Anda di halaman 1dari 2

Salah satu tipe teori pembangunan atau perubahan sosial yang saya ambil

yaitu teori dari Marx. Menurut pandangan Marx, perubahan sosial merupakan
akibat dari perubahan yang terjadi sebagai hasil produksi dari hubungan sosial
dalam kepemilikan modal. Hubungan-hubungan sosial tersebut digunakan Marx
untuk menganalisis perubahan dan perkembangan masyarakat. Menurutnya,
perkembangan masyarakat dimulai dari masyarakat komunal primitif (kesukuan)
yang kemudian berubah dan berkembang menjadi masyarakat pemilikan budak,
masyarakat feodalisme, masyarakat kapitalisme, masyarakat sosialisme, dan yang
terakhir masyarakat komunisme (Burke, 2011; Johnson, 1989).

Johnson (1989) menjelaskan bahwa masyarakat komunal primitif merupakan


masyarakat/komunitas dengan kepemilikan terhadap sesuatu yang merupakan
milik bersama dan pembagian kerja yang kecil. Perkembangan selanjutnya,
masyarakat ini berubah menjadi masyarakat pemilikan budak yang ditandai
dengan bentuknya yang lebih besar dan pembagian kerja yang semakin tinggi dan
mulai ada kepemilikan secara pribadi. Selanjutnya, masyarakat ini berubah
menjadi masyarakat feodal yang meliputi perkembangan lebih lanjut dalam
pembagian kerja dan pola-pola pemilikan kekayaan pribadi yang lebih ketat.
Perkembangan pada masyarakat feodal memberi jalan bagi perkembangan
masyarakat selanjutnya, yaitu masyarakat kapitalis yang melahirkan cara-cara
produksi borjuis dan hubungan hubungan sosial lainnya.

Pada akhirnya, perkembangan masyarakat akan sampai pada masyarakat yang


diidamkan Marx, yaitu masyarakat komunis yang dicirikan dengan lenyapnya
kepemilikan pribadi dan individu-individu akan dapat berinteraksi dalam
hubungan-hubungan komunal, tidak hanya ekonomi. Dalam pandangan Marx,
perubahan sosial pada masyarakat kapitalis terjadi karena adanya hubungan yang
terjalin antara identitas suatu kelas dan sarana-sarana produksi dalam
memproduksi barang-barang material yang dibutuhkan masyarakat. Identitas
suatu kelas dalam hal ini ditentukan oleh hubungannya dengan sarana-sarana
produksi, Akhirnya, kondisi ini melahirkan adanya perbedaan kepemilikan dan
kontrol pada alat-alat produksi Perbedaan kepemilikan dan kontrol tersebut
menjadi dasar munculnya dua kelas sosial dalam masyarakat, yaitu kaum proletar
(kelas pekerja) dan kaum borjuis. Kaum/kelas proletar merupakan mereka yang
menjual tenaga kerjanya karena tidak memiliki sarana produksi sendiri, sedangkan
kaum borjuis merupakan mereka yang memiliki sarana produksi sendiri dan
membeli tenaga kerja dari kaum proletar (Ritzer, 2008).

Sistem kapitalisme yang sangat menjunjung tinggi kepemilikan pribadi atas


seluruh apa yang ada di alam ini dan juga di topang oleh prinsip perdagangan
bebas atau yang dikatakan oleh Adam Smith adalah
persaingan sempurna? sangatlah menjadi rawan dikehidupannya. Kehidupan
para proletariat tidaklah dapat menjadi lebih baik bahkan kapitalis terus menerus
memperburuk antagonism kelas dari waktu ke waktu. Hal ini dapat kita lihat di
September 2011 lalu dimana rakyat AS berbondong-bondong menduduki gedung
wallstrett sebagai bentuk protes terhadap kesengsaraan yang terjadi di AS yang
katanya merupakan jantung kapitalisme. Pengadaptasian yang dilakukan oleh
kapitalisme global akbirnya mengapai puncaknya saat terbentuknya alat
pengeksploitasi baru berusah WTO. WTO merupakan alat baru yang dilahirkan
oleh rezim kapitalisme global untuk menjadikan gerakan mereka semakin
berlegitimasi dan semakin mudah memononopoli perekonomian dunia. WTO
yang merupakan organisasi dunia yang mengatur seluruh perdagangan dunia kini
memberikan harga mati bagi seluruh anggotanya untuk mengaut segala agenda
yang dilakukan with WTO. Tidak ada sesuatu hal yang dapat menjadi alasan
untuk tidak menjalankan agenda yang sudah disepakati bersama tersebut
Perjuangan memenjarakan seluruh dunia dengan logika pasar bebas dibawah panji
WTO nampaknya menuai hasil yang cukup baik hingga kini.

Anda mungkin juga menyukai