Anda di halaman 1dari 11

TUGAS I KEPERAWATAN

KOMUNITAS II

DOSEN PEMBINBING
SAFRUDDIN, S. Kep, Ns., M. Kep.

DISUSUN OLEH

RISMAWATI (A.19.11.063)

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KELAS DOMISILI SELAYAR
T.A.2022/2023
A. KASUS HIPERTENSI
Hasil pengkajian di satu Kelurahan, didapatkan data: 30% masyarakat
mengalami hipertensi; 25% berusia produktif, 20% penderita stroke ringan;
45% Pendidikan tidak lulus SD; Masyarakat di wilayah tersebut pada
umumnya terbiasa menyediakan makanan tinggi natrium / asin;
Masyarakat mengatakan belum pernah mendapatkan informasi tentang
kesehatan.
1. PENGAKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
a. Data inti:
1) Demografi
Terdapat 30% masyarakat mengalami hipertensi, 25% berusia
produktif, 20% penderita stroke ringan; 45% Pendidikan tidak
lulus SD.
2) Nilai: Etis budaya
kebiasaan masyarakat didesa tersebut yang pada umumnya terbiasa
menyediakan makanan tinggi garam.
b. Sub system
1) pendidikan:
45% Masyarakat dengan Pendidikan tidak lulus SD
2) Pelayanan kesehatan
Data diatas menunjukkan bahwa masyarakat belum perna
mendapatkan informasi kesehatan, hal tersebut membuktikan
bahwa kurangnya pemberian pelayanan / pemberian pendidikan
kesehatan di desa tersebut.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
Diagnosa dari kasusu di atas adalah: Defisit kesehatan komunita
Kategori : perilaku
Sub kategori : penyuluhan dan pembelajaran
Defenisi:
terdapat masalah kesehatan atau factor resiko yang dapat mengganggu
kesejahteraan pada suatu kelompok.
Gejala dan tanda mayor
subjektif: tidak tersedia
objektif:
1) terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas
2) terapat factor resiko fisiologis dan fsikologis yang meyebabkan
anggota kounitas menjalani perawatan
Gejala dan tanda minor
subjektif: tidak tersedia
objektif:
1) tidak tersedia program untuk meningkatkan kesejahteraan bagi
komunitas
2) tidak tersedia program untuk mencegah masalah kesehatan komunitas
3) tidak tersedia program untuk mengrangi masalah kesehatan kominitas
4) tidak tersedia program untuk mengatasi masalah kesehatan komunitas
3. INTERVENSI KERAWATAN KOMUNITAS
a. intervensi keperawatan menurut CAP (community as partner)
Prevensi sekunder
b. tujuan dan kriteria hasil:
setelah dilakukan tindakan keperawatan maka status kesehatan
komunitas meningkat dengan kriteria hasil:
1) ketersediaan program promosi kesehatan meningkat
2) kketersediaan program proteksi kesehatan meningkat
3) pemantauan standar kesehatan komunitas meningkat.
c. intervensi utama I (pengembangan kesehatan masyarakat)
Observasi
1) identifikasi masalah atau isu kesehatan komunitas
2) identifikasi proteksi atau asset dalam masyarakat terkait isu yang
dihadapi
3) idetifikasi kekuatan dan partner dalam pengembangan kesehatan
4) identifikasi pemimpin/tokoh dalam masyarakat
Terapeutik
1) berikan kesempatan kepada setiap anggotta masyarakat untuk
berprtisipai sesuai asset yang dimiliki
2) libatkan anggota masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
terhadap isi dan masalah kesehatan yang dihadapi
3) libatkan masyarakat dalam musyawarah untuk mendefinisikan isu
kesehatan dan mengambangakan rencana kerja
4) libatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan implementasi
serata revisinya
5) libatkan anggota masyarakat dalam mengembangkan jaringan
kesehatan
6) pertahankan komunikasi yang terbuka dengan anggota masyarakat
dan pihak yang terlibat
d. Intervensi pendukung (manajemen lingkungan komunitas)
Observasi
1) lakukaan skrining resiko gangguan kesehatan lingkungan
2) identifikasi factor resiko kesehatan yang diketahui
Terapeutik
1) libatkan partipasi masyarakat dalam memelihara keamanan
lingkungan
Edukasi
1) promosikan kebijaka pemerintah untuk mengurangi resiko
penyakit
2) berikan pendidikan kesehatan untuk kelompok resiko
3) informasikan layanan kesehatan keindividu, keluarga, kelompok
beresiko dan masyarakat
Kolaborasi
1) kolaborasi dalam tim multidisiplin untuk mengidentifikasi
ancaman keamanan di masyarakat.
2) kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam program kesehatan
komunitas untuk menghadapi resiko yang diketahui
3) kolaborasi dalam pengembangan program aksi masyarakat
4) kolaborasi dengn kelompok masyarakat daam menjalankan
peraturan pemerintah
4. IMPLEMENTASI
1) pemerian pendidikan keehatan (Health Promotion)
2) Pembetukan kelompok
5. EVALUASI
a. Ketahanan komunitas : meningkat
b. Perilaku kesehatan : membaik
c. Manajemen kesehatan : meningkat
d. Status kesehatan komunitas : meningkat
e. Status koping komunitas : membaik
B. KASUS HIV
Perawat komunitas mendapatkan informasi bahwa akses terhadap pelayanan
kesehatan HIV yang minimal, tenaga VCT terlatih puskesmas yang masih
terbatas, dukungan sosial kasus HIV yang tidak adekuat, masyarakat
menganggap penderita HIV karena perilaku yang buruk serta ditemukan
adanya kasus HIV. Puskesmas kurang efektif dalam melakukan
pencegahan karena anggaran kurang.
1. PENGAKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
a. Data inti
1) Kepercayaan:
Data di atas menujukkan bahwa masyarakat menganggap penderita
HIV karena perilaku yang buruk, serta dukungan social mengenai
kasus HIV yang tidak adekuat.
b. Sub system
1) pelayanan kesehatan sosia
Data yang diperoloh oleh perawat komunitas yaitu: akses terhadap
pelayanan kesehatan HIV yang minimal, tenaga VCT terlatih
puskesmas yang masih terbatas, dukungan sosial kasus HIV yang
tidak adekuat, masyarakat menganggap penderita HIV karena
perilaku yang buruk serta ditemukan adanya kasus HIV, hal
tersebut menunjukkan kurangnya pelayanan kesehatan di
komunitas tersebut.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
Diagnosa keperawataa pada kasus di atas adalah: Defisit kesehatan
komunitas
Kategori:perilaku
Sub Kategori:penyuluhan dan pembelajaran
Defenisi:
terdapat masalah kesehatan atau factor resiko yang dapat mengganggu
kesejahteraan pada suatu kelompok.
Gejala dan Tanda Mayor:
subjektif: tidak tersedia
objektif:
Gejala dan Tanda Minor:
1) terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas
2) terapat factor resiko fisiologis dan fsikologis yang meyebabkan
anggota kounitas menjalani perawatan
Gejala dan Tanda Minor:
subjektif: tidak tersedia
objektif
1) tidak tersedia program untuk meningkatkan kesejahteraan bagi
komunitas
2) tidak tersedia program untuk mencegah masalah kesehatan komunitas
3) tidak tersedia program untuk mengrangi masalah kesehatan kominitas
4) tidak tersedia program untuk mengatasi masalah kesehatan komunitas
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. intervensi keperawatan menurut CAP (community as partner)
Prevensi primer
b. tujuan dan kriteria hasil:
setelah dilakukan tindakan keperawatan maka status kesehatan
komunitas meningkat dengan kriteria hasil:
1) ketersediaan program promosi kesehatan meningkat
2) kketersediaan program proteksi kesehatan meningkat
3) pemantauan standar kesehatan komunitas meningkat.
c. intervensi utama I (pengembangan kesehatan masyarakat)
Observasi
1) identifikasi masalah atau isu kesehatan komunitas
2) identifikasi proteksi atau asset dalam masyarakat terkait isu yang
dihadapi
3) idetifikasi kekuatan dan partner dalam pengembangan kesehatan
4) identifikasi pemimpin/tokoh dalam masyarakat
Terapeutik
1) berikan kesempatan kepada setiap anggotta masyarakat untuk
berprtisipai sesuai asset yang dimiliki
2) libatkan anggota masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
terhadap isi dan masalah kesehatan yang dihadapi
3) libatkan masyarakat dalam musyawarah untuk mendefinisikan isu
kesehatan dan mengambangakan rencana kerja
4) libatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan implementasi
serata revisinya
5) libatkan anggota masyarakat dalam mengembangkan jaringan
kesehatan
6) pertahankan komunikasi yang terbuka dengan anggota masyarakat
dan pihak yang terlibat
d. Intervensi pendukung (manajemen lingkungan komunitas)
Observasi
1) lakukaan skrining resiko gangguan kesehatan lingkungan
2) identifikasi factor resiko kesehatan yang diketahui
Terapeutik
1) libatkan partipasi masyarakat dalam memelihara keamanan
lingkungan
Edukasi
1) promosikan kebijaka pemerintah untuk mengurangi resiko
penyakit
2) berikan pendidikan kesehatan untuk kelompok resiko
3) informasikan layanan kesehatan keindividu, keluarga, kelompok
beresiko dan masyarakat
