Sosialisasi merupakan proses yang pasti dilewati seorang manusia. Sosialisasi berawal sejak dari
kecil. Dengannya manusia mempelajari sikap, ide, dan pola perilaku yang diterima secara sosial
dari hubungan dengan orang lain dan kemudian manusia akan mengambil peranan yang
menentukan pola tingkah laku sosialnya yang sesuai dengan status dalam berbagai kelompok
sosial. Kepribadian tercapai mengikuti proses sosialisasi.
Kepribadian adalah salah satu organisasi biologis, psikologis, dan factor-faktor sosiologis yang
menjadi dasar bagi tingkah laku seorang individu. Kepribadian merupakan ciri watak seorang
individu yang konsisten memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khas.
Kepribadian merupakan organisasi dari factor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis, yang
unsur-unsurnya adalah: pengetahuan, perasaan, dan naluri.
Proses sosialisasi membentuk kepribadian. Sosialisasi yang baik akan menghasilkan kepribadian
yang baik dari sesorang. Akan tetapi sosialisasi yang baik tidak selalu tercapai. Kadang kala proses
sosialisasi tidak berjalan sempurna dan menghasilkan kepribadian yang tidak sempurna sehingga
pribadi tersebut melakukan hal-hal yang menyimpang dari aturan di masyarakat. Seiring dengan
perkembangan manusia maka akan menemukan hal-hal baru baik di lingkungan sekolah maupun
lingkungan bermain. Lingkungan-lingkungan tersebut juga berpengaruh besar terhadap
perkembangan kepribadian remaja. Bila seorang remaja berada di lingkungan bermain yang
kurang baik maka kemungkinan besar akan mempengaruhi perkembangan kepribadiannya
menjadi menyimpang dari aturan-aturan di dalam masyarakat atau yang sering disebut dengan
kenakalan remaja.
Keberhasilan seseorang individu dalam proses sosialisasi dapat dilihat dan diukur dari adanya
indikasi-indikasi sebagai berikut:
https://hasbisip.blogspot.com/2022/05/diskusi-4-pengantar-sosiologi.html
a. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam sekitarnya, hal ini dapat
dan seorang mengenal keluarga, saudara, tetangga.
b. Dapat berintegrasi dengan lingkungan sosial masyarakat.
Telah diketahui bahwa salah satu penyebab terbentuknya perilaku menyimpang remaja adalah
kegagalan dalam proses sosialisasi. Misalnya saja banyaknya remaja yang mengakses situs porno
di internet. Faktor kemajuan teknologi media informasi yang tidak diimbangi dengan penanaman
nilai moral agama dan budi pekerti menyebabkan tumbuh suburnya akses materi pornografi oleh
berbagai kalangan termasuk remaja masa kini. Oleh karenanya, perlu upaya preventif untuk
mencegah terjadinya dampak negatif yang lebih besar maupun upaya kuratif (mengobati), dengan
melihat fakta bahwa jumlah remaja yang menjadi korban pornografi terbilang tidak sedikit.
Institusi keluarga sebagai bagian inti sarana sosialisasi nilai terhadap anak serta sekolah sebagai
institusi kedua setelah keluarga, seharusnya mampu menjalankan perannya untuk menanamkan
nilai – nilai budi pekerti maupun agama di dalam pembentukan moral remaja. Namun fakta
menunjukan bahwa “seakan” kedua institusi itu mengalami kegagalan dalam proses sosialisasi
nilai terhadap remaja.
https://hasbisip.blogspot.com/2022/05/diskusi-4-pengantar-sosiologi.html
tuanya. Keluarga adalah tempat perkembangan awal seorang anak,sejak saat kelahirannya sampai
proses perkembangan jasmani dan rohani berikutnya. Untuk mencapai perkembangannya seorang
anak membutuhkan kasih sayang, perhatian dan rasa aman untuk berlindung dari orang tuanya.
Keluarga merupakan dunia keakraban seorang anak Sebab dalam keluargalah dia mengalami
pertama-tama mengalami hubungan dengan manusia dan memperoleh representasi dari dunia
sekelilingnya. Dalam keluarga seorang dipertalikan dengan hubungan batin yang satu dengan
lainnya. Keluarga dibutuhkan seorang anak untuk mendorong, menggali, mempelajari dan
menghayati nilai-nilai kemanusiaan, religiusitas, norma-norma dan sebagainya. Pengenalan di
dalam keluarga memungkinkan seorang anak untuk mengenal dunia sekelilingnya jauh lebih baik.
Hubungan diluar keluarga dimungkinkan efektifitasnya karena pengalamannya dalam keluarga.
Keluarga merupakan tempat pemupukan dan pendidikan untuk hidup bermasyarakat dan
bernegara agar mampu berdedikasi dalam tugas dan kewajiban dan tanggung jawabnya. Keluarga
menjadi fungsi terpercaya untuk saling membagikan beban masalah, mendiskusikan pokok-pokok
masalah, mematangkan segi emosional, mendapatkan dukungan spritual dan sebagainya. Dalam
keluarga dapat terealisasi makna kebersamaan, solidaritas, cinta kasih, pengertian, rasa hormat
menghormati clan rasa merniliki. Keluarga menjadi pengayoman dalam beristirahat, berekreasi,
menyalurkan kreatifitas dan sebagainya.
Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya dukungan
keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak, kurangnya penerapan
disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan
remaja. Sikap orang tua yang dapat mendukung dalam pembentukan kepribadian remaja antara
lain: a) Penanaman pekerti sejak dini b) Mendisiplinkan anak c) Menyayangi anak secara wajar d)
Menghindari pemberian label “malas” pada anak e) Hati-hati dalam menghukum anak
https://hasbisip.blogspot.com/2022/05/diskusi-4-pengantar-sosiologi.html