Jurnal 2
Jurnal 2
ABSTRACT
Proper drug logistics management is one of the factors so that drugs can be managed properly. Pharmacy Unit of
the Demak District Health Office had problems that were human resources,shortage, obstacles for using the
SIMDIO (information system of the Demak District Health Office for systematic recording and reporting)
application system, drug storage discrepancy with regulations, etc. The purpose of this study was to determine the
analysis of drug logistics management in the pharmaceutical installation of the Demak District Health Office. The
research used qualitative methods through in-depth interviews, observations, and observation guides for data
collection. The result showed that in planning phase us a combination method (a combination of consumption and
epidemiological methods), drug procurement used e-purchasing and e-catalogue systems, good drug receipts
because the inspections were carried out, a less spacious building for the drug storage.In addition, sometimes there
were delay distribution and inadequate transportation, the drugs` elimination step was not in accordance with
regulations. Furthermore, the recording and reporting step was done systematically using the SIMDIO application.
For the output aspect, there was unavailability and inadequacy of drugs at the puskesmas. Suggestions for the
Demak District Health Office are to carry out routine evaluations of drug logistics management, completing
transportation based on regulations, and expanding drug storage warehouses.
1
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 4, Juli 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i4.33686
pengadaan melalui e-purchasing tanpa perlu Informan utama adalah Kepala Seksi Kefarmasian,
melakukan proses pelelangan. Staf Kefarmasian (2 orang), dan kepala seksi
Selanjutnya, obat yang sudah tersedia disimpan di ketenagaan DKK Demak. Sedangkan informan
gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, triangulasi antara lain Kepala Puskesmas dan staf
dimana terdapat dua gudang farmasi yaitu gudang farmasi dari Puskesmas Mranggen III (rawat inap)
pertama menyatu dengan gedung Instalasi Farmasi dan Puskesmas Karangawen II (non rawat inap).
Dinas Kesehatan Kabupaten Demak dan yang kedua Teknik pengambilan data dilakukan melalui
terpisah tidak jauh dari Dinas Kesehatan Kabupaten wawancara mendalam, observasi, dan panduan
observasi. Metode yang digunakan dalam penelitian
Demak. Proses pendistribusian dilakukan setiap dua
ini yaitu open coding menggunakan aplikasi QDA
bulan sekali. Pada minggu pertama puskesmas Miner Lite. Dalam open coding, peneliti
memberikan laporan LPLPO melalui sistem aplikasi menguraikan, memeriksa, membuat perbandingan,
SIMDIO, kemudian pada minggu ke dua dan tiga membuat konsep, dan mengkategorikan fakta yang
Instalasi Farmasi melakukan proses pendistribusian ditemukan dari hasil wawancara. Setelah melakukan
obat kepada semua puskesmas di wilayah kerjanya. analisis data dengan open coding, pengkodean
Dalam proses penghapusan obat di Instalasi Farmasi dilakukan dengan dua cara yaitu secara deduktif dan
induktif. Pengkodean secara deduktif yaitu
Dinas Kesehatan Kabupaten Demak dilakukan oleh
pengkodean dilakukan dengan cara label dibuat
pihak ketiga yaitu PT Teknotama Lingkungan terlebih dahulu berdasarkan pedoman wawancara
Internusa melalui pihak kabupaten. Kendala yang yang digunakan. Sedangkan, pengkodean secara
dialami dalam proses manajemen logistik obat di induktif yaitu pengkodean dimulai dengan
Instalasi Farmasi Dinas Kabupaten Demak yaitu pembacaan yang teliti pada transkrip wawancara,
masih terdapat kekurangan sumber daya manusia, kemudian peneliti menciptakan label untuk kategori
terdapat kendala terkait pemakaian sistem aplikasi baru ke dalam bagian kalimat yang diberikan.(6)
Di dalam pengkodean deduktif terdapat 12 kode
SIMDIO di puskesmas, syarat dan proses
dan 39 sub-kode, yaitu : (1) Sumber Daya Manusia
penyimpanan belum sesuai dengan peraturan yang yang terdiri dari sub-kode jumlah, pendidikan,
berlaku, seperti penyimpanan obat tidak secara pelatihan. (2) Sumber Anggaran/Dana yang terdiri
alfabetis, belum memiliki ventilasi yang cukup, dari sub-kode sumber anggaran, mekanisme
tumpukan obat belum sesuai dengan ketentuan, obat pencairan, kendala. (3) Data yang terdiri dari sub-
diletakkan menempel pada dinding, serta terdapat kode sumber data. (4) Prosedur yang terdiri dari sub-
beberapa rak yang tidak ada pelabelan nama obat dan kode ketersediaan prosedur. (5) Perencanaan yang
terdiri dari sub-kode proses perencanaan, metode
tidak tersedianya lemari khusus untuk menyimpan
perencanaan, pemilihan jenis obat. (6) pengadaan
obat. Selain itu, pemusnahan obat belum sesuai yang terdiri dari sub-bab proses pengadaan, sistem
dengan peraturan dan bekerjasama dengan pihak pengadaan, waktu pengadaan, kedatangan obat, dan
ketiga, pendistribusian obat di Instalasi Farmasi kendala pengadaan. (7) Penerimaan yang terdiri dari
Dinas Kesehatan Demak mengalami keterlambatan, sub-kode waktu penerimaan dan pemeriksaan obat.
