Anda di halaman 1dari 6

Nama : Fiska Widiana

NIM 20190610094

Kelas : Akuntansi 4A

Resume Kelompok 5

Tata Kelola Dan Risiko Keuangan


Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan

hidup masa sekarang dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan hidup

generasi mendatang. Prinsip utama pembangunan berkelanjutan ialah

mempertahankan kualitas hidup bagi seluruh manusia pada masa sekarang dan

pada masa depan secara berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan

dilaksanakan dengan prinsip kesejahteraan ekonomi, keadilan sosial, dan

pelestarian lingkungan.

Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk :

1. Kesejahteraan Ekonomi

Pembangunan berkelanjutan bertujuan meningkatkan ketersediaan dan

kecukupan kebutuhan ekonomi.

2. Pemberdayaan Masyarakat

Pembangunan berkelanjutan bertujuan memberdayakan masyarakat

sebagai organisasi sosial. Manusia dipandang sebagai kunci keberhasilan

pembangunan melalui perkembangan pemberdayaan organisasi sosial

kemasyarakatan. Tujuan pemberdayaanorganisasi sosial kemasyarakatan

adalah memberikan motivasi terhadap pengelolaan sumber daya alam

secara berkelanjutan.

3. Kelestarian Hidup

Tujuan pembangunan berkelanjutan berkaitan dengan tujuan pelestarian

lingkungan. Kondisi lingkungan yang lestari dapat mendukung

keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan ekonomi dan sosial.


Kebijakan keuangan berkelanjutan di Indonesia dianggap telah cukup maju.

Lahirnya Peta Jalan Keuangan Berkelanjutan pada tahun 2014 diikuti dengan

penerbitan “umbrella policy” berupa Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.

51/POJK.03/2017 tentang tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi

Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik yang mewajibkan

lembaga keuangan untuk menyerahkan Laporan Keberlanjutan dan menyusun


Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan. Lebih jauh, untuk meningkatkan suplai

pembiayaan proyek ramah lingkungan, OJK merilis POJK No. 60/POJK.4/2017

tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan

Lingkungan (Green Bonds). Pedoman Teknis Penerapan Keuangan

Berkelanjutan bagi Sektor Perbankan yang ditetapkan pada tahun 2018 menjadi

panduan bagi industri keuangan untuk memilih investasi hijau yang sesuai

dengan Kategori Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL).

Tata kelola ASRI merupakan isu yang kompleks. Ia melibatkan tiga pilar, yaitu

lingkungan, sosial dan tata kelola itu sendiri. Isu tata kelola ASRI mencakup isu

lingkungan dan isu sosial. Isu lingkungan penting untuk dimasukkan dalam

analisis adalah emisi gas rumah kaca, berkurangnya keanekaragaman hayati,

kontaminasi dan polusi, dan energi terbarukan. Isu sosial mencakup hubungan

industrial, hak asasi manusia, pembebasan lahan, kesehatan dan keselamatan

kerja, dan inklusi keuangan. Isu yang menyangkut tata kelola secara keseluruhan

adalah korupsi dan suap, reputasi, dan efektifitas manajemen. Pada akhirnya,

setiap institusi mempunyai definisi dan preferensi sendiri akan apa yang tercakup

dalam setiap isu tersebut.

Salah satu tujuan kebijakan keuangan berkelanjutan adalah bagaimana agar

perusahaan mengintegrasikan aspek resiko lingkungan dan sosial dalam proses

bisnisnya. Dalam usahanya mengimplementasikan kebijakan ini, perusahaan

seyogyanya tidak hanya melihatnya dari sudut pandang memenuhi peraturan

semata, tetapi lebih jauh lagi, bagaimana perusahaan secara sadar memandang

bahwa mengintegrasikan aspek sosial dan lingkungan akan membuat performa

bisnisnya lebih baik dan berkelanjutan.

Saat ini masih sedikit perusahaan di Indonesia yang mengintegrasikan ASRI

dalam proses bisnisnya. Ada tiga tahapan utama yang perlu dilalui yaitu fase

perencanaan, implementasi danmonitoring & pelaporan.

1. Fase Perencanaan
a. Tentukan target tingkat tata kelola ASRI
b. Observasi risiko portofolio
c. Tentukan preferensi risiko terhadap ASRI
d. Susun kerangka kebijakan dan strategi implementasi tata kelola ASRI
e. Identifikasi kapasitas perusahaan dalam mengimplementasikan ASRI
2. Fase Implementasi
a. Stuktur organisasi yang mendukung
c. Integrasi ASRI pada anggaran dan proses alokasi modal
d. Persetujuan klien
e. Hubungan dengan klien
3. Fase Monitoring dan Pelaporan
a. Menyusun KPI
b. Menyusun proses internal
c. Laporan berkelanjutan

Saat ini terdapat berbagai inisiatif untuk mendorong implementasi keuangan

berkelanjutan. Inisiatif tersebut datang bukan hanya di level perusahan, tapi juga

pasar sampai pada negara dalam bentuk regulasi. Beberapa negara telah

mendorong keuangan berkelanjutan melalui regulasi. Bukan hanya di negara

maju seperti negara eropa pada umumnya, beberapa negara berkembang juga

cukup aktif menyusun regulasi terkait keuangan berkelanjutan. Contoh beberapa

inisiatif menuju keuangan berkelanjutan :

1. Uni Eropa

Mengharuskan perusahaan besar untuk melaporkan informasi terkait

kebijakanlingkungan dan sosial

2. Bank Sentral Brazil dan China Banking Regulatory Commission

Mengharuskan bank-bank komersial untuk membangun sistem

manajemen risikolingkungan dan sosial

3. Bank Sentral Bangladesh

Mengharuskan 5% dari pinjaman bank untuk sektor energi bersih,

pengendalianpencemaran dan peningkatan efisiensi energi.

4. Afrika Selatan

Peraturan mengharuskanperusahaan mengungkapkan

kebijakan keuanganberkelanjutan mereka.

5. Pemerintah Belanda dan Green Institutions Scheme Belanda


Menerapkan Green Funds Scheme (GFS) yang terdiri dari berbagai

program untukmenjawab isu lingkungan dan energy dalam pembuatan

keputusan investasi

Anda mungkin juga menyukai