I. PENDAHULUAN
Pemilu dalam pengertiannya pemilihan umum merupakan suatu kegiatan yang
sering diidentikkan sebagai suatu ajang pesta demokrasi, yang merupakan sarana
pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Gubernur dan Wakil Gubernur, Walikota dan Wakil
Walikota ataupun memilih Bupati dan Wakil Bupati berdasarkan per Undang-Undangan
yang berlaku. Melalui pemilihan umum, maka hak asasi rakyat dapat disalurkan,
demikian juga halnya dengan hak untuk sama didepan hukum dan pemerintahan. Dalam
penentuan dan penetapan perwakilan di lembaga eksekutif ketatanegaraan maka lahirlah
sebuah sistem yang turut mengimplementasikan.
Melalui pemilihan umum, rakyat yang berdaulat memilih wakil-wakilnya yang
diharapkan dapat memperjuangkan aspirasi dan kepentingannya dalam suatu
pemerintahan yang berkuasa. Pemerintahan yang berkuasa sendiri merupakan hasil dari
pilihan maupun bentukan para wakil rakyat tadi untuk menjalankan kekuasaan negara.
Tugas para wakil pemerintahan yang berkuasa adalah melakukan kontrol atau
pengawasan terhadap pemerintah tersebut. Dengan demikian, melalui pemilihan umum
rakyat rakyat akan selalu dapat terlibat dalam proses politik dan, secara langsung
maupun tidak langsung menyatakan kedaulatan atas kekuasaan negara dan pemerintah
melalui para wakil-walilnya.
Dalam pelaksanaan Pemilu, Polres “X” sebagai salah satu lembaga Polri yang
berperan sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat memiliki peran penting
untuk menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif demi terselenggaranya pemilihan
umum yang memenuhi prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (LUBER
JURDIL). Rendahnya pemahaman politik masyarakat menimbulkan berbagai
permasalahan dalam penyelenggaraan Pemilu. Pertikaian antar warga sebagai
simpatisan partai politik serta berbagai pelanggaran terhadap peraturan penyelenggaraan
Pemilu sering terjadi dan menimbulkan keresahan masyarakat bahkan dapat
1
2
II. PEMBAHASAN
A. Tahapan Penyelenggaraan Pemilu dan Permasalahannya di Wilayah
Hukum Polres “X”
Pemilihan umum yang diselenggarakan di wilayah hukum Polres “X”
diantaranya adalah Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) yang dilakukan
secara langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang memenuhi
syarat. Pemilukada dilakukan satu paket bersama dengan wakil kepala daerah.
Kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dimaksud mencakup:
1. Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi
2. Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten
3. Wali kota dan wakil wali kota untuk kota
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi Undang-Undang pada pasal 5
ayat 3 dijelaskan bahwa tahapan penyelenggaraan pemilu terdiri dari:
1. Pengumuman pendaftaran pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil
Gubernur, pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta pasangan
Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota;
2. Pendaftaran pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur,
pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta pasangan Calon
Walikota dan Calon Wakil Walikota;
3. Penelitian persyaratan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur,
Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan Calon
Wakil Walikota;
3
III. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Permasalahan yang terjadi pada tahapan-tahapan pemilukada yang
diselenggarakan di wilayah hukum Polres ”X” diantaranya adalah
Pengrusakan gambar parpol/ pasangan calon oleh oknum tidak dikenal,
pengrusakan kaca mobil dinas bupati , unjuk rasa anarkis, muncul
spanduk-spanduk provokatif yg picu terjadinya salah paham antar
pendukung parpol, penghadangan,pengancaman dan pembakaran bendera
pasangan calon bupati oleh massa pendukung partai
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan Pemilu di
Wilayah Hukum Polres “X” terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yang mempengaruhi diantaranya terdiri kekuatan yang
diantaranya adalah Peran Polres “X” sebagai pelindung, pengayom dan
pelayan masyarakat serta penegak hukum, omitmen Kapolres untuk
menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif, Si Propam yang melakukan
pengawasan, keinginan anggota untuk meningkatkan kemampuannya dalam
mendukung kerjasama pengamanan Pilkada. Adapun faktor internal yang
menjadi kelemahan adalah kurangnya pengetahuan dan kemampuan
personel,adanya ego sektoral, kurang tersusunnya mekanisme kerjasama
dan HTCK dalam pelaksanaan pengamanan Pilkad serta kurangnya
koordinasi dengan instansi terkait dalam pengamanan Pilkada. Adapun
faktor eksternal dibagi dua yaitu peluang dan kendala. Adapun faktor-faktor
yang menjadi peluang diantaranya adalah masyarakat membutuhkan
7