Rks Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondo

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 319
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS ) PAKET PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG A1 ASRAMA PEMONDOKAN DAN MEUBELAIR KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UNIT PELAKSANA TEKNIS ASRAMA HAJI EMBARKASI ACEH TAHUN 2021 1. PESIFIKASI TEKNIS, BAB 1 - URAIAN UMUM umuM Uraian Umum Pekerjaan Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan dan meubeulair adalah sebagai berikut; 1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan sesuat dengan ketentuan dalam Dokumen Kontrak yang antara lain terdiri dari - Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) - Gambar-gambar bestek, gambar detail ~ Berita Acara Penjelasan Pekerjaan dan Petunjuk-petunjuk dari Direksi 2. Bila terjadi ketidaksesuaian antara gambar rencana dan keadaan di lapangan, maka Kontraktor Pelaksana diharuskan berkonsultasi dengan direksi 3. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan untuk masing-masing pekerjaan guna mendapat persetujuan direksi. 4. Setiap pekerjaan yang akan dimulai, pihak pelaksana harus memberitahukan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. 5. Kelalaian atau kekurangtelitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan dasar untuk mengajukan klaim dikemudian hari 6. Rekanan/pemborong menyediakan tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan. 7. Dengan masa pelaksanaan selama 180 hari. 1.2. LOKASI PEKERJAAN Lokasi pekerjaan terletak pada UPT. Asrama Haji Embarkasi Aceh — JIn. T Nyak Arief 128 Telp/Fax : 0651-7551185 Banda Aceh - (23125) Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan | 1 13. sPESIFIKASITEKNIS_ LINGKUP PEKERJAAN Pelaksanaan Pekerjaan meliputi penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja dan peralatan serta mengerjakan seluruhnya yang dinyatakan pada spesifikasi Teknis ini dan dilaksanakan sebagaimana mestinya, agar mendapat penyelesaian dan hasil akhir yang baik sesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis. Pekerjaan meliputi pengadaan secara memadai untuk tenaga ahli alst-alat bantu dan bahan material sesuai jenis pekerjaan, meliputi: 1 aenwn 14, Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Tanah Pekerjaan Arsitektur Pekerjaan Struktur Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal/Plambing Pengadaan Mobiler STANDAR TEKNIS Untuk pelaksanaan pekerjaan ini menggunakan peraturan-peraturan yang tercantum di bawah ini Undang-Undang 1) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja 2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung 3) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi 4) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Peraturan Pemerintah 1) Peraturan Pemerintah Nomor 29/2000 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi 2) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi. 3) Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung 4) Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 5) 6) PESIFIKASI TEKNIS, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2020 tentang Aksesibilitas Terhadap Permukiman, Pelayanan Publik, Dan Pelindungan dari Bencana Bagi Penyandang Disabilitas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, len Peraturan Pr » 2) 3) Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Peraturan Menteri 1) 2) 3) 4) 5) 6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 Tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25/PRT/M/2008 Tahun 2008 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 Tahun 2008/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2014/PRT/M/2014 Tentang Pengelolaan Air Hujan Pada Bangunan Gedung dan Persilnya, Pembangunan Gedung Al Asrama Pemondokan 3 nD 8) 9 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) PESIFIKASI TEKNIS, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik indonesia Nomor 02 Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung Hijau, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2015 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan pada Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman PERMEN PUPR 22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja PERMEN PUPR No. 28/PRT/M/2016 Tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Elevator dan Eskalator, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 14/PRT/M/2017 Tahun 2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 22/PRT/M/2018 Tahun 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara dan Lampirannya, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21/PRT/M/2019 Tahun 2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2018 Tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung Keputusan Menteri/Surat Edaran Menteri/Instruksi Menteri 1) 2) INMEN PUPR No. 02/In/M/2020 Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 18/SE/M/2020 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Tatanan Dan Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal) Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan PESIFIKASI TEKNIS, 3) ‘Standar Nasional Indonesia (SNI) SMK3 SNI ISO 45001:2018 tentang Standar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Arsitektur 1) SNI 13006:2010 tentang spesifikasi ubin kerarik 2) SNI03-4061-1996 tentang spesifikasi ubin granito, 3) SNI 15-0047-2005 tentang spesifikasi kaca lembaran 4) SNI03-6384-2000 tentang spesifikasi panel dan papan gypsum 5) SNI03-3445-1994 tentang tata cara pemasangan panel beton ringan berserat 6) SNI07-2053-2006 tentang spesifikasi baja lembaran lapis seng dan baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium seng, 7) SNI03-4255-1996-spesifikasi genteng baja lapis panduan AL-Zn berlapis butiran batu, 8) SNI06-4827-1998 - spesifikasi campuran cat siap pakai berbahan dasar minyak 9) SNI03-2408-1991 - tata cara pengecatan logam, 10) SNI 03-2410-2002 - tata cara pengecatan dinding tembok dengan cat emulsi, 11) SNI03-06901996 - spesifikasi bata beton (paving block) Struktur 1) SNI-8900-2020; Panduan Desain Sederhana untuk Bangunan Beton Bertulang 2) SNI 8900:2020 tentang Panduan Desain Sederhana Untuk Bangunan Beton Bertulang, 3) SNI 8899:2020 tentang Tata Cara Pemilihan dan Modifikasi Gerak Tanah Permukaan Untuk Perencanaan Gedung Tahan Gempa, 4) SNI1727:2020 tentang Beban Desain Minimum dan Kriteria terkait untuk Bangunan, Gedung dan Struktur Lain, 5) SNI 2847:2019 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung, 6) SNI 1726:2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, 7) SNI 2052:2017 tentang Baja Tulangan Beton, 8) Peta Hazard Gempa 2017, Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 9% 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20) 21) 22) 23) 24) 25) 26) 27) 28) 29) 30) 31) PESIFIKASI TEKNIS, ‘SNI 6880:2016 tentang Spesifikasi Beton Struktural SNI 2049:2015 tentang Semen Portland. NI 7064:2014 tentang Semen Portland Komposit (Portland Composite Cement, Pc), SNI 2491:2014 tentang Metode Uji Kekuatan Tarik Belah Spesimen Beton Silinder SNI 1974:2011 tentang Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder SNI 2458:2008 tentang Tata Cara Pengambilan Contoh Uji Beton Segar SNI 1972:2008 tentang Cara Uji Slump Beton SNI 03 - 6877 - 2002 tentang Agregat halus dan kasar, Metode pengujian analisis, saringan SNI 2834:2000 tentang Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, SNI 15-2094:2000 tentang Peraturan Bata Merah Pejal untuk Pasangan Dinding. SNI 03-1734:1989 tentang Beton bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung, Petunjuk perencanaan. SNI 4810:2013 tentang Tata cara pembuatan dan perawatan spesimen uji beton di lapangan (ASTM C31-10 IDT) SNI 03-2914-1992 tentang Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air SNI 03-6820-2002 tentang Spesifikasi Agregat Halus untuk Pekerjaan Adukan dan. Plesteran dengan Bahan Dasar Semen SNI 02-6852-2002 tentang Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan Plesteran SNI 03-3976-1995 tentang Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton SNI03-3449-2002 tentang Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan agregat ringan SNI 7657-2012 tentang tatacara pemilihan campuran untuk beton normal, beton berat dan masa beton, SNI 8307:2016 tentang spesifikasi batang baja karbon deform dan polos untuk penulangan beton (ASTM A615/A615M-14 IDT), SNI 03-68 14-2002 tentang tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan beton SNI03-6816-2002 tentang tata cata pendetailan penulangan beton SNI 07-0663-1995 tentang jaringan kawat baja las untuk tulangan beton NI 0076:2008 - spesifikasi tali kawat baja Pembangunan Gedung Al Asrama Pemondokan 6 32) 33) 34) 35) 36) 37) 38) PESIFIKASI TEKNIS, SNI 6764:2016 - spesifikasi baja karbon struktural (ASTM A36/A36M 12 IDT) PtT-03-2000-C tentang Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan Plesteran Dinding SNI 07-2529-1991 - metode pengujian kuat tarik baja beton, SNI 03-6761-2002 - metode pengujian untuk tiang tunggal terhadap beban Tarik aksial statis, ‘NI 03-6380-2000 tentang Spesifikasi Perbaikan Beton dengan Mortar Epoksi SNI 03-3445-1994 tentang tata cara pemasangan panel beton ringan berserat SNI1741:2008 - cara uji ketahanan api komponen struktur bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung Listrik Arus Kuat (LAK) ) 2) 3) 4) 5) 4 7 8) %) 10) Undang-Undang Nomor 30/2009 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan SNI EC 60038.2013; Tegangan standar IEC SNI 04-0227-1994/Amd1-1999; Tegangan standar, Amandemen 1 NI 0225:2020 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2020 / SNI 0225:2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011. (PUIL 2011) SNI 03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan. SNI 6197:2011 tentang Konservasi energi pada sistem pencahayaan ‘SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan SNI-03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada Bangunan. SNI-03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya darurat dan Siaga Standard Internasional antara lain : IEC, DIN,BS dll Listrik Arus Lemah (L.A.L) ) 2) 3) 4) 5) 6) UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000 tentang Telekorunikasi Indonesia. PERMEN PUPR No. 26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan. SNI-03-3985-2000 tentang Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran. Wolsey, Planning for TV Distribution System Wisi CATV System Refference Sony, CATV Equipment Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan | 7 PESIFIKASI TEKNIS, 7) National. Cable Master Antenna System 8) AVE VOE PL Ui Plumbing 1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik. 2) Keputusan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 tentang Mutu Air Minum 3) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 58 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Rumah Sakit. 4) Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum 5) Petencanaan & Pemeliharaan Sistem Plumbing, Soufyan Nurbambang & Morimura. 