Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287

Volume 9. Nomor 4.
Desember 2021

ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN BENTANG LAHAN PASCA LIKUIFAKSI DI


KELURAHAN PETOBO KOTA PALU UNTUK PERENCANAAN RUANG
TERBUKA HIJAU

Sri Susanti1, Akhbar2, Ida Arianingsih2, Misrah2


Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Palu, Sulawesi Tengah 94118
1
Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
Korespondensi :
2
Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

ABSTRACT
The city of Palu is one most active seismic in Indonesia, the high level of seismic activity in this is
inseparable from its location. Liquidity events during an earthquake can be characterized by ground
movement, water coming out of land fractures. Therefore, the purpose of this study is to determine
the landscape changes that occur after liquefaction in the Petobo sub-district in Palu City, as a
reference in Green Open Space (RTH) planning. This research was carried out for three months,
from April to July 2019. The location study was conducted in Petobo Village, Palu City, Central
Sulawesi. The research method used is the method of overlay, interpretation and taking a point in the
field. Data processing was performed using ArcGis 10.4 software, pre-processing was carried out
georeferenced. Planning of the Green Village area of Petobo Village, where the land has been
transformed into raised land, land into swamp, and land shifted due to liquefaction disaster, now the
place is not suitable for settlement because it is considered a disaster-prone red zone. It is known that
the area of Petobo Village before the liquefaction with 792.24 Ha area, the location after the
liquefaction affected was 178.87 Ha. Petobo Kelurahan that has been raised is allocated to urban
forest with 100.24 Ha of forestry trees planted, Petobo Kelurahan with swampy land must be
maintained because there are aquatic biota covering 19.95 Ha, Petobo Kelurahan with shifted land
suitable to be used as a RTH for burial parks with an area 73.70 Ha .
Keywords : Landscape, Liquidation, Green Open Space

PENDAHULUAN Likuifaksi merupakan fenomena dimana


Latar Belakang kekuatan dan kekakuan tanah berkurang
Kota Palu salah satu kawasan seismik aktif dikarenakan gempa atau pergerakan tanah
di indonesia, tingginya tingkat aktivitas lainnya. Hal ini merupakan suatu proses atau
kegempaan di kawasan ini tidak lepas dari kejadian berubahnya sifat tanah dari keadaan
lokasinya yang berada pada zona benturan tiga padat menjadi keadaan cair, yang disebabkan
lempeng tektonik utama dunia, sehingga secara oleh beban siklik, yaitu pembebanan berulang
relative mengakibatkan daerah kota Palu dan seperti tekanan berulang yang teratur pada suatu
sekitarnya menjadi salah satu daerah yang bagian yang terkadang menyebabkan fraktur
memiliki tingkat kegempaan yang cukup tinggi kelelahan pada waktu terjadi gempa sehingga
(Daryono, 2011) tekanan air pori (porewater) meningkat
Geologi regional daerah Palu dan sekitarnya mendekati atau melampaui (Ginting dkk, 2018).
di dominasi oleh endapan kuarter yang terdiri Kajian tentang potensi bahaya likuifaksi
atas endapan fluviatil dan alluvium. Kondisi alam akibat gempa bumi diperlukan dalam upaya
tersebut memiliki beberapa potensi yang memberikan informasi cakupan daerah-daerah
merugikan di antaranya adalah potensi likuifaksi yang rentan terhadap bahaya likuifaksi
(Widyaningrum, 2012). Ancaman peristiwa diperlukan dalam proses pembangunan ulang
likuifaksi saat gempa bumi besar pada zona daerah yang terdampak, sehingga upaya mitigasi
seismic atau jalur gempa bumi merupakan suatu dalam rangka mengurangi resiko bencana
yang dapat terjadi dan dapat menimbulkan (Soebowo dkk, 2009). Likuifaksi terjadi pada
kerusakan (Soebowo dkk, 2014) tanah yang berpasir lepas (tidak padat) dan jenuh
air (Tohari dkk, 2015). Likufaksi suatu peristiwa

