Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL ONLINE 1

MATA KULIAH :

BAHASA INDONESIA

OLEH :
NAMA : NELSEN MARVEL KUSUMA JAYA
NIM : 044965652

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS TERBUKA
2022
1.Jelaskan mengapa pendidikan bagi anak perempuan masih kurang mendapat perhatian, kaitkan
dengan pembahasan tentang sosialisasi gender.

Jawab :

Sosialiasi adalah suatu proses memberi tahu atau penanaman nilai atau aturan pengetahuan
tertentu pada seoranng individu. Gender adalah jenis kelamin. Sosialisasi gender adalah suatu
proses pemeberitahuan, tentang hal-hal bersangkutan dengan laki-laki dan peremepuan, tentang
kesetaraan gender semisalnya.

Jenis-jenis sosialisasi:
 Sosialiasi primer adalah sosialiasi individu anak kecil yang berumur 1-5 tahun, tentang
belajar mandiri keluarga.
 Sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi, lanjutan dari primer, individu yang masuk
kelompok tertentu pada masyarakat.

Pendidikan wanita masih dipandang sebelah mata, salah satunya kurangnya sosialsasi gender
yang baik. Perbedaan gender terjadi melalui proses yang sangat panjang, dimulai dengan
pembagian kerja secara seksual yang sudah berlangsung ribuan tahun.Oleh karena kondisi
biologis yang berbeda maka laki-laki dibedakan pekerjaannya dengan pekerjaan bagi perempuan.
Banyak orang beranggapan dan percaya bahwa perempuan sewajarnya hidup di lingkungan
rumah tangga. Pekerjaan ini adalah pekerjaan yang diberikan alam kepada perempuan. Sejarah
perjalanan perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan terjadi sedemikian rupa dengan
proses yang panjang dan terbentuknya perbedaan gender ini diakibatkan oleh berbagai faktor.

Bahkan konstruksisosial ini diperkuat oleh ajaran keagamaan dan dapat pula dibentuk oleh
negara. Di samping itu, konstruksi sosial mengenai gender ini tumbuh dan berkembang secara
evolusional dan memengaruhi secara biologis baik pada laki-laki maupun pada perempuan,
misalnya karena masyarakat telah mengkonstruksi gender kaum perempuan itu harus bersifat
lemah lembut maka kaum perempuan terdidik dan tersosialisasi sesuai dengan sifat gender yang
telah ditentukan oleh masyarakat. Sebaliknya, konstruksi social terhadap kaum laki-laki itu harus
bersifat kuat, rasional, dan agresif maka kaum laki-laki terdidik dan tersosialisasi sesuai apa yang
ditentukan masyarakat pula. Oleh karena proses ini berlangsung terus akhirnya konstruksi ini
menjadi mapan dan sulit dibedakan apakah sifat-sifat perbedaan kedua gender ini adalah hasil
bentukan masyarakat (konstruksi sosial)

Contoh : seorang yang tinggal di desa, yang masih menanggap kesetaraan gender dengan kurang
baik, karena seorang keluarga yang tidak mampu membayar sekolah anaknya, sehingga
mengharapkan kehadiran anak laki-laki untuk bisa membantu kelurga, tersebut. Maka jika terjadi
lahir anak perempuan, maka menanggap anak perempuan adalah suatu kerugian. Padahal zaman
sekarang, kesetaraan gender sudah ada dimana-mana, bos bisa menjadi wanita.

Maka sosialisasi gender itu harus diberitahukan semua orang, dan harus juga dipahami semua
orang, bisa saja anak perempuan lebih baik dari pada laki-laki. Sehingga tidak akan terjadi
pandangan sebelah mata terhadap wanita lebih baik dirumah dari pada diberikan pendidikan
sekolah.
2.Perilaku kolektif mengandung makna bahwa ada penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh
suatunkelompok, dan ada beberapa faktor yang menunjang tersebarnya suatu perilaku kolektif di
masyarakat

a.Carilah contoh perilaku kolektif yang sudah tersebar di masyarakat

Perilaku kolektif membawa dampak besar bagi kehidupan sosial masyarakat, dan banyak
perilaku-perilaku ini yang tidak sesuai dengan norma-norma institusi atau lembaga masyarakat
yang berlaku di masyarakat umum. Perilaku inilah yang memberikan kontribusi terbesar dalam
seleksi keberadaan perilaku-perilaku penyimpangan sosial.

Bentuk penyimpangan kolektif :

1. Tindak Kenakalan
Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka melakukan
sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat umum tindakan trsebut
adalah bodoh, tidak berguna dan mengganggu.

Contoh penyimpangan kenakalan bersama yaitu seperti aksi kebut-kebutan di jalan, mendirikan
genk yang suka onar, mengoda dan mengganggu cewek yang melintas, corat-coret tembok orang
dan lain sebagainya.

2. Tawuran / Perkelahian Antar Kelompok

Pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama nakal atau kurang berpendidikan
mampu menimbulkan perkelahian di antara mereka di tempat umum sehingga orang lain yang
tidak bersalah banyak menjadi korban. Contoh : tawuran anak sma 70 dengan anak sma 6,
tawuran penduduk berlan dan matraman, dan sebagainya.

3. Tindak Kejahatan Berkelompok / Komplotan

Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyi-sembunyi maupun
secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis dalam melakukan tindak
kejahatannya dengan tidak segan melukai hingga membunuh korbannya. Contoh : Perampok,
perompak, bajing loncat, penjajah, grup koruptor, sindikat curanmor dan lain-lain.
4. Penyimpangan Budaya

Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya


yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat.

Contoh : merayakan hari-hari besar negara lain di lingkungan tempat tinggal sekitar sendirian,
syarat mas kawin yang tinggi, membuat batas atau hijab antara laki-laki dengan wanita pada
acara resepsi pernikahan, dsb.

b.Berdasarkan jawaban di atas, jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan perilaku kolektif


tersebut bisa tersebar.

Faktor Internal
Salah satu faktor yang amat mempengaruhi peubahan karakter masyarakat yang cenderung
anarkis yakni faktor dari dalam masyarakat itu sendiri. Adapun secara kultural, kita dapat
mengkaji bahwa, anarkisme awalnya terbentuk dari sebuah gesekan antar suku, namun seiring
dengan pola kultural yang berlaku di masyarakat papua tersebut, hal itu telah menjadi sebuah
kebiasaan yang terus menerus dilakukan yang akhirnya menciptakan sebuah budaya baru

Faktor eksternal
Globalisiasi. Sebuah kata kunci untuk mengambarkan bagaimana sebenarnya pergerseran budaya
menjadi faktor eksternal dari perilaku anarkis yang selama ini terjadi. Faktor internal telah
menjadi fondasi dasar atas perilaku anarkis yang berkembang di masyarakat. Disamping itu,
globalisasi telah menyusupkan sebuah virus negatif sebagai sisi lain dari kemajuan zaman yang
ia gaungkan. Namun proses filterisasi atau pemaknaan yang salah atas budaya barat yang masuk
ke budaya kita menyebabkan terjadinya akulturasi yang tidak sempurna, bahkan menjurus
negatif

Anda mungkin juga menyukai