Anda di halaman 1dari 10

1.

Membuat ringkasan artikel

“Refleksi Siswa tentang Pembelajaran Kimia yang Terkena Dampak

Pandemi”
Metode inovatif dan kontemporer telah mapan “ mode digital pembelajaran kimia ”
sebagai media yang dikenal di era pra-COVID. Namun, negara berkembang memiliki lebih
sedikit eksposur dan ketergantungan pada platform digital, sedangkan COVID-19 Pandemi
telah memengaruhi terjemahan digital dari konvensional pengaturan ruang kelas,
menjadikannya mandat dalam semalam. Sebagai siswa, kami merenungkan transisi ini untuk
menangkap pembelajaran kimia kita pengalaman tentang keefektifannya dan cakupannya di
dunia maya ruang. Ruang kelas elektronik kami menggunakan konten kolaboratif / yang
dihasilkan siswa sebagai alat pembelajaran menggantikan ruang kelas konvensional.
Ketersediaan waktu untuk mengeksplorasi telah mendorong pembelajaran elektronik kimia
yang diperpanjang agar tetap relevan dengan waktu nyata. Semangat siswa dalam diri kami
juga dipenuhi sambil memberikan ruang lingkup membangun komunitas siswa yang berbagi
dan memperluas ide kimia yang relevan. Meskipun kami telah mengejar ketinggalan dengan
mengatasi tantangan yang ada di ruang digital, prospek pembelajaran kimia di masa
pascapandemi tidak pasti, sehubungan dengan faktor-faktor di fl mempengaruhi negara
berkembang. Ini kembali fl Perspektif siswa yang didukung oleh hasil peer survey merupakan
alat yang kompeten untuk membantu evaluasi ulang praktek pendidikan kimia pascapandemi.
Negara-negara berkembang yang kelebihan populasi terus-menerus dihadapkan pada
kemiskinan dan akses yang tidak setara ke teknologi, menciptakan kesenjangan digital. Di
sisi lain, faktor sosial ekonomi seperti kesenjangan generasi antara guru dan siswa,
pendapatan keluarga, dan kesenjangan keterampilan teknologi informasi juga menjadi
penyebab eksklusi digital. 3 Dalam beberapa tahun terakhir, pendidikan terbuka online dalam
bentuk courseware dengan lebih dari 50 program pascasarjana di bidang kimia telah memberi
kami eksposur e-learning sambil membantu kurikulum dan seterusnya. Pengalaman belajar
fisik di kelas memiliki tata letak kelas yang sesuai dengan teori atau pekerjaan laboratorium
yang sedang dilakukan. Metodologi pengajaran kapur dan bicara adalah pandangan kelas,
sementara pekerjaan teori di balik praktis (laboratorium) dinilai melalui tes elektronik.
Dengan platform dan aplikasi online yang canggih, e-learning telah memberikan kontribusi
yang berharga terhadap pelaksanaan perkuliahan teori dan laboratorium dengan e-learning.

E- learning juga telah memperluas batasan bagi siswa untuk mendiskusikan minat yang
sama dalam kimia. Eksposur ini telah membuka jalan bagi masa depan metode pembelajaran
di kelas campuran pendekatan, di mana teori dan kelas laboratorium ditingkatkan
menawarkan sistem manajemen pembelajaran (LMS) .7 perangkat lunak LMS menyediakan
kerangka kerja untuk pengiriman dan pengelolaan konten pembelajaran online.
 Transisi E-Learning Mutlak
Pengalaman e-learning dari kelas pascasarjana tahun pertama, yang terdiri dari 28 siswa,
dijelaskan di bawah ini.

1. Kelas Teori Grup Virtual


Teori kelompok adalah studi tentang pengklasifikasian molekul berdasarkan
kesimetriannya dan memprediksi sifat kimianya. Studi ini seringkali membutuhkan
struktur 3D atau demonstrasi dan visual untuk memahami dan mengapresiasi
aplikasinya. kelas teori grup virtual dijadwalkan melalui aplikasi pertemuan Zoom.
9Sesi awal difokuskan pada identifikasi kelompok titik untuk molekul dengan
memahami berbagai operasi simetrinya. Instruktur menggunakan demonstrasi 2D
untuk mendorong kami memahami konsep berbagai operasi simetri dengan
membayangkan diri di atas selembar kertas. Ruang kelas elektronik memberi jalan
bagi kami untuk memverifikasi secara visual dengan menilai sendiri pemahaman
kami menggunakan aplikasi seperti ChemTube3D, secara paralel selama kuliah
online
2. Kelas Laboratorium Virtual
Kurikulum laboratorium untuk kimia anorganik dijadwalkan dalam bentuk
penugasan melalui Google kelas tempat pendekatan pembelajaran berbasis konsep
diterapkan. Hipotesis untuk sediaan kompleks anorganik diberikan, untuk
menghitung data teoritis seperti hasil dan konsentrasi produk dengan memahami sifat
fisik dan kimianya serta kondisi reaksinya
3. Batasan dan Solusi
Gangguan teknologi yang muncul selama e-class baik dengan antarmuka pengajar
dan siswa memperlambat kemajuan kelas. Interupsi ini menyebabkan penyebaran
konsep kimia yang terlepas, sehingga sangat berat bagi kami untuk mengikutinya.
Seorang ahli teknis atau anggota kelas yang memperoleh keterampilan teknis
membantu menyelesaikan masalah tersebut pada poin paling awal. Meskipun portal
online ramah siswa, mempertahankan file privasi dan keamanan pengguna individu
selalu menuntut perhatian.
 Belajar Kimia Diperpanjang
Dengan berbagai sumber informasi kimia yang tersedia online sebagai akses
berbayar atau terbuka, kami memeriksanya untuk potensi penggunaan untuk
alasan seperti visualisasi, gambar abstrak untuk memahami, menyiapkan konten
belajar mandiri atau berbasis penelitian, memahami penelitian ilmiah, penilaian
mandiri, dan meningkatkan keterampilan belajar. COVID-19 kuncian telah
menyediakan banyak waktu di tangan, sementara itu sangat mengurangi semua
kegiatan sosial termasuk konferensi, kompetisi, dan seminar. Di sisi lain, online
Peluang belajar kimia telah meningkat dan menjadi lebih inklusif siswa, karena
mereka juga dijadwalkan untuk menyesuaikan lebih luas penonton dari zona
waktu yang berbeda.
Dampak pandemi telah mendorong kami untuk belajar lebih jauh dari itu
kurikulum untuk secara efektif memanfaatkan waktu yang ada. Salah satunya
upaya dalam membentuk kembali pembelajaran kimia adalah menghubungkan
webinar dan kursus online terbuka besar-besaran (MOOC). Meskipun Kursus
online ini telah menjadi mode pembelajaran di era praCOVID, perubahan dinamis
telah membuatnya menjadi sangat luas kelompok yang sebelumnya belajar
konvensional secara eksklusif. Itu audiens yang diperluas dan frekuensi webinar
dan MOOC telah meningkat dan menjadi lebih berpusat pada siswa agar lebih
berguna dalam menangani berbagai topik
Kebanyakan kompetisi kimia sering kali memiliki portal media sosial untuk
berkomunikasi dengan para peserta. Ini inisiatif telah membuat kami
berkembang menjadi siswa online yang lebih besar komunitas melalui media
sosial untuk mengeksplorasi penelitian lebih lanjut, ide, dan kepentingan proyek.
Ini telah menciptakan dan menawarkan pembelajaran dan berbagi konten kimia di
luar batas pada saat yang bersamaan membuatnya relevan bagi kami.
 Hasil dan pembahasan

Hasil survei sejawat untuk merefleksikan perspektif kelas kami tentang hasil

komprehensif dari digital absolut transformasi. Kelas kami terdiri dari 90,5%

siswa yang memiliki mengakses alat bantu digital untuk pertama kali

mempersiapkan diri konten studi, sedangkan 85,7% merasa lebih jelas dan
membantu dalam pemahaman yang lebih baik. 76,6% siswa memilih e-asesmen

pekerjaan laboratorium berbasis konsep untuk selesai eksposur ke kurikulum.

Namun, hasil survei sejawat dirata-rata dari 2,7 menjadi 3,9 sesuai dengan "tidak

setuju" untuk “Netral” pada pernyataan yang terkait dengan perluasan ruang

lingkup pembelajaran digital mutlak dari kedua kelas teori grup dan pekerjaan

laboratorium di era pascapandemi. Kelebihan populasi negara berkembang

dengan jelas menunjukkan eksklusi digital, di mana Hasil survei sejawat dirata-

ratakan dari 1 hingga 3,4 sesuai dengan “Sangat tidak setuju” menjadi “netral”

pada pernyataan tentang memiliki akses Internet tanpa batas dan tidak terputus.

Meskipun 92% siswa berasal dari daerah perkotaan / pinggiran kota, demografi

atribut untuk akses Internet tak terbatas atau harga tinggi. Hanya 65,2% siswa

yang memiliki akses ke digital mandiri perangkat. Pendapatan keluarga dan

ukuran keluarga memainkan peran penting membatasi penggunaan perangkat

digital individu siswa. Ini mencerminkan faktor-faktor tersebut seperti demografi

dan sosial ekonomi disparitas di negara berkembang memainkan peran utama

mempengaruhi aksesibilitas dan efisiensi kimia digital pendidikan.

Hasil survei rata-rata antara 3,8 dan 4,6 sesuai dengan "netral" dan "setuju"

bahwa webinar di atas khalayak luas bermanfaat, dan minatnya meningkat

berbagai cabang ilmu kimia. 96,9% siswa setuju telah menemukan manfaat

kompetisi kimia online memperluas pengetahuan kimia selama periode kuncian.

Padahal hanya 55,4% siswa telah menggunakan atau belajar menggunakan

freeware dan platform pembelajaran open-source, 84,6% menemukan TIK alat

sebagai pendekatan baru dan efektif dalam belajar kimia.


2.Membuat tanggapan terhadap artikel tersebut

Tanggapan memuat tentang:

a. Perbandingan masalah yang diceritakan dalam artikel dengan yang dialami

Anda di Indonesia?

Jawaban:

“ Masalah yang dimuat dalam artikel yaitu pemilihan metode atau media yang

digunakan dalam proses pembelajaran pada era pandemi COVID-19

khususnya untuk pembelajaran kimia. Pada era ini peran guru sangat penting

untuk membantu pelaksanaan proses pembelajaran meskipun hanya lewat

media sosial. Di Negara-negara berkembang yang kelebihan penduduk terus-

menerus dihadapi dengan kemiskinan dan akses yang tidak merata ke

teknologi, menciptakan kesenjangan digital. Di sisi lain, faktor sosial ekonomi

seperti itu sebagai celah generasi antara guru dan siswa, keluarga pendapatan,

dan kesenjangan keterampilan teknologi informasi juga telah dikaitkan dengan

pengecualian digital. Faktor inilah yang paling banyak dihadapi oleh negara-

negara yang masih berkembang yang dapat dikatakan belum sepenuhnya

memanfaatkan dunia digital untuk melakukan proses pembelajaran meski

dengan begitu masalah ini tidak sepenuhnya merupakan tanggung jawab

seorang guru atau orang tua siswa tetapi juga harus menjadi bagian perhatian

pemerintah agar bisa melengkapi sarana dan prasarana dinegara tersebut. Di

Indonesia terdapat banyak daerah yang pembelajarannya tidak efektif. Hal ini

dikarenakan banyak daerah-daerah tertentu yang belum memiliki akses

internet, siswa yang tidak memiliki hp android untuk mengikuti pembelajaran,

masalah selanjutnya terkait paket internet yang banyak dikeluhkan oleh orang
tua dan siswa itu sendiri. Faktor inilah menjadi masalah besar dalam

pembelajaran di Indonesia yang menyebabkan tidak efektifnya pembelajaran

daring. Selain itu kebanyakan metode dan pemilihan media yang kurang tepat

membuat siswa cepat jenuh atau malas dalam mengikuti pembelajaran.

Metode yang sering digunakan dalam pembelajaran daring yakni kirim materi

dan tugas. Sehingga kebanyakan siswa tidak mengerjakan tugas yang

diberikan karena tidak paham dengan materi yang diberikan oleh guru. “

b. Bagaimana Anda menyelesaikan masalah pembelajaran kimia di Indonesia,

yang diakibatkan oleh adanya Pandemic Covid-19?

Jawaban:

“solusi untuk menyelesaikan masalah pembelajaran kimia diindonesia yang

diakibatkan oleh adanya pandemi Covid-19 ini dimulai dari kesiapan guru

dalam melaksanakan pembelajaran khususnya pembelajaran kimia. Kimia

merupakan pelajaran eksakta sehingga harus memilih model pembelajaran,

metode ataupun media yang tepat. Selain itu guru harus menciptakan chemistri

antara guru,orang tua siswa dan siswa itu sendiri. Menurut saya pembelajaran

kimia diindonesia akan terlaksana efektif meskipun dilaksanakan secara

daring, jika media pembelajaran yang digunakan menarik dan menumbuhkan

minat serta motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu

peran guru sangat dibutuhkan dalam penyelesaian masalah pemikiran kreatif

dan inovatif guru penting untuk mendesain media pembelajaran yang berbasis

elektronik yang mudah dimengerti oleh siswa.”


c. Strategi yang bagaimana yang cocok dan adaptif dalam membelajarkan siswa

di era Pandemi Covid-19…? Jelaskan dengan rinci

Jawaban:

Strategi pembelajaran Saat Pandemi


Strategi pembelajaran adalah penyusunan pola kemungkinan variasi
dalam arti dan macam urutan umum mengajar, maka secara prinsip akan
berbada antara yang satu dengan yang lain, termasuk dampak COVID ini
maka strategi pembalajaran ini secara pelaksanaan akan berbeda dengan
strategi pembelajaran pada umumnya (Suriansyah & Aslamiah, 2011, p. 1).
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam menyampaikan materi pembelajaran
kepada anak didik yang tepat pada anak usia dini. Tentunya cara itu harus
disesuaikan dengan kondisi anak usia dini yaitu kondisi karakteristik sebagai
anak yang mempunyai dunia sendiri. Dalam situasi pandemi ini menjadi tugas
seorang pendidik untuk dapat menyiapkan formula strategi pembelajaran agar
materi dapat tersampaikan dengan baik.
Strategi yang cocok dan adaptif dalam membelajarkan siswa di era
Pandemi Covid-19 ialah Guru mengajar dari rumah, peserta didik belajar di
rumah, baik secara daring atau luring. Proses belajar mengajar harus
beradaptasi dan dilakukan secara jarak jauh (distance learning) dengan
mengandalkan teknologi dan jaringan internet dengan orientasi pembelajaran
berdasarkan pada kebutuhan siswa. Disamping peran seorang guru, bantuan
dan interaksi orang tua sangat dibutuhkan agar anak memiliki regulasi emosi
bagi dirinya sendiri dan memberikan penguatan internal agar anak dapat
belajar secara mandiri.
Dalam rangka melaksanakan pembelajaran jarak jauh karena situasi
dampak COVID-19 masih berjalan di Indonesia, maka beberapa instansi dan
daerah menerapkan sistem pembelajaran ini. Demi mendukung kelancaran
program PJJ maka kiranya perlu diterapkannya strategi pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran saat pandemi COVID. Program kunjungan ke
rumah/Home Visit adalah program yang mengedepankan keterpaduan
berbagai pelayanan kepada siswa dan masyarakat. Dalam pelaksanaan home
visit, orang tua memberikan stimulasi dan bermacam aktifitas bermain untuk
siswa, pendidikan, dan dukungan orang tua serta untuk meningkatkan
keterlibatan orang tua dalam pendidikan (Sari & Rahma, 2019, p. 95).
Pembelajaran dengan menggunakan sistem daring ataupun sistem online
ini masih mengalami banyak problematika dalam penerapannya, karena anak
tidak dapat belajar sendiri tanpa pendampingan dari orang dewasa yang paham
cara mengoperasionalkan HP berbasis android. Ketersedian paket data juga
menjadi hal yang perlu diperhitungkan dalam menerapkan pembelajaran
dengan menggunakan aplikasi WA karena tanpa paket data maka
pembelajaran yang menggunakan aplikasi WA ini tidak akan terlaksana. Letak
geografis suatu daerah juga mempengaruhi kelancaran dari pembelajaran
dengan menggunakan aplikasi WA karena apabila daerah siswa berada di
daerah yang tidak terjangkau sinyal maka akan membuat komunikasi
pembelajaran menjadi terputus-putus. Keberadaan sarana sangat penting untuk
dimiliki dalam rangka melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
aplikasi WhatsApp yang terdapat dalam HP android. Hal ini dikarenakan
banyak masyarakat yang belum mengenal dan memahami HP berbasis
android.
Strategi yang dilakukan untuk menyampaikan pembelajaran adalah
dengan menggunakan metode daring dan luring. Beberapa guru telah
melaksanakan pendidikan dalam semester ini dengan menerapkan beberapa
strategi pembelajaran dengan daring yaitu melalui sistem WhatsApp (WA)
grup segala informasi terkait pembelajaran disampaikan pendidik kepada anak
didik melalui grup WA dengan menggunakan HP milik orang tuanya.
Penyampaian pembelajaran dan tugas bisa disampaikan lewat WA grup kelas.
Selain metode daring, guru juga menerapkan metode luring dengan memberi
stimulan materi pembelajaran. Pembelajaran daring yang kami lakukan adalah
lewat online walaupun tidak semua anak mengikutinya karena terkendala
faktor di antaranya, tidak semua wali murid mempunyai HP android, jikalau
punya tidak semua wali murid mempunyai paket data yang selalu siap untuk
mengikuti pembelajaran bahkan di beberapa daerah terkendala sinyal karena
berada di daerah agak terpencil.
Selain dengan online maka guru juga mengintruksikan kepada siswa
untuk belajar lewat media televisi. Program yang dijalankan oleh guru bekerja
sama dengan Kemendikbud dengan menyajikan tayangan edukasi di TVRI
dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran online. Anak sesuai
jenjangnya bisa menyaksikan program pembelajaran dari TVRI sesuai jadwal
yang telah disampaikan oleh pihak televisi sesuai dengan jenjang pendidikan.
Pembelajaran dengan daring yang mengalami banyak kendala maka
harus dicari pemecahannya. Maka dengan solusi pemecahan yaitu dengan
melakukan pembelajaran luring dari rumah ke rumah. Metode ini diharapkan
menjadi metode yang menutup kekurangan metode daring. Metode luring
dilakukan dengan datang ke rumah siswa untuk memberikan materi
pembelajaran dengan menerapkan aspek afektif kognitif dan motorik anak.
Guru memberikan cetakan tugas yang nantinya dikumpulkan kepada pendidik
pada akhir pembelajaran atau pada pertemuan selanjutnya yang disampaikan
kepada orang tua masing-masing anak. Pembelajaran dari rumah ke rumah
dilakukan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan, anak dibagi
menjadi kelompok dengan jumlah kelompok sebanyak 4 anak dan guru akan
mendatangi kelompok tersebut secara bergantian menurut jadwal yang telah
disepakati lewat grup WA
Pembelajaran di rumah ini memberikan nilai positif bagi para murid.
Semangat anak-anak terlihat dari caranya menyambut guru, memakai seragam
sekolah, tidak menangis. Bahkan, tugastugas dapat diselesaikan dengan baik
oleh anak sendiri. Hal ini berbeda dengan pengerjaan tugas saat di sekolah
sebelum adanya physical distancing. Jika ada tugas, orang tua yang
menyelesaikan tugas sementara para murid bermain-main. Pelaksanaan home
visit di era pandemi ini harus menjadi kebiasaan dalam pembelajaran. Di
samping itu, program ini memberikan manfaat yang berarti buat guru, anak
didik/murid, dan orang tua. Dengan home visit, guru dapat mendorong orang
tua untuk ikut memotivasi anak agar tetap belajar. Pemberitahuan materi
sebelum guru melakukan kunjungan menumbuhkan sikap orang tua untuk
memperhatikan kebutuhan anak. Kehadiran guru di rumah murid dapat
menjadi pemicu semangat anak-anak untuk tetap belajar (Mokoginta &
Nurdiyani, 2020).
Selain itu guru menggunakan media-media yang variatif. Ini merupakan
solusi yang dilakukan guru untuk mencapai pendidikan online yang ideal.
Pembelajaran jarak jauh dari rumah melalui pembelajaran online secara ideal
tetap dapat mengakomodasi kebutuhan belajar bagi para siswa untuk dapat
mengembangkan potensi sesuai dengan jenjang pendidikannya (Anhusadar, La
Ode, 2021, p. 688). karena setiap pertemuan guru selalu memotivasi anak agar
anak giat belajar, kemudian mengarahkan anak untuk aktif dalam proses
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran di luar sekolah tentu memerlukan
tambahan dalam anggaran. Hal tersebut tampaknya perlu untuk dipikirkan
oleh sekolah-sekolah yang akan melaksanakan program home visit kedepan.
Karena ada beberapa aspek yang berubah seperti bekal guru, transportasi,
resiko di jalan adalah hal-hal yang harus dijadikan pertimbangan sebelum
melaksanakan program lebih jauh mengingat jarak rumah siswa yang tidak
saling berdekatan dan berada jarak yang jauh dari sekolah. Meskipun para
guru bersemangat, namun hal-hal yang berkaitan dengan kenyamanan
melaksanakan kegiatan tersebut tetap dijadikan pertimbangan jangan sampai
ini memberatkan bagi guru yang masih belum menyandang status PNS dengan
gaji yang masih di bawah standar, selain dari sudut pandang jarak guru harus
mendapatkan stimulan lebih karena dia yang telah berjasa menyampaikan
pembelajaran meskipun beliau resiko yang dijalankan sangat berat.

Anda mungkin juga menyukai