235
perubahan fase padat menjadi fase cair yang (Global Posistioning System) pengambilan titik
disebabkan oleh peningkatan tekanan air pori koordinat, program ArcGis versi 10,4 mengolah
dalam rongga tanah (Boulanger dan Indris, 2014) data analisis.
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni Bahan yang digunakan yaitu Peta RBI Palu
untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, Skala 1 : 50.000, Citra SPOT 7 dan data DEM
daerah, atau fenomena melalui analisis data yang
diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak Metode Penelitian
langsung dengan objek, daerah, atau fenomena Metode penelitian yang digunakan dalam
yang dikaji (Lillesand & Kiefer, 1999). penelitian ini tahap pengumpulan data yaitu data
Perencanaan ruang terbuka hijau (RTH) dapat primer dan sekundar, pengolahan data melakukan
terwujudnya keseimbangan, keserasian dan overlay, interpretasi, dan pengolahan ke
keselamatan bangunan gedung dengan perencanaan dan survey lapangan pengambilan
lingkungan sekitarnya, serta mempertimbangkan titik di lapangan.
terciptanya ruang luar bangunan gedung dan
ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi dan a. Pengumpulan Data
selaras dengan lingkungan di sekitarnya Dalam pengumpulan data ada dua
(Samsudin, 2010). Kejadian di titik-titik rawan sumber yang digunakan, yaitu:
bencana dianalisis dan dijadikan bahan 1. Data primer merupakan data hasil yang
penyusunan rencana strategis dan program di dapatkan dari survey lapangan, data
kegiatan pembangunan yang terarah tepat sasaran primer yang diperoleh adalah berupa titik
untuk rencana penanggulangan bencana koordinat menggunakan GPS (Global
(Budiwati, 2010) Positioning System).
2. Data sekunder merupakan data yang
Rumusan Masalah diperlukan sebagai penunjang dari data
Berdasarkan latar belakang yang telah di primer. Data sekunder berupa Peta RBI
uraikan, diperoleh rumusan masalah penelitian Kota Palu Skala 1 : 50.000, dan citra
ini yaitu bagaimana menjelaskan perubahan SPOT 7 pada perekaman sebelum dan
bentang lahan yang terjadi pasca likuifaksi di sesudah 28 september 2018, dan data
kelurahan petobo tersebut dapat dijadikan RTH DEM.

Tujuan dan Manfaat b. Pengolahan Data


Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk Pengolahan data dilakukan dengan m
mengetahui perubahan bentang lahan yang terjadi enggunakan software berupa ArcGIS 10.4 , pra
pasca likuifaksi di kelurahan Petobo di Kota pengolahan di lakukan georeferensi Pada citra
Palu, sebagai acuan dalam perencanaan Ruang SPOT 7
Terbuka Hijau (RTH). c. Overlay
Kegunaan dari penelitian ini diharapkan Metode overlay adalah penggabungan 2
adanya pengembangan kajian tentang likuifaksi, layer menjadi satu untuk menampilkan informasi
sebagai bahan pertimbangan perencanaan RTH baru, dengan penggabungan citra SPOT 7
bagi pemerintah daerah Kota Palu (sesudah dan sebelum) 28 september 2018, RBI,
dan DEM. Kemudian hasil dari overlay
digabungkan menjadi satu sehingga menjadi peta
MATERI DAN METODE PENELITIAN perubahan garis Kontur.
Waktu dan Tempat d. Interpretasi
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) Metode overlay adalah penggabungan 2
bulan dari bulan April sampai bulan Juli 2019. layer menjadi satu untuk menampilkan informasi
Lokasi Peelitian ini dilakukan di Kelurahan baru, dengan penggabungan citra SPOT 7
Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah (sesudah dan sebelum) 28 september 2018, RBI,
dan DEM. Kemudian hasil dari overlay
Alat dan Bahan digabungkan menjadi satu sehingga menjadi peta
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian perubahan garis Kontur.
ini yaitu alat tulis menulis untuk mencatat titik
koordinat, kamera untuk dokumentasi, GPS

