Anda di halaman 1dari 4

Mengapa hal tersebut masih saja terjadi saat ini?

Tentu saja hal ini dikarenakan kurangnya


kesadaran tentang hak dan kewajiban warga negara terhadap negara dan juga terhadap sesama
warga Negara. Hal ini tentu saja dapat terjadi karena adanya pengaruh derasnya arus globalisasi
dan kemajuan teknologi yang membuat pola pikir dan perilaku pada masyarakat berubah menjadi
masyarakat yang bersifat dinamis dan menimbulkan munculnya perilaku yang menyimpang dari
norma-norma yang berlaku. Seperti menurunnya rasa nasionalisme, menurunnya rasa cinta tanah
air,menurunnya semangat kebangsaan, perilaku korupsi yang sudah dianggap umum oleh
masyarakat dikarenakan banyaknya oknum yang melakukan korupsi dan lemahnya hukum
negara terhadap tindakan korupsi yang dilakukan oleh koruptor, meningkatnya perilaku
hedonisme,serta sikap individualisme yaitu sebuah sikap yang mengutamakan diri sendiri atau
tidak mementingkan kepentingan bersama serta anti terhadap gotong royong atau kebersamaan,
hal ini memicu renggangnya rasa persaudaraan antar rakyat negara dan dapat melemahkan
persatuan dan kesatuan negara. (sumber BMP modul 1 halaman 1.5-1.7)

Bukan hanya pengaruh globalisasi saja, terdapat juga faktor-faktor yang membuat hal-hal
tersebut dapat terjadi hingga sekarang, yaitu 1. lemahnya penegakan hukum diindonesia, 2.
kurangnya kesadaran rakyat terhadap hukum, 3. pentingnya menumbuhkan pendidikan karakter
diluar lingkungan pendidikan.

1. lemahnya penegakan hukum diindonesia


lemahnya penegakan hukum yang terjadi diindonesia dikarenakan penegak hukum menerapkan
cara pandang legisme sehingga hukum belum sesuai dengan konteks sosialnya, hal ini menjadi
salah satu penyebab krisisnya penegakan hukum diindonesia. banyak ketidaksesuain antara teks
dan konteks,hukum hanya menjadi wacana tanpa melihat kedalam ranah praktik lapangan
langsung. padahal sudah banyak peraturan-peraturan yang telah diciptakan serta sudah banyak
orang-orang cerdas yang ditempat diposisi-posisi strategis disegala institusi-institusi hukum,
tetapi meningkat pula budaya-budaya perilaku korupsi didalamnya. dengan hal ini pihak-pihak
pengak hukum diindonesia membuat masyarakat hilang rasa kepercayaan terhadap penegak
hukum diindonesia.
faktor -faktor melemahnya penegakan hukum diindonesia adalah sebagai berikut:
a. Faktor internal system hukum
-struktur hukum, dimana didalamnya terdapat bentuk hukum itu sendiri dan lembaga-lembaga
penegak hukum lainnya yang masih kurang baik atau buruk kinerja kerjanya dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan hukum dan mendapati citra jelek dikalangan masyarakat,
dikarenakan masih banyak kasus-kasus korupsi yang tidak diadili dengan adil oleh pihak
lembaga hukum.
- Substansi hukum, ialah isi dari hukum itu sendiri artinya adalah isi hukum yang bertujuan
untuk menciptakan keadilan untuk diterapkan dimasyarakat. tetapi produk hukum diindonesia
jauh dari harapan masyarakat dikarenakan peraturan-peraturan yang diciptakan bukan untuk
membuat keadilan tetapi malah menambah penderitaan masyarakat.produk hukum sering
diciptakan secara tidak realitis, ini terjadi dikarenakan penciptaan perundang-undangan adalah
pesanan dari elit politik,negara asing maupun lembaga keuangan internasional, sehingga produk
hukum belum mampu mencapai keadilan sosial dikarenakan adanya pengaruh kepentingan
politik dalam pembuatan perundang-undangan.
- kultur hukum, ialah budaya hukum yang terkait dengan profesionalisme para penegak hukum
dalam menjalankan tugasnya serta kesadaran masyarakat dalam menaati hukum itu sendiri.
gejala kultur hukum itu ditandai dengan keapatisme masyarakat terhadap penegak hukum yang
meningkat, seiring dengan menurunnya apresiasi masyarakat baik terhadap struktur hukum
maupun subtansi hukum dengan melakukan tindakan-tindakan seperti main hakim sendiri,
contohnya yaitu penganiayaaan,pembakaran pelaku kriminal dst.

b. faktor diluar system hukum


- cara operasi melakukan kejahatannya cukup camggih, artinya cara melaksanakan tindakan
pelanggaran tersebut dilakukan dengan sangat rapi dan berpengalaman, sehingga tidak dapat
dilacak sejak awal.
- subjek hukumnya profesional, artinya pelaku kejahatan ahli dalam bidangnya, disiplin ilmu
dimilikinya relevan terhadap kejahatan tersebut.
- objeknya rumit, artinya barang bukti atau alat bukti sulit diperoleh dikarenakan masa tenggang
saat waktu kejadiannya dengan waktu diketahui kejahatannya berlangsung cukup lama.
- sulit melacak para pelaku tindak pidana yang melarikan diri pada saat putusan pengadilan
belum berkekuatan hukum yang tetap.

sumber : Damai, J. P. R. K. (2018). Lemahnya Penegakan Hukum Dan Solusi Untuk Menuju
Penegakan Hukum Yang Lebih Baik Di Indonesia Weak Law Enforcement And Solutions To
Toward Better Law Enforcement In Indonesia. Jurnal De Facto, 5(1).

