Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lince Sepriani Waruwu

Sem/Jur : V/PAK

1. Laporan tentang webinar


Dalam webinar yang telah saya ikuti, membahas tentang Mengajar Dengan Hati
menghidupi gaya spiritualitas Yesus dalam laku mengajar sehari-hari. Yang disampaikan
oleh: Justitia Vox Dei Hattu. Dalam pembahasan itu menjelaskan kepada kita bagaimana
menjadi seorang pengajar/guru yang baik. Mengapa Yesus dikatakan sebagai contoh Guru
yang baik? Yesus adalah seorang guru, ia menghabiskan masa pelayanannya dengan
mengajar orang banyak, dari berbagai kalangan, diberbagai tempat dan waktu, serta dengan
berbagai cara.
Ada beberapa contoh atau metode dalam pengajaran Yesus yaitu:
 Dengan pertanyaan-pertanyaan,
 permainan kata-kata,
 kisah perumpamaan,
 teka-teki,
 ironi,
 tindakan simbolik,
 praktik,
 dialog dan sebagainya.
Guru adalah tempat skral ilmu pengetahuan, secara etimologi guru merupakan
metafora peralihan dari kegelapan (GU) kepada terang (RU), dari sisi kata sifat gur adalah
seorang yang berbobor karena memiliki ilmu pengetahuan.
Jika kita membahasnya apa maksudnya mengajar dengan hati?. Perlu kita ketahui
bahwa hati adalah pusat intelekstual, emosi, dan spiritualitas manusia. Secara intelektual
maksudnya adalah cara kita mengajar dan belajar. Secara emosi adalah apa yang kita rasakan
ketika mengajar dan belajar, termasuk bagaimana kita terhubung dengan para pembelajar.
Dan spiritualitas adalah cara kita menjawab panggilan untuk selalu terhubung dengan sekitar
kita. Spiritualitas tidak lain daripada mengamalkan Roh Allah dalam diri kita supaya kita
berkembang menjadi citra Allah yang semakin sesuai dengan keinginan Sang Pencipta.
Spiritualitas adalah gaya hidup murid Kristus (gaya hidup yang penuh kasih).
Mengapa harus mengajar dengan hati? Kebanyakan para pengajar atau guru sekarang
ini, mereka melakukan aktivitas mengajar dengan menkankan aspek inteltual, dan tidak
memperhatikan aspek lainya dan mengajar dilakukan hanya semata-mata menjadikan
aktivitas mentransfer ilmu saja.
Namun pada bagian ini membahas tentang bagaimana mengajar dengan sepenuh hati itu.
Ada 5 bagian yang yang perlu dipahami yaitu:
1. Mengajar membutuhkan totalitas
 Memampukan kita untuk menghayati dan menghidupi panggilan mengajar
 Menghayati mengajar sebagai panggilan, bukan seksedar kegemaran
 Menuntun/menuntut kita untuk mengajar dengan sepenuh hati, tidak setengah hati, sakit
hati, apalagi tawar hati.
2. Mengajar adalah proses memanusiakan orang lain
 Pertama-tama belajar untuk melihat dari perspektif orang-orang yang kita ajar
 Jangan terburu-buru memberi label seperti ; (bodoh, tidak bisa apa-apa) kepada orang
lain tanpa tahu alasan dan latar belakang orang tersebut.
3. Mereka yanag belajar bersama adalah rekan seperjalanan
 Hargai setiap orang
 Rekan belajar bukan saingan
 Bertanyalah karena kita tidak tahu, bukan untuk menguji apalagi menjatuhkan orang
lain.
4. Mengutamakan dialog
 Dialog membuka “ruang” komunikasi denganorang lain.
 Dialog membuat kita tidak mendominasi proses belajar-mengajar
 Dialog mendorong orang lain dari situasi menandah tangan ke mengulurkan tangan
5. Bersikap adil terhadap semua orang
 Mengakui ragam gaya belajar
 Katakan tidak pada resisme, sukuisme, ableisme, dan sebagainya.
 Kita tidak bebas akan asumsi (baik positif maupun negatif) yang dibentuk oleh
lingkungan sekitar kita.
Ada pun 4 kompentesi yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu:
 Kompetensi pedagogik
Merupakan kemampuan seorang guru dalam memahami anak didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran.
 Kompetensi kepribadian
Merupakan kemampuan seseorang yang dapat mencerminkan kepribadian seorang yang
dewasa, berwibawa, mantap, berakhlak mulia dan menjadi teladan yang baik bagi
peserta didik.
 Kompetensi sosial
Merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk berkomunikasi, dan
bergaul dengan tenaga kependidikan, peserta didik dan orang tua peserta didik.
 Kompetensi profesional
Merupakan penguasaan terhadap materi pembelajaran dengan lebih luas dan mendalam.

2. Refleksi
Jadi dalam hal ini saya memahami bahwa menjadi seorang guru bukan hanay sekedar
menjadi seorang guru. Bukan hanya sekedar menyampaikan materi atau hanya sekedar
menyalurkan pengetahuan. Tetapi menjadi seorang guru benar-benar memiliki
kemampuan dalam mendidik dan mengajar. Dengan demikian materi yang disampaikan
dalam webinar tersebut dapat bermanfaat bagi guru, terutama dalam mengajar dengan hati.

Anda mungkin juga menyukai