236
lahan Kelurahan Petobo tahun 2017.
e. Survey Lapangan
Pengambilan titik koordinat di wilayah
Petobo untuk untuk dicocokkan dengan hasil
interpretasi
f. Alokasi Pemanfaatan Ruang Untuk
Perencafnaan Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Setelah dilakukan overlay dan survey
lapangan menggambungkan hasil dengan analisis
rencana pengelolaan area likuifaksi dalam bentuk
pengaturan atau pembagian RTH terkait dengan
alokasi untuk kegiatan revegetasi (penghijauan).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sistem Informasi Geografis Terhadap
Bencana Gambar 1. Peta Penggunaan Lahan
Kemampuan SIG dalam menyajikan data Kelurahan Petobo
spasial kenampakan tiga dimensional yang
memperlihatkan kondisi topografi wilayah Kontur Daerah Petobo Sebelum Likuifaksi
dikaitkan dengan bentang lahan. Perencanaan Pembuatan peta kontur digital dilengkapi
suatu wilayah di butuhkan suatu pandugan yang dengan garis kontur yang dilabel garis
di perlukan, dengan mengetahui informasi batas ketinggian, dan interval kontur. Antara kontur
wilayah tersebut, dengan kebijakan satu peta yang satu dengan kontur yang lain dengan
yang dikeluarkan oleh pemerintah yaitu Peta RBI perbedaan ketinggian yang berdekatan disebut
yang merupakan peta dasar yang memberikan dengan Interval. Pembuatan Peta kontur di
informasi secara khusus untuk wilayah darat Kelurahan Petobo dengan skala peta 1:10.000
Indonesia . dan interval 5 m, dengan demikian kontur yang
Pada peta RBI sering digunakan untuk satu dengan yang lain selisihnya 2,5 m, dengan
menjadi dasar bagi pembuatan peta Rencana Tata tampilan 3 dimensi kita dapat mengetahui
Ruang Wilayah (RTRW). Selanjutnya dalam peta ketinggian suatu kontur tanah pada daerah
rencana tata ruang itu digunakan sebagai media tersebut dan ketinggiannya.
penggambaran peta tematik. Peta tematik
menjadi analisis dan proses sintesis penuangan
rencana tata ruang wilayah dalam bentuk peta
bagi penyusunan rencana tata ruang. Salah satu
data yang didapatkan dari peta RBI ini adalah
peta hipsografi (kontur).

Penggunaan Lahan Kelurahan Petobo


Secara spasial Kelurahan Petobo memiliki
luas 792,24 Ha pada tahun 2017. Berdasarkan
hasil interpretasi yang dilakukan, Penggunaan
lahan di Kelurahan Petobo bahwa sebelum
terjadinya bencana alam likuifaksi, daerah ini Gambar 2. Peta Kelurahan Petobo
terdapat pemukiman yang luasnya sebesar 309 Kontur Kelurahan Petobo Terdampak
Ha, terdapat 1 irigasi , dan juga sawah luasnya Likuifaksi
sebesar 105 Ha. Dari data penggunaan lahan di Setelah terjadinya likuifaksi Kelurahan
Kelurahan Petobo didominasi pemukiman. Petobo mengalami perubahan kontur. Pembuatan
Gambar 1 menggambarkan keadaan penggunaan peta kontur menggunakan ektensi 3 dimensi
berupa garis kontur wilayah, dirubah dalam
bentuk TIN untuk menggambarkan 3 dimensi,
kenampakan 3 dimensi di wilayah Kelurahan