transportasi yang belum memadai, dan keterlambatan (8) Penyimpanan yang terdiri dari sub-kode tempat
puskesmas dalam pengisian LPLPO. Berdasarkan penyimpanan, proses penyimpanan, sarana prasarana,
kondisi tempat penyimpanan dan kendala tempat
latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian
penyimpanan. (9) Pendistribusian yang terdiri dari
dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana analisis sub-kode proses pendistribusian, transportasi, data
manajemen logistik obat di iinstalasi farmasi Dinas pendistribusian, waktu pendistribusian, kendala
Kesehatan Kabupaten Demak. pendistribusian. (10) Penghapusan yang terdiri dari
sub-kode penghapusan obat, perlakuan obat rusak,
METODE PENELITIAN pihak yang terlibat, prosedur penghapusan obat. (11)
Penelitian menggunakan metode kualitatif. Pencatatan dan Pelaporan yang terdiri dari sub-kode
Fokus penelitian ini meliputi aspek input, proses, dan sistem pencatatan, waktu pencatatan, mekanisme
output dalam manajemen logistik obat di Instalasi pengiriman data, waktu pengumpulan data, kendala
Farmasi DKK Demak. Penentuan informan dalam pencatatan & pelaporan. (12) Ketersediaan obat di
penelitian ini menggunakan purposive sampling. Puskesmas yang terdiri dari sub-kode ketersediaan
dan kecukupan obat di Puskesmas. Pada saat analisis
2
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 4, Juli 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i4.33686
ditambahkan satu sub-kode penyebab obat kadaluarsa (input) yang mempengaruhi mutu pelayanan
pada kode penghapusan. Penelitian ini telah lolos kaji kefarmasian yaitu ketersediaan dana. Selain
etik dengan sertifikat nomor 282/KEPK/EC/2021, digunakan untuk pengadaan obat, dana pengelolaan
yang diterbitkan oleh Komite Etik Penelitian obat juga digunakan untuk pemeliharaan obat serta
Kesehatan (KEPK) pada tanggal 30 agustus 2021.
pengiriman obat.(9) Hal ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya mengenai Evaluasi Perencanaan Obat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Program di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
1. Input Tenggara yang menyatakan bahwa ketersediaan dana
a. Sumber Daya Manusia operasional dapat mempengaruhi ketersediaan obat.
Secara jumlah untuk SDM yang ada di (11)
Instalasi Farmasi sudah terpenuhi, akan tetapi untuk c. Sumber Data
tenaga farmasi masih mengalami kekurangan, Data yang digunakan dalam pengelolaan
mengingat latar belakang pendidikan dari SDM tidak obat yaitu data obat pada tahun sebelumnya, data stok
semuanya dari farmasi/apoteker, dan dari pihak DKK obat, serta LPLPO dari puskesmas. Hal itu sejalan
Demak juga belum pernah melakukan pelatihan. Hal dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan
itu sesuai dengan pernyataan dari Seksi Ketenagaan bahwa data dasar yang digunakan dalam perencanaan
Dinas Kesehatan Kabupaten Demak yang kebutuhan obat di Dinas Kesehatan Kabupaten
menyatakan “…secara umum SDM di Instalasi Minahasa Tenggara yaitu pemakaian obat pada tahun
Farmasi DKK Demak itu belum memenuhi karena
sebelumnya berdasarkan LPLPO.(12)
apotekernya belum ada, dan untuk kelancaran
d. Prosedur
manajemen logistiknya yaitu meminta bantuan dari
Dari hasil penelitian terdapat prosedur yang
puskesmas lain untuk menunjang di Dinas
dibuat oleh pihak kepala seksi Instalasi Farmasi
Kesehatan…”.
bersama dengan kepala seksi bidang lain dan
Menurut Undang-Undang RI No. 51 Tahun
disetujui oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
2009 sumber daya manusia yang harus tersedia dalam
Demak. Hal ini sesuai dengan Permenkes No 72
pengelolaan obat di Instalasi Farmasi minimal
Tahun 2016 yang menyatakan bahwa
terdapat tiga orang yaitu apoteker dan tenaga teknis
Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian
kefarmasian.(7) Dilihat dari jumlah pengelola obat, harus didukung salah satunya dengan ketersediaan
serta tingkat pendidikan Tenaga Farmasi belum
Standar Prosedur Operasional.(13)
memenuhi ketentuan. Kekurangan jumlah tenaga
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
kerja, latar belakang pendidikan yang belum sesuai
sebelumnya yang menyatakan bahwa dengan adanya
serta tidak terpenuhinya syarat ketentuan yang ada,
prosedur akan menjadikan perencanaan obat berjalan
dikhawatirkan akan mempengaruhi kelancaran suatu
dengan baik, sesuai dengan prosedur yang telah
kegiatan dalam sebuah organisasi.(8) ditetapkan sebelumnya. Jika prosedur pengelolaan
Salah satu upaya untuk meningkatkan obat tidak ada, maka akan mengakibatkan
pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian
kebingungan dalam melakukan pengelolaan obat
secara berkesinambungan untuk mengembangkan
karena tidak adanya dasar untuk memulai dan akan
potensi dan produktivitas secara optimal adalah
menyebabkan pengelolaan obat tidak berjalan dengan
dengan adanya pelatihan.(9) Hal itu sejalan dengan
baik.(14)
penelitian sebelumnya yang menyatakan kualitas
2. Proses
SDM dapat ditingkatkan dengan mengikuti kegiatan
a. Perencanaan
pelatihan agar dapat meningkatkan keterampilan bagi
Perencanaan obat adalah kegiatan untuk
tenaga kesehatan.(10)
menentukan kebutuhan obat baik dari segi jenis
b. Sumber Dana/Anggaran
maupun jumlah obat secara efektif dan efisien agar
Sumber dana/anggaran yang ada di Instalasi
kebutuhan obat dapat terpenuhi. Menentukan
Farmasi DKK Demak berasal dari Dana APBD, Dana
kebutuhan obat merupakan salah satu pekerjaan
DAK (Dana Alokasi Khusus) dari pusat, yang
kefarmasian yang harus dilakukan oleh Instalasi
mekanisme perencanaan anggarannya dilakukan
Farmasi Kabupaten/Kota.(15)
setahun sebelumnya. Selain itu, dropping atau hibah
Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa
dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam
proses perencanaan obat sesuai Daftar Obat Esensial
bentuk barang
Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional dengan
Dalam Permenkes RI No 74 tahun 2016
menggunakan metode kombinasi, berdasarkan obat
menyebutkan bahwa salah satu unsur masukan
3
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 4, Juli 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i4.33686
4
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 4, Juli 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i4.33686
5
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 4, Juli 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i4.33686
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Sementara itu, kecukupan obat yang ada di
Kegiatan pencatatan dan pelaporan yang ada di puskesmas juga belum sepenuhnya terpenuhi dan
Instalasi Farmasi DKK Demak sudah dilakukan pesanan yang diminta puskesmas tidak sesuai dengan
secara sistematis menggunakan aplikasi SIMDIO, pemberian obat yang dilakukan oleh pihak Dinas
sedangkan mekanisme pengiriman data yang ada di Kesehatan. Seperti permintaan obat ibuprofen sekitar
Instalasi Farmasi DKK Demak yaitu dari Puskesmas 5.000 tablet, akan tetapi pada saat kedatangan obat
mengirimkan LPLPO melalui aplikasi SIMDIO yang datang hanya sekitar 1.000 sampai 3.000 tablet.
paling lambat setiap tanggal 5 di setiap bulannya. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
Manajemen sediaan farmasi yang berbasis web atau menyatakan bahwa ketersediaan obat yang diterima
online mampu menyelesaikan masalah terkait puskesmas masih kurang lengkap dan belum sesuai
administrasi, pendistribusian dan pengiriman data dengan permintaan LPLPO, sehingga dapat
LPLPO menjadi lebih tepat waktu. Sehingga, dengan menyebabkan terjadinya kekosongan obat untuk
adanya sistem informasi obat dapat memudahkan
kebutuhan pasien.(2)
pihak instalasi farmasi melakukan pendistribusian,
Adapun upaya yang dilakukan oleh pihak
pengecekan obat, dan pengecekan laporan dalam
puskesmas untuk mengatasi terjadinya kekosongan
waktu yang cepat untuk mencari data yang tersimpan.
(29) obat yaitu dari puskesmas menggantinya dengan obat
yang serupa dengan khasiat yang sama. Jika masih
Pencatatan juga dilakukan setiap kali ada obat
tidak memungkinkan, maka dari pihak puskesmas
yang masuk dan keluar. Pencatatan obat yang ada di
akan membuat resep untuk pasien, sehingga pasien
puskesmas dilakukan oleh petugas farmasi setiap ada
harus membeli obat di luar atau apotek. Hal itu
penerimaan dan pengeluaran obat dari gudang
sejalan dengan penelitian lain yang menyatakan
kemudian dicatat dalam buku penerimaan dan
bahwa penggantian pemberian obat yang ekuivalen
pengeluaran obat serta kartu stok. Laporan obat
dengan obat yang dibutuhkan pasien juga sering
berdasarkan kartu stok dan catatan buku harian
dilakukan petugas obat dalam menutupi kekosongan
pemakaian obat yang nantinya dilaporkan puskesmas
kebutuhan obat.(30)
dalam bentuk LPLPO ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.(21)
SIMPULAN DAN SARAN
Selain itu, jika kebutuhan obat yang ada di
Pada aspek input, di Instalasi Farmasi DKK
puskesmas kosong dan belum waktunya dropping.
Demak terdapat kekurangan SDM farmasi dan belum
Dari puskesmas dapat melakukan permintaan
pernah dilakukan pelatihan. Sumber dana berasal dari
langsung dengan cara menghubungi Dinas Kesehatan
APBD, DAK, dan Hibah dari Dinas Kesehatan
atau membuat Surat Bukti Barang Keluar untuk
Provinsi Jawa Tengah. Sumber data berasal dari
mengambil obat secara langsung. Adapun kendala
LPLPO puskesmas, serta terdapat SOP untuk
dalam proses pencatatan dan pelaporan yaitu jaringan
menjalankan proses manajemen logistik obat.
yang kurang mendukung untuk melakukan input data
Pada aspek proses, perencanaan obat
di sistem SIMDIO, aplikasi yang terkadang
dilakukan berdasarkan Daftar Obat Esensial Nasional
mengalami gangguan mengingat aplikasi masih
(DOEN) dan Formularium Nasional dengan
tergolong baru, keterlambatan pengiriman laporan
menggunakan metode kombinasi. Pengadaan obat
dari puskesmas, human error terkait pencatatan kartu
menggunakan sistem e-purchasing dan e-catalogue.
stok obat, serta masih terdapat kekurangan SDM
Penerimaan obat berjalan dengan baik karena
Farmasi di puskesmas untuk membantu melakukan
dilakukan pemeriksaan obat baik dari segi jenis,
pencatatan dan pelaporan obat.
jumlah, dan masa kadaluarsanya Penyimpanan obat
3. Output
belum berjalan dengan baik karena belum sesuai
Menurut Permenkes No 74 Tahun 2016
dengan peraturan yang berlaku dan gedung tempat
salah satu tujuan dari pengelolaan persediaan obat
penyimpanan yang kurang luas. Pendistribusian
adalah menjamin ketersediaan dan keterjangkauan
terkadang mengalami keterlambatan dan transportasi
sediaan farmasi serta bahan medis habis pakai yang
yang digunakan tidak terdapat pendingin untuk
efektif, efisien, rasional dan bermutu.(9) Dari hasil
menjaga kualitas obat. Penghapusan obat masih
penelitian diketahui bahwa ketersediaan kebutuhan
belum sesuai dengan peraturan dan bekerjasama
obat di puskesmas masih terdapat obat yang belum
dengan pihak ketiga. Selanjutnya, untuk pencatatan
tersedia, seperti obat jantung yang stoknya tidak
dan pelaporan dilakukan secara sistematis dengan
terdapat di Instalasi Farmasi DKK Demak sehingga
menggunakan aplikasi SIMDIO. Dalam ketersediaan
dari pasien harus membeli obat tersebut di luar.
dan kecukupan obat di puskesmas wilayah kerja
6
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 4, Juli 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i4.33686
DKK Demak belum sepenuhnya terpenuhi, Abdou, Frederic; Akel, Marwan; Sacre, Hala;
adakalanya obat yang diterima terpenuhi dan tidak. Salameh, Pascale; Khabbaz LR. Assessment of
Seperti pesanan obat yang diminta puskesmas tidak knowledge, attitude and practice among
sesuai dengan jumlah yang diberikan DKK Demak. community pharmacists towards dental care: A
Adapun saran untuk Dinas Kesehatan Kabupaten national cross sectional survey. Saudi Pharm J.
Demak yaitu diharapkan pihak instansi dapat 2019;475–83.
melakukan perekrutan dan pelatihan terkait SDM 11. Boku, Y.; Satibi, N. M. Y.; & Yasin NM.
Farmasi, melengkapi dan memperbaiki sarana Evaluasi Perencanaan dan Distribusi Obat
prasarana, serta melakukan monitoring dan evaluasi Program di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
agar manajemen logistik obat dapat berjalan dengan Tenggara. J Manaj Pelayanan Kesehat.
baik. 2019;9(2):88–100.
12. Rumbay IN. Analisis Perencanaan Obat di
DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa
1. Malinggas NER, Soleman T, Posangi J. Analisis Tenggara. Manado. JIKMU. 2015;
Manajemen Logistik Obat di Instalasi Farmasi 13. Permenkes RI Nomor 72. Peraturan Menteri
Rumah Sakit Daerah DR Sam Ratulangi Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
Tondano. Jikmu. 2015;5(2):448–60. Available 2016 tentang Standar Pelayan Kefarmasian di
from: Rumah Sakit. 2016;85(1):2071–9.
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jikmu/artic 14. Juliandayani TS. Analisis Perencanaan Obat di
le/download/7853/7904 Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kotamadya
2. Lubis anggi silvana putri. Analisis Manajemen Binjai Tahun 2018. Skripsi. Medan; 2018.
Logistik Obat Di Instalasi Farmasi Dinas 15. Kemenkes RI. Materi Pelatihan Manajemen
Kesehatan Kabupaten Deli Serdang Lubuk Kefarmasian di Instalasi Farmasi
Pakam Tahun 2017. Skripsi. 2017;28. Kabupaten/Kota. 2010.
3. Siahaan DN, Hamzah NFP. Analisis 16. Mukhlis T. Manajemen Pengelolaan Obat di
Pengelolaan Manajemen Logistik Di Depo Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe. Thesis.
Farmasi Pusat Jantung Terpadu Rsup H. Adam Medan; 2016.
Malik. J Stikna. 2017;01(02):148. Available 17. Kurniawati E. Analisis Manajemen Logistik
from: Obat Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam
https://www.jurnalstikna.com/index.php/js/articl Siti Aisyah Madiun Tahun 2017. Skripsi. Vol.
e/view/12 110265. Madiun; 2017.
4. Pemerintah Kabupaten Demak. Profil Kesehatan 18. Friska E. Analisis Proses Pengadaan Guna
Kabupaten Demak. Vol. 2017. Demak; 2020. Menjamin Ketersediaan Obat Di RSUD
5. Permenkes RI. pengadaan obat berdasarkan Tugurejo Semarang. Media Kesehat Masy
katalog elektronik (e-catalogue). 2014. Indones. 2019;18(4):135–9.
6. Ascarya. Coding Wawancara Kualitatatif : 19. Silrieni IN, Rozalina S. Analisis Manajemen
Teknik dan Contohnya. 24 Mei. 2021. Available Logistik Obat Di Puskesmas Lubuk Buaya Kota
from: https://ascarya.or.id/contoh-coding- Padang. J Kesehat Saintika Meditory [Internet].
wawancara-kualitatif/ 2018;1(August):79–88. Available from:
7. Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah http://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/medi
Republik Indonesia Nomor 51. Vol. 2. Jakarta; tory/article/view/244
2009. Available from: 20. Utari A. Cara Pengendalian Persediaan Obat
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/4975/p Paten dengan Metode Analisis ABC, Metode
p-no-51-tahun-2009 Economic Order Quantity (EOQ), Buffer Stock
8. Aisah N, Suryawati S. Evaluasi Pengelolaan dan Reorder Point (ROP) di Unit Gudang
Obat pada Tahap Perencanaan dan Pengadaan di Farmasi RS Zahirah. Jakarta; 2015.
Dinas Kesehatan Kabupaten Pati. Manajemen 21. Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Standar
Farmasi. 2020;16(1):34–42. Available from: Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas. Jakarta,
https://jurnal.ugm.ac.id/majalahfarmaseutik/arti editor. Kementerian Kesehatan Republik
cle/view/47972 Indonesia. 2019. 1–99 p.
9. Permenkes RI. Standar Pelayanan Kefarmasian 22. Amiruddin EE, Septarani A WI. Studi tentang
di Puskesmas. 2016.
Ketersediaan Obat di Puskesmas Meo-Meo
10. Hajj, Aline; Hallit, Souheil; Azzo, Christel; Kota Baubau. J Ilm Kesehat [Internet].
7
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 4, Juli 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI : 10.14710/jkm.v10i4.33686