Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MILDANI PUTRI

NIM : 1747041045

KELAS : 27 D

Hubungan Filsafat Pendidikan dengan Pengembangan SDM

Manusia adalah makhluk yang memiliki berbagai potensi bawaan. Dari sudut
pandang potensi yang dimiliki itu, dinamakan dengan berbagai sebutan. Dilihat dari
potensi inteleknya, manusia disebut homo intelecus. Manusia juga disebut homo faber,
karena manusia memiliki kemampuan untuk membuat beragam barang atau peralatan.
Kemudian manusia pun disebut homo sacinss atau homo saciale abima, karena
manusia adalah makhluk bermasyarakat. Di lain pihak, manusia juga memiliki
kemampuan merasai, mengerti, membeda-bedakan, kearifan, kebijaksanaan, dan
pengetahuan. Atas dasar adanya kemampuan tersebut, manusia disebut homo sapiens
(K. Prent, CM, J. Adisubrata, W.J.S. Poewardarminta, 1969: 322-764).

Dengan adanya filsafat, manusia dimungkinkan dapat melihat kebenaran


tentang sesuatu di antara kebenaran yang lain. Hal ini membuat manusia mencoba
mengambil pilihan, di antara alternatif yang ada saat itu, sehingga manusia mampu
menghadapi masalah-masalah yang ada dan pelajaran untuk menjadi bijaksana. Di
samping itu filsafat memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif agar kita
dapat menyerasikan antara logika, rasa, rasio, pengalaman dan agama pemenuhan
kebutuhan hidup yang sejahtera.

Filsafat pendidikan disusun atas dua pendekatan. Pendekatan pertama bahwa


filsafat pendidikan diartikan sebagai aliran yang didasarkan pada pandangan filosofis
tokoh-tokoh tertentu. Sedangkan pandangan kedua adalah usaha untuk menemukan
jawaban dari pendidikan beserta masalah-masalah yang ada yang memerlukan tinjauan
filosofis.

Filsafat pendidikan sebagai sistem dapat dilihat dari dua pendekatan. Pendekatan
pertama berdasarkan pandangan filosofis, sebagaimana telah diuraikan terdahulu. Dalam
pandangan ini terungkap bahwa konsep pendidikan dalam berbagai aliran itu mengakui
bahwa manusia memiliki potensi untuk dididik. Selanjutnya, pendekatan kedua adalah
filsafat pendidikan dilihat dari sudut pandang sistem pendidikan. Berdasarkan pendekatan
ini, filsafat pendidikan merupakan usaha untuk menemukan jawaban tentang pendidikan
dan problema-problema yang ada yang memerlukan tujuan filosofis. Filsafat pendidikan
adalah pemikiran filsafat yang diterapkan dalam bidang pendidikan (Al-Syaibani, 1987:
37). Dalam pandangan ini, filsafat pendidikan menjadi tumpuan bagi penyusunan sistem
pendidikan.

Pendidikan dalam hubungan dengan individu dan masyarakat, dapat dilihat dari
bagaimana garis hubungannya dengan filsafat pendidikan dan sumber daya manusia. Dari
sudut pandang individu, pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi
individu, sebaliknya dari sudut pandang kemasyarakatan, pendidikan adalah sebagai
pewarisan nilai-nilai budaya. Dalam pandangan ini, pendidikan mengembangkan dua
tugas utama, yaitu peningkatan potensi individu dan pelestarian nilai-nilai budaya.
Manusia sebagai makhluk berbudaya pada hakikatnya adalah pencipta budaya itu
sendiri. Budaya itu kemudian meningkat sejalan dengan peningkatan potensi manusia
pencipta budaya itu.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan


sangat erat kaitannya dengan sumber daya manusia, manusia mengembangkan
pengetahuan melalui pendidikan formal, nonformal maupun pendidikan informal, dari
pengetahuannya itu muncul cara untuk mengembangkan potensi dan daya pikir
bagaimana mengatasi kebutuhan dan kelangsunga hidup.

Sumber Referensi

Barnadib, Imam. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset. 1987

Alaluddin dan Abdullah Idi. 2012. Filsafat Pendidikan (Manusia, Filsafat, dan
pendidikan). Jakarta : Rajawali Pers. 
Sadulloh, Uyoh. 2008. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Alfabeta. 

Anda mungkin juga menyukai