237
Petobo pasca likuifaksi. Pembuatan Peta kontur Tanah bergeser dapat diketahui dengan membuat
di Kelurahan Petobo pasca likuifaksi dengan garis kontur yang menjadi cekung dengan
skala peta 1:10.000 dan interval 5 m. menggunakan analisis 3 dimensi. Setelah
terjadinya bencana likuifaksi luas dari tanah
bergeser yaitu sebesar 73.70 Ha.
D. Overlay
Luas Kelurahan Petobo yang terdampak
likuifaksi yaitu 178.87 Ha. Setelah terjadinya
likuifaksi, daerah ini mengalami perubahan
bentang lahan. Bentuk lahan sendiri merupakan
bentukan pada permukaan bumi sebagai hasil
perubahan bentuk permukaan bumi oleh proses-
proses geomorfologis yang beroperasi di
permukaan bumi. Proses geomorfologis
diakibatkan oleh adanya tenaga yang ditimbulkan
oleh medium alami yang berada di permukaan
bumi ( Raharjo, 2013).
Gambar 3. Peta Kelurahan Petobo Terdampak Analisis overlay menggunakan citra dan data
Likuifaksi DEM, dengan kemampuan SIG dapat
A. Tanah Terangkat memodelkan suatu 3 dimensi. Menggunakan
Kelurahan petobo yang mengalami tanah analisis 3 dimensi digunakan untuk
terangkat yaitu bagian selatan Petobo yang mengintepretasi kenampakan fisik secara
dimana sebelumnya terdapat pemukiman dan dimensional sehingga dikaitkan dengan landform
sawah, dan bagian timur Petobo yang untuk mengidentifikasi bentang lahan dengan
sebelumnya terdapat pemukiman dan juga irigasi, menggunakan garis kontur. Dalam analisis
sekarang tempat tersebut tanah terangkat. Tanah bentang lahan dilakukan dengan analisis SIG
terangkat dapat diketahui dengan membuat garis menggunakan garis kontur diubah dalam bentuk
kontur yang menjadi cekung dengan TIN. Penggambaran garis kontur dengan interval
menggunakan analisis 3 dimensi. Setelah yang semakin kecil akan menghasilkan informasi
terjadinya bencana likuifaksi luas dari tanah yang lebih detail sesuai yang di butuhkan untuk
terangkat yaitu sebesar 100.24 Ha. Menurut melihat naik dan turunya tanah pasca likuifaksi,
Muntohar (2012) potensi likuifaksi akan terlihat Gambar 2 merupakan kenampakan 3
berkurang seiring dengan meningkatnya dimensi wilayah penelitian. Dari hasil analisis .
percepatan gempa maksimum (amax) dan yang dimana daerah yang sebelumnya terdapat
magnitudo gempa (Mw). Sebagai akibat dari pemukiman, irigasi dan sawah sekarang daerah
tingginya percepatan gempa di permukaan tanah, tersebut menjadi tanah rawa, sebagian terdapat
maka goyangan yang ditimbulkan juga semakin tanah terangkat, dan tanah bergeser. Diketahui
kuat dan menghasilkan penurunan permukaan luas lokasi tanah terangkat yaitu 100.24 Ha,
tanah yang besar pula. lokasi rawa yaitu 19.95 Ha, dan lokasi dari tanah
B. Tanah Rawa bergeser yaitu sebesar 73.70 Ha.
Kelurahan petobo yang mengalami
perubahan menjdai tanah rawa berdasarkan hasil
dari survey lapangan yaitu bagian utara Petobo
yang sebelumnya terdapat pemukiman dan
sawah. Setelah terjadinya bencana likuifaksi luas
dari tanah rawa yaitu sebesar 19.95 Ha.
C. Tanah Bergeser
Kelurahan Petobo yang mengalami tanah
bergeser yaitu bagian barat dan selatan. Petobo
yang sebelumnya terdapat pemukiman dan
sawah, dan bagian timur Petobo yang
sebelumnya terdapat pemukiman dan juga irigasi.

238
penelitian dalam menidentifikasi atau mendeteksi
lahan yang berubah pasca bencana, yang dapat
digunakan sebagai data dasar dan informasi
dalam perencanaan RTH.
Setelah terjadi bencana alam tersebut,
daerah itu berubah ada tanah yang terangkat,
bergeser, dan ada yang menjadi rawa,
perencanaan kawasan RTH Kelurahan Petobo
yang tanahnya telah berubah menjadi tanah
terangkat, tanah menjadi rawa, dan tanah yang
bergeser akibat bencana likuifaksi, sekarang
tempat tersebut tidak cocok untuk dijadikan
pemukiman.
Lokasi yang mengalami tanah terangkat
dialokasikan ke hutan kota dengan ditanami
Gambar 4. Peta Kontur 3 dimensi Kelurahan
pohon kehutanan karena kawasan tersebut
Petobo
sebelumnya merupakan persawahan sehingga
memungkinkan untuk ditanami pohon dan juga
agar kawasan tersebut tidak terlantar.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No. 5 Tahun 2008 mengatakan bahwa struktur
hutan kota terdiri dari hutan kota berstrata dua
yaitu hanya memiliki komunitas tumbuh-
tumbuhan pepohonan dan rumput, dan hutan kota
berstrata banyak yaitu memiliki komunitas
tumbuh-tumbuhan selain terdiri dari pepohonan
dan rumput, juga terdapat semak dan penutup
tanah dengan jarak tanam tidak beraturan.
Kelurahan Petobo yang tanahnya menjadi
rawa harus dipertahankan karena terdapat biota
air. Kelurahan Petobo yang tanahnya bergeser
cocok untuk dijadikan sebagai RTH taman
Gambar 5. Peta Perubahan Pasca Likuifaksi pemakaman. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kelurahan Petobo Pekerjaan Umum No. 5 Tahun 2008, penyediaan
Lokasi Perencanaan RTH (Ruang ruang terbuka hijau pada areal pemakaman
Terbuka Hijau) disamping memiliki fungsi utama sebagai tempat
Kota Palu merupakan salah satu wilayah penguburan jenasah juga memiliki fungsi
yang mengalami dampak paling besar saat gempa ekologis yaitu sebagai daerah resapan air, tempat
bumi tahun 2018. Gempa yang terjadi di kota pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta
palu menimbulkan bencana alam likuifaksi, salah iklim mikro serta tempat hidup burung serta
satu tempat yang mengalami bencana likuifaksi fungsi sosial masyarakat disekitar seperti
adalah Petobo banyak menelan korban jiwa dan beristirahat dan sebagai sumber pendapatan.
ratusan rumah tertimbun, diketahui bahwa lokasi Peningkatan kualitas ruang kota dan upaya
tersebut di anggap zona merah rawan bencana, meningkatkan fungsi kawasan di lingkungan
oleh karena itu pemerintah membangun kembali perkotaan, RTH harus dipertimbangkan sebagai
didasarkan pada nilai-nilai budaya lokal, apalagi bagian integral dari kegiatan penataan bangunan.
dengan adanya bencana kemarin hal ini bisa Alasannya ialah karena aspek bangunan dan
direduksi dengan keberadaan RTH dan perlu lingkungan merupakan komponen permukiman
direncanakan dengan seksama agar menjadi lebih yang tak terpisahkan, saling menunjang secara
baik dari sebelumnya. seimbang, serasi, dan selaras. Sebagai kota yang
Data dan informasi dibutuhkan dalam menginginkan mutu lingkungan perkotaannya
rangka pembangunan kembali pasca bencana. tetap terjaga dengan baik walaupun memiliki laju
Oleh karena itu perlunya, pemetaan dan pertumbuhan penduduk yang tinggi.

