Anda di halaman 1dari 2

Kampanye Hitam Pilkada Mojokerto

KRONOLOGI

Pilkada Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, digegerkan oleh beredarnya selebaran


yang diduga mengandung kampanye hitam. Bawaslu dan Gakkumdu
mengidentifikasi 5 pelaku penyebaran selebaran tersebut.

Indikasi kampanye hitam terjadi di Desa Gembongan, Kecamatan Gedeg, pada H-5
pemungutan suara, Jumat, 4 Desember sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu warga
menangkap 2 ibu-ibu sedang menyebarkan selebaran yang diduga berisi kampanye
hitam di jalan kampung. Mereka perempuan berinisial SM (49) dan AN (39),
keduanya warga Desa Beratwetan, Kecamatan Gedeg.

Indikasi kampanye hitam kedua terjadi di Desa Sumengko, Kecamatan Jatirejo


pada Sabtu, 5 Desember sekitar pukul 00.30 WIB. Para saksi mengidentifikasi 3
pria yang diduga sebagai penyebar selebaran. Mereka berinisial AR (19), NR (22),
dan BA (22), ketiganya warga Desa Sumengko. Selebaran di Desa Sumengko sama
dengan di Desa Gembongan.

Selebaran yang disebarkan oleh 5 pelaku tersebut berisikan penyerangan dan


menyudutkan paslon no urut 1, Ikfina Fahmawati & Muhammad Albarraa (Ikbar).
Selebaran itu berjudul ‘Dinasti Koruptor Hentikan!’. Pada bagian isi menampilkan
foto eks bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa (MKP) saat ditahan KPK terkait
tindak pidana pencucian uang (TPPU).

KESESUAIAN PADA PILAR DEMOKRASI PANCASILA

1. Termasuk ke dalam prinsip Demokrasi dengan rule of law. Buktinya,


kepala desa, Bhabinkamtibmas dan pengawas kelurahan/desa (PKD) sigap
membawa pelaku ke Mapolsek Gedeg. Pelaku penyebar selebaran itu
diinapkan satu malam di kantor polisi untuk mencegah keributan susulan.
Juga, pelaku diklarifikasi simpatisan Ikbar yang difasilitasi Panwascam
Jatirejo, polisi dan Kepala Desa Sumengko dan menuntut lembaga pengawas
Pemillu membongkar aktor intelektual di balik penyebaran selebaran
tersebut.

KETIDAKSESUAIAN PADA PILAR DEMOKRASI PANCASILA


1. Tidak termasuk ke dalam prinsip Demokrasi yang berketuhanan yang
maha esa. Karena dalam agama tidak diajarkan untuk saling menjelekkan
dan menyudutkan satu sama lain. Buktinya, pelaku menyebrakan selebaran
yang diduga berisi kampanye hitam di jalan kampung untuk menyerang dan
menyudutkan paslon bupati Mojokerto nomor urut 1, Ikfina Fahmawati &
Muhammad Albarraa (Ikbar).
2. Tidak termasuk ke dalam prinsip Demokrasi dengan kecerdasan. Karena
para pelaku bersikap irasional yang artinya berbanding terbalik dengan pilar
demokrasi ini. Buktinya para pelaku melakukan penyebaran selebaran
kampanye hitam yang bertujuan menjatuhkan Ikbar.
3. Tidak termasuk ke dalam prinsip Demokrasi berkedaulatan rakyat.
Karena para pelaku berani-beraninya melakukan perlakuan menyebarkan
kampanye hitam tersebut yang dapat merugikan para rakyat. Mereka sebagai
rakyat-pun telah menyalahgunakan kekuasaannya.
4. Tidak termasuk ke dalam prinsip Demokrasi dengan hak asasi manusia.
Karena, tujuan yang dilakukan pelaku melakukan kampanye hitam ini bukan
untuk menghormati atau meningkatkan martabat dan derajat manusia
seutuhnya. Melainkan menyudutkan Ikbar dan membuat keributan.
5. Tidak termasuk ke dalam prinsip Demokrasi dengan kemakmuran. Karena
sudah jelas, tindakan si pelaku sama sekali tidak membuat kemakmuran bagi
rakyat, melainkan mendapatkan pengaruh yang buruk.

Anda mungkin juga menyukai