Anda di halaman 1dari 2

Hoi Aristoi

Saudara setanah air dan seperjuangan. Seperti apakah negara ini dimata kalian ?
Negara Indonesia yang dibangun dengan darah dan keringat pahlawan dengan
penuh pengorbanan.
Namun sayang sekali, tanah air yang diperjuangkan setengah hidup dan mati, harus
tumbang karena kerakusan pejabat dan tikus tikus berdasi.
Darah yang tumpah ditanah negara, harus hilang maknanya ditangan pemimpin
yang memakan hak rakyatnya.
Lihatlah dan pandanglah saudaraku, kemelaratan negri mendayu dayu.
Mau sampai kapan hidup dengan mata tertuutup?? Menurut saya ini sudah sangat
cukup.
Wahai pemuda pemudi yang yang sehat jiwanya, sehat badannya; hening budinya,
murni hatinya; halus dan tulus perasaannya. Bangkitlah !!
Jadilah Tangguh bak singa yang haus akan keadilan.
Jadilah Kuat seperti perisai yang tahan peluru kemunafikan.
Semangat membara Hoi Aristoi biarlah membakar darah dan keringat, agar para
soegija muda teringat. Menjadikan contoh kepada masyarakat, membakar pikiran
dengan bara semangat.
Hoi Aristoi, Hoi Aristoi, Hoi Aristoi.
Tanamkan kedalam dirimu, disiplin soegijapranata dalam menuntut ilmu, jangan
hanya janji manis nan semu, namun tunjukkan antusias bergelora tiada ragu.
Karena kepada tangan kitalah, masa depan negara berserah.
Di tangan kitalah, jati diri bangsa akan berbenah.
Saudara saudaraku sesama mahasiswa civitas akademika, tak ada kata menyerah
bagi kita sebelum berjaya, harap bisa menyampaikan kesejahteraan dalam setiap
karya. Marilah menjadi teladan untuk anak muda.
Hoi Aristoi, pedoman hidup yang tak pernah surut. Hoi Aristoi, bagai prinsip untuk
soegija muda, meraih mimpi menggapai cita.
Majulah soegija muda, jadilah tonggak pemimpin bangsa, tegakkan keadilan
negara jangan pernah kita menutup mata.
Maka kesimpulan untuk orasi kali ini. Hoi aristoi akan selalu menjadi pedoman
bagi kita semua. Baik untuk kepemimpinan, sosial dan dalam menuntut ilmu.
Saya akhiri dengan penuh semangat hoi aristoi. Sekian orasi saya, terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai