Anda di halaman 1dari 8

CORPORATE STRATEGI PLANNING DALAM PEMERINTAHAN

PENDAHULUAN

Manajemen strategis terus mengalami perkembangan dari masa ke masa sama


seperti ilmu induknya, yaitu ilmu manajemen. Adapun perkembangan tersebut selalu
dipengaruhi oleh berbagai faktor situasi pada saat itu, seperti kondisi politik, sosial,
dan kepentingan penguasa. Perkembangan pada manajemen strategis merupakan
sebuah proses penyempurnaan dari konsep konsep sebelumnya karena konsep-konsep
sebelumnya dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan perubahan. Sampai pada
akhirnya manajemen strategis yang merupakan ilmu pada bidang ilmu manajemen
bisnis hingga dapat diaplikasikan pada sektor publik/pemerintahan. Sejarah
perkembangan manajemen strategis sebagai suatu penelitian bisnis mengalami 4
(empat) fase perkembangan. Salah satu perkembangan yang akan dibahas yaitu
corporate strategi planning atau perencanaan strategi organisasi. Berkaitan dengan
perencanaan strategi organisasi tersebut dalam hal ini akan dilaksanakan pada sistem
pemerintahan yang akan mengadopsi perencanaan strategi agar di instansi
pemerintahan memiliki prosedur yang kuat dan sistem pemerintahan efektif dalam
melakukan tugas yang diemban.

TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan ini dilakukan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh
tutor sebagai tugas online 1. Penulisan ini saya buat berdasarkan pemahaman dan
anilisa saya disertai beberapa kajian sebagai bahan analisis tambahan agar tugas ini
bisa saya selesaikan dengan baik.

KAJIAN TEORI

Perencanaan diartikan berbeda-beda dalam berbagai literatur yang berbeda.


Conyers & Hills (1994) dalam Haryanto (2007) mendefinisikan perencanaan sebagai
”suatu proses yang berkesinambungan”, yang mencakup “keputusan-keputusan atau
pilihan-pilihan atas berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang“.Definisi tersebut mengedepankan
empat unsur dasar perencanaan, yaitu:
1. Pemilihan, ”merencanakan berarti memilih”, perencanaan merupakan proses
memilih di antara berbagai kegiatan yang diinginkan, karena tidak semua
yang diinginkan itu dapat dilakukan dan dicapai dalam waktu yang
bersamaan.
2. Sumber daya, perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya.
Penggunaan istilah sumber daya, menunjukkan segala sesuatu yang dianggap
berguna dalam pencapaian suatu tujuan tertentu. Sumber daya mencakup
sumber daya manusia; sumber daya alam (tanah, air, hasil tambang, dan
sebagainya); sumber daya modal dan keuangan. Perencanaan mencakup
proses pengambilan keputusan tentang bagaimana sumber daya yang tersedia
itu digunakan sebaik-baiknya.
3. Tujuan, perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan. Konsep
perencanaan sebagai alat pencapaian tujuan muncul berkenaan dengan sifat
dan proses penetapan tujuan. Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh
seorang perencana adalah bahwa tujuan-tujuan mereka kurang dapat
dirumuskan secara tepat. Sering kali tujuan-tujuan tersebut didefinisikan
secara kurang tegas, karena kadang kala tujuan-tujuan tersebut ditetapkan oleh
pihak lain.
4. Waktu, perencanaan mengacu ke masa depan. Salah satu unsur penting dalam
perencanaan adalah unsur waktu. Tujuan-tujuan perencanaan dirancang untuk
dicapai pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, perencanaan berkaitan
dengan masa depan.

Perencanaan strategis organisasi (corporate stratejic planning)

Salah satu perkembangan dari manajemen strategis adalah tahapan di mana


lingkungan bisnis mulai banyak berubah. Berbagai data lama sebagai hasil
pengukuran kecenderungan di masa lampau tidak lagi relevan digunakan untuk
menganalisis atau mengestimasi kecenderungan di masa datang. Peristiwa ini terjadi
sejak tahun 1960-an di mana perekonomian secara nasional, regional, dan
internasional tidak lagi tumbuh sepesat masa sebelumnya. Di samping itu banyak
organisasi baru bermunculan dan berkembang dengan cepat. Perubahan ini membawa
dampak kepada persaingan antarorganisasi yang menjadi semakin ketat dan kondisi
ini secara tidak langsung akan memperkuat posisi tawar konsumen. Jika pada masa
sebelumnya seorang pimpinan organisasi lebih banyak memperhatikan proses
produksi, penggunaan anggaran, dan pemakaian tenaga kerja serta berbagai kondisi
internal lainnya, maka pada periode ini seorang pimpinan organisasi harus lebih
banyak mengalokasikan perhatian dan sumber daya yang dimilikinya untuk mengurus
masalah yang berbeda dengan orientasi sebelumnya, misalnya masalah pemasaran
yang bertujuan memenuhi selera konsumen. sembari memperhitungkan para pesaing.
Pada tahap ini, konsep-konsep dan model-model yang berkembang sangat berbeda
dengan model pada periode sebelumnya. Konsep dan teknik-teknik baru yang
digunakan antara lain segmentasi bisnis, Strategic Business Unit, model regresi,
program simulasi dan alat analisis matriks. Konsep-konsep tersebut mulai digunakan
oleh organisasi untuk menyusun perencanaan strategisnya baik di organisasi privat
maupun di organisasi publik secara umum.

Perencanaan strategik adalah proses menentukan tujuan-tujuan organisasi dan


memutuskan program-program tindakan menyeluruh yang akan diambil untuk
mencapai tujuan organisasi. Perencanaan strategik merupakan proses menurunkan
strategi dalam bentuk program-program. Tujuan utama perencanaan strategik adalah
untuk meningkatkan komunikasi antara manajer puncak dengan manajer level
bawahnya.

PEMBAHASAN

Secara garis besar terdapat 4 (empat) langkah dasar perencanaan yang dapat
dipakai untuk semua kegiatan perencanaan pada semua jenjang organisasi. Langkah-
langkah tersebut, yaitu:
1. Menetapkan sasaran
Kegiatan perencanaan dimulai dengan memutuskan apa yang ingin dicapai
organisasi. Tanpa sasaran yang jelas, sumber daya yang dimiliki organisasi
akan menyebar terlalu luas. Dengan menetapkan prioritas dan merinci
sasaran secara jelas, organisasi dapat mengarahkan sumber agar lebih
efektif.
2. Merumuskan posisi organisasi pada saat ini
Jika sasaran telah ditetapkan, pimpinan harus mengetahui dimana saat ini
organisasi berada dan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan tersebut
, sumber daya apa yang dimiliki pada saat ini. Rencana baru dapat disusun
jika organisasi telah mengetahui posisinya pada saat ini. Untuk ini di dalam
organisasi harus terdapat suasana keterbukaan agar informasi mengalir
dengan lancar terutama data keuangan dan statistik.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat menuju
sasaran
Mengidentifikasikan faktor-faktor pendukung dan penghambat, baik yang
berasal dari sumber internal maupun eksternal, yang diperkirakan dapat
membantu dan menghambat organisasi mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Diakui jauh lebih mudah mengetahui apa yang akan terjadi pada
saat ini, dibandingkan dengan meramalkan persoalan atau peluang yang
akan terjadi di masa datang. Betapapun sulitnya melihat ke depan adalah
unsur utama yang paling sulit dalam perencanaan.
4. Menyusun langkah langkah untuk mencapai sasaran
Langkah terakhir dalam kegiatan perencanaan adalah mengembangkan berbagai
kemungkinan alternatif atau langkah yang diambil untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan, mengevaluasi alternatif-alternatif ini, dan memilih mana yang dianggap
paling baik, cocok dan memuaskan.

Manajemen Strategi yang dilakukan pada sektor pemerintah merupakan upaya


pemilihan strategi yang dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan di masa depan
dengan menganalisis situasi dan kondisi negara di masa sekarang dan masa depan.
Dalam penyelenggaraan pemerintah, terdapat perbedaan pengelolaan dengan sektor
privat. Perbedaan ini terutama disebabkan adanya perbedaan karakteristik. Menurut
Antoni dan Young (2003) karakteristik organisasi nonprofit adalah ketiadaan ukuran
laba, adanya pertimbangan pajak dan hukum,kecenderungan menjadi organisasi jasa,
kendala yang lebih besar pada tujuan dan sasaran,kurang tergantung pada klien untuk
dukungan keuangan, dominasi profesional, perbedaan dalam tata kelola, pentingnya
pengaruh politik, dan tradisi pengendalian manajemen yang kurang. Dari karakteristik
tersebut, ketiadaan motif laba merupakan ciri yang utama padaorganisasi sektor
publik. Adanya perbedaan karakteristik tersebut menyebabkan konsep dan praktik
manajemen sektor privat tidak dapat diterapkan sepenuhnya pada sektor publik.
Meskipundemikian tidak berarti bahwa sektor publik tidak dapat dilakukan dengan
manajemen kewirausahaan. Menurut Osborne dan Gabler (1992) terdapat sepuluh
prinsip dalammenerapkan kewirausahaan pada pemerintahan yaitu pertama,
pemerintahan kewirausahaan mendorong kompetisi diantara penyedia
pelayanan. Kedua, pemerintah mendayagunakan masyarakat dengan mendorong
pengendalian masyarakat. Ketiga, ukuran kinerja adalahoutcome bukan
input. Keempat, Pemerintahan dikendalikan oleh tujuannya atau misinyabukan oleh
aturan dan regulasi. Kelima, pemerintah mendefinisikan kliennya
sebagaikonsumen. Keenam, pemerintah berusaha untuk mencegah timbulnya masalah
daripadamencari solusi setelah masalah terjadi. Ketujuh, pemerintah memanfaatkan
tenaganya untukmenghasilkan uang tidak sekedar membelanjakan. Kedelapan,
pemerintah mendorongdesentralisasi wewenang. Kesembilan, pemerintah lebih suka
pada mekanisme pasardaripada mekanisme birokrasi. Kesepuluh, pemerintah tidak
menfokuskan pada penyediaanpelayanan publik tapi sebagai katalisator semua sektor.
Manajemen Strategi Sektor Pemerintah berbeda dengan  manajemen strategi dalam
dunia bisnis atau perusahaan komersil. Perusahaan komersil memiliki sasaran atau
tujuan yang berfokus pada kepentingan pemegang saham atau kelompok-kelompok
tertentu. Perusahaan komersil dipimpin oleh suatu dewan direksi. Dengan demikian,
penetapan strategi pada suatu perusahaan komersil  lebih mudah dilakukan. Berbeda
dengan pemerintah, dimana tujuannya adalah kepuasan  masyarakat secara
keseluruhan, bukan kelompok. Pada pemerintahan terdapat pembagian wewenang di
setiap instansi, sehingga pembuatan keputusan lebih sulit. Dalam pemerintahan juga
tidak terdapat suatu ukuran yang cukup untuk menilai kinerja. Aplikasi dari
manajemen strategis pada organisasi sektor publik terdiri dari komponen yang sama
dengan sektor privat diantaranya pernyataan misi, pengamatan lingkungan,
pengamatan organisasi, sasaran dan implementasi, dan telaah dan monitoring
implementasi. Menurut Bryson pada organisasi sektor publik menekankan pada
pentingnya proses perumusan strategi yang terdiri dari delapan langkah interaktif
yaitu perjanjian awal diantara pembuatan keputusan, identifikasi mandat yang
dihadapi organisasi pemerintah, klarifikasimisi dan nilai organisasi, identifikasi
peluang eksternal dan ancaman yang dihadapi organisasi, identifikasi kekuatan
internal dan kelemahan organisasi, identifikasi isu strategis, pengembangan strategi,
dan gambaran organisasi di masa mendatang. Manfaat yang diperoleh dengan
penerapan manajemen/perencanaan strategis pada organisasi sektor publik
diantaranya adalah: 1. Membantu organisasi pemerintah berpikir secara strategis 2.
Mengklarifikasi arah mendatang 3. Meningkatkan kinerja 4. Membangun tim kerja
dan keahlian 5. Memudahkan interface administrasi politik dengan membangun
hubungan kerjasama antara pejabat terpilih dan manajer publik 3.2    Manajemen
Strategis Sektor Pemerintah di Indonesia Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional disusun sebagai penjabaran dari
tujuan dibentuknya pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
bentuk visi, misi dan arah pembangunan nasional. Dengan demikian, dokumen ini
lebih bersifat visioner dan hanya memuat hal-hal yang mendasar, sehingga memberi
keleluasaan yang cukup bagi penyusunan rencana jangka menengah dan tahunannya.
RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara
Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial dalam bentuk rumusan visi, misi dan arah
Pembangunan Nasional. RPJP menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) nasional yang memuat visi, misi, dan
program Presiden. Pentahapan rencana pembangunan nasional disusun dalam masing-
masing periode RPJM Nasional sesuai dengan visi, misi, dan program Presiden yang
dipilih secara langsung oleh rakyat. RPJM Nasional memuat strategi pembangunan
nasional, kebijakan umum, program kementerian/lembaga dan lintas
kementerian/lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi
makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah
kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif. RPJM sebagaimana tersebut di atas dijabarkan ke
dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang merupakan rencana pembangunan
tahunan nasional, yang memuat prioritas pembangunan nasional, rancangan kerangka
ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh
termasuk arah kebijakan fiskal, serta program kementerian/lembaga, lintas
kementerian/lembaga kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan pendanaan
yang bersifat indikatif. Adapun komponen rencana kerja tahunan tersebut di dalam
Kementerian/ Lembaga atau unit dibawahnya adalah sebagai berikut:

a.       Sasaran

Sasaran yang dimaksud pada rencana kinerja ini adalah sasaran sebagaimana dimuat
dalam dokumen renstra. Selanjutnya diidentifikasi sasaran mana yang akan
diwujudkan pada tahun yang bersangkutan beserta indikator dan rencana tingkat
capaiannya (targetnya).

b.       Program

Program-program yang ditetapkan merupakan program-program yang berada dalam


lingkup kebijakan tertentu sebagaimana dituangkan dalam Strategi yang diuraikan
pada dokumen rencana strategis. Selanjutnya perlu diidentifikasi dan ditetapkan
program-program yang akan dilaksanakan pada tahun bersangkutan, sebagai cara
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

c.        Kegiatan
Kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh
instansi pemerintah sesuai dengan kebijakan dan program yang telah ditetapkan
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuan
tertentu. Dalam komponen kegiatan ini perlu ditetapkan indikator kinerja kegiatan
dan rencana capaiannya.

d.       Indikator Kinerja Kegiatan

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan


tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator kinerja kegiatan
yang akan ditetapkan dikategorikan ke dalam kelompok: a.     Masukan (Inputs)
adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat
berjalan atau dalam rangka menghasilkan output, misalnya sumber daya manusia,
dana, material, waktu, teknologi, dan sebagainya; b.     Keluaran (Outputs) adalah
segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung
dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan yang digunakan;
c.     Hasil (Outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan pada jangka menengah. Outcomes merupakan ukuran seberapa
jauh setiap produk jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat; d.    
Manfaat (Benefits) adalah kegunaan suatu keluaran (outputs) yang dirasakan
langsung oleh masyarakat. Dapat berupa tersedianya fasilitas yang dapat diakses oleh
publik; e.     Dampak (Impacts) adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi,
lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian kinerja setiap
indikator dalam suatu kegiatan. Indikator-indikator tersebut secara langsung atau
tidak langsung dapat mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran.
Dalam hubungan ini, penetapan indikator kinerja kegiatan merupakan proses
identifikasi, pengembangan, seleksi dan konsultasi tentang indikator kinerja atau
ukuran kinerja atau ukuran keberhasilan kegiatan dan program-program instansi.
Setelah program atau kegiatan dilaksanakan dan dinilai dengan indikator kinerja,
langkah selanjutnya dalam manajemen strategis pemerintah secara umum adalah
pembuatan laporan, baik laporan keuangan atau laporan kinerja. Adapun bagan
Manajemen Stratejik dari perencanaan hingga Pelaporan adalah sebagai berikut.

KESIMPULAN
Manajemen strategis memunginkan sebuah organisasi untuk lebih produktif alih-alih
reaktif dalam membangun masa depannya karena mrmiliki tujuan yang jelas
membantu mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang akan dilakukannya.
Indonesia sebagai negara berkembang yang wilayahnya sangat luas dan permasalahan
yang kompleks memerlukan strategi yang jitu agar setiap tujuan yang dicita-citakan
para pendiri bangsan bisa tercapai. Oleh karenanya, mempelajari dan mengaplikasian
Manajemen Strategis di Sektor Pemerintahan sangat penting. Pemerintah diharapkan
bisa memajukan manajemen strategi sektor publik, layaknya sektor swasta, mulai dari
perumusan strategi, implementasi strategi, hingga evaluasi strategi sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai. 

DAFTAR PUSTAKA

Conyers, Hills.Haryanto.2007.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40 /Kmk.01/2010 tentang Rencana Strategis


Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-105/Pj/2012 tentang Pengelolaan


Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak

David, R Fred, Manajemen Strategis-Konsep, Penerbit Salemba Empat, Jakarta: 2009

Anda mungkin juga menyukai