Anda di halaman 1dari 1

Mungkin pengacara adalah profesi yang paling banyak dikenal orang awam sebagai profesi lulusan

jurusan hukum. Pengacara dapat berarti seseorang yang melakukan atau memberikan nasihat dan
pembelaan "mewakili" bagi orang lain yang berhubungan (klien) dengan penyelesaian suatu kasus
hukum.

Istilah pengacara sendiri punya konotasi jasa profesi hukum yang berperan dalam suatu sengketa yang
dapat diselesaikan di luar atau di dalam sidang pengadilan. Dalam profesi hukum, dikenal istilah
beracara yang terkait dengan pengaturan hukum acara dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara
Pidana dan Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata. Terus, istilah pengacara dibedakan lagi dengan
istilah Konsultan Hukum yang kegiatannya lebih ke penyediaan jasa konsultasi hukum secara umum.

Kalau kedudukannya, pengacara itu setara dengan kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman. Yang
ngebedain itu perannya. Pengacara ada untuk mewakili kepentingan masyarakat, sedangkan kepolisian
dan jaksa mempunyai peran sebagai lembaga yang mewakili kepentingan pemerintah, begitu juga hakim
berperan mewakili Negara. Pada posisi seperti inilah peran pengacara menjadi penting karena dapat
menjaga keseimbangan kepentingan antara negara, pemerintah, dan masyarakat. Anggap aja polisi,
jaksa, dan hakim adalah pegawai negeri sedangkan pengacara adalah pegawai swasta.

Syarat untuk menjadi pengacara (advokat) di Indonesia diatur dalam Pasal 2 ayat (1) UU No. 18 Tahun
2003 tentang Advokat ("UU Advokat") yaitu sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum dan
setelah mengikuti pendidikan khusus profesi Advokat yang dilaksanakan oleh Organisasi Advokat.

Di dalam penjelasan Pasal 2 ayat (1) UU Advokat disebutkan bahwa yang dimaksud dengan "berlatar
belakang pendidikan tinggi hukum" adalah lulusan fakultas hukum, fakultas Syariah, perguruan tinggi
hukum militer, dan perguruan tinggi ilmu.

Persyaratan lebih lanjut untuk menjadi advokat diatur dalam Pasal 3 ayat (1) UU Advokat:

Prosedur menja

Anda mungkin juga menyukai