2. kurangnya kesadaran masyarakat terhadap hukum


Rendahnya kesadaran hukum dapat memicu keapatisan masyarakat terhadap hukum yang terjadi,
hal ini dipengaruhi oleh faktor internal yakni pendidikan, tanggung jawab, pola pikir, ekonomi
masyarakat yang rendah.
sedangkan pengaruh oleh faktor eksternal ialah saksi tindak pidana rendah karena; keterbatasan
waktu, ekonomi yang minim (ketiadaan transportasi), citra dan tanggung jawab pihak kepolisian
yang kurang baik dalam menangani saksi tindak pidana, menimbulkan keenganan masyarakat
berurusan dengan kepolisian; takut adanya pembalasan dari tersangka atau keluarga tersangka,
tidak terlaksananya pergantian biaya bagi saksi sesuai dengan aturan perundang-undangan;
prosedur penanganan saksi yang berbelit-belit, dan kurangnya sosialisasi tentang hak dan
kewajiban saksi sebagai warga negara sesuai dengan aturan yang berlaku. oleh sebab itu,
kedepannya pihak lembaga hukum harus lebih tegas dalam menanganin kasus pelanggaran dan
kejahatan serta mempertimbangkan faktor-faktor penyebab kurangnya kesadaran masyarakat
terhadap hukum.

sumber : Hehanusa, M. (2019). Faktor Penyebab Rendahnya Kesadaran Hukum Masyarakat


Menjadi Saksi Tindak Pidana. Jurnal Hukum Yurisprudinsia, 17(2), 105-114.

3. pentingnya menumbuhkan pendidikan karakter diluar lingkungan pendidikan.


pendidikan karakter tidak mesti hanya dari lingkungan pendidikan saja, dikarenakan fondasi
pertama karakter seorang anak tumbuh ialah keluarga. seorang anak tumbuh dengan karakter
yang diajarkan oleh orangtuanya sejak kecil dengan nilai agama, nilai kesantunan dan
akhlak,sosialisasi dengan melibatkan masyarakat serta lingkungan sekitar,edukasi mandiri
namun terkontrol dengan
pemahaman lingkungan sekitar sebagai sumber media belajar,media sosial yang terjadwal dan
tidak memiliki akun media sosial,media sosial lebih digunakan dalam hal edukasi, dan
komunikasi
hanya dilakukan antara anak dan orangtua. hal ini akan menumbuh nilai karakter yang baik pada
anak hingga ia dewasa, sebaliknya jika orangtua tidak mengajarkan tentang nilai-nilai karakter
terhadap anak sejak dini maka ia akan sulit tumbuh dengan karakter yang baik dikarenakan
karakter yang diajarkan oleh orangtuanya dahulu bukanlah nilai-nilai karakter yang baik,
sehingga pendidikan karakter yang dilakukan dipihak lingkungan sekolah tidak cukup untuk
menumbuhkan nilai-nilai karakter yang ada didalam dirinya.

tidak hanya tentang lingkungan keluarga saja , lingkungan bermasyarakat juga sangat
berpengaruh terhadap karakter seorang anak dimana seorang anak akan bersosialisasi dengan
sesama. hal ini harus diperhatikan oleh semua kalangan baik pemerintah maupun intansi
pendidikan serta keluarga sebab lingkungan masyarakat adalah lingkungan yang diciptakan
bersama, dengan kata lain semua pihak terlibat dalam mengelola lingkungan masyarakat yang
sehat dan berkarakter yang baik. di era globalisasi yang pesat pemerintah dan masyarakat harus
cerdas dalam mengambil tindakan ditambah dengan adanya smartphone yang membuat karakter-
karakter anak bangsa lambat laun luntur dan menciptakan karakter-karakter yang tidak sesuai
dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.

sumber : Amaruddin, H., Atmaja, H. T., & Khafid, M. (2020). Peran Keluarga Dan Media Sosial
Dalam Pembentukan Karakter Santun Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Karakter,
11(1).

dengan hal ini menunjukan bahwa pendidikan karakter yang termasuk pendidikan
kewarganegaraan didalamnya tidak cukup hanya pada lingkungan pendidikan saja tetapi harus
dibantu dengan lingkungan lainnya dikarenakan seseorang bertumbuh berkembang dan
bersosialisai melewati lingkungan-lingkungan tersebut, oleh sebab itu mengapa masih banyak
pelanggaran-pelanggaran yang terjadi saat ini dikarenakan pendidikan karakter hanya tertuju
pada satu lingkungan saja tanpa disokong oleh lingkungan lainnya. dengan dilakukannya
pembentukan karakter dari lingkungan-lingkungan lainnya akan membuat seseorang sadar dan
paham akan kesadaran hukum serta norma-norma yang berlaku dan menjadi seseorang yang
cerdas dalam melakukan tindakan-tindakan diera globalisasi yang pesat ini.
sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai