Anda di halaman 1dari 44
dN LC] at) WA FINAL ajak penghasilan (PPh) dapat dikelompokkan menjadi PPh yang Pp bersifat final dan PPh bersifat tidak final. Pajak penghasilan bersifat final artinya pajak penghasilan yang pengenaannya sudah final (berakhir) sehingga tidak dapat dikreditkan (dikurangkan) dari total pajak penghasilan terutang pada akhir tahun pajak. Pajak penghasilan bersifat final dikelompokkan sebagai berikut. an dari usaha yang diterima/diperoleh Wajib Pajak 1. PPhatas pengh: yang memiliki peredaran bruto tertentu. 2. PPh Pasal 15 UU PPh untuk usaha tertentu. 3. PPh Pasal 4 ayat (2) UU PPh Beberapa jenis penghasilan yang PPh-nya bersifat final dalam jenis pajak lain adalah: 1. PPhatas uang pesangon yang diterima sekaligus; uang manfaat pensiun, enisnya yang diterima tunjangan hari tua/jaminan hari tua, dan sej sekaligus; honorarium yang diterima pejabat negara, PNS, anggota ‘TNI/POLRI dan pensiunannya atas beban APBN/APBD, selanjutnya diuraikan dalam PPh Pasal 21, 2. PPh atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas kepada penyalur/agen oleh produsen atau importirnya, selanjutnya diuraikan dalam PPh Pasal 22, 3. PPh atas penilaian kembali (revaluasi) aktiva tetap dan lain-Iain, Pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha bagi Wajib Pajak dengan peredaran bry, tertentu bersifat final dimaksudkan untuk memberi kemudahan bagi Wajib Pajak ‘menerima/memperoleh penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto tertentu day melakukan penghitungan, penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan yang terutang Ketentuan pengenaan PPh ini dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahyy 2018 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.03/2018. Ketentuan ini dalam uraian selanjutnya disebut PPh bersifat final 0,5%. Objek Pajak Objek pajak atas PPh bersifat final 0,5% adalah penghasilan dari usaha yang diterima aay diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dengan penghasilan tertentu. Penghasilan tertenty yang dimaksud adalah peredaran bruto usaha tidak melebili Rp4,8 miliar dalam setahun Bukan Objek Pajak Penghasilan berikut ini tidak termasuk penghasilan dari usaha yang dikenai PPh bersifit final 0,5%: 1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dari jast sehubungan dengan pekerjaan bebas. Jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas meliputi: Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas seperti pengacara, akuntan, arsite 5 dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetto® bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama dan penari. . Olahragawan. |. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator. s ,. Pengarang, peneliti, dan penerjemah. Agen iklan. . Pengawas atau pengelola proyek. . Perantara, Petugas penjaja barang dagangan, ‘Agen asuransi. Distributor perusahaan pemasaran berjenjang (multilevel marketing) atau peri Tangsung (direct selling) dan kegiatan sejenis lainnya. Rrere mean Lyk reg \ Pajak B pada tahun 2019 menerima i u Rp4.000.000.000 dari usaha percetakan dan Rp900.000.000 dari bunga obligasi pada perusahaan di luar negeri. Penghasilan Wajib Pajak B dari bunga obligasi luar negeri tersebut tidak PPh bersifat final 0,5% karena termasuk penghasilan dari luar negeri yang pajak di luar negeri. . Penghasilan yang telah dikenai PPh bersifat fina Contoh ‘Wajib Pajak C pada tahun 2019 menerima peredaran bruto usaha sebesar Rp3.000,000,000 dari usaha perdagangan bahan material bangunan dan Rp2.000.000.000 dari imbalan jasa pelaksanaan konstruksi bangunan. Penghasilan Wajib Pajak C dari imbalan jasa konstruksi tidak dikenakan PPh bersifat final 0,5% Karena termasuk penghasilan yang PPh-nya bersifat final (PPh Pasal 4 ayat (2)). 4, Penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak. Contoh Wajib Pajak D pada tahun 2019 menerima peredaran bruto usaha sebesar Rp4.500.000.000 dari usaha konveksi dan Rp600.000.000 dari bagian laba atas penyertaan modal pada CV X. Penghasilan Wajib Pajak D dari bagian laba tidak dikenakan PPh bersifat final 0,5%. karena bagian laba yang diterima dari penyertaan modal yang tidak terbagi atas saham- saham termasuk penghasilan yang tidak dikenakan PPh (bukan Objek Pajak) Wajib Pajak | Wajib Pajak dengan peredaran bruto usaha tertentu yang dikenakan PPh bersifat 0,5% adalah: : 1. Wajib Pajak orang pribadi; _ 2. Wajib Pajak berbentuk koperasi, persekutuan komanditer, firma, nerim wee ( ij ), umum untuk Wajib Pajak badan dan bentuk Usaha tetap) aja, PPh (tarif pajak untuk Wajib Pajak badan). Wajib Pajak kategoy n pemberitahuan kepada Direktur Jenderal Pajak. Byahb Pak X selama tahun 2019 memiliki peredaran bruto usaha farmasi sebesae 1Rp3.500.000.000. Wajib PajakX memilih dikenai PPh secara umum dengan mengajufa, permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak. Peredaran bruto usaha Wajib Pajak y kkurang dari Rp4.800.000.000, tetapi tidak termasuk Wajib Pajak yang dikenai pp, persifat final 0,5% karena memilih dikenai PPh secara umum. 2. Wajib Pajak badan berbentuk persekutuan komanditer atau firma yang dibentuk oleh Deberapa Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki keahlian khusus menyerahkan jasg sejenis dengan jasa schubungan dengan pekerjaan bebas. Contoh Tuan A dan Nyonya $ masing-masing adalah konsultan pajak. Keduanya bersama- sama membentuk sebuah firma yang memberikan jasa konsultasi pajak. Firma tersebut diberi nama Konsultan Pajak AS dan rekan. Jasa yang diberikan oleh Konsultan Pajak ‘AS dan rekan sama dengan jasa yang diberikan oleh Tuan A dan Nyonya §, yaitu jesa konsultasi pajak. Oleh karenanya, Konsultan Pajak AS dan rekan tidak termasuk Wajb Pajak yang dikenai PPh bersifat final 0,5%. 3, Wajib Pajak badan yang memberoleh fasilitas PPh berdasarkan: a. Pasal 31A UU PPh (Wajib Pajak melakukan penanaman modal di bidang usaha atau daerah tertentu); b. Peraturan Pemerintah No. 94 tahun 2010 (penghitungan penghasilan kena pajak dan pelunasan PPh dalam tahun berjalan). 4. Wajib Pajak berbentuk usaha tetap. Jangka Waktu Pengenaan PPh Bersifat Final 0,5% Jangka waktu pengenaan PPh bersifat final 0,5% ditetapkan sebagai berikut. er Nid seo y ea oy COL orang pribadi 7 tahun, jak badan: koperasi, persekutuan ko hur , u inditer, firma 4 tahun Wajib Pajak badan perseroan terbatas ae 3 tahun. Jangka waktu tersebut terhitung sejak: 2+ Tahun sak sat Wajib Pj tects agi Waji Pak yang tender pada tahun 2 tol Tuan X terdaftar sebagai Wajib Pajak pada bulan November 2018, maka jangk# 7 tahun dihitung sejak tahun 2018, _ Tahun pajak 2018 bagi Wajib Pajak yang telah terdaftar sebelum tahun 2018. sebagai Wajib Pajak pada tahun 2015, maka jangka waktu 7 dihitung sejak tahun 2018, Setelah jangka waktu tersebut berakhir, maka ‘Wajib Pajak wajib dikenai PPh berdasar ketentuan PPh secara umum, yaitu menggunakan tarif yang diatur dalam pasal 17 ayat (1) hurufa atau Pasal 17 ayat (2a) atau Pasal 31E UU PPh dikalikan penghasilan kena pajak. Contoh 1 ‘Wajib Pajak A (K/0) memiliki usaha butik dan telah terdaftar sebagai Wajib Pajak pada 1 Januari 2015. Berikutini data peredaran bruto usaha tahun 2018 dan tahun-tahun selanjutnya: Tahun TE) 2018 200.000.000 2019 Rp1.700.000.000 Rp1.900.000.000 2024 2025 n seterusnya Pengenaan PPh bersifat final 0,5% diberlakukan atas penghasilan mulai tahun 2018 (yaitu tahun dimulainya peraturan pengenaan PPh final ini berlaku) sampai dengan tahun 2024 (yaitu jangka waktu 7 tahun untuk wajib pajak orang pribadi). Penghasilan tahun 2025 dan tahun-tahun berikutnya (meskipun peredaran usaha tidak melebihi Rp4.800.000.000) dikenai PPh secara umum yaitu, tarif Pasal 17 ayat (1) hurufa UU PPh dikalikan dengan penghasilan kena pajak. Contoh 2 CV B memiliki usaha pembuatan dan penjualan tas rajut dan terdaftar sebagai Wajib Pajak pada bulan September 2018, Berikut ini data peredaran bruto usaha tahun 2018 dan tahun-tahun selanjutnya. Tahun LTE 2018 Rp600.000.000 Rp550.000,000 e 2024 “Rp650.000.000 “dan seterusnya._ dan seterusnya ihi Rp4.800.000.000 d ketentuan sebagai berikut. peredaran bruto dari tahun terakhir sebelum tahun pajak yang bersa ccabang, g dikenakan PPh bersifat al 05% Si umlah peredaran bruto merupakan Soibeiad OE r - istri apabila suami-istri menghendaki perjanjian pemisahan 1 harga Cn secara tertulis maupun istrinya menghendaki memilih untuk nati ee kewajiban perpajakan sendiri, Contoh 6 Wajib Pajak Tuan X dan Nyonya Y adalah sepasang suami istri yang menghen perjanjian pemisahan harta dan penghasilan secara tertulis. Pada tahun 2019, Tk X memiliki usaha perdagangan alat-alat komunikasi dengan peredaran bruto usaha Rp3.500.000.000, sedangkan Nyonya Y memiliki usaha modiste dan kursus menjahit dengan peredaran bruto usaha sebesar Rp1.000,000.000. Total peredaran bruto usaha Tuan X dan Nyonya Y dalam setahun adalah Rp4.500.000.000, jumlah tersebut tidak melebihi Rp4.800.000.000 sehingga dikenakan PPh bersifat final 0,5%. . Jumlah peredaran bruto tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas Contoh Wajib Pajak Tuan C merupakan seorang dokter dan memiliki usaha apotik. Pada tahun. 2019 ia memperoleh peredaran bruto sebesar Rp3.000.000.000 dari usaha apotik dan’ Rp2.000.000.000 dari pemberian jasa dokter atas nama sendiri, Total peredaran bruto setahun Wajib Pajak Tuan C adalah Rp5.000.000.000, Akan tetapi, peredaran bruto yang dijadikan sebagai dasar penghitungan PPh bersift final 0,5% adalah jumlah peredaran bruto yang berasal dari usaha apotik saja, yaitu sebe 3 Rp3.000.000.000. Jumlah tersebut tidak melebihi Rp4.800.000.000 sehingga: atas usaha apotik dikenakan PPh bersifat final 0,5%. Penghasilan yang berasal d ‘a UU PPh dikalikan dengan PKP. ‘termasuk penghasilan yang telah dikenai PPh bersifat n E (K/2) memiliki usaha rumah makan beberapa cabang di seluryh ada tahun 2019, ia memiliki peredaran bruto seluruh cabang sebesar 00.000. Pada tahun yang sama Wajib Pajak Tuan E juga menerima dividen 4s penyertaan saham pada PT XYZ sebesar Rp200.000.000. Total peredaran bruto setahun Wajib Pajak Tuan E adalah Rp4.900.000.000, Akan _ tetapi, peredaran bruto yang dijadikan sebagai dasar penghitungan PPh bersifat fina ~ 0.5% adalah jumlah peredaran bruto yang berasal dari usaha rumah makan, yait sebesr Rp4.700.000.000. Jumlah tersebut tidak melebihi Rp4.800.000.000 sehingga penghasilan atasusaha rumah makan dikenakan PPh bersifat final 0,5%. Penghasilan berupa dividen fee an pr xvz termasuk penghasilan yang dikenakan PPh bersifat final (Pasal 4 ayat (2) | UUPPh). ~ Jumilah peredaran bruto tidak termasuk penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak Contoh ___ Wajib Pajak PT F memiliki usaha perdagangan alat-alat elektronik. Pada tahun 2019 ee peredaran bruto sebesar Rp4.500.000.000 dari usaha perdagangan dan Rp500.000.000 dari dividen atas penyertaan saham pada PT ABC dengan penyertaan 40% dari total modal saham disetor PT ABC. ‘Total peredaran bruto setahun Wajib Pajak PT F adalah Rp5.000.000.000, Akan tetapi peredaran bruto yang dijadikan sebagai dasar penghitungan PPh bersifat final 0,59adalah _jumlah peredaran bruto yang berasal dari usaha Perdagangan sebesar Rp4.500,000.000. nish tersebut tidak melebihi Rp4.800.000.000 schingga penghasilan atas usah gan dikenakan PPh bersifat final 0.5%, Penghasilan berupa dividen dari PTABC penghasilan yang dikecualikan dari pengenaan PPh (bukan objek pajak)- h peredaran bruto usaha tahun ini digunakan untuk menentukan pengenaa ‘sifat final 0,59 tahun berikutnya. 62 | Peed sec Penghasilan bruto yang dimaksud meru atau nilai berupa uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh dari fer seb sebelum dikurangi potongan penjualan, potongan tunai, dan/atau potongan sejenis. Contoh ‘Wajib Pajak A pada tahun 2018 memiliki peredaran bruto usaha sebesar Rp1.000.000.000. Pada bulan Januari 2019 memperoleh peredaran bruto usaha sebesar Rp109.000.000, potongan penjualan Rp4.000.000. Dasar pengenaan PPh bersifat final 0,5% adalah Rp109.000.000. Menghitung PPh Bersifat Final 0,5% PPh bersifat final 0,5% dihitung secara bulanan dengan rumus berikut ini. PPh terutang sebulan = Tarif x dasar pengenaan pajak sebulan = 0,5% x peredaran bruto usaha sebulan Contoh 1 Agus memiliki usaha reparasi kendaraan dan penjualan suku cadang kendaraan. Agus terdaftar sebagai Wajib Pajak sejak tahun 2015. Pada tahun 2018 ia telah memiliki dua cabang bengkel, yaitu bengkel A berada di wilayah KPP X dan bengkel B di wilayah KPP Y. Pada tahun 2018 masing-masing bengkel memiliki peredaran bruto sebesar Rp200.000,000 untuk bengkel A dan Rp300.000.000 untuk bengkel B. Jumlah peredaran bruto tahun 2018 untuk kedua cabang adalah Rp500.000.000. Total peredaran bruto tersebut tidak melebihi Rp4.800.000.000 sehingga Wajib Pajak Agus pada tahun 2018 dikenai PPh bersifat final 19% dan 0,5%. Tarif 1% untuk penghasilan per bulan dari bulan Januari sampai dengan Juli. Tarif 0,5% untuk penghasilan per bulan dari bulan Agustus sampai dengan Desember. Pada Januari 2019, Wajib Pajak Agus memperoleh peredaran bruto dari bengkal A dan bengkel B masing-masing Rp50.000.000 dan Rp60.000.000. | ‘Atas penghasilan tersebut Wajib Pajak Agus dikenai PPh bersifat final bulan Januari 2019 sebesar: Bengkel A PPh = 0,5%x Rp50.000.000 Rp250.000 (dilaporkan ke KPP X) : BF R60-000.000, dan telah terdaftar di KPp p, sebagai berikut. Semarang Rp2.000.000.000*) 4isi Rp4.000.000.000 a is 200.000.000 Tae ‘kepada Mr. Q, wisatawan asing dari Singapura sebesar Rp60,009, 0, butik di dalam negeri sebesar Rp2.000.000.000. jumlah terseby 00,000,000 sehingga Waiib Pajak Davina dikenakan PPh bersift fing ‘dari usaha batik dan sewa apartemen di Singapura tidak diperhitungkan batasan peredaran bruto untuk dikenai PPh bersifat final 0,50, ila pada bulan Januari 2020 Wajib Pajak Davina memperoleh peredaran bmp Sebesar Rp200,000.000, atas penghasilantersebut dikenai PPh bersifat final bus *atamay. = 0,5% x Rp200.000.000 ‘ang pribadi pengusaha jast gunan diberinama TB Kokoh. Judha juga memberikan Penghasilan Judha dalam tahun 2019 sebagai berikut. _ & Penjualan bruto usaha toko bahan bangunan 5 i Rp3.600.000.000 hod. ny eee pelaksanaan konstruksi mi 400.000.000 cc. Jasa konsultasi "ahha ae Rp_500,000,000 i Rp5.500.000.000 Peredaran bruto usaha i ee Dae iach p3.600.000.000. jumlah tersebut tidak melei aed i ston Mea ludhalkenakan PPh hersfat final 059 Peng : a dan jasa konsultan tidak diperhitungkan dala ai PPh bersifat final 0,5%. Imbalania® Pasal 4 ayat (2)), Imbalan jasa konsla! mungan dengan pekerjaan bebas. Rp 24,400,000 Apabila pada tahun 2019 terdapat: - PPh yang dipotong/dipungut pihak lain Rp10.000.000 - PPh yang dibayar sendiri Rp12.000.000 PPh yang kurang dibayar adalah Rp2.400.000 (Rp24.400.000 - Rp10.000.000 ~ Rp12.000.000). TATA CARA PENYETORAN DAN PELAPORAN Penyetoran PPh bersifat final 0,5% dapat dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak atau melalui pemotongan/pemungutan oleh Pemotong/Pemungut yang ditunjuk sebagai Pemotong/ Pemungut. Penyetoran dan Pelaporan Pajak oleh Wajib Pajak Sendiri 1. Penyetoran/pelunasan/pembayaran pajak oleh Wajib Pajak sendiri dilakukan setiap pulan sebesar 0,5% peredaran bruto sebulan. Contoh: Wajib Pajak A memenuhi syarat dikenai PPh bersifat final 0,5%, Pada bulan Ja 2019 ia memiliki peredaran bruto usaha sebesar Rp100.000.000. | PPh = 0,5% x Rp100.000.000 = Rp500.000 dilakukan pada setiap tempat usaha ‘masa pajak berakhir. 7 a. Wajib Pajak yang menyetor pajak dianggap telah menyampaikan SPT Masa PPh i sesuai dengan tanggal validasi NTPN yang tercantun dalam SSP atau satay _administrasi lain yang dipersamakan dengan SSP; Es jib Pajak yang telah menyetor pajak, tetapi di dalam SSP tidak mendapat valid, NTPN wajib menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) ke Kantor Pelayanan Pak ‘Sesuai tempat kegiatan usaha terdaftar. Adapun dalam SPT tersebut kolom uraiandist dengan “Penghasilan usaha WP yang memiliki peredaran bruto tertentu’, ___ PPhbulan Februari 2019 pada Contoh nomor 2 diatas dilaporkan paling lambat tanggil 20 Maret 2019. ‘Wajib Pajak orang pribadi atau badan akan melaporkan PPh tahunan pada setiap tahun ~ dengan menyampaikan SPT Tahunan PPh ke Kantor Pelayanan Pajak. Atas penghasln “dari usaha yang dikenai PPh bersifat final 0,5% dilaporkan sebagai berikut. ‘&. Bagi Wajib Pajak orang pribadi, dimasukkan pada Formulir 1770-111 (lampiran Ill) Bagi ANomor 16 (“Penghasilan lain yang dikenakan pajak final/atau bersifat final”) jib Pajak badan, dimasukkan pada formulir 1771-1V (lampiran IV) BagianA omor 14... dengan menuliskan “Penghasilan usaha Wajib Pajak dengan pereat mu an dan Pelaporan Pajak Melalui Pemotongan/ in oleh Pemungut/Pemotong asan/pembayaran PPh bersifat final 0.59% dapat dilakukan mele fan oleh Pemotong/Pemungut Pajak. ng adalah 0,5% dikalikan peredaran bruto setiap Apabila Wajib Pajak A tidak menunjukkan Surat Keterangan, 22 yang dipungut oleh Bendaharawan Dinas Pertanian Kab. X adalah Rp! yaitu 1,5% x Rp120.000.000. > . Penyetoran pajak yang telah dipotong atau dipungut dilakukan paling lambat pada ta " 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir dengan menggunakan SSP atau sarana administrasi lain yang dipersamakan dengan SSP. SSP diisi atas nama Wajib Pajak yang. dipotong atau dipungut serta ditandatangani oleh Pemotong atau Pemungut Pajak. 5. SSP yang dimaksud pada nomor 4 merupakan bukti pemotongan atau pemungutan PPh dan diberikan oleh Pemotong/Pemungut kepada Wajib Pajak yang bersangkutan. 6. Pelaporan pajak dilakukan oleh Pemotong/Pemungut dengan menyampaikan SPT Masa PPh ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pemotong/Pemungut Pajak terdaftar paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir TB PAJAK PENGHASILAN BERSIFAT FINAL PASAL 15 Pasal 15 Undang-Undang Pajak Penghasilan menyebutkan tentang penetapan Norma Penghitungan Khusus guna menghitung penghasilan neto bagi Wajib Pajak tertentu yang tidak dapat dihitung dengan ketentuan umum sebagaimana diatur dalam Pasal 16 UU PPh. Penetapan norma tersebut diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan dan ketentuan perpajakan lainnya. Pasal 16 UU PPh mengatur cara penghitungan PPh secara umum_ sebagaimana dijelaskan pada Bab 3 buku ini, Norma penghitungan khusus untuk Wajib Pajak tertentu yang dimaksud dalam penjelasan Pasal 15 UU PPh adalah: 1. perusahaan pelayaran dan penerbangan internasional; 2. perusahaan asuransiluar negeri, perusahaan pengeboran minyak, gas, dan panas perusahaan dagang asing; }.. perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk bangun-guna-serah (build, 0 and transfer). 4 2 usahaan pelayaran dalam Negeri g jar negeri bersfat final. PPh sehubungan g an dalam neger! dikenakan berdasarkan ketene, an atas Imbalan yang Dibayarkan/ ida Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri atas imbalan yang dibayarkan/terutang kepada perusahaan Pelayaray eri diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 416/KMK.04/1996 dap 'Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-29/PJ.4/1996, ay ‘Wajib Pajak dan Objek Pajak _ Wajib Pajak ini adalah orang yang bertempat tinggal atau badan yang di berkedudukan di Indonesia yang melakukan usaha pelayaran dengan ki didaftarkan baik di Indonesia mau ikan dan apal yang pun di luar negeri atau dengan kapal pihak lain, Objek Pajak ini adalah penghasilan berupa imbalan yang diterima atau diperole _ Perusahaan pelayaran dalam negeri, baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia ; baik dari Pengangkutan orang dan/atau barang termasuk penghasilan penyewasn ___Kapal yang dilakukan dari: 4, pelabuhan di Indonesi (satu koma aan pajak ini adalah dua persen), i fies ans _ 1 Wah jk dan Ob Pa 15 dilampiri SSP dan Bukti Pemotongan PPh pelayaran dalam negeri (fin _ b. Jika penghasilan diperoleh selain dari huruf a, Wajib Pajak perusahaan pelayaran dalam negeri wajib: 1) menyetor PPh terutang ke kas negara melalui kantor pos atau bank persepsi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari bulan berikutnya setelah bulan pembayaran atau terutangnya imbalan dengan menggunakan SSP; 2) melaporkan pajak yang disetor ke Kantor Pelayanan Pajak selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan diterima atau diperolehnya penghasilan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa PPh Pasal 15 dilampiri SSP. Wajib Pajak membayar pajak di luar negeri atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya di luar negeri dari pengangkutan orang dan/atau barang termasuk penyewaan kapal (PPh Pasal 24). Pajak yang dibayar di luar negeri tersebut dapat diperhitungkan dengan PPh yang terutang berdasarkan untuk masing-masing negara setinggi-tingginya yang diterima atau diperoleh diluar negeri 1,2% (satu koma dua persen) dari penghasilan tersebut. Wajib Pajak juga menerima atau memperoleh penghasilan lain, Atas penghasilan lain tersebut dikenakan PPh berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku, PPh atas imbalan jasa angkutan orang dan/atau barang termasuk penyewaan kapal bersifat final. Oleh karena itu, dalam pembukuan Wajib Pajak, penghasilan dan biaya yang terjadi harus dipisahkan dari penghasilan dan biaya lainnya. Pajak Penghasilan atas Imbalan yang Dibayarkan/ Terutang kepada Perusahaan Pelayaran dan : Penerbangan Luar Negeri ‘ | Pajak penghasilan atas imbalan yang dibayarkan/terutang kepada perusahaan pelayaran dan penerbangan luar negeri diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 417/- KMK.04/1996 dan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-32/P].4/1996, yang dimuat dari satu pelabuhan ke pela Fras pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di liar nye; st i adalah imbalan pengangkitg i ji Indonesia. a barang dari luar negeri ke pelabuhan di Indonesia ‘ ang bersifat final dihitung dari tarif pajak dikalikan dengan dag, engganti; iberikan bukti pemotongan PPh atas penghasilan perusahaan pelayaran Penerbangan luar negeri (final) kepada pihak yang menerima ata oleh penghasilan; PPh yang terutang ke kas negara melalui kantor pos atau bank perseps ambatnya tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan pembayaranatal imbalan, dengan menggunakan SSP; in PPh yang telah dipotong dan disetor ke Kantor Pelayanan Pajék nbatnya tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan pembayaranatal ) nya imbalan, dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa PPh Hbmpisi dengan SSP dan bukti pemotongan PPh atas penghsli™ | m Peayaran dan/atau penerbangan luar negeri (inal). selain dari perjanjian carter, Wajib Pajak perusal? an luar negeri wajib: Soeiie pee tieaaaecsgee es s i diatur dalam ares Menteri Keuangan Nomor 475/KMK.04/19 a ait 1. Wajib Pajak dan Objek Pajak = ‘Wajib Pajak ini adalah perusahaan penerbangan yang berkedudukan di Indonesia yang memperoleh penghasilan berdasarkan perjanjian carter. Objek Pajak ini adalah penghasilan berupa imbalan yang diterima atau diperoleh perusahaan penerbangan dalam negeri berdasarkan perjanjian carter. . Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak Tarif PPh ini adalah 1,8% (satu koma delapan persen). Dasar pengenaan pajak ini adalah peredaran bruto. Peredaran bruto merupakan semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak perusahaan penerbangan dalam negeri dari pengangkutan orang dan/atau barang yang dimuat dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia dan/ atau dari pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar negeri. PPh terutang dihitung dari tarif dikalikan dengan dasar pengenaan pajak. PPh yang telah dibayarkan merupakan pembayaran PPh Pasal 23 yang dapat dikreditkan dari total PPh terutang dalam SPT Tahunan PPh tahun pajak yang bersangkutan. . Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pembayaran PPh yang terutang dilakukan melalui pemotongan oleh pencarter sepanjang pencarter adalah badan pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri. Atas pemotongan tersebut pencarter wajib: a, memberikan bukti pemotongan PPh kepada pihak yang menerima atau memperoleh penghasilan dengan menggunakan Bukti Pemotongan PPh atas penghasilan yang terutang kepada perusahaan penerbangan dalam negeri; b, menyetor PPh yang telah dipotong ke kas negara melalui Kantor Pos atau bank — persepsi selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan. pembayaran atau terutangnya imbalan atau nilai penggantian dengan menggunakan SSP; melaporkan PPh yang telah dipotong dan disetor ke Kantor Pelayanan Paj , Jambatnya tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan pembayaran ; atau nilai pengganti dengan menggunakan Surat Pembe: 2% : A ghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan ito SBI dan tabungan serta diskonto sertifikat Bank dalam Peraturan Pemerintah Nomor 131 Tahun 2000 dan Keputusan ngan nomor 51/KMK.04/2001. alah deposito dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk deposit. it deposito, dan “deposit on call”, baik dalam mata uang rupith mata uang asing (valuta asing), yang ditempatkan pada atau diterbitkat n adalah simpanan pada bank dengan nama apa pun, termastk iya dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu yang ditetapka™ bank. Dasar Pengen 20% (dua puluh persen) Jumlah bruto bunga deposito dan tabungan serta diskonto sertifikat Bank Indonesia 20% (dua puluh persen) ‘Jumlah bruto bunga selain BUT atau sesuai tarif berdasarkan —_ deposito dan tabungan persetujuan penghindaran serta diskonto sertifikat Bank pajak berganda Indonesia PPh terutang bersifat final dihitung sebesar tarif dikalikan dasar pengenaan pajak. . Pemotong PPh Pemotong PPh atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI adalah: a, Bank yang didirikan atau berkedudukan di Indonesia. b. Cabang bank luar negeri di Indonesia. ¢. Bank Indonesia. 4. Dana Pensiun dan bank yang menjual kembali Sertifikat Bank Indonesia kepada pihak lain yang bukan bank atau kepada Dana Pensiun yang pendiriannya belum disahkan oleh Menteri Keuangan. Dikecualikan dari Pemotongan PPh Pemotongan PPh bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI tidak dilakukan terhadap: a, bunga deposito dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia, sepanjang _ jumlahnya tidak melebihi Rp7.500.000 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah); uunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di Indone: cabang bank luar negeri di Indonesia; , dan tabungan serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia y senilai Rp600-000.000, bunga 6%, et PPh final sebesar: au jan atas Transaksi Saham dan Sekuritas 1 atas transaksi saham dan sekuritas lainnya diatur dalam Peraturan, mor 14 Tahun 1997 dan keputusan Menteri Keuangan Nomor 289) Pendiri adalah saham yang dimiliki olch pendiri yang diperoleh dengan harga dari 90% (sembilan puluh persen) dari harga saham pada saat penawaran umum a Pendiri adalah orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalam daft saham Perseroan Terbatas sebelum Pernyataan pendaftaran yang diajukan a Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dalam rangka penawaran umum (Initial Public Offering) menjadi efektif. ‘Termasuk dalam pengertian sahamt adalah: Yang diperoleh pendiri dari kapitalisasi agio yang dikeluarkan setelab waran umum perdana, yang berasal dari pemecahan saham pendiri, peroleh pepdici dari pembagian dividen dalam bentuk saham, akepereany, nih Penawaran umum perdana yang be e anefek terlebih dahulu (right issue), waran, oblige saham di Bursa Efek Indo” jumlah bruto nilai tr . + Transaksi pemil 11% dan jumlah bruto nilai transaksi penjualan, saham pendiri tambahan 0,5% — penjualan saham pendiri oleh perusahaan modal ventura atas penyertaan modal kepada perusahaan pasangan usahanya PPh terutang bersifat final dihitung sebesar tarif dikalikan dasar pengenaan pajak. 4, Tata Cara Pelunasan Pelunasan pajak atas transaksi penjualan saham di bursa efek dilakukan dengan pemungutan/pemotongan oleh penyelenggara bursa efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham. Penyetoran pajak dilakukan oleh pemotong paling lambat pada tanggal 20 (dua puluh) bulan berikutnya setelah bulan terjadinya transaksi penjualan saham. Pelaporan dilakukan paling lambat pada tanggal 25 (dua puluh lima) bulan berikutnya setelah bulan terjadinya transaksi penjualan saham. Pajak Penghasilan atas Bunga Obligasi Pajak penghasilan atas bunga obligasi diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2009 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2013 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 07/PMK.011/2012. 1. Pengertian Obligasi adalah surat utang dan surat utang negara yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan. Bunga obligasi adalah imbalan yang diterima dan/atau diperoleh pemegang obligasi dalam bentuk bunga dan/atau diskonto. 2. Wajib Pajak dan Objek Pajak Wajib Pajak dari PPh ini adalah orang pribadi atau badan dalam negeri dan luar negeri serta bentuk usaha tetap yang menerima bunga obligasi termasuk diskonto obligasi. Objek pajak ini adalah penghasilan berupa bunga obligasi termasuk diskonto obligasi. 3. Tarif dan Dasar Pengenaan ‘Tarif dan dasar pengenaan PPh atas bunga obligasi adalah: terutang bersifat final dihitung sebesar tarif dikalikan dasar p WP Re ee dengan masa + 20% atau sesuai tarif obligasi berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda lebih harga jual atay pj nominal di atas harga petoehay 20% atau sesuai tarif obligasi tidak termasuk bung selain BUT berdasarkan persetujuan —berjalan penghindaran pajak berganda . | + Wajib Pajak dalam 15% a Selisih lebih harga jual atau nig 9) negeri dan BUT nominal di atas harga perolehan + Wajib Pajakluarnegeri + 20% atau sesuai tarif obligasi tidak termasuk bunga selain BUT berdasarkan persetujuan _ berjalan penghindaran pajak ‘Bungadan/atau Wajib Pajak reksa dana» 5% (tahu Selisih lebih harga jual diskonto obligasi yang terdaftar pada Badan - 10% (tahun 2021 dan n Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangar 4, Pemotong PPh Pemotong PPh atas penghasilan berupa bunga obligasi adalah: a penerbit obligasi atau kustodian selaku agen pembayaran yang ditunjuk atas bunt dan/atau diskonto yang diterima pemegang obligasi dengan kupon pada sata) tempo bunga obligasi, dan diskonto yang diterima pemegang obligasi tanpa bul pada saat jatuh tempo obligasi; dan/atau . Perusahaan efek, diler, atau bank, selaku pedagang perantara dan/atau penal atas bunga dan diskonto yang diterima penjual obligasi pada saat transaksi 5. Dikecualikan dari Pemotongan PPh Pemotongan PPh atas bunga obligasi tersebut tidak berlaku apabila pene penghasilan bunga obligasi adalah: a. Wajib Pajak dana pensiun oleh Menteri Keuangan, silan bunga obligasi yang diterima oleh Wajib Pajak ini tidak: Pankyang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri dil obligasi yang diterima oleh Wajib Pajak ini - dalam UU PPh, mts yang pendiriannya atau pembentukannya telah | kepada PT DJ melalui perusahaan perantara efek PT Sekurita. Harga jual obligasi Rp21 per lembar. Atas penjualan ini terdapat diskonto sebesar: (Rp21.000 ~ Rp20.000) x 10.000 = Rp10.000.000 PPh final yang dipotong oleh PT Sekuritas atas diskonto tersebut adalah: 15% x Rp10.000.000 = Rp1.500.000 Pajak Penghasilan atas Hadiah Undian Pajak penghasilan atas hadiah undian diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 132 Tahun 2002 dan Keputusan Dirjen Pajak Nomor Kep. 395/PJ/2001. 1. Pengertian Hadiah undian adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh melalui undian. Hadiah undian dibedakan dengan hadiah lainnya seperti hadiah atau penghargaan perlombaan dan hadiah sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan lainnya. Hadiah atau penghargaan perlombaan merupakan hadiah atau penghargaan yang diberikan melalui suatu perlombaan atau adu ketangkasan. Hadiah. sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan lainnya adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diberikan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan egiatan lain yang dilakukan oleh penerima hadiah, Penghargaan adalah imbalan yang diberikan sehubungan dengan prestasi dalam kegiatan tertentu. Wajib Pajak dan Objek Pajak ‘Wajib Pajak ini adalah orang pribadi atau badan yang menerima hadiah Objek pajak ini adalah penghasilan berupa hadiah undian dengan nan 1a ; uk apa pun (dapat berupa uang, barang, atau kenikmatan, rt betbintang). Tidak termasuk dalam pengertian | hak yang berwenang termasuk pengusaha yang hadiah dengan cara diundi, misalnya bank, supe a penarikan undian, dan sebagainya. Pemotong atau ik yang telah dipotong ke bank persepsi atau Kantor Pos pag luh) bulan berikutnya, dan melaporkannya ke Kantor Pelayanay Jambat 20 (dua puluh) hari setelah masa pajak berakhir, adakan penarikan undian untuk para nasabah. Hadiah undian berup, -ga Rp210.000,000 dan 1 unit sepeda motor seharga Rp15.000.000, adiah undian mobil adalah CV Sukses Jaya (beralamat di Jl. Kutilang 20 "WP 03.555.444.6,542,000). Pemenang hadiah undian sepeda motor adalah tyo (beralamat di Kecamatan Turi, Sleman, tidak memiliki NPWP). PPh final = Rp52.500.000 Rp 3.750.000 Rp56.250.000 hasilan atas Persewaan Tanah dan/atau jasilan atas persewaan tanah dan/atau bangunan diatur dalam Peraturat mor 5 Tahun 2002, Keputusan Menteri Keuangan No. 120/KMK.03/200% Atas penghasilan b tanah dan bangunan yang diter dari penyewa yang bertindak atau ditunjuk sebagai pemotong pajak, waji pajak oleh penyewa. SNS b. Apabila penyewa bukan sebagai pemotong pajak, PPh yang terutang wajib dibayar sendiri oleh orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan, Pemotong atau pemungut wajib menyetorkan pajak yang telah dipotong ke bank persepsi atau Kantor Pos paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dan wajib melaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan dibayarkan/diserahkan hadiah tersebut. Contoh ‘Tuan Ananda mempunyai beberapa ruko yang disewakan. Apotek Sehat Farma dan Pusat Oleh-Oleh Enak menyewa ruko tersebut masing-masing dengan sewa Rp50,000.000 dan Rp25.000.000 untuk tahun 2016, Apotek Sehat Farma merupakan pemotong pajak, sedangkan Pusat Oleh-Oleh Enak bukan pemotong pajak. PPh atas sewa yang dipotong oleh Apotek Sehat Farma adalah: 10% x Rp50.000.000 = Rp5.000.000 Pusat Oleh-Oleh Enak bukan pemotong pajak schingga PPh atas sewa dipotong, dibayar, dan dilaporkan oleh Tuan Ananda sebesar: 10% x Rp25.000.000 = Rp2.500.000 Pajak Penghasilan atas Usaha Jasa Konstruksi Pajak penghasilan atas usaha jasa konstruksi diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 sebagaimana telah disempurnakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor: 40 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/PMK.03/2008. d 1. Pengertian a, Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan kons layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa kot pengawasan pekerjaan konstruksi. ne . Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan ti adalah pemberian jaca ol sh arenes emberian jasa oleh orang pribadi atau bate s di bidang pengawasan jasa konstruksi, pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan Konstruly: | diserahterimakan. adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk usaha tetap: Yang an jasa konstruksi. adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk usaha tetap, yang a menyediakan layanan jasa konstruksi baik sebagai perencang nstruksi, pelaksana Konstruksi, dan pengawas konstruksi maupun sub-subnya, jai kontrak jasa konstruksi adalah nilai yang tercantum dalam satu kontrak jase truksi secara keseluruhan. jak dan Objek Pajak jak ini adalah penyedia jasa konstruksi, yaitu orang pribadi atau badan a bentuk usaha tetap yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jase i, baik sebagai perencana konstruksi, pelaksana konstruksi, pengawas ksi maupun sub-subnya. ‘Objek pajak di sini adalah jasa berupa jasa perencanaan konstruksi, pelaksané struksi, dan pengawas konstruksi. eS Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak if dan dasar pengenaan PPh atas usaha jasa konstruksi adalah: ene Wajib Pajak alfikasi usahe dapat hat pada Peraturan Lembaga Jasa Konstul asa pelaksanaan konstruks. _bersifat final dengan syarat nilai kontrak jasa konstruksi yang tidak dil _ dicatat sebagai piutang yang tidak dapat ditagih. Apabila suatu ketika tidak dapat ditagih (dihapus) tersebut dapat ditagih kembali, maka sejumlah | dapat ditagih tersebut dikenakan PPh bersifat final. "oe be PPh terutang bersifat final dihitung sebesar tarif dikalikan dasar pengenaan pajak. 4, Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh ini dilakukan sebagai berikut. a. PPh yang dipotong oleh pengguna jasa, disetor ke kas negara melalui Kantor Pos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah dilakukan pemotongan pajak. b. PPh yang disetor sendiri oleh penyedia jasa, disetor ke kas negara melalui Kantor Pos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah penerimaan pembayaran dalam hal pengguna jasa bukan pemotong pajak ¢. Pembayaran PPh atau penyetoran PPh dilakukan dengan menggunakan SSP atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP. d. Pemotong pajak memberikan tanda bukti pemotongan kepada penyedia jasa yang dipotong PPh setiap melakukan pemotongan, e, Pengguna jasa atau penyedia jasa yang melakukan pemotongan PPh ini wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa paling lama 20 hari setelah bulan dilakukannya pemotongan pajak atau penerimaan pembayaran. £ Pajak yang dibayar/terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh penyedia jasa dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang berdasarkan ketentuan Undang-Undang PPh. a g. Penghasilan lain yang diterima atau diperoleh penyedia jasa dari luar us: - onstruksi dikenakan tarif berdasarkan ketentuan Undang-Undang PPh. at 009 =Rp2.000.009 Pengalihan Harta berupa Tanah | galihan harta berupa tanah dan/atau bangunan diatur dalam tah Nomor 48 Tahun 1994. Peraturan ini telah diubah terakhir dengan ntah Nomor 34 Tahun 2016 tentang Pajak Penghasilan atas penghasiln ah dan/atau bangunan dan perjanjian pengikatan jual beli atas tangh an beserta perubahannya. n hak atas tanah dan/atau bangunan, meliputi: penjualan, tukar-menukar, hak, penyerahan hak, lelang, hibah, waris, atau cara lain yang disepakati Para pihak yang terkait. - Pihak penjual yang namanya tercantum dalam _ Saat pertama kali ditandatangani; atau ak pembeli yang namanya tercantum dalam perj elum terjadinya perubahan atau adendum perj fa perubahan pihak pembeli dal dan Objek Pajak PPh ini adalah orang pribadi atau badan yan than hak atas tanah dan/atau ban; /atau bangunan, PPh ini adalah penghasilan ' Pengalihan hak atas tan: Perjanjian pengikatan jual beli pada janjian pengikatan jual beli Janjian pengikatan jual beli, ata ‘am perjanjian pengikatan jual beli tersebut ig memperoleh penghasilit gunan dan perjanjian pengikatan jualba yang diperoleh/diterima orang vi ah dan/atau bangunan dan perjat! _pemerintah, atau badan usaha milik daerah yang mendapat penugasan dari kepala daerah, sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang met ___ Mengenai pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum. Dasar pengenaan pajak untuk PPh atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan adalah nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, yaitu: a. nilai berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang, dalam hal pengalihan kepada pemerintah; .nilai menurut risalah lelang, dalam hal pengalihan hak sesuai dengan peraturan Jelang (Vendu Reglement Staatsblad Tahun 1908 Nomor 189 beserta perubahannya). c. nilai yang seharusnya diterima atau diperoleh, dalam hal pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dilakukan melalui jual beli yang dipengaruhi hubungan istimewa, selain pengalihan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b; d. nilai yang seharusnya diterima atau diperoleh, dalam hal pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dilakukan melalui jual beli yang tidak dipengaruhi hubungan’ istimewa, selain pengalihan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan hurufb; atau e. nilai yang seharusnya diterima atau diperoleh berdasarkan harga pasar, dalam hal pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dilakukan melalui tukar-menukar, pelepasan hak, penyerahan hak, hibah, waris, atau cara lain yang disepakati antara para pihak. Dasar pengenaan pajak untuk PPh atas perjanjian pengikatan jual beli atas tanah dan/atau bangunan adalah jumlah bruto, yaitu: a. nilai yang sesungguhnya diterima atau diperoleh, dalam hal pengalihan tanah dan/ atau bangunan dilakukan melalui pengalihan yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa; atau b. _nilai yang seharusnya diterima atau diperoleh, dalam hal pengalihan tanah dan/atau bangunan dilakukan melalui pengalihan yang dipengaruhi hubungan istimewa. 4, Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan a. Orang Pribadi atau Badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, wajib menyetor sendiri PPh yang terutang ke Bank Persepsi atau Kantor Pos sebelum akta, keputusan Perjanjian, kesepakatan, atau risalah lelang ditandatangani oleh pejabat yang | | __ menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP), dan pada $SP wajib dicantumkan: 1) nama, alamat, dan NPWP pihak yang mengalihkan Orsi Pribadi yang bersangkutan; tanah dan/atau bangunan yang. ditt selakukan pembayaran sendiri Pajak Pengha eritahuan Masa paling Jama tanggal 20 bulay a sailakukan pengalihan hakcatas tanah dan/atau bangunay embayaran atau pejabat yang mungutan Pajak Penghasilay Jing lama tanggal 20 bulan nah dan/atau bangunan emb yaran. sn atau pejabat yang melakukan P' ukar-menukar yang melakukan pe! nyampaikan Surat Pemberitahuan Masa pal setelah bulan dilakukan pengalihan hak atas ta pembayaran. can dari Kewajiban Pembayaran atau Perm g pribadi yang mempunyai penghasilan di bawah Penghasilan Tidak Kena yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dengan lah bruto pengalihannya kurang dari Rp60.000.000 (enam puluh juta rupizh) in bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah; sng pribadi yang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan ~ dengan cara hibah kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, padan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuanny? Jebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang hibah tersebu ntara jungutan Pajak Penghasilan -pihak yang bersangkutan; fan yang melakukan pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan dengi? hibah kepada badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk Jkoperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang a diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepania%® tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, t# pihak-pihak yang bersangkutan; rta berupa tanah dan/atau bangunan karena waris; . Wajib Pajak dan Objek Pajak Wajib Pajak di sini adalah orang pribadi sebagai anggota koperasi yang mempunyai simpanan di koperasi dan memperoleh/menerima bunga atas simpanannya. Objek Pajak di sini adalah bunga simpanan yang diterima oleh anggotanya. Tidak termasuk dalam bunga simpanan ini adalah bunga simpanan yang diterima anggota koperasi orang pribadi yang merupakan bagian dari sisa hasil usaha. Bunga simpanan yang jumlahnya tidak melebihi Rp240.000 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) dalam sebulan, dikecualikan dari pengenaan PPh ini. . Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak Besarnya tarif ini adalah: a. _sebesar 0% (nol persen) untuk penghasilan berupa bunga simpanan sampai dengan. Rp240.000 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulans b. sebesar 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa bunga simpanan lebih dari Rp240.000 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan. Dasar pengenaan pajak ini adalah jumlah bruto bunga simpanan yang diterima oleh anggota koperasi. PPh terutang bersifat final dihitung sebesar tarif dikalikan dasar pengenaan pajak. , Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Tata cara pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak ini diatur sebagai berikut. : a, Koperasi yang membayarkan bunga simpanan kepada anggotanya wajib melakukan — pemotongan PPh sesuai ketentuan yang berlaku. Koperasi sebagai pemotong pajak wajib memberikan tanda bukti PPh Pasal 4 ayat (2) kepada Wajib Pajak orang pribadi yang dipotong. melakukan pemotongan. . Pajak Penghasilan yang telah dipotong oleh koperasi, wajib melalui Kantor Pos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri } re ee berakhii i li deme 20 hari patch. masa p Lat Bunga Acuna Rp10.000.000—1/12.x 12% x Rp10.000.000 Rp100.000 Rp20.000.0001/12x 12% x Rp20.000.000 Rp200.000 p30.000.000 1/12 x 12% x Rp30.000.000 10% x Rp300g99 =Rp300.000 t 30.000 Rp40.000.000 1/12 x 12% x Rp40.000.000 10% x Rp400.000- = Rp400.000 = Rp40.000 Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Pajak penghasilan atas bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada angola Koperasi orang pribadi diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111 Tahun 2010, Pengertian Dividen merupakan bagian laba dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterim oleh pemegang saham atas kepemilikan saham dalam sebuah perseroan. Termastit dividen dalam hal ini adalah dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegangPa® dan pembagian sisa hasil usaha koperasi, ib Pajak dan Objek Pajak b Pajak di sini adalah orang pribadi dalam negeri yang bertindak sebagai pemegt"8 m suatu perseroan, pemegang polis suatu perusahaan asuransi, dan am} ng dipotong PPh ee eee pemotongan. 