6) SNI8153-2015 tentang Sistem plambing pada bangunan gedung 7) SNI.09-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem plambing Pemadam Kebakaran 1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tentang Ketentuan Teknis Pengaman Tethadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. 2) SNI-03-1745-2000 tentang Pipa tegak dan Slang 3) SNI-03-3989-2000 tentang Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem springkler otomatis untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung. 4) National Fire Codes : + NFPA-10, Standard for Portable Fire Extinguisher + NFPA-13, Standard for The Installation Sprinkler Systems + NFPA-14, Standard for The Installation Standpipe and Hose Systems + NFPA-20, Standard for The Installation Centrifugal Fire Pumps + Me. Guiness, Stein & Reynolds + Mechanical & Flectrical for Buildings 5) Literature Dan / Atau Reference Pengkondisi Udara 1) SNI-03-6390-2000 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara 2) SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung, 3) SNI-03-6571-2001 tentang Sistem Pengendalian Asap pada Bangunan Gedung, 4) SNI-03-7012-2004 tentang Sistem Manajemen ASAP di dalam MAL, Atrium dan Ruangan Bervolume Besar. Pembangunan Gedung Al Asrama Pemondokan 8 PESIFIKASI TEKNIS, 5) SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National Association). 6) ASHRAE 62-2001 Standard of Ventilation for Acceptable IAQ. 7) ASHRAE (American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning Engineers) + Fundamental Handbook + System & Application Handbook 8) ASHRAE Handbook Series 9) NFPA Standard, Transportasi Dalam Gedung (T.D.G.) 1) Permenaker No. 16 tahun 2017 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Elevator dan Eskalator. 2) SNI05-7052-2004 Tentang Syarat-syarat umum konstruksi lift penumpang yang dijatankan dengan motor traksi tanpa kamar mesin 3) SNI05-6040-1999 Tentang Syarat-syarat umum konstruksi lift penumpang yang dijalankan dengan motor traksi 4) SNI03-6573-2001 tentang Tata cara perancangan sistem transportasi vertikal dalam gedung tif 5) Strakosch, Vertical Transportation. 6) Gina Barney, Elevator Traffic 7) Luonir Janovsky, Elevator Mechanical Design. 2. Jika ternyata pada Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini terdapat kelainan/perbedaan terhadap peraturan-peraturan sebagaimana dinyatakan didalam ayat (1) di atas, maka Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini yang mengikat. 3. Kontraktor bersama Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) mempersiapkan dan memeriksa dokumen SLF sesuai yang dipersyaratkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 25 Tahun 2007 yang mana dokumen SLF tersebut diserahkan kepada Pemberi Tugas sebanyak minimal 3 (tiga) set. 4, Standar dan Buku Manual Pabrikan, 15. PERBEDAAN DALAM DOKUMEN LAMPIRAN KONTRAK 1. Pada dasamya semua ukuran yang berlaku adalah seperti yang tertera pada gambar rencana. Ukuran-ukuran dalam gambar rencana pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti keadaan selesai Pembangunan Gedung Al Asrama Pemondokan 9 PESIFIKASI TEKNIS, 2. Penyedia Jasa tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum didalam gambar tencana dan pelaksanaan/ dokumen kontrak tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan. 3. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara Gambar Kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini, maka Kontraktor Pelaksana harus mananyakannya secara tertulis kepada Manajemen Konstruksi (MK) dan Kontraktor Pelaksana harus mentaati keputusan tersebut 4. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang berlaku dan ukuran dengan angka adalah yang harus ditkuti dari pada ukuran skala dari gambar-gambar, tapi jika mungkin ukuran ini harus diambil dari pekerjaan yang sudah selesai. 5. Apabila ada hal-hal yang disebutkan pada Gambar Kerja, RKS atau dokumen yang berlainan dan atau bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi untuk menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal ini, maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai biaya yang tinggi 6. Apabila terdapat perbedaan antara ~ Gambar atsitektur dengan gambar struktur, maka yang dipakai sebagai acuan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur, sedangkan untuk jenis dan kualitas bahan dan barang adalah gambar struktur. ~ Gambar arsitektur dengan gambar sanitasi, maka yang dipakai sebagai acuan dalam ukuran kualitas dan jenis bahan adalah gambar sanitasi, sedangkan untuk ukuran fungsional adalah Gambar Arsitektur. ~ Gambar arsitektur dengan gambar elektrikal, maka yang dipakai sebagai acuan dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur, sedangkan untuk ukran kualitas dan bahan adalah gambar elektrikal. 1.6. PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN/MATERIAL 1. Bila dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat yang disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu material/bahan, maka dalam hal ini dimaksudkan bahwa spesifikasi teknis dari material tersebut yang digunakan dalam perencanaan dan untuk Pembangunan Gedung Al Asrama Pemondokan 10 PESIFIKASI TEKNIS, menunjukan materiaybahan yang digunakan dan untuk mempermudah Kontraktor Pelaksana mencari material barang tersebut Setiap penggantian spesifikasi teknis dari material, nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan/barang harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi (MK) yang telah dikoordinasikan terlebiih dahulu dengan Konsultan Perencana dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta Gambar Kerja, maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh kontraktor Pelaksana yang harus mendapatkan persetujuan dahulu dari Konsultan Perencana melalui Manajemen Konstruksi (MK)/Direksi Contoh material yang akan digunakan dalam pekerjaan harus segera disediakan atas biaya Kontraktor Pelaksana, setelah disetujui Manajemen Konstruksi (MK)/Direksi, harus dinilai bahwa material tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti dan telah memenuhi syarat spesifikasi teknis pekerjaan. Contoh material tersebut, disimpan oleh Manajemen Konstruksi (MK), Pengelola Teknis Pekerjaan atau Pemberi Tugas untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai kualitasnya, sifat maupun spesifikasi teknisnya. Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor Pelaksana harus sudah memasukan sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai material Tanpa mengingat jumlah tersebut, Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian material yang tidak memenuhi syarat atas Perintah Pemberi Tugas/Manajemen Konstruksi (MK). Bahan-bahan yang tidak sesuai/tidak memenuhi syarat-syarat atau yang dinyatakan afkir dan ditolak oleh Manajemen Konstruksi (MK), harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam tempo 2x24 jam dan tidak boleh dipergunakan. = Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Manajemen Konstruksi (MK) dan ternyata masih dipergunakan oleh kontraktor Pelaksana, maka Manajemen Konstruksi (MK) wajib memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor Pelaksana dimana segala kerugian yang disebabkan oleh pembongkaran tersebut, menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana sepenuhnya. - _ Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-bahan tersebut, Manajemen Konstruksi (MK) berhak meminta kepada Kontraktor Pelaksana untu mengambil contoh-contoh dari bahan-bahan tersebut dan memeriksakannya ke Laboratorium Penelitian Bahan-Bahan milik pemerintah, Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan | uN PESIFIKASI TEKNIS, yang mana segala biaya pemeriksaan tersebut menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana - _ Sebelum ada kepastian dari laboratorium tentang baik atau tidaknya kualitas bahan- bahan tersebut, Kontraktor Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan- pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut. 17. PERALATAN KERJA 1. Penyediaan peralatan ditempat pekerjaan, dan persiapan peralatan pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari direksi. Tanpa persetujuan direksi, Penyedia Jasa tidak diperbolehkan untuk memindahkan peralatan yang diperlukan dari lokasi pekerjaan, 2. Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti hingga direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai. 3. Kontraktor Pelaksana harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan kerja serta peralatan bantu yang akan digunakan di lokasi pekerjaan sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungkan segala biaya pengangkutan 4, Kontraktor Pelaksana harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat- alat berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu lintas. 5. Manajemen Konstruksi (MK) atau Pengelola Teknis Pekerjaan berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai tidak memenuhi persyaratan. 6. Bila pekerjaan telah selesai, Kontraktor Pelaksana/Penyedia Jasa diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas-bekasnya. 7. Disamping harus menyediakan alat-alat yang dipertukan seperti dimaksud pada ayat (1), Kontraktor Pelaksana harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti: tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah (scafolaing) pada sisi \uar bangunan atau tempat lain yang memerlukan, serta peralatan lainnya dan memperhitungkan keperluan tersebut pada harga satuan yang sesuai dengan pemakaian alatnya Pembangunan Gedung Al Asrama Pemondokan 12 PESIFIKASI TEKNIS, 18. PERLINDUNGAN PERALATAN DAN MATERIAL Penyedia Jasa harus mengusahakan langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang digunakan agar tidak rusak/berkurang mutunya karena pengaruh cuaca maupun kehilangan material/peralatan akibat pencurian. 1.9. PERLINDUNGAN TERHADAP KONSTRUKSI EKSISTING Penyedia Jasa harus mengamankan, melindungi dan menjaga semua konstruksi eksisting yang ada di lokasi pekerjaan. Dalam hal dimana ditemukan persoalan jaringan utilitas eksisting, Penyedia Jasa diwajibkan mengkoordinasikan kepada Pengawas/MK serta menghubungi Instansi yang terkait (pemilik jaringan utilitas tersebut) untuk mencari solusi penanganannya. 1.10. KONDISI LAPANGAN 1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus benar-benar memahami kondisi/keadaan lapangan pekerjaan atau hal-hal lain yang mungkin akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan dan harus sudah memperhitungkan segala akibatnya. 2. Kontraktor Pelaksana harus memperhatikan secara khusus mengenai pengaturan lokasi tempat bekerja, penempatan material, pengamanan dan kelangsungan operasi selama pekerjaan berlangsung, 3. Kontraktor Pelaksana harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar, RKS dan agenda-agenda dokumen lelang, guna penyesuaian dengan kondisi lapangan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik 1.11. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN 1. Selama berlangsungnya pembangunan, gudang dan bagian dalam bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain, 2. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan Manajemen Konstruksi (MK) atau Direksi memberi perintah menghentikan seluruh pekerjaan dan Kontraktor Pelaksana harus menanggung seluruh akibatnya Pembangunan Gedung Al Asrama Pemondokan 13 PESIFIKASI TEKNIS, Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun yang berada di alam bebas, harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan pekerjaanumum dan juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan serta penelitian bahan-bahan oleh Manajemen Konstruksi (MK)/Direksi maupun oleh Pemberi Tugas, Kontraktor Pelaksana wajib membuatkan Kamar mandi serta WC untuk pekerja pada tempat-tempat tertentu. yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi (MK) demi terjaminnya kebersihan dan kesehatan dalam pekerjaan. Para pekerja Kontraktor Pelaksana tidak diperkenankan untuk ‘a. Menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan ijin Manajemen Konstruksi (MK) atau Direksi. b. Memasak ditempat bekerja kecuali jin Konsultan dan Direksi Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minum, roko dan sebagainya ketempat pekerjaan. d. Keluar masuk dengan bebas. Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh Manajemen Konstruksi (MK) atau Pengelola Teknis Pekerjaan (PTP) pada waktu pelaksanaan) 1.12. GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING) 1 Jika terdapat ketidak-jelasan dalam gambar kerja, atau diperlukan gambar tambahan/gambar detail, atau untuk memungkinkan Kontraktor Pelaksana melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar tersebut dan dibuat rangkap 3 (tiga). Gambar tersebut atas biaya Kontraktor Pelaksana dan harus disetujui Konsultan MK. Gambar kerja hanya dapat berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh Pemberi Tugas, dengan mengikuti penjelasan dan pertimbangan dari Konslutan Perencana dan Konsultan MK. Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Pemberi Tugas atau konsultan, yang jelas memperhatikan perbedaan antara gambar kerja dan gambar perubahan rencana Gambar tersebut harus diserahkan kepada konsultan MK untuk disetujui sebelum dilaksanakan. Pembangunan Gedung Al Asrama Pemondokan 14 PESIFIKASI TEKNIS, 1.13. GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING) Termasuk semua yang belum terdapat dalam gambar kerja batk karena penyimpangan, perubahan atas perintah Pemberi Tugas atau Konsultan, maka Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang dilaksanakan. 2. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 5 (lima) berikut kalkirnya (gambar asli) yang biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana. 1.14. JAMINAN DAN GARANSI 1._Jaminan atas material / bahan peralatan dan unit mesin. Material yang diserahkan oleh kontraktor harus bebas dari kerusakan baik atas kesalahan pabrik, kerusakan akibat kesalahan bahan, kerusakan akibat kesalahan dalam pengiriman mapun kerusakan selama jangka waktu 1 (satu) tahun kalender terhitung sejak material tersebut dibeli. 2. Jaminan atas hasil pekerjaan dan masa pemeliharaan Kontraktor harus menjamin atas hasil pekerjaan dengan membuat surat jaminan secara tertulis dengan uraian sebagai berikut 1) Cara pelaksanaan dan pekerjaan dilakukan sesuai prosedur dan manual dari QMS (Quality Management System) 2) Instalasi_ yang diserahkan dapat bekerja dengan baik tanpa mengurai atau menghilangkan bahan ~ bahan atau peralatan ~ peralatan yang seharusnya disediakan walaupun tidak disesuaikan secara nyata dalam buku ini atau tidak dinyatakan secara tegas dalam gambar-gambar yang menyertai buku ini. 3) Jaminan Instalasi & Material Instalasi menjadi Tanggung Jawab Kontraktor. 4) Masa Pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan instalasi ditetapkan selama 6 (enam) bulan setelah barang diserahkan kepada Pemilik / Pengawas, yang meliputi: + Performance system secara keseluruhan. + Pelatihan secara Cuma — Cuma terhadap Pemilik Gedung (Tenaga Teknik) terkait Cara Pengoperasian Peralatan dan Maintenance Praktis sehingga menjadi operator yang terampil. Pembangunan Gedung Al Asrama Pemondokan 1S sPESIFIKASITEKNIS_ 5) Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi yang rusak atau berfungsi kurang baik maka Pemborong harus segera memperbaiki atau _mengganti peralatan tersebut sampai dapat berfungsi dengan baik. 6) Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor diwajibkan mengetasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya biaya tambahan biaya. 7) Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah dilaksanaken masih merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya 8) Apabila selama masa pemeliharaan Kontraktor tidak melaksanakan teguran dari Pemilik / Pengawas atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang diperlukan, maka pihak Pemilik / Pengawas berhak menyerahkan perihal tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor pelaksana. 3. Klaim atau tuntutan. 1) Untuk segala macam pengadaan barang dan cara pemasangannya, Pemberi Tugas harus bebas dari segala tuntutan / klaim atas hak ~ hak khusus seperti hak patent, lisensi dan sebagainya 2) Bila ada hal ~ hal seperti tersebut diatas, kontraktor wajib mengurus dalam arti menyelesaikan segala sesuatu perijinan / biaya / lisensi yang berhubungan dengan hal tersebut diatas beban biaya ditanggung kontraktor. 4. Untuk pekerjaan / pengadaan barang Kontraktor harus dapat menunjukkan : 1) Sertifikat Keaslian Barang (Original) 2), Sertifikat Mutu dan Kualitas Barang (Quality) 3). Sertifikat Keamanan (Safety Inspector) 4) Sertifikat Welding Inspector 5) Garansi material, Service dan Sparepart serta Surat Dukungan dari Agen Tunggal di Indonesia (Bermeterai cukup) Hal — hal yang berkaitan diatas harus disertakan bukti data (1 kopi dilampiri Data Asli) 1.15. TESTING & COMISSIONING 1, Petunjuk Umum, a. Prosedur Pengujian Pembangunan Gedung Al Asrama Pemondokan 16 PESIFIKASI TEKNIS, + Kontraktor harus mengajukan rencana dan prosedur pengujian kepad Pemberi Tugas dan Manajemen Konstruksi (MK) untuk mendapat persetujuan. + Metode pengujian harus mengikuti standar teknis yang berlaku. + Sebelum Testing & Comissioning dilaksanakan, Kontraktor wajib mengajukan terlebih dahulu Program ( Jadwal) Testing & Comissioning + Kontraktor harus menentukan jadwal dan cara pengujian yang akan dilakukan 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pengujian, Pemborong menyerahkan jadwal dan cara pengujian tersebut kepada Pengawas untuk disetujui. Pencatatan + Kontraktor harus melakukan pencatatan yang baik terhadap pengetesan dan pengujian. Kontraktor harus menyerahkan hasil pengetesan dan pengujian kepada Manajemen Konstruksi (MK) + Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap perlu dan/atau yang dimintai oleh pihak Pemilik / Pengawas untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta. Saksi dan Tenaga Ahli + Semua pengetesan dan pengujian yang dilakukan oleh kontraktor harus disaksikan oleh Pemberi Tugas dan Manajemen Konstruksi (MK) + Jika diperlukan Testing & Comissioning harus ditakukan oleh Tenaga Anti yang ditunjuk oleh Pabrikan perangkat tersebut atau oleh tenaga ahli yang pernah mendapat pendidikan dan sertifikat khusus untuk maksud tersebut maka pihak Pemilik /Pengawas berhak menyerahkan perihal tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana. Peralatan, material dan Alat pengujian + Kontraktor harus menyediakan semua alat ukur yang diperlukan untuk pengetesan dan pengujian. Alat-alat tersebut harus sudah dikalibrasi oleh institusi yang berwenang. + Peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami kerusakan /cacat/salah harus diganti/diperbaiki dan testing comissioning diulangi untuk ‘operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh sistem, Pembangunan Gedung Al Asrama Pemondokan 7 1.16. PESIFIKASI TEKNIS, + Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk mengadakan Testing & Commissioning tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana, + Semua bahan yang kurang baik atau pemasangan yang kurang sempurna yang diketahui pada saat Pemeriksaan / Pengujian harus segera diganti dengan yang baru /disempurnakan sampai dapat berfungsi dengan baik dan sesuai Standar Uji yang ada e. Biaya Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua biaya dan fasilitas yang diperlukan untuk pengetesan dan pengujian. {. Pengujian Ulang Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, kontraktor harus memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada, kemudian melakukan pengujian berhasil dengan baik Pemborong harus menyerahkan laporan pengujian/sertifikat fest untuk peralatan sistem kepada Pengawas. Pekerjaan akan dinyatakan selesai bila seluruh pengujian berhasil dengan bak dan dapat diterima oleh Direksi / Pengawas Lapangan. Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat berfungsi baik dan telah sesuai dengan persyaratan teknis yang dimana, maka Kontraktor diwajibkan menguji seluruh pekerjaannya dengan standrad uji masing-masing yang telah ditetapkan dalam peraturan / Spesifikasi Peralatan. Pengujian ini dilaksanakan dibawah Pengawasan Direksi / Pengawas Lapangan yang ditunjuk Jadwal Pelaksanan Pengujian dapat diatur seminggu sebelumnya atau atas persetujuan bersama. PETUNJUK PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN Sebelum melakukan serah terima pekerjaan instalasi, kontraktor harus membuat dan menyerahkan dokumen secara detail dan lengkap. Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan (Operation & Manual / OM) dalam format bahasa Indonesia dan gambar terlaksana (As Build Drawing), terdiri dari 1 (satu) set asli dan 3 (tiga) set kopi dokumen tersebut harus diserahkan kepada Manajemen Konstruksi (MK) dan Pemberi Tugas sebelum tanggal serah terima pekerjaan instalasi. Pembangunan Gedung Al Asrama Pemondokan 18 sPESIFIKASITEKNIS_ Operation & Manual setidaknya harus berisi sebagai berikut : a) Tulisan pada cover = Juduldokumen = Nama Proyek ~ Nama Paket Pekerjaan = Nama dan alamat kontraktor. b) Pada lembar pertama halaman dalam harus tertulis sama dengan tulisan pada cover tetapi ditambahkan Nama ‘contact person’ dan nomor telepon yang mudah dihubungi pada saat emergency. ¢) Daftar Isi d) Penjelasan ringkas instalasi ©) Daftar peralatan lengkap peralatan instalasi yang dipasang f) Petunjuk pemakaian secara detail g) Petunjuk perawatan dan pelacakan kerusakan secara detail untuk seluruh instalasi, termasuk rekomendasi skedul periode perawatan h) Hasil Test and Commissioning i) Daftar peralatan lengkap dengan alamat, nomor telepon dan contact person suplier-nya. }) Data data teknis peralatan dalam ukuran maksimum A-3 misalnya, gambar dan wiring diagram, kurva karakteristik / performance dari peralatan dll. 1) Daftar gambar ‘as built drawing’ Operation & Manual harus dibuat pada format kertas A-4 kecuali jika berupa gambar bisa ukuran lain, mudah dibaca, susunan halaman dukumen harus konsisten terhadap urutan daftar isi. Operation & Manual yang telah disetujui harus dijilid dengan ‘hard cover dengan kualitas warna, tulisan dan tinta copy yang baik untuk disimpan dalam Jangka panjang. Untuk gambar terlaksana harus termasuk gambar-gambar diagram. Gambar yang berukuran diatas A-3 harus diserahkan dalam bentuk 3 (tiga) copy ukuran A-3 dan 1 (satu) set asti sesuai ukuran. Untuk ukuran besar harus digulung didalam tabung gambar dan dilengkapi dengan label gambar. Digital file sebanyak 2 copy pada Flash Disk, dokumen yang berupa foto lengkap digital file nya harus termasuk yang harus disertakan pada Operation & Manual. Pembangunan Gedung Al Asrama Pemondokan 19 sPESIFIKASITEKNIS_ 1.17. PELATIHAN 1 Kontraktor harus memberikan training (teori dan praktek) mengenai cara pengoperasian dan perawatan peralatan kepada minimal 3 orang petugas teknik yang ditunjuk oleh pemilik sampai cakap menjalankan tugasnya. Kontraktor harus mengajukan rencana training tersebut terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas dan Manajemen Konstruksi (MK) dan mengajukan rencana pendidikan/ training ini kepada Pemberi Tugas dan Manajemen Konstruksi (MK) selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum waktu pelaksanaan. Kontraktor harus bertanggung jawab atas segala biaya untuk training tersebut. Pembangunan Gedung Al Asrama Pemondokan 20 24. 