Anda di halaman 1dari 4
—_—— SS oO FASE TANGGAP DARURAT Fase tanggap darurat adalah saat dilaksanakannya sejumlah tindakan yang sesuai Ketika situasi kegawatdaruratan sedang terjadi. Singkatnya, tanggap darurat adalah “melakukan apa yang sudah Anda rencanakan sebelumnya’ Berbeda, dengan kegawatdaruratan yang biasanya terjadi di rumah sakit, respons yang efisien saat bencana membutuhkan prosedur triase dan pendistribusian korban. Langkah pertama dalam merespons statu insiden adalah mengenali bahwa insiden atau suatu hal yang tak lazim sedang terjadi. Pengenalan insiden sebagai langkah pertama tanggap darruat dapat dilakukan dengan bantuan akronim RAIN, sebagai berikut: RAIN Recognize the hazard or threat/Kenali ancaman atau bahaya ‘Avoid the hazard, contaminant, or injury/Hindari bebaya, kontaminan, atau cedera Isolate the hazard areaAsolasi area yang berbahaya ‘© Notify the appropriate support/Laporkan kepada pihek/ pendukung yang tepat Pada kejadian bencana apapun, keamanan orang-orang yang terlibat di dalamnya menjadi pertimbangan terpenting, Penggunaan sistem Komando insiden (incident command system) seperti NIMS (National Incident Management System) dapat membantu dalam mempertahankan lingkungan pelayanan kesehatan yang aman selama insiden berlangsung. Sewaktu-waktu mungkin terdapat ketidale jelasan apakah pasien yang datang ke IGD terkontaminasi atau tidak. Adanya indeks/nilai pada protokol NIMS yang tinggi akan _membuat tenaga Kesehatan lebih waspada tethadap potensi kontaminasi. Apa Itu Triase Bencana? Pada umumnya, triase disebut juga sebagai kunci dasar dalam mengelola korban masal. Konsep dasar triase bencana adalah melakukan yang sebaik-baiknya terhadap ‘ehanyak-banyaknya korban bencana, dan bal ini lebih dari ‘ehedar menentukan siapa yang. perlu mendapatkan 53 Fase Tanggap Darurat Sharon Saunderson Cohen Kontributor: Amelia Kurniati penanganan terlebih dahulu. Saat triase juga harus mampu ‘secara_maksimal memanfaatkan penggunaan peralatan medis yang tersedia karena adanya keterbatasan alat di daerah bencana. Korban-korban harus didistribusikan secara rasional kepada seluruh rumah sakit dan fasilitas pelayanan Kesehatan lainnya. Secara umum, pethatian dan tindakan medis diberikan terlebih dahulu pada korban dengan kondisi paling gawat dan korban yang paling memungkinkan untuk diselamatkan,' Umumnya, setelah terjadi bencana, korban-korban tidak didistribusikan ke seluruh rumah sakit yang ada secara rasional dan efisien. Sebagian besar korban tersebut malahan dibawa ke rumah sakit’terdekat sementara. rumah sakit lainnya tidak mendapat kiriman korban sama sekali. Kejadian bencana global belakangan ini seperti gempa bumi di Haiti pada Januari 2010 dan Badai Katrina yang menimpa Gulf Coast ‘Amerika Serikat pada 2005, menggambarkan besarnya tantangan dalam mentriase korban sehingga tidak membebani suatu rumah sakit atau sistem pelayanan kesehatan. Metode Triase Bencana START. Simple Triage and Rapid Transport (START)/ ‘Triase Sederhana dan Trasnportasi Cepat pertama kali dibuat pada tahun 1980-an di Orange County, California, sebagai salah satu sistem triase penduduk sipil yang pertama.? Sistem ini (Gambar 53-1) kemudian mulai diadopsi di seluruh Amerika Serikat dengan cepat dan juga di beberapa negara internasional. Sistem START? ini mencakup: + Melakukan pengkajian singkat (<1 menit) pada setiap korban + Menentukan korban akan dimasukkan ke dalam salah satu dari empat kategori + Mengidentifikasi kategori secara visual dengant kode warna ‘JumpSTART. Pertama kali dikembangkan oleh seorang dokter “kegawatdaruratan pediatrik pada tahun 1995, JumpSTART* adalah pedoman objektif pertama yang dibuat secara Khusus untuk mentriase anak saat terjadi insiden multikorban atau bencana. Gambar 53-2 menunjukkan 537 538 Cedera ringan _Posisikan jalan napas BAGIAN 6 Keperawatan Bencana ‘spontan Butuh tindakan Henti napas Laju Pernapasann be Teel) oer <30 Nadi radial tak teraba atau Cem ee ey eed Nga) | Atau capillary eget | ‘efit <2 detix Tidak mampu mengikuti perintah Butuh tindakan Caer Mampu mengikuti perintah KATEGORITRIASE Label tas war iam ‘+ Korban kemungkinan besar tidak dapat bertahan hhidup akibat parahnya luka yang diderita, keterbatasan pelayanan tindakan medis yang tersedia saat itu, atau keduanya + Perawatan paliatif dan pereda nyeri (analgesik) harus diberikan Pea LeU) Labo tase warna merah * Korban dapat diselamatkan dengan intervensi dan transportasi sesegera mungkin ‘+ Membutuhkan tindakan medis dalam hitungan menit agar dapat bertahan hidup (hingga 60 meni) + Termasuk kompromi terhadap airway, breathing, circulation pasien Tindakan bisa ditunda, | L@bel triase warna kuning * Transportasi korban bisa tertunda + Meliputi cedera serius dan dapat mengancam rnyawa, namun kondisi pasien diperkirakan tidak akan memburuk secara signifikan dalam beberapa jam berikutnya Cedera ringan | Label triase warna hijau * Korban dengan cedera yang relatif ringan + Kondisi Kesehatan pasien kemungkinan besar tidak akan menurun dalam hitungan hari + Mungkin dapat membantu perawatan dirinya sendiri:"Korban Cedera yang Masih Dapat Berjalan/Walking Wounded” Gambar 53-1 Algoritme START. (Dari U.S. Department of Health and Human Services. [2010, May 1]. START algorithm. Retrieved from http:/Avww.remm.nim.gov/startadult.htm) algoritma pengkajian yang digunakan dalam triase JampSTART. _ SALT. Metode triase bencana SALT (Sort, Assess, Lifesaving Interventions, Treatment, Transport! Menegolongkan, Mengkaji, Tindakan Penyelamatan Chants, Transportasi) diciptakan oleh Centers for Disease a and Prevention (CDC) dalam menanggapi rorhelnY®, data ilmiah terkait efektifitas sistem triase mena iipil yang ada selama ini, Metode ini ‘Tnenseebungkan aspek terbaik yang dimiliki setiap sistem "ase SALT mencakup tentang standardisasi penamaan dan sistim kode pewarnaan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan kebutuhan medis pasien, dan dikembangkan untuk menangani semua tipe pasien (baik dewasa maupun anak-anak) pada saat kejadian bencana apapun (Gambar 53-3). Triase bencana atau triase kejadian korban_massal memungkinkan penyelamatan hidup dapat dilakukan selama proses pengkajian cepat dan tindakan triase. Triase korban masal merupakan keterampilan yang sangat penting; meskipun Kebanyakan rumah sakit menerapkan sistem START dan JumpSTART, belum ada satupun metode triase BAB 53 Fase Tanggap Darurat 539 Bantu posisikan jalan napas atas ‘Cedera ringan Tiase ) Evaluasi bayiterlebih (minor) sokundert | dahulu pada triase sekunder dengan menggunakan Tidak algoritme JumpSTART ‘Ada napas? Bernapas | (ERMC ce) ae) Y Apnea Nadi teraba? y va Berikan bantuan apas 5 kali Butuh tindakan oe) (Immediate) <15 or >45 Laju Pernapasan 1 “P" dengan respons “mV atau"P* dengan respons sgerakan yang sesuai Eee Eee ie) 5-45 Eien Nadi i teraba? iP segea (Geo Yes gerakan yang tidak, - sesual atau‘U" (SUuignibeei Ear) ae) Bernapas Gambar 53-2 Metode triase pediatrik JumpSTART. (Digambar ulang dengan izin dari Lou Romig, MD.) bencana yang diadopsi. Sejumlah penelitian belakangan ini dilakukan untuk mencari bukti ilmiah untuk mendapatkan Imetode triase yang paling handal, efektif serta mudah digunakan§ Setelah triase, langkah berikutnya dalam fase tanggap darurat bencana adalah perawatan korban yang terluka atau cederaJenis tindakan yang dilakukan bergantung Pada agen-agen/faktor-faktor yang terlibat dalam kejadian tersebut, Kecelakaan beruntun mungkin menyebabkan multipel trauma dan adanya kemungkinan terpapar bahan kimia seperti bahan bakar kendaraan atau isi kontainer (seperti pada kasus truk yang membawa zat kimia berbahaya). Bencana lainnya dapat disebabkan oleh agen kimia, biologi, atau radiologi dan termasuk trauma akibat mekanisme ledakan yang digunakan pada alat peledak, Bencana juga dapat diakibatkan oleh wabah penyakit. Bencana yang Disebabkan oleh Bioterorisme Banyak agen berpotensi menjadi faktor penyebab pasien terkena penyakit atau cidera. Menentukan apakah ada tujuan jahat atau adanya aksi teroris dalam suatu situasi 540 lLangkah 1—Pengelompokan| secara umum BAGIAN 6 Keperawatan Bencana Korban mampu berjalan Dikali ketiga Korban mampu melambaikan tangan/melakukan tindakan disengaja Dikaji kedua Korban tak bergerakidengan kondisi yang jelas mengancam nyawa Dikaji paling awal Langkah 2 — Kaji Pengkajian individu Gambar 53-3 Triase SALT. (Lerner, E. B., Schwartz, R * Mampu mengikali perintah Lst: alau melakukan gerakan oo ‘+ Tangani perdarah: yang disengaia? Ya. | Hanya | Ya. | perawatan ‘Bula jalannepes ke Ya_| + Nadi periterteraba? >| cedera einieel beet ares Bernapas? | “> «Tidak ada distres pernapasan? ringan? : + Apakah perdarahan besar perimbargan erboian | Task solar target vik] : | Meninggel

Anda mungkin juga menyukai