Anda di halaman 1dari 2

Landasan Aksiologi Pancasila

Aksiologis merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia


menggunakan ilmunya. Jadi yang ingin dicapai oleh aksiologi adalah hakikat dan manfaat
yang terdapat dalam suatu pengetahuan. Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion dan logos,
yang berarti teori tentang nilai. Dalam aksiologi ada dua komponen yang mendasar, yakni: 1)
Etika. Istilah etika berasal dari bahasa yunani "ethos" yang berarti adat kebiasaan. Dalam
istilah lain dinamakan moral yang berasal dari bahasa latin "mores", kata jamak dari mos
yang berarti adat kebiasaan.

Etika adalah cabang filsafat aksiologi yang Membahas masalah-masalah moral, perilaku,
norma, dan adat istiadat yang berlaku pada komunitas tertentu. 2) Eestetika merupakan
bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai keindahan. Keindahan mengandung
arti bahwa didalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan
harmonis dalam suatu hubungan yang utuh menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek yang
indah bukan semata-mata bersifat selaras serta berpola baik melainkan harus juga mempunyai
kepribadian.

Aksiologi terkait erat dengan penelaahan atas nilai. Dari aspek aksiologi, Pancasila tidak bisa
dilepaskan dari manusia Indonesia sebagai latar belakang, karena Pancasila bukan nilai yang
ada dengan sendirinya (given value) melainkan nilai yang diciptakan (created value) oleh
manusia Indonesia. Nilai-nilai dalam Pancasila hanya bisa dimengerti dengan menganal
manusia Indonesia dan latar belakangnya.

Nilai-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral merupakan nilai dasar yang
mendasari nilai intrumental dan selanjutnya mendasari semua aktivitas kehidupan
masyarakat,berbangsa, dan bernegara. Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan
pendukung nilai-nilai Pancasila (subscriber of value Pancasila), yaitu bangsa yang
berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan berkeadilan
sosial. Pengakuan, penerimaan dan pernghargaan atas nilai-nilai Pancasila itu nampak dalam
sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia sehingga mencerminkan sifat khas
sebagai bangsa indonesia.

Pancasila sebagai nilai instrumental mengandung imperatif dan menjadi arah bahwa dalam
proses mewujudkan cita-cita negara bangsa, seharusnya menyesuaikan dengan sifat-sifat
yang ada dalam nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial.
Sebagai nilai instrumental, Pancasila tidak hanya mencerminkan identitas manusia Indonesia,
melinkan juga berfungsi sebagai cara (mean) dalam mencapai tujuan, bahwa dalam
mewujudkan cita-cita negara bangsa, Indonesia menggunakan cara-cara yang berketuhanan,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan, berkerakyatan yang menghargia
musywarah dalam mencapai mufakat, dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pandangan Pancasila tentang pengetahuan manusia yaitu bahwa kebenaran rasio bersumber
dari akal manusia. Selain kebenaran rasio maka manusia juga memiliki sumber pengetahun
yang berasal dari proses reseptif indera yaitu kebenaran empiris. Mengakui kebenaran intuisi
dan juga kebenaran wahyu yang bersifat mutlak sebagai kebenaran tertinggi. Kebenaran
dalam pengetahuan manusia merupakan sintesis harmonis antara potensi-potensi kejiwaan
manusia yaitu akal, rasa dan kehendak untuk mendapatkan kebenaran yang tertinggi.

Dalam hakikat kemanusiaan, Pancasila memberikan ajaran kepada manusia Indonesia untuk
memanusiakan interaksi sosial dalam hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dengan
ajaran tersebut, Pancasila bercita-cita untuk menjadikan manusia Indonesia sebagai makhluk
bermoral. Sifat-sifat hakiki dari sila-sila Pancasila secara kodrat menempatkan manusia
sebagai makhluk Tuhan yang satu, yang bercita cita untuk keberadaan manusia sebagai
makhluk yang bersatu dengan lingkungannya berdasarkan rasa persau daraan, sebagai
makhluk yang harus hidup bersama dan berkehendak untuk menciptakan keadilan yang
bersifat sosial bagi masyarakat Indonesia.

Pemahaman Pancasila yang lebih baik dapat mengura ngi berbagai ketimpangan di segala
bidang. Implementasi yang baik dari Pancasila akan memberikan perspektif ba gi bangsa
Indonesia untuk menuju masyarakat adil dan makmur, sesuai dengan amanah yang ada di
dalam pem bukaan UUD 1945. Indonesia yang terdiri atas berbagai macam agama, suku,
daerah, sosial ekonomi akan tetap

Pancasila secara aksiologis juga memiliki pandangan bahwa ilmu pengetahuan pada
hakikatnya tidak bebas nilai karena ia harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat
manusia serta moralitas religius dalam usaha mendapatkan pengetahuan yang mutlak
sebagaimana yang terus diupayakan dalam keseluruhan aktifitas manusia hingga hari ini.
Persoalan dasar dalam memahami Pancasila adalah, bagaimana Pancasila harus dipahami
secara komprehensif. Apakah untuk memahami Pancasila maka hal yang harus dilakukan
adalah dengan melepaskan masing masing silanya untuk dapat dipahami maknanya, ataukah
Pancasila harus dipahami tidak saja bagian per bagian atau sila per sila akan tetap memahami
Pancasila dengan menghubungkan sila-sila tersebut dalam sebuah kesatuan.

Anda mungkin juga menyukai