No. Akar penyebab masalah masalah masalah 1 Motivasi belajar siswa Guru belum merancang Pembelajaran yang masih rendah pembelajaran yang kreatif dan cenderung monoton dan 1. Cita-cita dan aspirasi menyenangkan (Pembelajaran kurang kreatif merupakan siswa masih monoton) akar penyebab rendahnya 2. Kemampuan siswa motivasi belajar siswa. 3. Kondisi siswa Cara mengajar guru yang 4. Kondisi lingkungan cenderung tidak variatif siswa (monoton), banyak 5. Upaya guru dalam ceramah, dan kurang membelajarkan siswa menggunakan media Dimyati dan Mudjiono pembelajaran inovatif (2015:97) menyebabkan siswa 6. Kegiatan yang menarik kurang termotivasi dalam dalam belajar belajar. 7. Siswa merasa bosan Cara mengajar guru bisa didalam kelas diwujudkan dengan 8. Guru belum merancang perencanaan pembelajaran pembelajaran yang yang tepat dan kreatif dan pelaksanaan pembelajaran menyenangkan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan. Oleh karena itu, guru perlu menyusun desain pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta menerapkannya dalam pembelajaran
2 Peserta didik belum Keluarga belum menanamkan Keluarga belum
memiliki literasi membaca kebiasaan wajib membaca menanamkan kebiasaan yang baik dan kelalaian siswa wajib membaca 1. Terbatasnya sarana dan menggunakan internet ( media dan kelalaian siswa prasarana membaca sosial dan game) menggunakan internet ( 2. Kurangnya role model media sosial dan game) (dari kalangan guru) bagi merupakan akar penyebab siswa dalam hal membaca siswa belum memiliki 3. Perkembangan teknologi literasi membaca yang baik. yang canggih Jika orang tua di rumah 4. Banyaknya hiburan (TV memfasilitasi dan dan Youtube) mendorong siswa rajin 5. Keluarga belum membaca serta mengontrol menanamkan kebiasaan penggunaan HP oleh siswa, wajib membaca walaupun sarana yang 6. Keterjangkauan daya beli terbatas maka siswa akan masyarakat terhadap rajin membaca. Guru juga buku (Menurut Witanto harus berpartisipasi (2018) dalam Azmi Rizky disekolah untuk (2021:4) meningkatkan literasi 7. Fasilitas perpustakaan membaca peserta didik. dan pojok baca belum mendukung 8. Siswa sudah terbiasa dengan kelalaian menggunakan internet (media sosial dan game)
3 Rendahnya partisipasi Kurangnya komunikasi antara Kurangnya komunikasi
orang tua terhadap guru dan orang tua terkait antara guru dan orang tua pembelajaran siswa di pembelajaran siswa terkait pembelajaran sekolah menjadi akar penyebab 1. Kontribusi orang tua rendahnya partisipasi dapat mempengaruhi orang tua terhadap sikap anak terhadap pembelajaran siswa di pelajaran yang sekolah. Sebaiknya jika diajarkan, semakin baik orang tua menunjukkan orang tua siswa sikap positif terhadap jarang/tidak berpartisipasi ilmu maka guru dapat 2. Kebutuhan orang tua melakukan home visit 3. Kolaborasi antara orang untuk lebih mengenal atau tua dan guru memiliki mengetahui orang tua dari dampak signifikan pada siswa sehingga terjalin anak-anak 4. Kurangnya kepedulian komunikasi yang baik. orang tua terhadap hasil belajar anak di sekolah 5. Orang tua sering tidak hadir ke sekolah saat pertemuan/pemanggilan wali murid dengan alasan sibuk bekerja 6. Kurangnya komunikasi antara guru dan orang tua terkait pembelajaran
4 Guru belum maksimal Pemahaman guru terhadap Pemahaman guru terhadap
mengimplementasikan pembelajaran inovatif masih pembelajaran inovatif berbagai model-model kurang masih kurang menjadi akar pembelajaran yang inovatif penyebab belum maksimalnya implementasi 1. Guru kurang memahami model-model pembelajaran RPP yang inovatif. 2. Guru kurang Guru dapat mengikuti menstimulus siswa pelatihan-pelatihan untuk untuk menemukan mengembangkan diri dan masalah sendiri yang ada dapat merangcang pada materi pembelajaran yang inovatif pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan abad 21 3. Kurang aktif guru dalam pengelolaan kelas 4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran (Indah Fajar,dkk (2017) 5. Strategi pembelajaran inovatif menjadi hal yang krusial dilakukan oleh guru seperti model pembelajaran yang monoton. Menurut Pratiwi (2020:4) 6. Pemahaman guru terhadap pembelajaran inovatif masih kurang 7. Waktu untuk menyiapkan pembelajaran inovatif membutuhkan persiapan lebih banyak dan lama 8. Tuntutan materi pelajaran yang banyak 9. Guru sudah terbiasa dan nyaman dengan metode pembelajaran konvensional (ceramah)
5 Pembelajaran berbasis Kurangnya pemahaman guru Kurangnya pemahaman
HOTS belum dapat tentang konsep dan penerapan guru tentang konsep dan diterapkan kepada peserta HOTS penerapan HOTS menjadi didik faktor penyebab 1. Tingkatan berpikir HOTS pembelajaran berbasis yaitu: Mengingat, HOTS belum dapat memahami, menerapkan, diterapkan kepada peserta menganalisis, didik. Guru dapat membedakan, mengikuti berbagai mengevaluasi. Anderson pelatihan-pelatihan dan Karthwohl (2017:4) megenai pembelajaran 2. Kurangnya pemahaman HOTS agar mengerti yang guru tentang konsep dan kemudian bisa diterapkan penerapan HOTS kepada peserta didik. 3. Siswa tidak terbiasa dengan pembelajaran HOTS 4. Kemampuan dalam berfikir peserta didik masih cukup rendah 6 Guru masih belum Kurangnya Pemahaman guru Kurangnya Pemahaman maksimal menggunakan tentang penggunaan teknologi guru tentang penggunaan teknologi dalam dalam pembelajaran teknologi dalam pembelajaran. pembelajaran merupakan 1. Kemampuan dasar guru akar penyebab belum dalam bidang TIK yang maksimalnya penggunaan memang masih rendah teknologi dalam 2. Ketersedian fasilitas TIK pembelajaran. yang masih belum Selanjutnya guru dapat memadai melakukan kolaborasi 3. Sekolah tidak dengan guru lain yang mengharuskan guru sudah mengerti tentang TIK menggunakan TIK dalam dan bisa mengikuti proses pembelajaran, pelatihan-pelatihan sehingga guru kurang tentang pembelajaran terangsang untuk berbasis TIK agar dapat mengembangkan diri diterapkan dalam 4. Keterbatasan waktu pembelajaran di sekolah dalam menyiapkan media pembelajaran berbasis TIK (Tantri Nurhayati (2016) 5. Kurangnya Pemahaman guru tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran 6. Guru sudah terbiasa dengan pembelajaran konvensional 7. Kurangnya pelatihan - pelatihan yang mendukung tentang pemahaman teknologi 8. Guru sibuk menyelesaikan tuntutan administrasi pembelajaran (membuat perangkat pembelajaran)