Anda di halaman 1dari 1

Dalam kehidupan kita sehari-hari, sering kita meminjam barang kepada orang lain karena kita

sedang butuh. Begitu juga sebaliknya, orang lain meminjam barang kepada kita di saat dia
sedang butuh. Namun adakalanya kita menolak memberikan pinjaman kepada orang lain karena
beberapa sebab dan pertimbangan. Dalam Islam, bagaimana hukum menolak memberikan
pinjaman kepada orang lain ini?

Pada dasarnya, memberikan pinjaman kepada orang lain, baik berupa barang maupun uang,
hukumnya adalah mustahab atau dianjurkan. Kita selalu dituntut untuk senantiasa memberikan
manfaat kepada orang lain, di antaranya dengan memberikan barang pinjaman yang sedang
dibutuhkan oleh orang lain.

Ini sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa
Adillatuhu berikut;

‫ وتعاونوا على البر والتقوى‬:‫ لقوله تعالى‬،‫واإلعارة قربة مندوبة إليها‬

Pinjam meminjam merupakan ibadah yang dianjurkan. Ini berdasarkan firman Allah; Hendaklah
kalian tolong menolong dalam kebaikan dan takwa.

Meski sangat dianjurkan, namun memberikan pinjaman bukan sesuatu yang harus dan wajib
untuk kita lakukan. Karena itu, jika kita menolak atau enggan memberikan pinjaman kepada
orang lain karena sebab dan pertimbangan tertentu, maka hukumnya boleh dan tidak masalah.

Dan jika tetangga tersebut menggunjing kita karena tidak diberikan pinjaman maka berikan
pengertian yang baik bahwa keaadan kita tidak memungkinnkan untuk memberinya bantuan
karena kita juga sedang membutuhkan uang tersebut dan jika mereka tetap menggunjing maka
biarkan saja atau lebih baik diamkan saja karena jika kita ikut menggunjing atau bergosip maka
kita juga akan mendapatkan dosa karena ketika seseorang bergosip atau ghibah, dan hal itu
menyebar lalu diceritakan kepada orang lainnya secara terus menerus maka dosa terus mengalir
tanpa henti. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Ghibah itu (dosanya) lebih berat dari (dosa) zina.

Anda mungkin juga menyukai