24.4. b. SPESIFIKASLTEKNIS BAB 2 - LAPANGAN KERJA PEKERJAAN PERSIAPAN PEMBERSIHAN LAPANGAN AWAL DAN AKHIR Pembersihan Lapangan Awal Penyedia Jasa harus melaksanakan pembersihan dan perataan dilokasi pekerjaan disekitar area yang diperiukan. Lokasi pekerjaan harus bebas dari_gangguan- gangguan yang ada seperti pohon-pohon liar, semak/ belukar dan material lain yang mengganggu termasuk permukaan tanah yang tidak beraturan/sisa-sisa material pada tahap sebelumnya. Apabila dilokasi pekerjaan terdapat sarana utilitas seperti tiang listrik/telepon, drainase dan lain-lain yang masih berfungsi. Penyedia Jasa diwajibkan untuk menjaga/melindungi sarana tersebut dari kerusakan selama pekerjaan berlangsung. Bila diantara utilitas tersebut ada yang mengganggu pekerjaan sehingga diperlukan pembongkaran/pemindahan sementara, maka PenyediaJasa_harus mengkoordinasikan terlebih dahulu kepada Direks//MK/Pengawas dan pihak instansi yang terkait, untuk mendapatkan persetujuan. Segala biaya yang timbul untuk pelaksanaan pembongkaran/pemindahan sarana tersebut menjadi tanggungan Penyedia Jasa, Hasil bongkaran yang harus diseleksi terlebih dahulu antara yang dipindahkan ketempat yang telah ditentukan atau yang harus dibuang keluar lokasi proyek sesuai petunjuk Direksi. Pembersihan Akhir Finishing Pekerjaan ini berupa pengembalian tanah bekas galian dan perataan kembali seluruh tapak pekerjaan kedalam kondisi semula termasuk memperbaiki kembali sarana yang ‘terbongkar sementara untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan (bila ada). Pekerjaan ini antara lain berupa 1. Meratakan kembali permukaan tanah yang tidak beraturan bekas pelaksanaan pekerjaan termasuk penimbunan kembali bekas galian untuk pondasi dan lain- lain. 2. Memperbaiki dan memfungsikan kembali semua utilitas existing yang terkena bongkaran karena penggalian (bila ada). 3, Membuang tanah sisa galian yang tidak digunakan lagi keluar lokasi proyek. Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan | 21 SPESIFIKASLTEKNIS 4. Mengeluarkan kembali dari lokasi pekerjaan semua sisa material, peralatan dan perlengkapan lainnya yang telah digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. 5, Membongkar/memindahkan semua bangunan Direksi Ket, Ket Penyedia Jasa gudang bahan dan lain-lain ketempat yang ditentukan, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas. 6. Melakukan pembersihan lahan diseluruh tapak pekerjaan dari semua jenis kotoran, sisa material buangan, fasilitas sementara dan lain-lain. 2.1.2, PEMAGARAN LOKASI PROYEK 1 2 2.1.3. Kontraktor wajib memasang pagar sementara disekeliling lokasi proyek. Pemagaran dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan proyek dan dicabut kembali pada saat pekerjaan bener bener telah selesai, Pagar proyek dibuat dari seng gelombang BJLS 32 dengan tiang yang kuat, bentuk dan ukuran pagar proyek direncanakan oleh Kontraktor, selanjutnya diusulkan kepada Pemilik Proyek/Pengawas untuk mendapat persetujuan. Batas-batas pemagaran sesuai dengan Gambar Rencana (Site Plan). BEDENG PEKERJA DAN GUDANG a. Bedeng Pekerja Pembuatan Barak Pekerja (Los Kerja dan Bangunan Istirahat) 1. Kontraktor Pelaksana harus membuat Barak untuk tempat sementara pekerja, barak yang dimaksud meliputi; los kerja dan bangunan untuk tempat istirahat dan sholat bagi pekerja, serta menempatkan Petugas Keamanan selama proyek. 2. Bangunan tersebut adalah milik Kontraktor Pelaksana dan selesai pekerjaan secepatnya dibongkar dan dibawa keluar dari lapangan pekerjaan. b. Gudang Kontraktor harus menyediakan suatu tempat menyimpan (gudang) yang memenuhi syarat untuk penyimpanan semen-semen dan lain-lainnya, dari setiap waktu semen. tersebut harus terlindung dari kelembaban dan pembekuan. Tempat/rumah penyimpanan semensemen tersebut benar-benar rapat/ tertutup, mempunyai jarak di atas lantai dengan ukuran minimum 30 cm yang luasnya juga harus cukup untuk menyimpan semen yang didatangkan. Selain itu untuk menghindari_ adanya penundaan-penundaan gangguan-gangguan pekerjaan harus mempunyai. suatu tempat yang luas agar dapat menampung truck yang mengangkut semen tersebut Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan | 22 SPESIFIKASLTEKNIS secara terpisah, sehingga masih ada jalan untuk menarik/mengambil (sampling) semen tersebut, menghitung semen yang akan disimpan atau-pun. Kontraktor harus menyediakan suatu tempat menyimpan (gudang) yang memenuhi syarat untuk penyimpanan semen-semen tersebut, dari setiap waktu semen tersebut harus terlindung dari kelembaban dan pembekuan. Tempat/rumah penyimpanan semen semen tersebut benar-benar rapat/ tertutup, mempunyai jarak di atas lantai dengan ukuran minimum 30 cm yang luasnya juga harus cukup untuk menyimpan semen yang didatangkan. Selain itu untuk menghindari adanya penundaan-penundaan gangguan-gangguan pekerjaan harus mempunyai suatu tempat yang luas agar dapat menampung truck yang mengangkut semen tersebut secara terpisah, sehingga masih ada jalan untuk menarik/mengambil (sampling) semen tersebut, menghitung semen yang akan disimpan atau-pun semen yang akan dipindahkan, Tumpukan semen pada kantong atau zak, jangan melebihi 2 m. Kontraktor Pelaksana juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk menyimpan bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca dan pencurian. 2.1.4. DIREKSI KEET Penyedia Jasa harus membuat/menyewa Los Kerja. Los Kerja diberi pintu dan jendela dan dilengkapi dengan stel meja tulis dilengkapi dengan buku tamu dan buku instruksi serta satu lemari untuk penyimpanan berkas-berkas yang diperiukan. 1. Kontraktor wajib menyediakan kantor tempat para staff Pengawas staff kontraktor melakukan tugas dimasing-masing lokasi, yang nantinya kantor tersebut menjadi Kontraktor Pelaksana harus membuat Kantor dilokasi proyek untuk tempat wakil dan seluruh stafnya bekerja, dilengkapi dengan peralatan kantor yang dibutuhkan. 3. Penempatan kantor dan gudang Kontraktor Pelaksana harus diatur sedemikian rupa, agar mudah dijangkau dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan | 23 SPESIFIKASLTEKNIS 2.1.5. PENGUKURAN & PEMASANGAN BOUWPLANK a. Pekerjaan Pengukuran 1 Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). Pengukuran yang benar adalah penentuan titik-titik yang telah disetujui oleh direksi atau pengawas. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Manajemen Konstruksi (MK) ager dapat ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis Pengukuran Awal akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh- sungguh. Kelalaian Kontraktor dalam hal ini tidak akan ditolerir dan Pengawas berhak untuk memerintahkan membongkar atas beban Kontraktor. Kontraktor diwajibkan mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dalam tiap pekerjaan, dan segera melaporkan kepada Pengawas setiap mendapat selisih/ perbedaan-perbedaan_ukuran, untuk diberikan keputusan_ pembetulannya. Kontraktor tidak dibenarkan membetulkan sendiri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan Pengawas. Kontraktor harus mengerjakan pematokan dan pengukuran ulang untuk menentukan batas-batas pekerjaan serta garis-garis kemiringan tanah sesuai gambar rencana. Dari pengukuran ini dibuat gambar kerja yang memuat tentang pembagian lokasi/ areal kerja untuk disetujui Pengawas sehingga jadwal pelaksanaan pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan. Bilamana ada perbaikan dari Pengawas, Kontraktor harus melakukan pengukuran ulang. Sebelum pelaksanaan pematokan, Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas dan owner. Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh Kontraktor, dimintakan persetujuan Pengawas. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui Pengawas yang dapat digunakan dasar pekerjaan selanjutnya Bila terdapat _penyimpangan dari gambar pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan 3 (tiga) gambar penampeng dari daerah yang dipatok yang terjadi penyimpangan. Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan | 24 SPESIFIKASLTEKNIS 10, Pengawas akan membubuhkan tanda tangan persetyjuan pada satu lembar gambar penyimpangan tersebut dan mengembalikannya pada Kontraktor, gambar ini merupakan gambar pelengkap dan merupakan satu kesatuan dengan gambar kerja. 11. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya tethadap tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peil dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar kerja dan Rencana Kerja Syarat (Spesifikasi Teknis). 12. Kontraktor diwajibkan membuat izin tertulis kepada Pengawas setiap akan memulai pekerjaan, dan memeriksa terlebih dahulu ketepatan peil-peil dan ukurannya, 13. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank dilaksanakan_ setelah pekerjaan perataan dan peninggian tanah selesai dilaksanakan, dan berpedoman pada patok-patok yang telah dipancang terdahulu. 14, Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu Kelas kuat IV, yang tidak berubah oleh cuaca. Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata (water pass) 15. Segala pekerjaan pengukuran persiapan (uitzet) merupakan tanggung jawab Kontraktor dan dilaksanakan dengan instrument water pass dan theodolite, lengkap dengan patok-patok yang kuat dari beton 16. Pekerjaan penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar pelaksanaan (bouwplank) disetujui Pengawas. 17. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan bouwplank, Kontraktor harus yakin bahwa semua permukaan tanah baik kenyataan maupun garis pengukuran dalam gambar kerja adalah benar. Kontraktor harus melaporkan secara tertulis kepada Pengawas/MK dan selanjutnya akan diselesaikan 18. Mengingat setiap kesalahan peil dan ukuran pada bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran agar diperhatikan secara khusus. Pembangunan Gedung Al Asrama Pemondokan | 25 SPESIFIKASLTEKNIS b. Pemasangan Bowplank Pasangan bouwplank dibuat untuk membantu menentukan as-as / sumbu-sumbu dalam perletakan bangunan, baik mengenai kesikuannya atau ukuran-ukuran lainnya. Semua papan bouwplank menggunakan kayu kelas |, papan-papan harus lurus diserut rata, permukaan papan harus " Waterpass’ dengan piel lantai + 0,00. Setiap jarak 1,50 m; papan bouwplank diperkuat dengan patok kayu berukuran 6/10 cm atau dolken. Pada papan bouwplank ini harus di cat sumbu-sumbu yang diperlukan, dengan cat yang tidak mudah luntur oleh pengaruh cuaca. Jarak papan bouwplank minimal 2,00 m; dari garis bangunan terluar, untuk mencegah kelongsoran terhadap galian-galian tanah pondasi. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, pemborong wajib meminta pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari direksi 2.1.6. MOBILISASI & DEMOBILISASI ALAT DAN BAHAN Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah berupa penyedian/pemasukan semua peralatan, tenaga kerja dan perlengkapan lainnya yang akan diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Penyedia Jasa harus mengeluarkan kembali semua peralatan dan perlengkapan tersebut dari lokasi pekerjaan setelah pekerjaan selesai. 2.1.7. PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK 1. Kontraktor wajib memasang Papan Nama Proyek ditempat lokasi proyek dan dipancangkan ditempat yang mudah dilthat unum, 2. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan proyek dan dicabut kembali setelh mendapat persetujuan Pengawas. 3. Bentuk, ukuran dan isi tulisan akan ditentukan kemudian (sesuai Perda setempat). 2.1.8, SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA, 1. Kontraktor harus menerapkan standar K3 dalam pelaksanaan baik persiapan, maupun pelaksanaan konstruksi bangunan Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan | 26 SPESIFIKASLTEKNIS 2. Kontraktor Pelaksana diwajibkan memasang rambu-rambu kerja dan rambu- rambu K3, 3. Kontraktor Pelaksana harus menjamin keselamatan para pekerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nonomor 38 tahun 2016; Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Pesawat Tenaga dan Produksi 4, Pelaksanaan kegiatan K3 di lapangan meliputi a. Kegiatan K3 di lapangan berupa pelaksanaan safety plan, melalui kerjasama dengan instansi yang terkait K3, yaitu depnaker, polisi dan rumah sakit. b. Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi kegiatan + Safety patrol yaitu suatu tim K3 yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang melaksanakan patroli untuk mencatat hal-hal yang tidak sesuai ketentuan k3 dan yang memiliki resiko kecelakaan. * Safety supervisor, adalah petugas yang ditunjuk manajer proyek untuk mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dari segi K3 + Safety meeting, yaitu rapat dalam proyek yang membahas hasil laporan safety patrol maupun safety supervisor. ©. Pelaporan dan penanganan kecelakaan, terdiri dari *Pelaporan dan penanganan kecelakaan ringan, Pelaporan dan penanganan kecelakaan berat. Pelaporan dan penanganan kecelakaan dengan korban meninggal. Pelaporan dan penanganan kecelakaan peralatan berat. 5. Jika terjadi kecelakaan yang bethubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini maka Kontraktor diwajibkan segera_mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan departement yang bersangkutan/berwenang (dalam hal ini Polisi dan Department Tenaga Kerja) dan mempertanggung jawabkan sesuat dengan peraturan yang beriaku. 6. Didalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK). 7. Secara garis besar alat-alat pelindung anggota badan yang wajib disediakan dilapangan adalah meliputi a. Pakaian kerja. b. Pelindung tangan, berupa sarung tangan dan sejenisnya Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan | 27 f. SPESIFIKASLTEKNIS * Metal mesh sarung tangan yang tahan terhadap ujung bnda tajam dan melindungi tangan dari terpotong. * Leather gloves, melindungi tangan dari permukan yang kasar. * Vinyl dan neoprene gloves, melindungi tangan dari bahan kimia beracun. © Padded doth gloves, melindungi tangan dari sisi yang tajam, bergelombang dan kotor. + Heat resistant gloves, melindungi tangan dari panas dan api. * Latex disposable gloves, melindungi tangan dari bakteri dan kuman. Pelindung kaki, sepatu boot dengan jenis yang sesuai dengan kondisi di lapangan. |. Pelindung kepala, wajib menggunakan topi/helm proyek. Pelindung mata, kaca mata safety yang sesuai pada konsisi masing-masing pekerjaan. Pelindung wajah, seperti helm pengelas yang wajib digunakan saat pelaksanaan pekerjaan las. |. Pelindung bahaya jatuh, Pelaksanaan pekerjaan dengan fungsi ketinggian ‘wajib menggunakan pakaian penahan bahaya jatuh. Pakaian ini juga dilengkapi dengan tali kaitan lentur dan tempat penyangkut kaitan yang mampu menahan beban minimal 500 kg. 2.1.9. ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI a. Administasi 1. Laporan Harian dan Mingguan Progress pekerjaan per hari harus dilaporkan, diperiksa dan disetujui oleh Direksi. Laporan harian mencakup progress volume masing-masing item pekerjaan disertai catatan volume bahan yang terpakai, peralatan yang digunakan dan jumlah tenaga kerjanya. Laporan harian ini kemudian direkap menjadi Laporan Mingguan yang diserahkan kepada Direksi pada awal minggu setelahnya/saat Rapat Mingguan. Laporan mingguan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut: + Rekapitulasi Kemajuan Pekerjaan. + Rincian kemajuan pekerjaan sesuai dengan hasil Pemeriksaan bersama + Schedule pekerjaan (Kurva ) + Laporan Harian. * Izin kerja/Request dilampiri shop drawing Dokumentasi. Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan | 28 SPESIFIKASLTEKNIS 2. Laporan Bulanan Laporan bulanan merupakan rekap laporan Mingguan yang diserahkan kepada Direksi pada awal akhir bulan. Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut + Prosentase kemajuan pekerjaan selama 1 (satu) bulan sesuai dengan hasil Pemeriksaan bersama (opname). + Dokumentasi. * Permasalahan yang dijumpai di lapangan dan Risalah rapat-rapat pelaksanaan. + Hasil pengujian lapangan dan laboratorium. b. Dokumentasi 1. Kontraktor Pelaksana harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta pengirimannya ke Kantor Pejabat Pembuat Komitmen serta pihak-pihak lain yang dipertukan 2. Yang dimaksud dalam pekerjaan dokumentasi ialah : + Laporan-laporan perkembangan pekerjaan. + Foto-foto pekerjaan dari 0% sampai dengan 100%, bewaa minimal ukuran kartu pos dilengkapi dengan album. + Surat-surat dan dokumen lainnya, 3. Foto-foto dokumentasi yang menggambarkan kemajuan pekerjaan atau sesuai dengan petunjuk Manajemen Konstruksi (MK), Pengambilan sudut pandang dokumentasi dari arah yang sama sebelum pelaksanaan dimulai (0%), sedang dalam pelaksanaan (50%) dan setelah selesai pekerjaan (100%). Serta dokumentasi material bongkaran (Aset) yang akan diserah terimakan kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji (BPAH) Embarkasi Aceh. Dokumentasi yang dimaksud harus diberi keterangan sesuai dengan tahapan- tahapan pekerjaan di setiap item pekerjaan. 2.1.10. SARANA AIR KERJA DAN PENERANGAN 1, Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama pekerjaan berlangsung, Kontraktor Pelaksana harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi/we, selama berlangsungnya pekerjaan, Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan | 29 2 24.11. SPESIFIKASLTEKNIS Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PDAM atau sumber air, serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor Pelaksana juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan penerangan pekerjaan pada malam hari sebagai keamanan selama pekerjaan berlangsung, Penyediaan peneranganTenaga listrik berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dengan generator set, dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana, Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta sakelar/panel. PROTOKOL PENCEGAHAN COVID - 19 DI PROYEK KONSTRUKS! A. PENGANTAR 1. Protokol ini dimaksudkan sebagai panduan umum bagi Pemilik/ Pengguna/ Penyelenggara bersama Manajemen Konstruksi (MK), Kontraktor, Subkontraktot, Vendor/ Supplier dan Fabricator, Mandor serta para Pekerja dalam mencegah wabah COVID-19 di proyek konstruksi. 2. Protokol ini merupakan bagian dari keseluruhan kebijakan untuk mewujudkan keselamatan konstruksi. Keselamatan konstruksi adalah keselamatan dan kesehatan kerja; keselamatan publik; dan keselamatan lingkungan dalam setiap tahapan penyelenggaraan konstruksi (life cycle of buildling and infrastructure development). 3. Protokol ini berlaku di proyek konstruksi yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dan/atau BUMN, maupun investasi swasta dan/ atau gabungan. Masing-masing pihak pemangku amanah di proyek konstruksi dapat menindaklanjuti implementasi dari protokol ini sesuai dengan kebijakan perusahaan masing-masing. B. PEMBENTUKAN SATGAS PENCEGAHAN COVID-19 1. Pemilik/Pengguna/Penyelenggara bersama Manajemen Konstruksi (MK) dan/atau Kontraktor wajib membentuk Satuan Tugas Pencegahan COVID-19, 2. Satuan Tugas tersebut berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang terdiri dari Ketua merangkap anggota dan 4 (empat) Anggota yang mewakili Pemilik/ Pengguna/ Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan | 30 SPESIFIKASLTEKNIS Penyelenggara, Manajemen Konstruksi (MK), Kontraktor, Subkontraktor, Vendor/Supplier. Satuan Tugas tersebut memiliki tugas, tanggung jawab dan kewenangan melakukan) (i) Sosialisasi, (i) Edukasi, (i) Promosi teknik dan (iv) Metoda pencegahaan Covid-19 serta (v) Pemeriksaan (examination) potensi terinfeksi kepada semua orang, baik para manager, insinyur, arsitek, karyawan / staf, mandor, pekerja dan tamu proyek C. PENYEDIAAN FASILITAS KESEHATAN DI LAPANGAN 1 Kontraktor wajib menyediakan ruang klinik di lapangan dilengkapi dengan sarana kesehatan yang memadai, seperti: tabung oksigen, pengukur suhu badan (thermoscar), pengukur tekanan darah, obat-obatan, dan petugas medis. Kontraktor wajib memiliki kerjasama operasional perlindungan kesehatan dan pencegahan COVID-19 dengan rumah sakit dan/ atau pusat kesehatan masyarakat terdekat dengan lapangan proyek untuk tindakan darurat (emergency). Kontraktor wajib menyediakan fasilitas pengukur suhu badan (thermoscan), pencuci tangan dengan sabun disinfektan (Mand sanitizer), tissue, masker di kantor dan lapangan proyek bagi para manager, insinyur, arsitek, karyawan/ staf, mandor, pekerja dan tamu proyek. D. PELAKSANAAN PENCEGAHAN COV/D-19 DI LAPANGAN 1 Satuan Tugas memasang poster (flyers) baik digital maupun fisik tentang himbauan/ anjuran pencegahan COVID-79, seperti mencuci tangan, memakai masker, untuk disebarluaskan atau dipasang di tempat-tempat strategis di lapangan proyek Satuan Tugas bersama penjelasan, anjuran, kampanye, promosi teknik pencegahan COVID-19 dalam setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari (safety morning talk) Satuan Tugas melarang seseorang yang sakit dengan indikasi suhu > 38 derajat Celcius (seluruh manager, insinyur, arsitek, karyawan/ staf, mandor, pekerja dan tamu proyek) datang ke lokasi proyek Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan | 31 2.4.12. 2.1.13. 