Peran Wellsite Geologist Pada Aktivitas
Peran Wellsite Geologist Pada Aktivitas
ABSTRAK
Minyak bumi sampai saat sekarang merupakan sumber energi yang utama dan sangat
dibutuhkan. Untuk itu diperlukan usaha-usaha dalam meningkatkan dan mengoptimalkan
produksi lapangan minyak yang sudah ada atau mencari sumber cadangan baru dengan
menerapkan kemajuan teknologi serta perhitungan ekonomi pada suatu lapangan minyak.
Sampai saat ini kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di daerah Papua terutama bagian Barat
masih terus dilakukan untuk menambah cadangan dan meningkatkan produksi hidrokarbon.
Lokasi penelitian terletak di lapangan “MELIA” yang terletak diarah Tenggara Kota
Sorong. Lokasi dapat ditempuh selama 30 menit dari Kota Sorong dengan kendaraan
bermotor. Penelitian dilakukan di Pemboran onshore di lapangan “MELIA” Distrik Aimas
Kabupaten Sorong.
Secara sistematik, terdapat 5 perangkat sistem utama dalam pemboran, yaitu : Sistem
Tenaga, Sistem Pengangkatan, Sistem Pemutar, Sistem Sirkulasi, dan Sistem Pencegah
Semburan Liar. Dan 1 perangkat sistem penunjang yaitu sistem penyemenan.
Wellsite Geologist adalah bagian yang penting dalam suatu operasi pemboran. Mereka
bertugas untuk memonitoring aktivitas – aktivitas vital selama pemboran berlangsung. Salah
satunya adalah mengidentifikasi data cutting hasil pemboran, mengawasi proses mudlogging
dan wireline logging, kemudian yang terpenting yaitu menentukan batas formasi guna
mendapatkan zona – zona yang memiliki prospek hidrokarbon maupun gas berdasarkan data
litologic log, wireline log, serta data – data lainnya yang mendukung.
PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya industri yang diiringi dengan permintaan pasar dunia akan
minyak dan gas bumi yang terus meningkat, mengakibatkan cadangan minyak bumi semakin
menipis sehingga diperlukan peningkatan usaha dalam memperoleh minyak bumi. Disamping
melakukan eksplorasi baik penyelidikan geologi permukaan (surface investigation) maupun
penyelidikan geologi bawah permukaan (subsurface investigation) untuk menemukan
lapangan minyak baru. Sampai saat ini kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di daerah Papua
Barat khusunya Cekungan Salawati masih terus dilakukan untuk menambah cadangan dan
meningkatkan produksi hidrokarbon.
Lokasi penelitian terletak di lapangan “MELIA” yang terletak diarah Tenggara Kota
Sorong. Lokasi dapat ditempuh selama 30 menit dari Kota Sorong dengan kendaraan
bermotor. Kerja Praktek dilakukan di Pemboran onshore di lapangan “MELIA” Distrik
Aimas Kabupaten Sorong.
GEOLOGI REGIONAL
GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN SALAWATI
Kerangka Tektonik Cekungan Salawati
Lokasi penelitian terletak pada cekungan salawati, dalam tatanan kerangka tektonik
regional cekungan Salawati terletak pada komplek tektonik daerah Indonesia bagian timur
pada bagian kepala burung yang dipengaruhi oleh tiga lempeng besar yaitu : Lempeng Benua
Eurasia berupa batuan metamorf yang sudah sangat terdeformasi sebagai hasil interaksi dari
lempeng Autralia dan lempeng Pasifik, Lempeng Samudra Pasifik yang tersusun oleh ofiolit
dan kompleks vulkanik busur kepulauan dan Lempeng Benua Australia yang terdiri dari
endapan sedimen (Hamilton,1978). Cekungan Salawati yang menempati bagian sudut utara
dari lempeng Benua Australia dengan batas sebelah utaranya adalah Zona Patahan Sorong
yang terbentuk akibat persinggungan lempeng tersebut dengan Lempeng Samudra Pasifik.
Cekungan ini di sebelah selatan dibatasi oleh jalur lipatan geantiklin Misol – Onin, di sebelah
barat dibatasi oleh kelanjutan dari jalur patahan Sorong dan di bagian timur berbatasan
dengan Dataran Tinggi Ayamaru (Gambar 2).
Elemen – elemen Cekungan Salawati secara umum didominasi oleh struktur patahan
dan lipatan yang berarah timur – barat. Hampir seluruh patahan berkembang sebagai sesar
normal ekstensional. Di bagian utara terdapat beberapa patahan mendatar berupa shear dari
sesar geser Sorong. Sabuk ini berakhir oleh sesar geser kontinental berarah barat – timur yang
dikenal dengan nama zona Sesar Tarera – Aiduna pada bagian leher burung. Pada wilayah
leher burung didominasi oleh struktur lipatan yang berarah utara sampai baratlaut yang
dikenal dengan nama Lengguru Fold Belt, pada sabuk lipatan ini sebagian besar struktur
didominasi oleh sistem sesar yang berarah barat – timur. Kemudian evolusi tektonik regional
di wilayah Kepala Burung berlangsung sejak awal Paleozoikum. Gerakan tektonik yang
cukup intensif terjadi pada kala Plio – Pleistosen paska pengendapan fasies batugamping
terumbu yang berumur Miosen (Hamilton,1978).
Sistem Penunjang
Sistem Penyemenan (Cementing System)
Penyemenan suatu sumur merupakan salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya
dalam suatu operasi pemboran. Berhasilnya atau tidaknya suatu pemboran, diantaranya
tergantung dari berhasil tidaknya penyemenan sumur tersebut. Pada umumnya penyemenan
bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang sumur, melindungi casing dari
masalah – masalah pada saat pemboran (tekanan formasi), melindungi casing dari fluida
formasi yang bersifat korosi untuk memisahkan zona yang satu terhadap zona yang lain di
belakang casing.
Peralatan yang digunakan pada sistem penyemenan terbagi atas 2, yaitu :
1. Peralatan Diatas Permukaan
a. Cementing unit
Adalah suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk memompakan bubur semen
dan lumpur pendorong dalam proses penyemenan.
Jenis-jenis cementing unit :
Truck mounted cementing unit, Marine cementing unit, Skit mounted cementing
unit
b. Flow line
Merupakan pipa yang berfungsi untuk mengalirkan bubur semen yang dipompakan
dari cementing unit ke cementing head.
c. Cementing head
Berfungsi untuk mengatur aliran bubur semen yang masuk ke lubang bor.
2. Peralatan Dibawah Permukaan
a. Casing
Merupakan pipa selubung yang berfungsi untuk :
Melindungi lubang bor dari pengaruh - pengaruh fluida formasi dan tekanan-
tekanan di sekitarnya.
Melindungi lubang bor dari keguguran.
Memisahkan formasi produktif satu dengan lainnya.
Bersama-sama memperkuat dinding lubang bor serta mempermudah operasi
produksi nantinya.
Jenis-jenis casing :
Conductor casing, Intermediate casing, Production casing
WELLSITE GEOLOGIST
Wellsite geologist adalah seorang ahli geologi yang bertugas di lokasi pengeboran.
Dia yang memutuskan kapan special test diadakan dan kapan saatnya menghentikan
pengeboran. Dia mengirimkan laporan periodik dan log yang lengkap kepada operator
geologist dan memberi saran geologi ke perusahaan minyak. Dia juga berdiskusi dengan
engineer, teknisi perminyakan dan mud logger selama proyek berlangsung. Wellsite geologist
mempelajari Cutting dari sumur minyak dan gas untuk membedakan formasi batuan yang
sedang dibor dan bagaimana proses pengeboran dilakukan. Wellsite juga mengidentifikasi
bagian spesifik dari sample core dan data Cutting dan merencanakan pola struktur yang akan
dibor.
Tugas utama seorang Wellsite Geologist adalah :
a. Menganalisa Cutting yang diambil dari shale shaker oleh sample catcher dengan
melakukan pengamatan mikroskop terhadap sample Cutting tersebut serta
mengeplotnya ke dalam suatu litologic log.
b. Menyaksikan pelaksanaan logging, menganalisa hasil logging berapa grafik data
log yang disediakan oleh logging service company dan memantau pengamatan gas
dan pressure yang dilakukan service oil company.
c. Menentukan apakah batas formasi telah dicapai, zona – zona yang diharapkan
menghasilkan minyak pada waktu pengeboran berlangsung dengan berdasarkan
data litologic log, wire line log, dan data – data lain yang mendukung.
d. Memastikan formasi produce oil dengan melakukan side wall core.
e. Analisis, korelasi, evaluasi dengan menggunakan data selama pengeboran (serbuk
bor, gas, dan data wireline).
f. Membandingkan kumpulan data selama pengeboran dengan prediksi yang dibuat
pada tahap prognosis.
g. Bertindak dengan efektif dan mewakili team geologi pada perusahaan minyak
dalam hal mengambil keputusan untuk mempertimbangkan dan melanjutkan
pengeboran.
DAFTAR PUSTAKA
Adimir Aryo, Windiarto Boedi, 2003, Basic Drilling Engineering and Technologie
Course, Yogyakarta.
Baker Huges Inteq, 1996, Wellsite Geology Rereference Guide, Houston : Baker
Huges Inteq
Koesoemadinata, R. P, 1978, “Geologi Minyak Dan Gas Bumi”, Bandung, Penerbit
ITB.
Rubiandini Rudi, 2004, Drilling Fluid Design and Solid Control Course, Bandung.
Syaiful, Muhammad, Presentation : Introduction to Wellsite Geology, Eni Indonesia