Anda di halaman 1dari 8

Agnes Florince Destemyca Bella

1910412147
UAS Geopolitik dan Geostrategis

1. Jelaskan perkembangan bagaimana kebangkitan China mempengaruhi geopolitik dan


geoekonomi kawasan Asia Timur!

Geopolitik Tiongkok pada masa kini menyebar ke beberapa wilayah di dunia,


diantaranya kawasan Afrika, Semenanjung Korea dan Laut Tiongkok Selatan yang
berbatasan dengan negara-negara Asia Tenggara. Geopolitik Tiongkok kepada ketiga
kawasan tersebut terpusat pada kegiatan ekonomi dan kebutuhan Tiongkok akan minyak
melalui “Strings of Pearl”. Sebagai sebuah grand strategy, “Strings of Pearl” ini merupakan
ambisi Tiongkok di era kekinian yang mencita-citakan Tiongkok as great power yang
damai dan sejahtera. “Strings of Pearl“ merupakan suatu jalur yang terhubung dimana
terdapat kekuatan militer Tiongkok yang mempengaruhi daerah-daerah strategis yang
disebut “pearl” tersebut. Kawasan yang disebut “pearl” oleh Tiongkok antara lain adalah
Pulau Hainan dengan fasilitas militer modern, Pulau Woody di Kepulauan Paracel Vietnam
dengan fasilitas bongkar muat kontainer, Chittagong Bangladesh dengan fasilitas
pelabuhan kontainer, pelabuhan laut dalam Sittwe Myanmar , Kamboja, Teluk Thailand
dan basis angkatan laut kuat di Gwadar, Pakistan. Melalui “Strings of Pearl”, Tiongkok
mengamankan Sea Lines of Communication dan membuat hubungan baik agar
kesepakatan eksplorasi berjalan seperti yang Tiongkok lakukan di Arab dengan Aramco
sebagai eksportir 25% minyak bagi Tiongkok, lalu perjanjian dengan Iran dalam
kesepakatan 25 tahun minyak dan gas serta yang paling mencengangkan bahwa Tiongkok
telah membidik Sudan dan membuat perjanjian pembangunan pelabuhan, eksplorasi
minyak dan pembangunan 930 pipa minyak dengan investasi sebesar 3 milyar dollar. Salah
satu kebijakan jalur perdagangan Tiongkong yaitu One Belt One Road. Jalur perdagangan
OBOR ini merupakan sebuah upaya Tiongkok untuk membangkitkan kembali kejayaan
masa lalunya dengan jalur perdagangannya. Jalur Perdagangan Lama dibuka tepatnya
ketika Tiongkok berada di masa Dinasti Han tahun 1450-an. Dengan panjang 6.437 km,
jalur sutra membentang dari daratan Tiongkok, membuat cabang ke India, Kazakztan dan
Tajikistan, berlanjut ke Persia (sekarang Iran), melewati Saudi Arabia dan berakhir di
perbatasan daratan Eropa. Terdapat dua cabang utama dalam Jalur Perdagangan yang
berawal dari Chang‟an, ibukota Dinasti Tang Tiongkok. Jalur Utara dimulai dari Benteng
Yumen, Dunhuanng terus menuju barat dan melewati kaki gunung Tianshan sebelah
selatan kemudian memasuki kawasan daratan Rusia di bagian Asia Tengah, jalur utara
kemudian berbelok ke arah barat daya dan bergabung dengan jalur selatan. Sedangkan,
Jalur selatan bertolak dari Dunhuang, Provinsi Gansu, Tiongkok Barat Laut kemudian terus
menuju barat menyusuri kaki pegunungan Kunlun sampai Provinsi Xinjiang, dilanjutkan
dengan bagian timur laut Afganistan, Iran dan Semenanjung Arab dan berakhir di Roma,
Italia. Selain jalur darat, jalur perdagangan juga berlaku di perairan. Jalur perdagangan
berawal dari Guangzhou, Tiongkok Selatan berlanjut ke Selat Malaka kemudian mengitari
Sri Lanka, India dan pantai Timur Afrika. Dilanjutkan dengan melewati Laut Hitam, Laut
Balkan dan berakhir di Laut Mediterania. Baik jalur darat maupun laut, menghubungan
pedagang, tentara, penyebar agama seperti biksu dan ulama, pengembara dan lain
sebagainya. Penamaan Jalur tersebut sebagai Jalur Sutra dipilih karena sutra merupakan
komoditi perdagangan kain utama khas Tiongkok. Jalur perdagangan lama sempat
mengalami vakum karena ditutup oleh Kekaisaran Ottoman. Kemudian New Silk
Road menjadi visi Xi Jinping yang pertama kali diumumkan pada kesempatan kunjungan
Xi Jinping ke Kazakhstan, tepatnya enam bulan setelah menjadi Presiden Tiongkok. Jalur
perdagangan baru yang akan dibuka kembali oleh Tiongkok terbagi menjadi dua yaitu
melalui daratan dan lautan. Berbeda dengan jalur perdagangan lama yang tidak dibedakan
namanya, yaitu hanya jalur perdagangan untuk jalur darat dan laut, sementara jalur
perdagangan baru pada abad 21 ini jalur perdagangan daratan disebut Jalur Sabuk
Ekonomi. Sedangkan untuk jalur perdagangan lautan disebut Jalur Sutra Maritim. Jalur
Perdagangan Maritim berhubungan dengan pelabuhan dari Laut Tiongkok Selatan,
Samudera Hindia, Teluk Persia, Laut Merah hingga ke Teluk Aden. Berdasarkan peta
tersebut adapun Jalur Perdagangan Darat dimulai dari Xian, menuju ke barat melalui
Lanzhou dan Urumqi, menuju Asia Tengah, Timur Tengah, dan Eropa. Sedangkan Jalur
Sutra Laut melewati Guangdong dan Hainan, menuju ke Selat Malaka dan Samudra Hindia.
Melintasi Tanduk Afrika sebelum memasuki Laut Merah dan Mediterania. Yang pada
akhirnya dua jalur darat maupun laut bertemu di Venice. Kebijakan One Belt One Road
merupakan suatu cara untuk Tiongkok mencapai beberapa kepentingan nya di dunia,
khususnya Asia Tenggara. Melalui kebijakan One Belt One Road ini, selain Tiongkok
mengejar kepentingan nasional nya yang termasuk kepentingan ekonomi dan politik,
Tiongkok juga mengejar unsur geopolitiknya. Faktor geopolitik yang menjadi alasan
mengapa Tiongkok mengarahkan sasaran mereka di Asia Tenggara, keberadaan pengaruh
Amerika Serikat yang besar juga menjadi suatu alasan Tiongkok ingin mendominasi
kawasan ini. Setidaknya ada 2 kepentingan yang dibawa Tiongkok dalam kebijakan OBOR
ini diantaranya :

• Kepentingan Ekonomi

Bagi Tiongkok, pembangunan ekonomi menjadi kepentingan nasional paling penting.


Tiongkok mengakui bahwa pembangunan ekonomi adalah dasar suatu bangsa menjadi kuat
dan makmur. Pentingnya kepentingan ekonomi Tiongkok saat ini membuatnya menjadi
kepentingan utama. Kepentingan ekonomi suatu negara itu sendiri merupakan kepentingan
yang diperlukan untuk tetap menjamin keberlangsungan hidup sebuah negara, dan untuk
mencapainya dapat melakukan interaksi dengan negara lain. Dalam kebijakan One Belt
One Road atau Obor ini terdapat kepentingan ekonomi Tiongkok. Tiongkok melakukan
berbagai kerjasama untuk menjalin hubungan negaranya dengan negara lain untuk
menjamin akses pasar dan sumber dayanya guna semakin meningkatkan kekuatan
ekonominya. Tiongkok ingin membuka akses perdagangan baru. Namun, dibalik
kepentingan ekonomi Tiongkok, banyak pengamat yang menuding bahwa proyek One Belt
One Road ini adalah sebuah Jebakan Utang. salah satunya AS yang memandang program
tersebut sebagai sarana Tiongkok menjebak negara miskin dengan. Namun, tudingan dari
AS dibantah oleh Tiongkok, Anggota Dewan Negara Tiongkok Wang Yi mengatakan
kepada wartawan bahwa Program Belt and Road justru digagas untuk memberikan manfaat
kepada negara yang berpartisipasi. Program tersebut ia klaim telah membawa manfaat
nyata bagi negara-negara yang berpartisipasi. Ini menjadi perhatian untuk negara di Asia
Tenggara untuk menyimak lebih lagi apakah program ini seperti ada udang dibalik batu
atau memang benar win – win solution. Singkatnya, Kepentingan ekonomi Tiongkok
berupa keamanan energi, jalur perdagangan, dan pasar baru investasi guna mengatasi
kelebihan kapasitasnya. Tiongkok juga tidak ragu mengeluarkan biaya yang sangat besar
untuk memberikan bantuan terhadap negara – negara Asia Tenggara di sepanjang jalur.
Bantuan – bantuan ini memiliki tujuan yang berhubungan dengan kepentingan nasional
Tiongkok.

• Kepentingan Politik

Kepentingan politik dapat dibagi menjadi kemerdekaan politik, kedaulatan negara, dan
status internasional, dan lain-lain. Proyek One Belt One Road merupakan cara Tiongkok
untuk mencapai kepentingan politiknya. Melalui berbagai kerjasama dan investasi yang
ada pada proyek pembangunan jalur sutra baru ini, Tiongkok akan mampu mempererat
hubungannya dengan negara – negara di Asia Tenggara. Luasnya cangkupan proyek ini
juga akan mampu membuat Tiongkok memiliki status internasionalnya sebagai negara
besar. Pada masa pemerintahan Presiden Xi Jinping, Tiongkok mulai beralih dari negara
yang lebih menunjukkan image low profile pada masa Deng Xiaoping, menjadi negara
yang lebih menunjukkan perannya di dunia internasional. Tiongkok di bawah
pemerintahan Xi Jinping mengusung “Chinese Dream” dimana konsep mengacu pada visi
kemakmuran kolektif untuk masyarakat Tiongkok dan peremajaan secara besar bangsa
Tiongkok. Kepentingan dari “Chinese Dream” ini adalah Tiongkok ingin menjadikan
bangsanya sebagai bangsa yang diperhitungkan oleh dunia internasional. Maka dari itu,
melalui One Belt One Road ini, Tiongkok ingin mencapai mimpinya melalui kepentingan
politik yaitu menyebarkan pengaruhnya di kawasan dan menjadi dominan secara ekonomi
dan politik.

2. Konflik India-Pakistan

Konflik saudara yang terjadi di wilayah Kashmir melibatkan India dan Pakistan menjadi
konflik yang berkepanjangan dan sudah menjadi isu internasional. Konflik terjadi sejak
kolonial Inggris membagi wilayah menjadi kedua negara pada tahun 1947 sehingga
menjadikan India dan Pakistan negara yang merdeka. Namun pembagian wilayah Kashmir
yang secara teritorial masuk ke dalam wilayah India menjadi konflik yang terus berlanjut
hingga saat ini. Sejak Inggris memisahkan kedua wilayah ini, benturan kepentingan atas
penguasaan wilayah Kashmir ini menjelma menjadi sebuah konflik besar antar
negara. Kashmir dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam. sekitar 85% dari
delapan juta penduduknya muslim. Dengan wilayah seluas 222.236 km2 tersebut terletak di
wilayah jantung Asia, secara geografis yang terletak sangat strategis dengan berada di
wilayah yang berbatasan dengan negara-negara besar lainnya. Wilayah Kashmir sebelah
utara berbatasan langsung dengan Rusia dan China, sebelah timur berbatasan dengan China
Sinkiang dan Tibet, sebelah barat berbatasan dengan Afghanistan dan Pakistan, dan sebelah
selatan berbatasan dengan India. Konflik sengketa Kashmir ini tidak terjadi semata-mata
karena perebutan kekuasaan atas suatu wilayah, namun terdapat beberapa kepentingan
yang kompleks menjadi latar belakang terjadinya konflik yang berkepanjangan ini.
Dimulai dari faktor agama, mayoritas masyarakat Kashmir beragama Islam. Sehingga
secara batin, akan merasa terikat dan Pakistan merasa lebih cenderung dekat atas dasar
kesamaan ideologi. Namun penguasa di Kashmir didominasi oleh kaum Hindu dan
Maharaja Singh yang menjadi penguasa Kashmir pada tahun 1947, sehingga lebih
cenderung sependapat dengan pemerintah India. Hal ini yang menjadi salah satu alasan
Kashmir menjadi konflik yang susah untuk mencapai titik kesepakatan, karena internal
Kashmir sendiri sering terjadi pemberontakan, terorisme, dan penyerangan bersenjata.
Secara militer, di wilayah Khasmir terdapat pangkalan militer India yang semakin
berkembang. Dengan adanya militer yang semakin kuat, India mampu berkuasa dan
mendominasi di atas wilayah Kashmir. Dapat dilihat melalui beberapa kali kasus
peperangan yang terjadi sejak kedua negara tersebut merdeka, mulai dari tahun 1947, 1965,
1971, dan 1999. Dari 4 kali terjadi eskalasi ketegangan militer tersebut, India berhasil
memukul mundur pasukan militer Pakistan dengan diakhiri gencatan senjata dan diplomasi
dengan menandatangani perjanjian yang telah disepakati. Beberapa alternatif telah
diupayakan untuk menjadi solusi dari konflik sengketa Khasmir tersebut, mulai dari
resolusi konflik UN pada tahun 1948, bantuan dari negara-negara super power seperti
Amerika, Rusia, dan China juga turut menawarkan. Berbagai usaha telah ditempuh dan
dicoba oleh kedua negara untuk membentuk perdamaian. India dan Pakistan menyetujui
untuk gencatan senjata dan menyepakati pembagian wilayah di mana India berhak atas dua
pertiga dan Pakistan berhak atas sepertiga wilayah Khasmir (Media Indonesia, 2015). Pada
tahun 1965 konflik kembali memanas dan menunjukkan bahwa resolusi UN telah gagal.
Sampai pada tahun 2008 kondisi hubungan kedua negara chaos dengan terjadinya
penyerangan di Mumbai oleh kelompok radikal yang berbasis di Pakistan. Sebagai bentuk
upaya diplomasi koersif India, pada 19 April 2012 India berhasil meluncurkan uji coba
rudal Agni V. Rudal jarak jauh ini memilki kemampuan sejajar dengan rudal jarak jauh
yang dimiliki Tiongkok, Rusia, Perancis, Amerika, dan Inggris. Dengan kemampuan
membawa hulu ledak seberat 1,5 ton, tinggi 17,5 meter, memiliki tiga tingkat dan berat
luncuran mencapai 50 ton dan total biaya pembuatan mencapai 480$ US atau sekitar Rp
4,4 triliun. Konon jangkauan rudal jarak jauh Agni V bisa mencapai Jakarta, Beijing dan
sejumlah wilayah selatan Eropa. Pada 29 September 2013 ketegangan kedua negara
meredam ditandai dengan Perdana Menteri India Manmohan Singh dan Nawaz Sharif
Perdana Menteri Pakistan bertemu di New York dalam acara United Nations General
Assembly. Mereka bersepakat untuk menghentikan segala serangan yang terjadi dan
menjaga kondisi perdamaian kedua negara dengan kerja sama dan penguatan batas Line of
Control. Ketika kedua Perdana Menteri tersebut bertemu, Narendra Modi yang saat itu
masih menjadi kandidat Perdana Menteri India selanjutnya memberikan dukungan penuh
atas upaya diplomasi kedua pemimpin parlemen tersebut.

3. Di tahun 2020, terdapat 4 negara Arab yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Menurut Anda, faktor-faktor apakah yang melatarbelakangi kebijakan keempat negara
Arab tersebut dan bagaimanakah dampaknya bagi geopolitik dan geostrategi di Timur
Tengah? Jelaskan!

Empat negara Arab menormalisai hubungan diplomatik dengan Israel, yakni Uni Emirat
Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko secara berturut-turut. Hubungan antara Israel,
Bahrain, dan UEA telah berkembang cukup lama. Bahkan sebelum dimulainya hubungan
formal, Israel dan banyak negara Teluk Arab telah terlibat dalam kerja sama fungsional,
khususnya mengenai masalah keamanan, dan telah berpartisipasi dalam pertemuan tingkat
tinggi publik yang semakin meningkat tentang keprihatinan regional bersama. Bagi Israel
dan Bahrain, titik konvergensi terbesar adalah agenda bersama mereka mengenai Iran.
Monarki absolut Sunni Al-Khalifa Bahrain, yang memerintah atas populasi mayoritas
Syiah yang secara historis dilarang dari kekuasaan politik, secara teratur menuduh Iran
mengintervensi urusan internal Bahrain dan berusaha memanipulasi segmen populasi
Syiah untuk menggulingkan rezim Bahrain. Israel juga memiliki kepentingan bersama
dalam mempertahankan status quo yang didominasi Sunni di Bahrain, karena mereka takut
bahwa setiap langkah ke arah inklusi Syiah dapat mendorong Bahrain agar menjadi sekutu
atau satelit Iran. Para pemimpin dari empat negara Arab, yang menandatangani perjanjian
normalisasi dengan Israel, telah berulang kali menegaskan kembali bahwa perjanjian
tersebut tidak akan mengorbankan perjuangan Palestina, tetapi Palestina percaya
pemulihan hubungan Arab dengan Israel telah melemahkan posisi Pan-Arab terhadap
perjuangan.

4. Pada tahun 2014, Rusia menganeksasi Krimea dari Ukraina. Hal ini menimbulkan
ketegangan antara Rusia dengan Ukraina dan Uni Eropa. Namun ketegangan tersebut tidak
sampai pada konflik terbuka. Menurut Anda, apakah yang menjadi nilai strategis Krimea?
Jika ditinjau dari sisi geopolitik dan geostrategis, mengapa Uni Eropa menerapkan
diplomasi lunak terhadap Rusia dalam mengatasi isu Krimea ini? Jelaskan!

Pada tahun 2013, krisis di Ukraina terjadi karena Presiden Ukraina kala itu, Viktor
Yanukovych menolak untuk menandatangani perjanjian kerja sama ekonomi (Deep and
Comprehensive Free Trade Agreement/DCFTA) yang ditawarkan oleh UE dan alih-alih
memilih hubungan lebih dekat dan menerima dana talangan dari Rusia. Terjadinya
demonstrasi secara besar-besaran yang dinamakan sebagai gerakan Euromaidan (gabungan
dari kata “Euro” yang berarti Eropa dan “Maidan” yang berarti lapangan kemerdekaan di
Kiev) pada tanggal 21 November 2013-22 Februari 2014 di ibu kota Ukraina, Kiev.
Sehingga runtuhnya pemerintahan Yanukovych dan PM Mykola Azarov. Krisis di Krimea
terjadi karena masyarakat Krimea yang mayoritas beretnis Rusia merasa kehilangan
jaminan keamanan. Sehingga pada tanggal 16 Maret 2014, Parlemen Krimea yang pro-
Rusia memutuskan untuk mengadakan referendum mengenai apakah tetap berada di
Ukraina atau merdeka. Rusia merasa terancam atas kepentingan nasionalnya di wilayah
Krimea sehingga melancarkan operasi aneksasinya untuk menggabungkan Krimea.
Operasi ini berlangsung dengan cepat dimulai dari akhir Februari-pertengahan Maret 2014.
Uni Eropa menerapkan soft diplomacy terhadap Rusia dalam menghadapi krisis Krimea
karena ketergantungan mereka terhadap pasokan gas Rusia, mengingat Rusia adalah
eksportir gas terbesar dan nomor satu ke benua Eropa. Salah satu negara anggota UE yang
menolak sanksi ekonomi dan travel ban terhadap para petinggi pemerintahan Rusia adalah
Hungaria, yang bersasumsi bahwa UE menderita kesulitan ekonomi dan menyerukan
“penilaian kembali”.

Anda mungkin juga menyukai