BAHAN AJAR
LISTRIK DINAMIS
Pada saat mempelajari listrik statis kita sudah mengetahui bahwa dua
benda yang memiliki perbedaan tegangan listrik (selisih potensial listrik),
kalau dihubungkan dengan konduktor akan mengalirkan elektron dari
tegangan rendah tegangan lebih tinggi. Setelah tegangan ke dua benda
sama, maka aliran elektron berhenti.
Kalau ada aliran elektron maka ada
arus listrik, tetapi arah arus listrik
berlawanan dengan aliran elektron.
Hal itu disebabkan karena sebelum
mengenal teori atom, arah arus
listrik telah dinyatakan dari
tegangan tinggi ke tegangan yang
GambarPerjanjian
lebih rendah. 2. tersebut sampai sekarang masih tetap dipakai.
Arah arus listrik berlawanan dengan aliran
Agar arus listrik dapat terus mengalir, diperlukan suatu alat yang dapat
menghasilkan perbedaan tegangan atau selisih potensial listrik. Alat yang
dapat menghasilkan perbedaan tegangan listrik disebut sumber tegangan
listrik (sumber listrik). Contohnya adalah batere, aki (akumulator), dinamo
sepeda dan generator, seperti yang terlihat dalam gambar. 3.
Arus listrik yang diperoleh dari dinamo atau generator berbeda dengan
arus listrik yang kita peroleh dari batere dan aki. Dinamo sepeda dan
generator menghasilkan arus listrik bolak-balik atau alternating curent (AC)
dengan tegangan 12 volt dan 220 volt. Sedangkan arus listrik dari batere
dan aki berupa arus listrik searah atau direck curent (DC) dengan
tegangan yang relatif kecil, yaitu 1,5 volt sampai 12 volt. Perhatikan
dengan baik, perbedaan simbol yang diberikan untuk sumber tegangan
DC dan sumber tegangan AC tersebut.
1. Batere (elemen kering)
Coba kalian bongkar sebuah batere, maka akan ditemukan bahwa bagian
luarnya berupa sebuah bejana yang terbuat dari logam seng yang
berfungsi sebagai katoda atau kutub negatip, karena bertegangan lebih
rendah. Di dalamnya berisi zat kimia (elektrolit) dalam bentuk pasta yang
merupakan campuran salmiak (amonium klorida), dengan serbuk karbon
dan batu kawi (mangan dioksida). Sebagai anoda atau kutub positip
(bertegangan lebih tinggi) digunakan batang karbon yang ujungnya telah
2. Aki (akumulator)
Akumulator biasanya terbuat dari sebuah bejana plastik yang relatip kuat
sebagai wadah cairan zat kimia yaitu larutan asam sulfat.
Sebagai katoda digunakan
lapisan timbal berpori,
sedangkan sebagai anoda
digunakan lapisan timbal
dioksida berpori. Akibat reaksi
kimia, maka antara katoda dan
anoda ada GGL sebesar 12
volt. Perubahan energi yang
terjadi pada akumulator, sama
seperti batere yaitu dari bentuk
Gambar 5. Komponen aki
energi kimia menjadi energi
listrik. Karena elektrolitnya
berbentuk cair, maka akumulator disebut sebagai elemen basah.
Kalau GGL akumulator berkurang dan keadaan selnya masih baik, maka
akumulator dapat diisi kembali dengan cara distrum menggunakan arus
listrik. Elemen yang tidak bisa diisi kembali disebut sebagai elemen
primer, sedangkan elemen yang bisa diisi kembali disebut sebagai elemen
sekunder. Dewasa ini sudah banyak jenis batere yang bisa diisi kembali
dengan menggunakan listrik, misalnya batere yang banyak digunakan
pada telepon genggam (hand phone).
Pada saat sakelar di buka (off), sambungan kabel pada sakelar dilepas.
Sehingga kutub-kutub sumber tegangan yang saling dihubungkan dengan
kedua terminal lampu tidak membentuk siklus yang tertutup. Maka
terjadilah rangkaian terbuka. Dalam rangkaian terbuka tidak ada arus
listrik yang mengalir (lampu padam). Itulah sebabnya kalau pada suatu
rangkaian tiba-tiba arus listriknya berhenti, maka yang pertama kali
diperiksa adalah di mana letak terbukanya rangkaian listrik tersebut. Bisa
karena sekringnya yang terputus, lampunya yang putus, sambungan
kabelnya yang terlepas, atau peralatan listriknya yang sudah rusak
sehingga mengakibatkan rangkaiannya menjadi terbuka.
Bagaimanakah cara mengukur kuat arus dan tegangan listrik ?
Alat yang dipakai untuk mengukur kuat arus listrik adalah amperemeter,
sedangkan alat untuk mengukur tegangan listrik adalah voltmeter. Untuk
mengetahui bagaimana cara menggunakan amperemeter dan voltmeter
tersebut, lakukanlah percobaan berikut secara berkelompok
A V
Karena arus listrik merupakan aliran muatan listrik, maka besar kuat arus
listrik dapat dinyatakan sebagai “banyaknya muatan listrik yang mengalir
setiap detik melalui suatu penghantar”.
Dalam bentuk persamaan dapat dituliskan sebagai berikut :
I=Q
................................................... (1)
t
Dengan :
Q = muatan listrik, satuannya coulomb (C)
T = waktu, satuannya detik (s)
I = kuat arus, satuannya coulomb per detik atau ampere (C.s -1= A )
Dalam sistem metrik, beberapa satuan kuat arus yang sering digunakan
adalah :
1 mA (milliampere) = 10-3 A dan 1 µA (mikroampere) = 10-6 A
Perbandingan antara tegangan dan kuat arus pada suatu penghantar adalah
selalu tetap. Sesungguhnya hasil percobaan tersebut, telah ditemukan oleh
George Simon Ohm yang kemudian disebut sebagai Hukum Ohm sebagai
berikut :
Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar listrik adalah sebanding
dengan selisih potensial ujung-ujung penghantar tersebut” (asalkan suhu
penghantar selalu tetap).
Karena perbandingan selisih potensial dan kuat arus yang mengalir
dalam suatu penghantar selalu tetap, maka dapat di tuliskan :
V
= konstan
I
Konstanta itulah yang kemudian secara fisis ditafsirkan sebagai hambatan
listrik dari penghantar tersebut, diberi simbol R (Resistance). Dengan demikian
bentuk persamaan Hukum Ohm dapat dituliskan sebagai berikut :
V
=R
I
Atau : V = I.R ............................................(2)
Gambar 9. Tegangan dan kuat arus
Dari hasil percobaan yang sangat teliti dan menggunakan beberapa jenis
bahan, telah diperoleh besar hambatan setiap panjangnya 1 m dan luas
penampang 1 mm2 dari beberapa jenis bahan kawat tersebut. Besaran itulah
yang kemudian disebut sebagai hambatan jenis suatu penghantar listrik yang
diberi simbul ρ (baca rho). Perhatikan dengan baik besar hambatan jenis
beberapa bahan seperti yang terlihat dalam tabel 1 berikut.
Tabel 1. Hambatan jenis (ρ) berbagai bahan
Sebagai contoh kita ambil hambatan jenis kawat nikelin yang besarnya adalah
0,4 Ω.mm2.m-1. Artinya setiap panjang 1 m kawat nikelin yang luas
penampangnya 1 mm2, memiliki hambatan listrik sebesar 0,4 Ω.
Berapakah habatan kawat nikelin, jika panjang dan luas penampangnya
berubah? Hal itu dapat diketahui dengan mempelajari tabel berikut ini.
Tabel 2
Pengaruh panjang, luas penampang dan jenis kawat terhadap hambatannya
2 mm2 3m 3(0,4) 3
R= 2 Ω = r2
. . .
. . .
L(0,4) L
(A) mm2 (L) m R= =r A
A
4. HUKUM I KIRCHOFF
Jika pada satu titik cabang A, mengalir besar dan arah kuat arus seperti
gambar, maka berapa besar kuat arus I 4 dan kemana arahnya?
I2 = 3 A
Jawaban :
5. RANGKAIAN SERI
Untuk mengatur perbedaan tegangan dan kuat arus dalam suatu rangkaian
listrik, maka beberapa hambatan dan sumber tegangan dapat dirangkaian
secara seri dan paralel. Bagaimanakah sifat-sifat rangkaian hambatan dan
sumber tegangan yang disusun secara seri dan paralel? Untuk mengetahui
hal itu pelajarilah dengan baik uraian materi beriut ini.
I I I I
A B
V1 V2 V3
Karena menurut Hukum Ohm : V1 = IR1 ; V2 = IR2 ; V3 = IR3 dan VAB = IRseri
maka persamaan (2) menjadi :
IRseri = IR1 + IR2 + IR3 Rseri = R1 + R2 + R3 + ...................................... (5)