat Ucap Manusia
• Tidak dipakai di belakang (a) alamat
penerima dan pengirim surat serta (b)
tanggal surat. Contoh:
Catatan:
• Tanda titik tidak dipakai pada angka atau
huruf yang sudah bertanda kurung dalam
suatu perincian. Contoh:

• Tanda titik tidak dipakai pada akhir


penomoran digital yang lebih dari satu
angka (seperti pada 2b).
• Tanda titik tidak dipakai di belakang angka B. Tanda Koma (,)
atau angka terakhir dalam penomoran 1) Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
deret digital yang lebih dari satu angka pemerincian atau pembilangan. Contoh: Buku,
dalam judul tabel, bagan, grafik, atau majalah, dan jurnal termasuk sumber
gambar. Contoh: kepustakaan. Satu, dua, ..., tiga!
2) Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung,
seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan,
dalam kalimat majemuk (setara). Contoh: Ini
bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
3) Dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang
mendahului induk kalimatnya. Contoh: Kalau
diundang, saya akan datang.
3) Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, Catatan: Tanda koma tidak dipakai jika induk
dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka kalimat mendahului anak kalimat. Contoh: Saya
waktu. Contoh: akan datang kalau diundang.
4) Dipakai di belakang kata atau ungkapan
penghubung antarkalimat, seperti oleh karena
itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan
4) Dipakai dalam daftar pustaka di antara nama
itu, dan meskipun demikian. Contoh: anak itu
penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak
memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru),
kalau dia menjadi bintang pelajar.
dan tempat terbit. Contoh:
5) Dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru,
seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata
yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik,
atau Nak. Contoh: O, begitu? Dia baik sekali, Bu.
5) Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan 6) Dipakai untuk memisahkan petikan langsung
atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah. dari bagian lain dalam kalimat. Contoh: “Kita
Contoh: Indonesia memiliki lebih dari 13.000 harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya,
pulau. “karena manusia adalah makhluk sosial.”
Catatan: Tanda koma tidak dipakai untuk
Catatan:
memisahkan petikan langsung yang berupa
Eh, halo. Good Luck UTS-nya! dn
kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat C. Tanda Titik Koma (;)
seru dari bagian lain yang mengikutinya. Contoh: 1) Dapat dipakai sebagai pengganti kata
“Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Lurah. penghubung untuk memisahkan kalimat setara
7) Dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam
bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, kalimat majemuk. Contoh: Hari sudah malam;
serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri anak-anak masih membaca buku.
yang ditulis berurutan. Contoh: 2) Dipakai pada akhir perincian yang berupa
klausa. Contoh:

8) Dipakai untuk memisahkan bagian nama yang


dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh:

9) Dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan Dapat diganti dengan tandak titik:
kaki atau catatan akhir. Contoh:

Contoh lain:

10) Dipakai di antara nama orang dan singkatan


gelar akademis yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga. Contoh: B. Ratulangi, S.E.
Catatan: bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan
Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).
11) Dipakai sebelum angka desimal atau di antara
rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh: 12,5 m, Rp500,50
12) Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan
atau keterangan aposisi. Contoh: Di daerah
kami, misalnya, masih banyak bahan tambang
yang belum diolah. Soekarno, Presiden I RI,
merupakan salah seorang pendiri Gerakan
Nonblok.
Catatan: Bandingkan dengan keterangan
pewatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda
koma! Contoh: Siswa yang lulus dengan nilai
tinggi akan diterima di perguruan tinggi itu tanpa
melalui tes. 3) Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
13) Dapat dipakai di belakang keterangan yang pemerincian dalam kalimat yang sudah
terdapat pada awal kalimat untuk menghindari menggunakan tanda koma. Contoh: Ibu
salah baca/salah pengertian. Contoh: Atas membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana,
perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
Coba bandingkan dengan: Atas perhatian D. Tanda Titik Dua (:)
Saudara kami ucapkan terima kasih. 1) Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap
yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Eh, halo. Good Luck UTS-nya! dn
Contoh: mereka memerlukan perabot rumah a. Se- dengan kata berikutnya yang dimulai
tangga: kursi, meja, dan lemari. dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-
2) Tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu Jawa Barat);
merupakan pelengkap yang mengakhiri b. Ke- dengan angka (peringkat ke-2);
pernyataan. Contoh: c. Angka dengan -an (tahun 1950-an);
d. Kata atau imbuhan dengan singkatan
yang berupa huruf kapital (hari-H, ber-
KTP, di-SK-kan);
e. Kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-
Nya, atas rahmat-Mu);
3) Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
f. Huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
memerlukan pemerian. Contoh: g. Kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan
singkatan yang berupa huruf kapital
(KTP-mu, SIM-nya, STNK-nya).
Catatan: Tanda hubung tidak dipakai di
antara huruf dan angka jika angka tersebut
4) Dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang melambangkan jumlah huruf. Contoh: P3K
menunjukkan pelaku dalam percakapan. (pertolongan pertama pada kecelakaan).
Contoh: 6) Dipakai untuk merangkai unsur bahasa
Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau
bahasa asing. Contoh: ber-pariban (bahasa
Batak, ‘bersaudara sepupu’), me-recall.
5) Dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan 7) Digunakan untuk menandai bentuk terikat yang
halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, menjadi objek bahasa. Contoh: kata pasca-
(c) judul dan anak judul suatu karangan, serta berasal dari bahasa Sanskerta. Akhiran -isasi
(d) nama kota dan penerbit dalam daftar pada kata betonisasi sebaiknya diubah menjadi
pustaka. Contoh: pembetonan.
F. Tanda Pisah (--)
1) Dapat dipakai untuk membatasi penyisipan
kata atau kalimat yang memberi penjelasan di
luar bangun kalimat. Contoh: Keberhasilan itu—
kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau
E. Tanda Hubung (-) berusaha keras.
1) Dipakai untuk menandai bagian kata yang 2) Dapat dipakai untuk menegaskan adanya
terpenggal oleh pergantian baris. Contoh: keterangan aposisi atau keterangan yang lain.
Contoh: Gerakan Pengutamaan Bahasa
Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—harus
terus digelorakan.
3) Dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau
tempat yang berarti ‘sampai dengan’ atau
‘sampai ke’. Contoh: Tahun 2012—2013, tanggal
2) Dipakai untuk menyambung unsur kata ulang. 5—10 April 2013, Jakarta—Bandung.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang. G. Tanda Tanya (?)
3) Dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, 1) Dipakai pada akhir kalimat tanya. Contoh: Siapa
dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau pencipta lagu “Indonesia Raya”?
menyambung huruf dalam kata yang dieja satu- 2) Dipakai di dalam tanda kurung untuk
satu. Contoh: 11-11-2013, p-a-n-i-t-i-a. menyatakan bagian kalimat yang disangsikan
4) Dipakai untuk memperjelas hubungan bagian atau yang kurang dapat dibuktikan
kata atau ungkapan. Contoh: ber-evolusi, meng- kebenarannya. Contoh: Monumen Nasional
ukur, dua-puluh-lima ribuan, mesing hitung- mulai dibangun pada tahun 1961 (?), Di
tangan. Bandingkan dengan: be-revolusi, me- Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.
ngukur, dua-puluh lima-ribuan, mesin-hitung H. Tanda Seru (!)
tangan. Dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau
5) Dipakai untuk merangkai pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan,
Eh, halo. Good Luck UTS-nya! dn
ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat. Contoh: 3) Dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang
Alangkah indahnya taman laut di Bunaken! keberadaannya di dalam teks dapat
Merdeka! dimunculkan atau dihilangkan. Contoh:
I. Tanda Elipsis ( ... ) Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota)
1) Dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam Padang.
suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang 4) Dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang
dihilangkan. Contoh: ..., lain lubuk lain ikannya. digunakan sebagai penanda pemerincian.
Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih Contoh:
lanjut. Dalam Undang-Undang Dasar 1945
disebutkan bahwa bahasa negara ialah ....
2) Dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai
dalam dialog. Contoh: “Menurut saya ... seperti
... bagaimana, Bu?”
Catatan:
• Tanda elipsis itu didahului dan diikuti M. Tanda Kurung Siku ([...])
dengan spasi. 1) Dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau
• Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan
oleh tanda titik (jumlah titik empat atas kesalahan atau kekurangan di dalam
buah). naskah asli yang ditulis orang lain. Contoh:
J. Tanda Petik (“...”)
1) Dipakai untuk mengapit petikan langsung yang
berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan
tertulis lain. Contoh: “Merdeka atau mati!” seru
Bung Tomo dalam pidatonya. 2) Dipakai untuk mengapit keterangan dalam
2) Dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda
sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang kurung. Contoh: Persamaan kedua proses itu
dipakai dalam kalimat. Contoh: Sajak (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat
“Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku halaman 35-38]) perlu dibentangkan di sini.
itu. Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak N. Tanda Garis Miring (/)
Gentar”! 1) Dipakai dalam nomor surat, nomor pada
3) Dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang alamat, dan penandaan masa satu tahun yang
kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti terbagi dalam dua tahun takwim. Contoh: Jalan
khusus. Contoh: “Tetikus” komputer ini sudah Kramat III/10, tahun ajaran 2012/2013.
tidak berfungsi. 2) Dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta
K. Tanda Petik Tunggal (‘...’) setiap. Contoh: mahasiswa/mahasiswi ->
1) Dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat ‘mahasiswa dan mahasiswi’, harganya
dalam petikan lain. Contoh: Tanya dia, Rp1.500,00/lembar -> ‘harganya Rp1.500,00
“Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?” setiap lembar’.
2) Dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, 3) Dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau
atau penjelasan kata atau ungkapan. Contoh: kelompok kata sebagai koreksi atau
pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di
dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Contoh: Buku Pengantar Ling/g/uistik karya
Verhaar dicetak berapa kali. Dia sedang
L. Tanda Kurung ((...)) menyelesaikan /h/utangnya di bank.
1) Dipakai untuk mengapit tambahan keterangan O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
atau penjelasan. Contoh: Lokakarya (workshop) Dipakai untuk menunjukkan penghilangan
itu diadakan di Manado. Dia memperpanjang bagian kata atau bagian angka tahun dalam
surat izin mengemudi (SIM). konteks tertentu. Contoh: Dia ‘kan kusurati. (‘kan
2) Dipakai untuk mengapit keterangan atau = akan), 5-2-’13 (’13 = 2013)
penjelasan yang bukan bagian utama kalimat. 4. PENULISAN UNSUR SERAPAN
Contoh: Keterangan itu (lihat Tabel 10) Baca sendiri di buku PUEBI halaman 58-75. Sudah
menunjukkan arus perkembangan baru pasar tidak kuat, mau bobo
dalam negeri.

Eh, halo. Good Luck UTS-nya! dn

Anda mungkin juga menyukai