Indonesia terdiri dari berbagai suku, budaya dan agama dan itu bagian dari kekayaan
negara kita, dengan adanya keberagaman tersebut tidak jarang memunculkan sikap
etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi.
Jawaban :
1.
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk memandang budaya diri sendiri lebih
baik dibanding yang lain, serta penggunaan standar dan nilai sendiri untuk menilai
orang-orang yang bukan anggota kelompok budayanya. Seseorang yang
etnosentris melihat budayanya sebagai yang paling benar dan lebih pantas,
dibanding kelompok yang lain.
Sebenarnya etnosentrisme masih diperlukan untuk memperkuat kebudayaan
sebagai identitas diri atau kelompok. Namun etnosentrisme yang berlebihan dapat
memecah belah persatuan bangsa Indonesia yang terkenal dengan
keanekaragaman suku dan budayanya.
Contoh Kasus :
Di Provinsi Jambi ada satu suku minoritas yaitu Suku Anak Dalam (SAD) atau
disebut juga suku kubu (orang kubu). Mereka memang hidup dan menggantungkan
penghidupan di dalam hutan. Mereka tidak mengenal agama dan pendidikan. Laki-
laki dari Suku Anak Dalam biasanya bekerja dengan mengumpulkan hasil hutan
(madu atau kayu) untuk dijual kepada penduduk desa terdekat. Namun ketika
mereka keluar dari hutan dengan memakai pakaian seadanya (hanya penutup
bagian alat kelamin) dengan bahasa suku mereka, membuat pandangan
masyarakat terhadap mereka menjadi aneh. Suku Anak Dalam kerap pula
dikatakan bodoh, sehingga seringkali ditipu ketika melakukan transaksi barter atau
jual beli dari hasil hutan yang mereka dapatkan. Padahal apa yang dilakukan SAD
adalah cara hidup yang sudah diwariskan leluhur dan nenek moyang mereka
secara turun temurun. Bisa jadi mereka lebih dulu menempati provinsi Jambi
dibanding masyarakat modern lainnya.
Contoh kasus :
Kerap kali misalkan dilingkungan sekolah terdapat stereotip atau ejekan kepada
laki-laki yang berbicara dan bersikap lembut adalah banci atau disangka homo.
Prasangka tersebut berlanjut menjadi bully. Padahal maskulinitas tidak hanya
dinilai dari bagaimana seseorang tersebut berpakaian, berjalan, dan berbicara.
Lebih dari itu kejantanan harus dinilai dari bagaimana ia bertanggung jawab,
mandiri, gentle dan dapat dipercaya.
Ada pula terdapat orang yang memiliki kekurangan pada bagian tubuh atau
jasmani terkadang orang tersebut di berbagai tempat mendapatkan ejekan atau
bullyan.
Berbagai jenis diskriminasi yang sering terjadi di masyarakat antara lain tapi tidak
terbatas pada:
a. Diskriminasi berdasarkan suku/etnis, ras, dan agama/keyakinan;
b. Diskriminasi berdasarkan jenis kelamin dan gender (peran sosial karena jenis
kelamin);
c. Diskriminasi terhadap penyandang cacat;
d. Diskriminasi pada penderita penyakit berat/menular;
e. Diskriminasi karena kasta social.
Contoh kasus :
Diskriminasi yang baru-baru ini terjadi adalah jasad perawat yang ditolak
dimakamkan di suatu wilayah. Penolakan tersebut dilakukan warga karena
takut tertular. Padahal baik dari pemerintah dan tim medis sudah melakukan
perlakuan pada jenazah sesuai dengan SOP pasien positif Covid-19.
Ada juga perawat yang diusir dari kontrakannya, dan pasien ODP yang
dikucilkan masyarakat. Ketidakpahaman masyarakat terkait penanganan Covid-
19 dapat menimbulkan diskriminasi bagi pasien ODP, PDP, dan positif Covid-
19. Pemerintah dan pihak terkait harus gencar mengadakan sosialisasi baik
melalui media cetak, audio, visual, dan digital serta turun langsung ke tengah-
tengah masyarakat.
Sumber :
https://duduksamarata.blogspot.com/2020/08/etnosentrisme-prejudis-diskriminasi.html