7 8 PPh wajib menyetor PPh yang dipotongnya ke kas negara paling lam ___ tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir dengan menggunakan s e Pemotong PPh wajib melaporkan pajak yang sudah dipotong dan disetor ke _ Kantor Pelayanan Pajak paling lama 20 hari setelah masa pajak berakhir dengan _ menggunakan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat (2). Contoh PT Perdana membagikan dividen kepada para pemegang saham di antaranya kepada Nurindah yang memiliki saham sebanyak 100,000 lembar saham dari total saham beredar sebanyak 400.000 lembar. Dividen tunai yang dibagi adalah Rp1.000 per lembar saham, PPh yang dipotong oleh PT Perdana adalah: 10% x 100.000 x Rp1.000 = Rp10.000.000 I SURAT PEMBERITAHUAN MASA DAN BUKTI PEMOTONGAN ee Bank Perdana yang beralamat di Jl. Pahlawan No. 51, NPWP 01.633.445.1.542.000 merupakan pemotong pajak penghasilan. Pada bulan Oktober 2016 melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas pembayaran imbalan sebagai berikut. 07 Oktober : Membayar bunga deposito kepada Akbar yang beralamat di Jl. Lojajar C-28 Yogyakarta, NPWP 04.009.990.3.542.000 Nominal deposito Rp100.000.000 bunga 6% setahun. 17 Oktober : Menyerahkan hadiah undian senilai Rp200.000.000 kepada Amelia, yang beralamat di Jl. Magelang No. 542 Yogyakarta. 240ktober_ : — Membayar imbalan atas jasa perencanaan konstruksi senilai Rp50.000.000 kepada PT Bangun yang beralamat di Jl. Gejayan No. 36 Yogyakarta, NPWP 01.221.112.3.542.000. Membayar dividen kepada Vinvina Noveria Rp15.000.000. Vinvina beralamat di Jalan Semarang, NPWP 04.133.445.1.504.000. serie PET) ECL Puc unec) rans Rp53.600000 Lemoore 2 unuk ! Kantor Playanan Past ember ke3 untuk; Pemoton Pak DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK KPP PratamaSleman 0) BUKTI PEMOTONGAN PPh FINAL PASAL 4 AVAT (2) BUNGA DEPOSITO/TABUNGAN, DISKONTO SBI, JASA GIRO | New : GG) bbs) Gee} G Gl) lel NamaWajibPajak —: [AT RT BTA Alamat > GIT TAD TAAL Tee Te Tv TOr eT VAT eTAT ATI A No. Jenis Penghasilan ore Tee: IPPh yang dipotong (Rp)| DN/LN Bunga/Diskonto/iasa Giro = a a as w 1. | Deposit Berjangka a. Rupiah 300,000 20% 100.000 b. Valuta Asing dengan Premi Forward . Valuta Asing tanpa EE Premi Forward 2. | Sertikat Deposito 3. | Tabungan 4. | Sertifkat Bank Indonesia 7" 5. | Jasa Gi 6 . TOMAR 560060 Toao Terbilang: _Seratus niburupiah Yoayakarta, 07 Oktober 2016 (4) Pemotong Pajak BANK i newe = [oa] - (6372) -E[e]s] -G) - EL] - feo nama: [8]A][«] [Ple[R[o]A| Nya Peshatian Tanda tangan,nama dan cap 1 uma aa enghasion ung Depoeo/ Tahun sone Gro erg sptong . Sits tan meruptan edt pt aa sro bakiion te Pentertanan Turan 2. bitPemotrea nl danas oh pba pee tc sergaiegio en en F.1.1.33.10 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DDIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK KP PratamaSleman 0) BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh FINAL PASAL 4 AYAT (2) ATAS HADIAH UNDIAN NOMOR : 36/Ps4(2)/10/2016 @ embarked untuk: Wait Pook Lemar ke-2 unt: Kantor PoayananFoak Lembarte3 untuk: Pemetone/ Femur yyy Newe : pe] - [efepe] - [eyo FLERE PER » Nama Wajib Pajak Ejtfifa LI TT Alamat 4 miatcle{cfa[n{c] [s][a]2 Ylole| [ale faya) No. Jenis Hadiah Undian Jumlah Bruto Hadish Undian (Rp) | Tarif °K) | PPh yang dipotong/dipungut ip aw @ a @ 5 1 MOBIL TOYOTA RUSH 200.000.000 25% 50,000.00 2 25% 3. 25% | 4 25% 5. 25% 6 25% | JUMLAH 200.000.000 0.000.000 Terbilang: LIMA PULUH JUTA RUPIAH YOGYAKARTA, 17 OKTOBER 2016... Pemotong / Pemungut Pajakis ewe : Ta) - (B13) - GEE) -G)- GE p)- ea Nama: [8] a[N[K PTe[R[ofa[n[a Pethatian 1. Jumlah Pajak Penghasilan dari Hadiah Undian yang dipotong / dipungut di atas ‘bukan merupakan kredit pajak dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh, 2. Bukti Pemotongan/Pemungutan ini dianggag sah apabila disi dengan lengkap dan benar F.1.1.33.09 Tanda tanga nama dan cap bakin a HAKIM ANANDA ® ae Lemar ed unto Wa Pat Lebar te untuk: Pematong/Pemung DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK KPP Pratama Sleman (i) BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh FINAL PASAL 4 AYAT (2) ATAS PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONSTRUKSI NOMOR: 37/°s4(2//10/2016 a newe °]-PPE)- FEE s[]2] - Joyo ° Nama Waiib Pajak Plt] [ela[nfelulN Alamat tft] [eles falviaty] [36] [vfole[v]al«Jala[ za No. Uraian Jumlah Nia rato (Rp) Tarifis6) | PPh yang dipotong/dipungut (Rp) ow wi w w a 1. [ja Pelakzanaan Konstruks oleh penyedia asa dengan kualifkast usaha kecil 7% 2, [ina Pelaksanaan Konstruks oleh penyedia hang sdak memitki kuaifkas usaha a 3 [hasaPelaksanaan Konstruksi oleh penyedia zea selainangka 1. 2d tas 3% 4 [hasa Perencanaan atau pengawassn Konstruks olen penyeeiajasa yang memvlik kualiiasi usoha 50.000,000 ae 2.000.000 5 |iasaPerencanaan atau pengawasan Konstruksi oien penyecia jasa yang tidak memiki kualiikas saha mo JUMLAH 50,000,000 2.000.000 Tetbilang: DUAJUTA RUPIAH YOGYAKARTA, 24 OKTOBER 2016 « Pemotong / Pemungut Pajak.s vewe : [ola] - (6[3]3] - GP4]s] -(G) - GE) - pepo Nama elalnt«] [rlelelo[a[ nla I I Pernatian 2umlah Pajak Penghasilan dae Jas 4. Konstruksi yang dipotong/dipungut a tas bukan merupakan kredit pajak Ste sna tenetnan tre bakin ‘Tahunan PPh, bs Buti Pemotongan/Pemungutan ini 2 clanggap sah apabila dist dengan lengkap dan benar Tanda tangan, nama dan cap HAKIM ANANDA o Fita3i6 Lembar Ke untuk: Wai Papa tember Ke-2 Unt Kantor Peay ane, termbarke3 untuk: Pemotong ran DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENOERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK KP Pratama Sleman BUKTIPEMOTONGAN PPh FINAL PASAL 4 AYAT (2) 'ATAS DIVIDEN YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM NEGERL NOMOR :38/Ps4(2)/10/16 a Nama NPwe ole : fv HH? Alamat : aft 7 [slelm[atr [alc LI Jumlah Bruto Divi lah Bruto Dividen (Rp) Tarif (6) PPh yang Dipotong (Rp) ow Gr 15.000, 2) 200 10% 7.500.000 Terbilang: SATU JUTA LIMA RATUS RIBU RUPIAH YOGYAKARTA, 30 OKTOBER 2016 ann) Pemotong Pajak: 1) NewP of) - Ce 33] - (aa 5] - Nama e [alan meter ra ela ma Dea aa pan HAKIM ANANDA F.1.1.33.21 SURAT SETORAN PAJAK DEPARTEMEN KEUANGAN Ri. DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LeMBAR (SSP) Untuk Dilaporkan oleh Wajib Pajak ke KPP ‘NewP oli 6313 4747s 7 51412 oT o[0) is sesuai dengan Nomer Pokok Wai Pajak yang dimiik NAMA WP BANK PERDANA ALAMAT WP JL. PAHLAWAN 51 YOGYAKARTA. Nop | L LI bid wu piss! doogan Noor Ofek Palak ALAMAT OP Kode Akun Pajak Kode Jenis Setoran Uraian Pembayaran : Lalililrf2ts 4lo SETORAN PPH FINAL ATAS IMBALAN JASA KONSTRUKS! ‘Masa Pajak’ ten | Feb | Mar] Apr] Mi iei_[ Jun | Jul | Ags | Sep] OM | Nov | Des iar x 2.01] 6 Bari tanda sfong (h) pada Kotor bulan, sesual