239
Melihat kondisi bentang lahan pasca Tanah Lunak Melalui Uji Model
likuifaksi hasil dari interpretasi melalui SIG dan Laboratorium. Jom FTEKNIK Volume 5
Survey lapangan mengalami perubahan garis Edisi 1 Januari s/d Juni 2018.
kontur dan daerah yang berubah, hasil dari Lillesand TM, RW Kiefer. 1999. Penginderaan
analisis perubahan garis kontur di dapatkan Jauh dan Interpretasi Citra, Terjemahan,
lokasi untuk kawasan RTH (Ruang Terbuka Gadjah Mada University Press,
Hijau) dengan luas 73.70 Ha, luas lokasi tanah Yogyakarta
terangkat yaitu 100.24 Ha, dan lokasi rawa yaitu Muntohar AS. 2012. Studi Parametrik Potensi
19.95 Ha. Likuifaksi dan Penurunan Permukaan
Tanah Berdasarkan Uji Sondir. 16th
Annual Scientific Meeting Jakarta, 4
December 2012.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun
2008, Pedoman Penyediaan Dan
Memanfaatan Ruang Terbuka Hjau.
Raharjo PD. 2013. Penggunaan Data
Penginderaan Jauh Dalam Analisis
Bentukan Lahan Asal Proses Fluvial Di
Wilayah Karangsambung. Jurnal
Geografi Volume 10 No. 2 Juli 2013:
167-174
Soebowo E, T Adrin, S Dwi. 2009. Potensi
Likuifaksi Akibat Gempa bumi
Gambar 6. Peta Lokasi Perencanaan RTH (Ruang Berdasarkan Data Cpt Dan N-SPT Di
Terbuka Hijau) Daerah Patalan Bantul, Yogyakarta.
Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan
Jilid 19 No. 2 (2009), 85-97.
KESIMPULAN
Soebowo E, T Adrin, S Dwi, S Khori. 2014.
Diketahui daerah Kelurahan Petobo sebelum Identifikasi Potensi Likuifaksi Akibat
likuifaksi dengan 792,24 luas Ha, untuk daerah Gempabumi Di Daerah Sumatera,
yang terdampak likuifaksi yaitu 178.87 Ha, Jawa Dan Bali. Prosiding Pemaparan
daerah yang tanah Terangkat 100.24 Ha ,daerah Hasil Penelitian Pusat Penelitian
yang menjadi rawa 19.95 Ha, dan daerah yang Geoteknologi Lipi Tahun 2014
tergeser 73.70 Ha. Serta Hasil dari analisis Samsudi, 2010. Ruang Terbuka Hijau Kebutuhan
diketahui lokasi perencanaan Kawasan RTH Tata Ruang Perkotaan Kota Surakarta.
yaitu 73.70 Ha. Journal of Rural and Development
Volume 1 No. 1 Februari 2010.
DAFTAR PUSTAKA Tohari A. S Khori. JS Arifan, S Eko. 2015.
Boulanger RW, IM Idriss. 2014. CPT and SPT Kerentanan Likuifaksi Wilayah Kota
Based Liquefaction Triggering Banda Aceh Berdasarkan Metode Uji
Procedure. California : University Of Penetrasi Konus. Pusat Penelitian
California Geoteknologi LIPI.
Budiwati F. 2010. Perencanaan Pemanfaatan Widyaningrum R. 2012. Penyelidikan Geologi
Ruang Terbuka Hijau Sebagai Kawasan Teknik Potensi Liquifaksidaerah Palu,
Evakuasi Bencana Gempa Bumi Di Kota Provinsi Sulawesi Tengah
Padang, Provinsi Sumatera Barat.
Daryono. 2011. Tataan Tektonik Dan Sejarah
Kegempaan Palu, Sulawesi Tengah.
Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika
Ginting EA, IP Agus, AN Soewignjo. 2018.
Potensi Likuifaksi Tanah Pasir Diatas
Tanah Lunak Dengan Variasi Jenis

240

Anda mungkin juga menyukai