Kolaborasi
1) kolaborasi dalam tim multidisiplin untuk mengidentifikasi
ancaman keamanan di masyarakat.
2) kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam program kesehatan
komunitas untuk menghadapi resiko yang diketahui
3) kolaborasi dalam pengembangan program aksi masyarakat
4) kolaborasi dengn kelompok masyarakat daam menjalankan
peraturan pemerintah
e. IMPLEMENTASI
1) Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
2) Kerja sama atau kemitraan
f. EVALUASI
a. Ketahanan komunitas : meningkat
b. Perilaku kesehatan : membaik
c. Manajemen kesehatan : meningkat
d. Status kesehatan komunitas : meningkat
e. Status koping komunitas : membaik
C. KASUS KOMPLEKS
Dari hasil pendataan yang dilakukan perawat komunitas di dapatkan data
kebiasaan masyarakat merokok, minum alkohol, pola makan yang tidak sehat
dan ditemukan (23,81%) menderita hipertensi, (14,29%) menderita Gastritis
serta masyarakat tidak mampu tidak mampu melakukan upaya pencegahan
dengan mengubah gaya hidup.
1. PENGAJIAN
a. data inti
1) demografi
Terdapat (23,81%) menderita hipertensi, (14,29%) menderita
Gastritis
2) Nilai: etnis budaya
Di dapatkan data kebiasaan masyarakat merokok, minum alkohol,
pola makan yang tidak sehat.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diangnosa keperawatan pada kasus di atas adalah: Perilaku kesehatan
cenderung beresiko
Kategori: psikologis
Sub Kategori: integritas ego
Defenisi:
hambataan kemampuan dalam mengubah gaya hidup / perilaku
untuk memperbaiki status kesehatannya.
Gejala dan Tanda Mayor:
subjektif:tidak tersedia
objektif:
1) menunjukkan penolakan terhadap perubahan status kesehatan
2) gagal melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan
3) menujukkan upaya meningkatkan status kesehatan yang minimal
Gejala dan Tanda Minor:
subjektif: tidak tersedia
objektif:
1) gagal mencapai pegendalian yang optimal
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. intervensi keperawatan menurut CAP (community as partner)
1) prefensi primer dan sekunder
b. tujuan dan kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka perilaku kesehatan
membaik dengan kriteria hasil:
1) kemampuan melakukan tindakan pencegahan meningkat masalah
kesehatan
2) kemampuan peningkatan kesehatan meningkaat
3) pencapaian pengenaadalian kesehatan meningkat
c. intervensi utama I (promosi perilaku upaya kesehatan)
observasi
1) identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan
terapeutik
1) berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
2) orientasi pelayanan kesehatan yag dapat dimanfaatkaan
edukasi
1) anjurkan menggunkkan air bersih
2) anjurkan mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih
3) anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
4) anjurkan melakukan aktfitas fisik setiaap hari
5) anjurkan tidak merokok di dalaam rumah
d. Intervensi pendukung (bimbingan system kesehatan)
observasi
1) identifikasi masalah kesehatan indvidu, keluarga, dan masyarakat
2) identifikasi inisiatif individu, keluarga dan masyarakat
terapeutik
1) fasilitasi pemenuhan kebutuhan kesehatan
2) fasilitas pemenuhan kebutuhaan kesehatan mandiri
3) siapkan pasien untuk mampu berkolaborasi dan bekerja sama
dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan
edukasi
1) bimbing untuk bertanggung jawab mengidentifikasi dan
mengembangkan kemampuan mencegah masalah secara mandiri
4. IMPLEMENTASI
1) Pendidikan Kesehatan
2) Proses kelompok
3) Pemberdayaan
5. EVALUASI
a. Ketahanan komunitas : meningkat
b. Perilaku kesehatan : membaik
c. Manajemen kesehatan : meningkat
d. Status kesehatan komunitas : meningkat
e. Status koping komunitas : membaik
D. KASUS KANKER
Tabulasi hasil pendataan Puskesmas menunjukkan bahwa di sebuah
kecamatan terdapat 5 penderita kanker serviks, dan 15 penderita kista
ovarium. Kepala puskesmas mengintruksikan agar perawat merencanakan
Screning pada Pasangan Usia Subur khususnya perempuan.
1. PENGAJIAN
a. Data Inti
b. Sub System
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
intervensi keperawatan menurut CAP (community as partner)
1) prefensi sekunder
4. IMPLEMENTASI
5. EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai