KESEHATAN KERJA DAN
PRODUKTIVITAS
dr. Diina Maulina, M.KKK
PENDAHULUAN
+ Sumber Daya Manusia (SDM) > sebagai pelaksana penting
dalam mengelola produksi dan menjalankan aktivitas organisasi
agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
+ suatu perusahaan harus dapat menciptakan suasana kerja yang
aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan tersebut, serta berupaya untuk mencegah bahaya
yang dapat mengancam keselamatan karyawan saat bekerja
CARANYA -> membuat aturan tentang keselamatan dan
kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan
pimpinan perusahaanDefinisi Keselamatan kerja
+ keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian
dengan mesin, alat kerja, proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara
melakukan pekerjaan. (Suma’mur, 1993)
istilah keselamatan mencakup istilah resiko keselamatan
dan resiko kesehatan. (Megginson,1993)
Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang aman
atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian
di tempat kerja. (Mangkunegara, 2000).
Indikator Keselamatan Kerja
1. Faktor lingkungan kerja > keadaan tidak
aman dari lingkungan kerja yang menyangkut
antara lain ;
= pencahayaan/penerangan,
— sirkulasi udara,
~ kondisi bahan baku perusahaan,
—ketertiban,
— kebersihan,M
w
Indikator Keselamatan Kerja
Perlengkapan keselamatan kerja,
—alat pelindung diri (APD) ,
— cara menggunakan APD,
—kondisi APD,
— rambu-rambu tambang
. Cara kerja,
— penguasaan cara kerja peralatan,
— sosialisasi alat kerja dari perusahaan,
— prosedur kerja yang diberikan perusahaan,
— ketaatan dalam mematuhi prosedur kerja,
— kesesuaian prosedur kerja dengan fasilitas yang
diberikan
Indikator Keselamatan Kerja
. Faktor manusia (karyawan) yang meliputi:
—Faktor fisik dan mental: Kurang penglihatan atau
pendengaran, otot lemah, reaksi mental lambat,
lemah jantung atau organ lain, emosi dan syaraf
tidak stabil, serta lemah badan.
— Pengetahuan dan keterampilan: Kurang
memperhatikan metode kerja yang aman dan baik,
kebiasaan yang salah, dan kurang pengalaman.
— Sikap: Kurang minat / perhatian, kurang teliti,
malas, sombong, tidak peduli akan suatu akibat,
dan hubungan yang kurang baik.Definisi Produktivitas
+ Produktivitas dapat diartikan sebagai kemampuan
seperangkat sumber-sumber ekonomi untuk
menghasilkan sesuatu
ATAU
Perbandingan antara pengorbanan (Input) dengan
penghasilan (Output) yang tidak terlepas dengan
(Teguh dan Rosidah ,2003)
Definisi Produktivitas Kerja
* seorang tenaga kerja dapat dikatakan produktif
apabila mampu menghasilkan barang atau jasa
sesuai dengan yang diharapkan dalam waktu
yang tepat > dapat tercapai apabila tenaga
kerja mendapat perhatian yang besar dari
pimpinannya atas segala kebutuhannyaIndikator pengukuran produktivitas
kerja
indikator-indikator yang digunakan dalam
pengukuran produktivitas kerja meliputi ;
Kuantitas kerja
merupakan suatu hasil yang dicapai oleh
pegawai/pekerja dalam jumlah tertentu
dengan perbandingan standar yang ada atau
telah ditetapkan oleh lembaga/perusahaan.
Indikator Produktivitas Kerja
Kualitas kerja
merupakan suatu standar hasil yang
berkaitan dengan mutu dari suatu produk
yang dihasilkan oleh pegawai/pekerja, dalam
hal ini merupakan suatu kemampuan.
pekerja dalam menyelesaikan
pekerjaan secara teknis dengan
perbandingan standar yang telah ditetapkan
oleh lembaga/perusahaan.* Ketepatan waktu
merupakan tingkat suatu aktivitas yang
diselesaikan pada awal waktu yang telah
ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan
hasil output, serta mampu memaksimalkan
waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
>Ketepatan waktu diukur dari persepsi
pegawai/pekerja terhadap suatu aktivitas yang
disediakan di awal waktu sampai menjadi
output.
