Diet atau pola makan sehat adalah faktor resiko yang penting serta dapat dikendalikan untuk menghindari penyebab utama dari penyakit dan resiko kematian. Contohnya, diet sangat berhubungan dengan kadar kolesterol. Adanya perubahan pola makan memiliki peranan yang sangat penting bagi individu yang memiliki resiko atau didiagnosis memiliki penyakit kronis, seperti penyakit hipertensi, arteri koroner, diabetes, dan kanker. 2.4.1 Mengubah Pola Makan Saat seseorang mengubah pola makan, maka akan dapat meningkatkan kesehatan. Contohnya perubahan yang menyehatkan dengan beralih dari lemak trans, seperti yang digunakan pada gorengan dan makanan cepat saji dan lemak jenuh yang berasal dari daging dan produk susu ke lemak tak jenuh ganda dan lemak tak jenuh tunggal. Pada beberapa diet tertentu, selain diet rendah lemak terdapat diet “Mediterranean” yang juga membuat seseorang menjadi sehat, yang mana diet kaya akan sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, dan ikan serta rendah daging merah. 2.4.2 Resistensi Terhadap Modifikasi Diet Sulit untuk membuat seseorang mengubah pola makan mereka, bahkan jika sekali pun direkomendasikan oleh dokternya. Alasan umum orang memilih untuk diet rendah kolesterol, lemak, kalori, serta tinggi serat, buah-buahan dan sayuran adalah untuk memperbaiki penampilan, tidak untuk kesehatan. Awalnya tingkat kepatuhan terhadap diet tinggi, namun menurun seiring berjalannya waktu. Beberapa diet bersifat ketat, monoton, mahal, serta sulit diterapkan. Dalam melakukan diet pasti diperlukan perubahan dalam belanja, perencanaan makanan, metode memasak, dan perubahan kebiasaan makan yang diperlukan. Selain itu, selera tiap individu pastinya selera sulit diubah. Makanan yang tinggi lemak dan gula dapat membantu mematikan hormon yang menyebabkan stress, seperti kortisol, namun mereka berkontribusi pada diet yang tidak sehat.
2.4.3 Stress dan Diet
Stress memiliki efek secara langsung dan negatif pada diet. Individu yang mengalami stress akan memakan makanan yang lebih banyak cenderung berlemak, sedikit buah dan sayuran, dan lebih cenderung melewatkan sarapan dan ngemil. Individu yang memiliki status pekerjaan rendah, sedangkan beban pekerjaannya tinggi, serta sedikit kontrol di tempat kerja juga memiliki pola makan yang kurang sehat. Saat seseorang dalam keadaan stress, mereka akan merasa terganggu, mereka juga akan memungkinkan untuk gagal mengendalikan diri dan mereka juga mungkin tidak terlalu memperhatikan apa yang akan mereka makan. Dengan begitu, beban kognitif kehidupan sehari-harinya dapat mengganggu kemampuan untuk mengontrol konsumsi makanan dengan mencegah orang dari memperhatikan makanan mereka. 2.4.4 Intervensi untuk Memodifikasi Diet Akhir-akhir ini upaya yang mendorong untuk mendorong perubahan pola makan sangat berfokus pada pengurangan ukuran porsi, ngemil, dan konsumsi minuman manis. Ukuran porsi berkontribusi terhadap obesitas, selain itu ngemil juga dikaitkan dengan obesitas. Minuman manis juga dikaitkan dengan resiko penyakit jantung yang lebih tinggi, serta juga diduga berkontribusi pada peningkatan tingkat diabetes tipe 2. Karena itulah intervensi diarahkan pada masalah ini, serta untuk mengurangi lemak dan meningkatkan konsumsi sayur dan buah. Sebagian besar dari perubahan pola makan diimplementasikan melalui intervensi kognitif-perilaku. Upaya dalam mengubah pola makan dimulai dengan pendidikan dan pelatihan dalam pemantauan diri, kebanyakan orang kurang mendapat informasi tentang diet sehat dan tidak cukup memperhatikan apa yang sebenarnya mereka makan.