dengan peribaysran untuk masa yer berkeraan isi Tahun terutangnya Pajak rt/La a 7a Nomor Ketetapan riiit/Liit/ Ole es NomorKetetapan: STP, SKPKS, SKPKET JumlahPembayaran ——:_-Rp2,000.000,00 Tetbilang: DUAJUTA RUPIAH Diisi dengan rupiah penuh Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran Wajib Pajak/Penyetor Tanggal YOGYAKARTA , 10 NOVEMBER 2016 Cap dan tanda tangan bakin ke HAKIM KURNIAWAN *Terima kasih Telah Membayar Pajak - Pajak Untuk Pembangunan Bangsa " Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran ‘Cap dan tard tongan Nama Jelas : Nama Jelas : SURAT SETORAN PAJAK (SSP) DEPARTEMEN KEUANGAN Ril. DIREKTORAT JENDERAL PAJAK om Bl Untuk Dilaporkan. oleh Wajib Pajak ke KPP ott 6[313 Dis sesuei dengan Nomor Pokok Wajib Pojak yong dirk NAMA WP BANK PERDANA JL. PAHLAWAN 51 YOGYAKART! ALAMAT WP NOP Dis sesuol dengan Nomor Objek Pajok ‘ALAMAT OP Uraian Pembayaran: Kode Akun Pajak Kode Jenis Setoran Lalslslsf2}s L4lo|4 SETORAN PPH FINAL ATAS BUNGA DEPOSITO. Masa Pajak ae Jan | Feb [ War | Apr | Mei] Jun | Jul ] Ags | Sep] OM ] Nov [Des Tahun Pajal x L2[oL 1] 6] Ber tonda slang fs) pada kolor buon, sesu0l dengan pembayaran untuk masa yong berkenoan Dis Tahun tervtorgn Nomor Ketetapan poi S/Le a La La La Dis sesuai Nomor Ketetopan : STP, SKPKB, SKPKBT Jumlah Pembayaran —:_-Rp100.000,00 Dist dengan rupih penuh Terbilang: SERATUS RIBU RUPIAH Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran Tanggal Wajib Pajak/Penyetor YOGYAKARTA , 10 NOVEMBER 2016 Cop dan tanda tangan bahion k Nama Jelas: HAKIM KURNIAWAN Cap dan tanda tangan Nama Jelas " Terima kasih Telah Membayar Pajak - Pajak Untuk Pembangunan Bangsa" Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran [2.03201 SURAT SETORAN PAJAK DEPARTEMEN KEUANGAN Rll. DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (SSP) NPWP : Lola 6i3i3 4i4|5 1] [sl4}2 LemBaR Untuk Dilaporkan oleh Wajib Pajak ke KPP Dis sesuai dengan Nomor Pokok Wejib Paiak yong dik NAMA WP. BANK PERDANA ALAMAT WP JL. PAHLAWAN 51 YOGYAKARTA, Lew | 1} | fiiy L Dis sesuai dengan Nomor Objek Pajak ALAMAT OP. Kode Akun Pajak Kode Jenis Setoran Uralan Pembayaran: 1lilij2}s 4jo|5 ‘SETORAN PPH FINAL ATAS HADIAH UNDIAN Masa Pajak Jan [Feb [ Mar [ Apr [ Mei [ jun | Jul] Ags | Sep | Okt | Nov | Des x LzLols]e] Beri tanda slang (x pad Kolom balan, sesu0i dengan pemboyaron untuk masa yang berkenaan Tahun Pajak is! Tahun teratananya Pajok Nomor Ketetapan roa IL J La Lad Dis sesuai Nomor Ketetapan ST, SKPKB, SKPKBT Jumlah Pembayaran —:__ Rp50.000.000,00 iis dengon rupih penuh Tetbilang: LIMA PULUHJUTA RUPIAH Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran Tanggal Wajib Pajak/Penyetor YOGYAKARTA , 10 NOVEMBER 2016 Cop dan tanda tangan bahio k HAKIM KURNIAWAN, Cap dan tanda tangan Nama Jelas. Nama Jelas. " Terima kasih Telah Membayar Pajak - Pajak Untuk Pembangunan Bangsa * Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran 203201 SURAT SETORAN PAJAK (SSP) DEPARTEMEN KEUANGAN Ril. DIREKTORAT JENDERAL PAJAK wen Untuk Dilaporkan oleh Waljib Pajak ke KpP NPwe ol1] Lelsis 4j4is] L4 sl4l2 ololo isi sesuoi dengan Nomor Pokok Way Pojok yang amiik NAMA WP BANK PERDANA ALAMAT WP : JL. PAHLAWAN 51 YOGYAKARTA Nop ul J ! Dis sesuai dengan Nomor ObjekPojak ALAMAT OP Uraian Pembayaran : Kode Akun Pajak L4al1{1{ 112] 8] Kode Jenis Setoran 4\1j9 SETORAN PPH FINAL ATAS DIVIDEN YANG DITERIMA WAJIB PAIAK ORANG PRIBADI ‘Masa Pajak , Feb [ Mar [ Apr | Mei | Jun | Jul | Ags | Sep | Om | Nov] Des Tahun Pal x LzLols{«] ‘Beri tanda silang (x) pada kolom bulan, sesual dengan pembayaran untuk masa yang berkenoan iis Tahun terutongrya Po Nomor Ketetapan pon J/Len S/La dL J/ Lag isi sesvo Nomeor Ketetapan : ST, SKPKB, RPKBT Jumlah Pembayaran : Rp1.500.000,00 Diisi dengan rupiah penuh Terbilang: SATU JUTA LIMA RATUS RIBU RUPIAH Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran Wajib Pajak/Penyetor Tan ggal eon 7 Cap dan tanda tangan YOGYAKARTA , 10 NOVEMBER 2016 Cop dan tanda tangan Nama Jelas Nama Jelas: _ HAKIM KURNIAWAN " Terima kasih Telah Membayar Pajak - Pajak Untuk Pembangunan Bangsa " Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran ‘DEPARTEMER KEUANGAN Ru binexToRAT {JENDERAL PAIAK NPWe a (04,009.990.3.542.000 01.221.112.3.542.000 04,113.445.1.504.000 DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN Masa Pajak PPh FINAL PASAL 4 AYAT (2) 110] /(2 VINVINA NOVERIA [ifporonornn enna KURSA Wale PAIAK ofa[eé Ba fematongard Nil obek fh yang intone Pemungutan Pajak (Ro) {dipungut (Rp) Romor [Tana 4) (5) (6) (7) sevrsetay 07.10.16 500.000 100.000 one ree 016 200,000,000 50,000,000 a7/Ps4VAT 24.10.16 0.000.000 2.000.000 38/542) 30.10.16 15.000.000 1.500.000 | 265,500,000 53,600.00 Tanggal [1] 5] 1] 1] 2[o]a[6] Hyak] ifm W AN 6] BB 0.113206 bahiom he DEPARTEMEN ‘SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA. x |sPT Normal KEUANGAN Rul PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2) Coser: Pembetulan ke. imextorat Fae TGURTTaT WHR EU POTN POTOTEMT PET ONETT LF] senocrar pax Palak Penghasan ial asa Ayat (2) 7 BAGIAN A. IDENTITAS PEMOTONG PAJAK/WAJIB PAJAK, Lol Cel falas] (stata) | pelatn [xt [epepepopatnyal BAGIAN 8 OBJEK PAJAK lai Objek Pa ane pa Uraian KAP/KIS Saar Tarif PPh yane cipotongy °h (oe) [Diane i Disco Sena ay o) a oF @ &) ‘unga Deposto/Tabungan, Dakonto SB dan asa Giro a, Bunga Deposito/Tabungan | 1) Yang ditempatkan a Oalam Negeri an1128/408 500-000 | 20% aa 2} Yang itempatkan di Luar Negeri 411126/408 b. Diskonto Sertifiat ank indonesia a2e/408 € lasaGiro ai126/a0a “TransaklPenjuaian Saham 3. Soham Pendir aun128/407 '.Bukan Saham Pendle 411128408 Bunga/Diskonto Obligas & Surat Berharga Negara a1ni28/s02 | Haan Undan 411128/405, 200:000.000 | 25% SOOO Persewaan Tanah dan atau Bangunan 3. Penyewa sebagai pemotong pajak anni28/403 8. Orang Pribadi/Badan yang menyetorsendiiPph | 413126/403 asa Konstuks 4 Perencanaan Konstruls 1) Pengguna Jasa sebagai Perotong PPh 411128/409 50,000,000 | 4% TOO 2) Penyediajasa yang menyetorsendii PPh a11126/209 .Pelaksanaan Konst-uksi 1) Pengguna Jasasebagsi Pemotong PPh 11128/409 2} Penyedia asa yang menyetor seni PPh 11128/409 6 Pengawasan Konstruks 1 Pengguna Jasa sebagai Pemotong PPh n1128/409 2} Penyediajasa yang menyetor sendin PPh 4n1128/409 Wait jak yang Melakukan Pengalinan Hak atas Tanahy Bangunan 411126/402 Bungan Simpanan yang dibayarkan oleh Koperasi kepada anggota WajibPaiak Orang Pribadi auni2s/an7 Transasl DerivatfBerupa Kontraki Berangka yong Diperdazangkan ci dursa aunzze/ane Dividen yang Diterima/Diperoleh Wajib Palak Orang Pribadi Dalam Negeri 411128/419 5.000.600 | 10% 7500.00), Penghaslan TertentuLainnya ®. TUMLA 265,500,000 S300 Terblang _UMAPULUH TIGAIOTA EWAN RATUS RIBU RUPIAH BAGIAN C_LAMPIRAN 1 [Xx ]surat Setoran Pajak: [4] lembar 2 Lic)oatar Bukti pemotongan/Pemungutan PPh Final Pasal 4 ayat (2) 3 [x¢}Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh Final Pasal 4 ayat (2): (747 tember. 4 F surat kuasa khusus BAGIAN D. PERNYATAAN DAN TANDA TANGAN eo oerean menyaarsepenanryo aan sega a batby terran NT TOTES TEN GETEIN TSN ONT wr OER PEs perundana dengan yang belt, sya menytatan bts aps yg tah soya beetsheian dave pserta Mis Dita smo lompieny adalah ben engap danas, COT Langsung dari we Jrovorons nrovrman T_Jeunsnwararnac J metatui pos Noma CHT AT eT iTM] TeTuletw]i[alwiatay [J ewe Lela] [30sts} (ststs] fa] fstato} [ ava Tanggal a[s][ifif2fo FI332.08 Taprant i Peratran brewer Pat Nomen PERSIE

Anda mungkin juga menyukai