Indikator Produktivitas Kerja
1. Peralatan kerja,
— tentang kepuasan karyawan dengan peralatan dan
kelengkapan kerja yang diberikan
— tersedianya fasilitas mesin yang canggih,
N
. Kesempatan kerja,
—keterampilan dalam menunjang prestasi,
— terlibat dalam pengambilan keputusan,
— potensi yang dapat menaikkan karier,
= keikutsertaan dalam rapat/ pertemuanIndikator Produktivitas Kerja
3. Knowledge,
— kerjasama dalam kelompok,
— kehati-hatian dalam bekerja,
— pengalaman kerja yang diandalkan dalam mencapai target
produksi,
— pengalaman dalam menggunakan alat kerja,
4. Skills.
— kemampuan menyelesaikan kerja kurang dari standar waktu,
— kemampuan menyelesaikan tugas tepat waktu,
— hasil kerja dengan standar kerapian,
— hasil kerja yang sesuai kriteria mutu
— kesesuaian hasil kerja dalam memproduksi sesuai target,
Definisi Kesehatan Kerja
* Kesehatan kerja diartikan sebagai ilmu
kesehatan dan penerapannya yang bertujuan
mewujudkan tenaga kerja sehat, produktif
dalam bekerja, berada dalam keseimbangan
yang mantap antara kapasitas kerja, beban
kerja dan keadaan lingkungan kerja, serta
terlindungi dari penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja. (Suma’mur
,1996)Definisi Kesehatan Kerja
* Kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi
yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi
atau rasa sakit yang disebabkan oleh
lingkungan.
* Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor
dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi
periode waktu yang ditentukan.
* Lingkungan dapat membuat tekanan emosi
atau gangguan fisik.
(Mangkunegara ,2000)
Indikator Kesehatan Kerja
1. Pemeriksaan kesehatan,
— pemeriksaan jasmani secara berkala,
= pemeriksaan jasmani sebelum bekerja,
— tersedianya peralatan dan tenaga medis,
— tersedianya penyuluhan kejiwaan dan psikiater,
— pendidikan kesehatan mental oleh perusahaan,
— tempat kerja yang dilengakapi dengan ahli Hygiene
Industry,Indikator Kesehatan Kerja
2. Waktu istirahat,
—waktu istirahat yang diberikan perusahaan,
— penyediaan tempat ibadah bagi karyawan,
— jatah makan siang yang diberikan perusahaan,
= penggunaan waktu istirahat yang baik
3. Ergonomi,
— tersedianya gambar/ peta ergonomi bagi setiap unit
kerja,
— perasaan nyaman dengan kondisi tempat kerja,
— mencegah sakit yang ditimbulkan akibat posisi saat
bekerja yang tidak ergonomi
Permasalahan yang sering terjadi
* Penyakit umum: penularan bakteri, virus dan
parasit seperti ISPA, infeksi saluran kencing,
gangguan saluran pencernaan, tbc paru )
* penyakit akibat kerja (carpal tunnel syndrom,
pnemokoniosis, dermatosis, keracunan bhn
kimia, gangguan saraf, kelainan psikologis )
* kurang pengetahuan tentang giziPermasalahan yang sering terjadi
* fasilitas kesehatan belum memenuhi
persyaratan
* sarana sangat tdk memadai
+ lingkungan kerja sangat tidak membantu (heat
stress indek > 1, kebisingan > nab, debu dsb)
Permasalahan yang sering terjadi|
+ keterbatasan jumlah tenaga pengawas & tidak
terselenggaranya pembinaan kompetensi dim hal
pengenalan, pengukuran, evaluasi & pengendalian
faktor bahaya dari pekerjaan & lingkungan kerja
* Tenaga kesehatan hanya fokus pada kuratif saja
* Untuk Mengatasi Hal Tsb Diatas Pd 1967 Ditetapkan
Kebijakan :
1. Pembinaan keahlian dim Hiperkes dg lemnas hiperkes,
dibentuk pusat & balai keselamatan kerja & hiperkes
(keselamatan & kesehatan kerja)
10Kebijakan
2. pembinaan mengenai hiperkes bagi tenaga
kesehatan di perusahaan dan peningkatan
penempatan tenaga kesehatan ke sektor
produksi serta pembinaan teknisi
3. pendidikan dan pelatihan bagi pengusaha dan
pekerja tentang pentingnya kesehatan pada
proses produksi
Kebijakan
4, Pengembangan penelitian lapangan yg dpt
menemukan karakteristik sdm indonesia, misalnya
tentang waktu kerja& istirahat, gizi dan produktivitas.
5. Pemanfaatan keahlian hiperkes oleh setiap sektor
industri sesuai kebutuhan
6. Pembinaan kesehatan untuk peningkatan
produktivitas memerlukan kerja sama yg baik antar
sektor, yaitu sektor tenaga kerja, kesehatan
perindustrian, sumber daya mineral & energi,
pertanian dil
SoyProgram Kedokteran Kerja Sejak 2006-2009
Mencakup 4 Prioritas Utama:
+ mensosialisasikan prakarsa: ajakan/ gerakan hidup sehat,
kerja produktif, bebas dari penyakit akibat kerja
upaya agar pelayanan kesehatan kerja hrs ada pd setiap
institusi pelayanan kesehatan
sosialisasi alih kemampuan kerja dari spesialis kedokteran
kerja kepada dokter perusahaan & dokter umum yg
melakukan pelayanan kesehatan kerja
advokasi perlindungan kesehatan tenaga kerja supaya
tenaga kerja memperoleh hak dalam kesehatan &
keselamatan kerja serta jaminan sosial thd penyakit
akibat kerja
HASIL INTERVENSI KESEHATAN:
Contoh Intervensi yang pernah dilakukan di
indonesia
* program pengobatan anemi di perkebunan>
menaikkan produktivitas hasil kerja 4,7-10,3%
* intervensi gizi kerja di perusahaan konveksi >
menaikkan produktivitas hasil kerja 5%
* perbaikan ergonomi > menaikkan
produktivitas hasil kerja 10-20%
12Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan
diperusahaan dengan pelatihan HIPERKES
Hiperkes merupakan penggabungan dari higiene
perusahaan dan Kesehatan Kerja.
Higiene perusahaan (higiene industri, higiene
okupasi, higiene kerja) (industrial-occupational
hygiene) adalah spesialisasi dalam ilmu higiene
beserta prakteknya
— lingkup dedikasinya adalah : mengenali, mengukur,
dan melakukan penilaian (evaluasi) terhadap faktor
penyebab gangguan kesehatan atau penyakit dalam
lingkungan kerja dan perusahaan.
Hasil pengukuran dan evaluasi demikian
dipergunakan sebagai dasar tindakan korektif
serta guna pengembangan pengendalian yang
lebih bersifat preventif terhadap lingkungan
kerja/perusahaan.
Dengan menerapkan higiene perusahaan
kesehatan tenaga kerja dapat dilindungi dan
masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar
dari bahaya faktor lingkungan yang mungkin
diakibatkan oleh beroperasinya suatu
perusahaan.
13Tujuan Hiperkes
1. Meningkatkan derajat kesehatan karyawan
setinggi-tingginya melalui pencegahan dan
penanggulangan penyakit dan kecelakaan akibat
kerja serta pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan dan gizi karyawan.
2. Meningkatkan produktivitas karyawan dengan
memberantas kelelahan kerja,meningkatkan
kegairahan kerja dan memberikan perlindungan
kepada karyawan dan masyarakat sekitarnya
terhadap bahaya-bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh perusahaan.
Sanitasi Perusahaan
Salah satu usaha yang dilakukan untuk
mencapai persyaratan hiperkes.
Sanitasi termasuk usaha-usaha dan tindakan
yang dilakukan untuk mengubah secara
langsung maupun tidak langsung pengaruh
lingkungan yang buruk bagi kesehatan manusia
menjadi lingkungan yang menguntungkan.
Sanitasi Perusahaan adalah tindakan-tindakan
menciptakan kebersihan, menjaga kesehatan
dan memelihara kenyamanan lingkungan kerja
di dalam perusahaan yang memenuhi
persyaratan Hiperkes
14Sanitasi Perusahaan
* Dengan melaksanakan sanitasi: faktor-faktor
buruk yang dapat menimbulkan penyakit dapat
dicegah dan dihilangkan.
* Program sanitasi antara lain:
1. Dilakukan untuk mendapatkan hasil yang efektif.
2. Melibatkan seluruh jajaran personel di dalam
perusahaan.
Pendidikan dan Pelatihan mengenai
Sanitasi
Tujuannya adalah
1, Agar seluruh tenaga kerja memahami arti dan
pentingnya melakukan sanitasi perusahaan.
2. Lingkup Pendidikan :
a. Penerangan tentang prinsip sanitasi,
b. Orientasi sanitasi kepada karyawan baru,
c. Penerangan,instruksi, latihan tentang :
metode kebersihan,
materi dan perlengkapan sanitasi
d. Presentasi visual,alat peraga
e. Evaluasi : Secara tertulis dan Pengamatan di lapangan
15Upaya kesehatan dgn cara memelihara dan melindungi
kebersihan lingkungan dari subyeknya, misalnya:
* Menyediakan air bersih di industri utk mencuci tangan
dalam memelihara & melindungi kebersihan tangan.
‘+ Menyediakan tempat sampah di tempat kerja untuk
membuang sampah agar tidak berserakan utk memelihara
kebersihan lingkungan kerja.
* Menyediakan kamar kecil di tempat kerja agar karyawan
tidak membuang air kecil di sembarang tempat untuk
memelihara kebersihan lingkungan kerja.
‘* Menyediakan kamar mandi sesuai persyaratan untuk
kebersihan badan karyawan setelah bekerja.
+ Menyediakan ventilasi dapur yang sesuai utk melindungi
ruangan saji restoran dari paparan debu, gas, faktor fisik.
16