2.1.14, SPESIFIKASLTEKNIS 4. Petugas Medis melaksanakan pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekerja, dan karyawan bersama para Satuan Pengaman Proyek (Staff) dan Petugas Keamanan setiap pagi, siang dan sore. Petugas Medis harus menyampaikan. 5. Apabila ditemukan manager, insinyur, arsitek, karyawan/ staf, mandor dan pekerja di fapangan proyek terpapar virus COVID-19. Petugas Medis dibantu Petugas Keamanan proyek melakukan evakuasi dan penyemprotan disinfektan pada tempat, fasilitas, pegangan dan peralatan kerja. UIN-UIN Pembuatan ijin-ijin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain : jjin pengambilan material, jin pembuangan, jin pengurugan, jin trayek dan pemakaian jalan, jin penggunaan bangunan serta jjin- ijin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat, harus cepat diselesaikan dan tembusannya disampaikan kepada direksi. PROGRAM KERJA Penyedia Jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus diserahkan kepada direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu tahapan pekerjaan dimulai. Rencana kerja tersebut harus mencakup 1. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan, 2. Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke lapangan 3. Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan dan/atau pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya 4. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh Penyedia Jasa. 5. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertat latar belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya, 6. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan 7. Cara pelaksanaan pekerjaan. Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta lampiran penjelasannya RAPAT ~ RAPAT KOORDINASI Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan | 32 2.1.15. SPESIFIKASLTEKNIS Rapat rutin antara Direksi, Manajemen Konstruksi (MK)/MK dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada waktu yang disepakati bersama. Maksud dari rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan. Untuk rapat - rapat lain yang masih berkaitan dengan proses pelaksanaan pekerjaan akan ditentukan kemudian berdasarkan kesepakan Bersama pihak-pihak yang terkait. PDA ( PILE DYNAMIC LOAD ) TEST PDA Test termasuk salah satu jenis pengujian dinamik dengan menggunakan metoda wave analysis dan sering disebut dengan re-strike test sesuai dengan sifat pengujiannya yang melakukan re-strike atau pemukulan ulang pondasi tiang yang diyji. PDA Test ( Pile Dynamic Load Test ) pengujian tersebut di lakukan berdasarkan aturan AST D-4945 yaitu (standart Test Method for High Strain Dynamic Testing of Deep Foundations), pengujian PDA Test tentunya di butuhkan untuk melakukan pengamatan pada Tiang pondasi, pengamatan pada PDA Test Bertujuan untuk mengetahui Daya dukung aksial Nilai daya dukung aksial pada karakteristik pantulan gelombang dari reaksi tanah pada tiang uji, nantinya akan tampilan sebagai grafik pada monitor pemantauan yang akan menjadi data pada pengujian mengenai daya dukung pada tiang pondasi, sebagai analisa daya than pondasi kepade beban yang dapat di terima pondasi Keutuhan terhadap tiang pondasi. Pada pengujian berlangsung tidak jarang tiang pondasi mengalami kerusakan pada saat pengujian pemukulan, untuk itu pengujian PDA Test Di lakukan tidak hanya mendeteksi kerusakan pada tiang pondasi akan tetapi juga lokasi kerusakan. Efensiensi energi yang di transfer Merupakan sebuah kegunaan utama dari tiang pondasi yaitu mentransfer beban berat yang di terima oleh pondasi di alurkan kepada tanah, dalam pengujian PDA Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan | 33 SPESIFIKASLTEKNIS tersebut pengukuran beban berat tersebut di atur kepada pondasi yang di uji, untuk dapat mengetahui daya dukung pada pondasi. Untuk dapat melakukan pengamatan/analisa tersebut, pengujian PDA test Tiang pondasi yang akan melakukan pengujian harus memenuhi beberapa syarat dianataranya: + Usia pada beton harus mencapai 21 hari setelah pembuatan + Kepala tiang harus datar serta tulangan dari beton tidak boleh terlihat + Dilakukan penggalian apabila tiang tertanam Pengamatan/analisa di lakukan pada saat pengujian berlangsung menggunakan sebuah hammer yang akan di jatuhkan kepada pondasi uji, penggunaan hammer dalam pengujian PDA Test harus di atur kepada aturan yang telah di tetapkan yaitu jumlah pemukulan hammer serta ketinggian hammer dalam melakukan pemukulan, dengan pemukulan tersebut Alat-alat sensor yang di letakan pada pondasi uji akan melakukan pengukuran kecepatan data ( Velocity ) dan gaya ( Force ), Serta pengukuran variable dinamik mengenai daya dukung pada tiang pondasi yang di uj. Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan | 34 3A. BAA. 1 SPESIFIKASI TEKNIS BAB 3 PEKERJAAN STRUKTUR & TANAH. BETON URAIAN Yang dimaksud dengan beton adalah campuran antara semen portland yang setara, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk massa padat. Pekerjaan yang diatur dalam bab ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton bertulang, beton tanpa tulangan, beton pracetak dan beton untuk struktur baja, sesuai dengan spesifikasi dan gambar rencana atau sebagaimana yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi (MK) Mutu Beton untuk struktur gedung K-300 (fc’ = 25). Mutu Beton untuk struktur kolom praktis dan balok latai K-175 (fc! = 15) Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan perawatan beton, lantai kerja dan pemeliharaan fondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar fondasi tetap kering, Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan ini harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau sesuai petunjuk oleh Manajemen Konstruksi (MK). Mutu beton yang digunakan dibagi sebagai berikut: Tabel Mutu beton dan penggunaan Jenis Fe bk Beton (MPa) (Kg/ema) Uraian Mutu Tinggi | 35-65 | K400-K800 | _ beton prategang, gelagar beton ‘Umumnya digunakan untuk beton’ prategang seperti tiang pancan prategang, pelat beton prategang dan sejenisnya. Mutu Sedang | 20-<35 | K250- K-250 seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat. Untuk mutu beton K < K-250 diizinkan ditakar menurut volume sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur. Penakaran agregat dan air harus dilakukan dengan basis kondisi agregat jenuh kering permukaan (KP). Untuk mendapatkan kondisi agregat yang Jenuh kering permukaan dapat dilakukan dengan cara menyemprot tumpukan agregat yang akan digunakan dengan air paling sedikit 12 (dua belas) jam sebelum penakaran. Apabila agregat tidak dalam kondisi jenuh kering permukaan, maka harus diadakan perhitungan koreksi penakaran berat air dan agregat dengan menggunakan data resapan dan kadar air agregat lapangan. Sedangkan apabila ditakar_menurut volume, maka harus memeperhitungkan faktor pengembangan (bulking factor) agregat halus. Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran. Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan at BAT. 8 SPESIFIKASI TEKNIS k. Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar, dan selanjutnya alat_pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan. Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas % m3 atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3 m, Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi Pekerjaan dapat menyetujui pencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual harus dibatasi pada beton non-struktural. BETON READY MIX Spesifikasi Beton ready mix yang digunakan harus sesuai SNI 4433-2016 tentang Spesifikasi beton segar siap pakai Produk ready mix yang digunakan adalah mutu beton K-30, Penggunaan beton ready mix yang dimaksud untuk beton bermutu diatas K-300 keatas Kontraktor harus mendapatkan peretujuan Manajemen Konstruksi (MK) mengenai komposisi bahan beton, berat semen, agregat kasar, agregat halus, kadar air, merk additive yang akan digunakan Kontraktor sepenuhnya bertanggung jawab terhadap mutu beton yang digunakan Direksi pekerjaan sewaktu-waktu akan mengadakan inspeksi ke batching plan. Setiap pengiriman beton ready mix ke lapangan harus selalu dicatat: ‘+ Nomor polisi truk. + Volume beton. + Mutu beton. ‘+ Waktu pencampuran bahan-bahan beton © Waktu kedatangan truk. © Ukuran agregat terbesar. © Slump. ‘+ Identifikasi kubus beton yang diambil dari truk tersebut. Kontraktor juga diharuskan mengadakan slump test sesuai SNI 1927-2008 tentang Cara uji slump beton. Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 4a 3.1.8, SPESIFIKASI TEKNIS ‘Adukan beton yang telah berumur lebih dari 1 (satu) jam setelah keluar dari Bacth Mixer atau apabile adukan beton mulai mengeras/setting tidak boleh digunakan dan harus di-reject/ditolak. TATA CARA KERJA PELAKSANAAN umuM Persiapan Pengecoran. a. Pembersihan lahan/area yang akan dicor Sebelum pelaksanaan pengecoran kondisi lahan/daerah yang akan dilakukan pengecoran harus benar-benar bersih dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi (MK) b. Material Beton Material Beton yang dimaksud menggunakan Beton Site Mix dengan campuran semen, agregat, air dalam suatu pertandingan yang tepat sehingga didapat kekuatan tekan yang sesuai dengan spesifikasi . Perlengkapan Mengaduk Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentuk beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara_pengerjaannya selalu harus mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi (MK). Mutu Beton a. Adukan Beton harus memenuhi syarat - syarat SNI 2847:2019. Kecuali ditentukan lain pada gambar kerja, kekuatan dan penggunaan beton yaitu : * Pondasi Tiang Pancang = K-500 © Pondasi Tapak = K-300 ‘© Kolom Pedestal, Sloof, Kolom, Plat Lantat = K-300 «Ramp, Tangga, Lisplang, Kanopi = K-300 + Kolom Praktis, Balok latai, Lantai Kerja =K-175 Pengecoran Beton. a. Semua pengecoran bagian dasar kontruksi beton yang menyentuh tanah harus diberi lantai kerja setebal 5 cm dengan perbandingan material 1Pc :2 Ps 23 Kr. b. Perlu di tambahkan juga beton decking agar menjadi duduknya tulangan dengan baik dan untuk menghindari penyerapan air semen oleh tanah. ¢ Beton dengan mutu beton K-300 untuk pekerjaan Struktur. Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 43 SPESIFIKASI TEKNIS d. Beton dengan mutu beton K-300 untuk pekerjaan Kolom Praktis dan Balok Latai Memberitahu Penyedia Jasa Konsultansi Manajemen Konstruksi (MKJan selambat- lambatnya 24 jam sebelum suatu pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan Penyedia Jasa Konsultansi Manajemen Konstruksi (MKJan untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa Penyedia Jasa Konstruksi dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan. Pengecoran dilakukan dengan terlebih dahulu dilakukan pengecatan papan mall/bekesting pada sisi dalam dengan menggunakan teer atau oli bekas. . Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan agregat telah mencapai 1,5 jam dan waktu ini dapat berkurang, bila Manajemen Konstruksi (MK) menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya pemisahan material (segregagation) dan perubahan letak tulangan. Benda-benda yang tertanam dalam beton + Semua benda yang tertanam dalam beton harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum pengecoran dilakukan. + Benda-benda tersebut di atas harus dalam keadaan bersih dari karat dan kotoran lain pada waktu beton di cor. Pembukaan bekesting + Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Penyedia Jasa Konsultansi Manajemen Konstruksi (MKJan atau jika umur beton melampaui waktu minimal 21 hari setelah pengecoran. * Dengan persetujuan Penyedia Jasa Konsultansi Manajemen Konstruksi (Mkjan cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala izin yang diberikan oleh Penyedia Jasa Konsultansi Manajemen Konstruksi (MKJan sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi /membebaskan tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi dari adanya kerusakan - kerusekan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut. Pembongkaran cetakan beton harus dilaksanakan dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah. Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 44 SPESIFIKASI TEKNIS + Bekas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam, dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali + Bekesting bagian konstruksi yang memikul beban pelaksanaan lantai diatasnya tidak boleh dibongkar sebelum beton lantai diatasnya tersebut mencapai 75 % dari kekuatan umur 28 hari dan lantai itu sendiri sudah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan umur 28 hari + Permukaan lantai beton harus mempunyai permukaan bentuk fisik yang rata dan halus. Menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan maksud menyerap kelebihan air tidak dibenarkan sama sekali. PENGANGKUTAN DAN PENGECORAN Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan tidak terjadi petbedaan pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang ditentukan, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan (retarder) dengan persetujuan Manajemen Konstruksi (MK). Pelaksana/Kontraktor harus memberitahukan Manajemen Konstruksi (MK) selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan untuk melaksanakan pengecoran beton _berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan baja tulangan serta bukti bahwa Pelaksana/Kontraktor akan dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan. ‘Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan agregat telah melampaui 1,5 jam, dan waktu ini dapat berkurang, bila Manajemen Konstruksi (MK) menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu ‘Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m. Bila memungkinkan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang. Dalam pelaksanaan pengecoran pada Plat Lantai dan Balok yang " monolit ” harus menggunakan Concrete Pump untuk bisa mencapai ketinggian dan jarak pengecoran pada plat lantai dan balok tersebut. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alat-alat_pembantu seperti talang, pipa, chute dan Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 45 SPESIFIKASI TEKNIS sebagainya harus mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi (MK) dan alat- alat tersebut harus selalu bersih dan bebas dari sisa-sisa beton yang mengeras. 8 Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami “initial set” atau yang telah mengeras dalam batas dimana beton akan menjadi plastis karena getaran, penggetaran harus bersamaan dengan penuangan beton. 9. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus diberi lantai kerja setebal 5 cm, agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan mencegah penyerapan air semen oleh tanah /pasir secara langsung. 10. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara, sedang beton sudah menjadi keras dan tidak berubah bentuk, maka bagian tersebut harus dibersihkan dari lapisan air semen (laitance) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup, sehingga didapat beton yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran, adukan yang lekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan, 11.Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari. dan apabila diperkirakan pengecoran dari suatu bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari, maka sebaiknya tidak dilaksanakan, kecuali atas persetujuan Manajemen Konstruksi (MK) dapat dilaksanakan pada malam hari dengan ketentuan bahwa sistem penerangan sudah disiapkan dan memenuhi syarat, serta penyiapan tenda-tenda untuk menjaga terjadi hujan. 3.1.10. PEMADATAN BETON 1. Pelaksana/Kontraktor bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna pengangkutan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton yang padat tanpa perlu penggetaran secara berlebih 2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan “Mechanical Vibrator" dan dioperasikan oleh orang yang berpengalaman. Penggetaran dilakukan secukupnya agar tidak mengakibatkan “Over Vibration” dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan beton. Hasil beton harus merupakan masa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi atau keropos. 3. Pada daerah penulangan yang rapat , penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yang mempunyai frekwensi tinggi (rpm tinggi) untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik 4, Dalam hal penggunaan vibrator, maka slump dari beton boleh melebihi 12,5. Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 46 SPESIFIKASI TEKNIS 5. Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan vertikal, tetapi dalam keadaan khusus boleh miring 45 derajat dan jarum vibrator tidak boleh digerakkan secara horizontal. 6. Alat penggetar tidak boleh disentuh pada tulangan-tulangan, terutama pada tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras, serta berjarak minimal 5 cm dari bekisting. 7. Setelah sekitar jarum nampak mengkilap, maka secara perlahan-lahan harus ditarik, hal ini tercapai setelah bergetar 30 detik (maksimal). 3.1.11, SAMBUNGAN BETON LAMA DAN BARU 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat alat bantu yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik pada pekerjaan Penyambungan beton lama dan beton baru. 2. Persyaratan Bahan ‘+ Bahan bonding agent produk dari Sika Bond NV, Fosroc Nittobond EP, BASF Thorobond yang disetujui Manajemen Konstruksi (MK)/MK, ‘* Bahan penunjang lainnya sesuai rekomendasi produk. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan + 4-6 m2 memerlukan 1 kg bonding agent ‘* Disiram/kuas pada permukaan beton lama sebelum di cor beton baru. ‘© Untuk pelesteran dan acian, bonding agent dicampurkan pada adukan tersebut, Semua biaya-biaya tersebut sudah menjadi tanggung jawab kontraktor yang sudah termasuk ke dalam bagian dari metode kerja. 3.1.12, PENGUJIAN 1. Manajemen Konstruksi (MK) berhak meminta setiap saat kepada kontraktor untuk membuat benda uji dari adukan beton yang dibuat. 2. Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda - benda uji setiap 5 meter kubik dengan minimum 3 (tiga) benda uji setiap pelaksanaan pengecoran dengan omer urut yang menerus. Benda uji beton yang dimaksud adalah benda uji Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan a7 10. " SPESIFIKASI TEKNIS silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm (sesuai petunjuk Manajemen Konstruksi (MK) Pengambilan adukan beton benda uj percetakan benda uji dan curingnya harus dibawah Manajemen Konstruksi_ (MKJan Manajemen Konstruksi_ (MK) lapangan/MK. Prosedurnya harus memenuhi syarat - syarat dalam SNI 4810-2013 - Tata cara pembuatan dan perawatan spesimen uji beton di lapangan dan SNI 2458-2008 - Tata cara pengambilan contoh uji beton segar Benda Uji harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu kode yang dapat menunjukkan tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan lain - lain yang perlu dicatat. Pengujian kubus coba dilakukan untuk umur beton 7, 14, 21 dan 28 hari Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan SNI 1974-2011, termasuk juga pengujian-pengujian usut (slump test) dan pengujian - pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi syarat - syarat pengujian slump, maka kelompok adukan yang tidak memenuhi syarat tersebut tidak diperkenankan untuk dipakai, dan kontraktor harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan. Jika pengujian tekanan gagal maka perbaikan harus dilakukan Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, penyedia jasa harus menyediakan benda yji beton berupa Kubus Ukuran 15 cm x 15 Cm x 15 Cm. Pengambilan bahan untuk pembuatan benda jit harus diambil dari beton yang akan dicor dicetak bersamaan. Perawatan benda uji dilakukan setelah beton yang dicor berumur satu hari ( 24 Jam ), Bekesting atau cetakan beton dibuka kemudian benda uji yang telah dibuka dari cetakannya dimasukkan kedalam air yang telah disediakan. Perendaman tersebut dilakukan sampai benda uji beton tersebut akan dilakukan pengujian. Perawatan beton harus sesuai dengan SNI 4810:2013 Untuk pengecoran hasil produksi ready mix, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah masing - masing mutu < 60 m? harus diperoleh set benda uji untuk setiap maksimum 15 m® beton secara acak, dengan minimum satu hasil uji tiap hari. Dalam Segala hal jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari 4 (empat) Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah > 60 m’, maka untuk setiap maksimum 20 m’ beton berikutnya setelah jumlah 60 m? tercapai harus diperoleh set benda ui Semua biaya untuk benda uji beton menjadi tanggung jawab kontraktor. Pengujian Benda uji untuk beton umur 28 hari dilakukan pada laboratorium Univesitas Syiah Kuala ( USK) Aceh. Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 48 SPESIFIKASI TEKNIS 12. Kontraktor bersedia untuk menguji benda uji beton dengan umur 7,14 dan 21 di Universitas Syiah Kuala ( USK ) Aceh apabila MK meminta dengan sampel beton acak / dipilih oleh Konsultan MK. 13. Pengujian sampel beton ini menjadi kewajiban _kontraktor untuk melaksanakannya 14, Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada Manajemen Konstruksi. (MK) segera sesudah selesai percobaan, paling lambat 7 hari sesudah pengecoran, dengan mencantumkan besamnya kekuatan karakteristik, deviasi standard, campuran adukan berat benda uji tersebut, dan data-data lain yang diperlukan. 15. Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan bahwa mutu beton yang dibuat seperti yang ditunjukan oleh benda ujinya gagal memenuhi syarat spesifikasi, maka Manajemen Konstruksi (MK) berhak meminta kontraktor supaya mengadakan percobaan-percobaan non-destruktif atau jika memungkinkan mengadakan percobaan (Destructif). Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam SNI. Apabila gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan dibangun baru sesuai dengan petunjuk Manajemen Konstruksi (MK). Semua biaya-biaya untuk percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor. 3.1.13. PERAWATAN BETON. 1. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam SNI 4810-2013, SNI Beton 2012, SNI Beton 2010, SNI Beton 2008, SNI Beton 2002, 2. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap preoses pengeringan yang belum saatnya dengan cara mempretahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan Untuk preoses hydrasi semen serta pengerasan beton. 3. Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya tidak melebihi 300 C. 4, Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Manajemen Konstruksi (MK). Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 49 5. 3114, 1 SPESIFIKASI TEKNIS Cara pelaksanaan perawatan serta alat dipergunakan harus_ mendapat persetujuan dulu dari Manajemen Konstruksi (MK) ACUAN/BEKISTING ‘Acuan (Bekisting dan Perancah (Scafolding) yang digunakan dalah dari plywood tebal 9 mm dengan rangka kay pengaku secukupnya, harus dipergunakan untuk pencetakan semua kolom, balok, dan plat lantai (kecuali kolom praktis), semua listplank dan semua tangga-tangga gedung. Perancah (scafolding) dapat dipergunakan dari pipa-pipa besi yang direncanakan rangkaiannya sedemikian rupa sebagai perancah yang memenuhi syarat, atau dapat pula dari kayu dotken/bambu bulat dengan diameter minimum 8 cm, jarak minimal antar tiang perancang adalah 50 cm, Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Pelaksana / Kontraktor sepenuhnya. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas dan bidang dari hasil_beton yang direncanakan, serta tidak boleh bocor dan harus cukup kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat atau kelonggaran dari penyangga Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sehubungan pada cetakan diusahakan lurus dan rata dalam arah Horisontal dan Vertikal, terutama untuk permukaan beton yang tidak di "finish" ( exposeconcrete ) Penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya, kekuatan dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang. Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam kotoran, dan diberi “form oil” untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Pelaksanaanya harus berhati-hati agar tidak terjadi kotak dengan baja tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dan dengan tulangan. Pembongkaran Bekisting Pembongkaran bekisting pada lapisan / tingkat ke N dapat dilakukan setelah memnuhi ketentuan sebagai berikut : a. Umur cor beton pada lapis / tingkat ke N tersebut minimum sudah mencapai 28 hari. Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 50 SPESIFIKASI TEKNIS b. Jika pada lapis / tingkat berikutnya (ke N+1) msih ada pekerjaan pembetonan lagi, maka umur cor beton pada lapis ke N+1 tersebut harus sudah mencapai paling sedikit 21 hari. c. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton dan dapat _menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur yang dicetak. d. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, Pelaksana/Kontraktor wajib ~mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali e. Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada bagian- bagian konstruksi_ yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan sebelum pengurugan dilakukan. f Untuk —permukan beton yang _—diiharuskan exposed, maka Pelaksana/Kontraktor_wajib memfinishnya tanpa pekerjaan tambah. 3.1.15. CACAT-CACAT PEKERJAAN 1. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam Persyaratan Teknis, maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan. 2. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai dengan yang dikehendaki oleh Manajemen Konstruksi (MK). Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta semua biaya yang timbul akibat hal itu. Seluruhnya menjadi tanggungan Pelaksana. 3.1.16. PERIZINAN 1. Pelaksana/Kontraktor harus memberitahukan pada Manajemen Konstruksi (MK) minimal 1 minggu sebelum pengecoaran dimulai. 2. Pengecoran boleh dilaksanakan apabila sudah ada Berita Acara Pengecoran dan izin tertulis dari Manajemen Konstruksi (MK) Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan St SPESIFIKASI TEKNIS 32. BAJA TULANGAN 3.2.1, UMUM 1. Uraian Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. 2. Toleransi a. Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam SNI 03-6816- 2002 b. Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup bagian luar baja tulangan 3. Penyimpanan dan Penanganan a. Penyedia Jasa harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi label. dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batang, panjang dan informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan pada diagram tulangan. b. Penyedia Jasa harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan sedemikian untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan. 3.2.2, STANDAR + SNI2052-2017 : Baja Tulangan Beton. + SNI03-6816-2002 : Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton. * AASHTO M31M-90 : Deformed and Plain Billet-Steel Bar for Concrete Rein- forcement. + SNI8307:2016 tentang spesifikasi batang baja karbon deform dan polos untuk penulangan beton (ASTM A615/A615M-14 IDT), + SNI03-6814-2002 tentang tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan beton + SNI07-0663-1995 tentang jaringan kawat baja las untuk tulangan beton + SNI0076:2008 - spesifikasi tali kawat baja + SNI07-2529-1991 - metode pengujian kuat tarik baja beton, Pembangunan Gedung AT Asrama Pemondokan 82 3.2.3, SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN 1 Baja Tulangan a Semua besi beton yang digunakan produk dari Hanil Jaya Steel, IDS, HKHK, Karakatau Steel atau lainnya yang memenuhi syarat-syarat: ‘+ Bebas dari kotoran - kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat (retak - retak, mengelupas, luka dan sebagainya ). ‘= Dari jenis baja dengan mutu BjTP fys 240 MPa untuk besi @ < 13 mm, dan BjTS fy 400 MPa untuk D > 13. Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan- ketentuan SNI 2052-2017; Baja Tulangan Beton * Mempunyai penampang yang sama rata. Ukuran disesuaikan dengan gambar dengan toleransi 0,3mm - 0,4mm atau sesuai SNI 2052-2017. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan di atas, harus mendapat persetujuan perencana/Manajemen Konstruksi (MK). Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak diperkenan- kan untuk mencampur-adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi. Setiap pengiriman ke site harus disertakan dengan Mill Certificate. Kontraktor bila mana diminta harus mengadakan pengujian mutu besi beton yangakan dipakai, sesuai dengan petunjuk Konsultan MK/Manajemen Konstruksi (MK). Batang percobaan diambil dibawah_ kesaksian Konsultan Konsultan MK/Manajemen Konstruksi (MK). Jumlah test besi beton dengan interval setiap 1 truk=1 buah benda ujt atau tiap10 ton=1 bua test besi. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bila mana dipandang perlu oleh Konsultan MK/Manajemen Konstruksi (MK). Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau mendapat persetujuan Konsultan MK/Manajemen Konstruksi (MK). Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya harus menggunakan kawat beton, diikat dengan teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan tidakmenyentuh lantai kerja atau papan acuan. Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karet lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang tepat Besi betonyang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya tidak sesuat dengan spesifikasi (RK) diatashharus segera_dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi tertulis dari Konsultan MK/Manajemen Konstruksi (MK), dalam waktu2 x24 jam. Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 53 32.4. SPESIFIKASI TEKNIS 2. Tumpuan untuk Tulangan Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan beton pracetak dengan mutu K-250 seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini, terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Kayu, bata, batu atau bahan lain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan. Pengikat untuk Tulangan Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak, PEMBUATAN DAN PENEMPATAN 4, Pembengkokan a. Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002, menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan- lekukan, bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifatfisik baja tidak terlalu berubah banyak. b. Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkok-kan dengan mesin pembengkok. 5. Penempatan dan Pengikatan a Tulangan harus dibersihkan sesaatsebelum —pemasangan untuk menghilangkan kotoran, Lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton, b. Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan selimut beton minimum yang, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, <. Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran. d. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan. fe. Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan pada Gambar, tidak akan diljinkan tanpa persetujuan Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 54 SPESIFIKASI TEKNIS tertulis dari Direksi Pekerjaan. Setiap penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum f. Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang ‘tumpang tindih minimum haruslah 40 diameter batang dan batang tersebut harus diberikan kait pada ujungnya 9g. Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan, terkecuali terinci dalam Gambar atau secara khusus diijinkan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis Bilamana Direksi Pekerjaan menyetujui pengelasan untuk sambungan, maka sambungan dalam hal ini adalah sambungan dengan panjang penyaluran penuh yang memenuhi ketentuan dari AWS D 20. Pendinginan terhadap pengelasan dengan air tidak diperkenankan. h. Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton sehingga tidak akan terekspos Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan bagian tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman. Anyaman harus dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb dan bukaan, dan harus dihentikan pada sambungan antara pelat. Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian (semen dan air saja) J. Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban konstruksi lainnya 3.2.5. PENGUJIAN 1 Kontraktor bilamana diminta, harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk dari Manajemen Konstruksi (MK). Batang percobaan diambil dibawah kesaksian Manajemen Konstruksi (MK), jumlah test besi beton dengan interval setiap 1 truk = 1 buah benda uji atau sesuai petunjuk Manajemen Konstruksi (MK). Pengujian besi beton akan dilakukan pada setiap macam diameter besi beton yang akan digunakan dengan Semua biaya pengujian sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor. Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 5s 33. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN GALIAN TANAH 3.3.1, LINGKUP PEKERJAAN Meliputi semua pekerjaan, peralatan, bahan-bahan yang berhubungan dengan galian dan urugan untuk konstruksi seperti tercantum dalam spesifikasi dan gambar- gambar rencana yang terdiri dari 33.2. 1. 33.3. ‘* Galian Tanah Pondasi Bor Pile Dia. 40 * Galian Tanah Pondasi Pile Cap © Galian Tanah Pondasi Batu Gunung GALIAN TANAH PONDAS! PILE CAP Dasar Tapak Pondasi Pile Cap secara keseluruhan harus di gali sesuai dengan gambar. Dalam dan bentuk galian tapak Pondasi Pile Cap dan letaknya sesuai dengan gambar, tanah galian harus ditempatkan pada kondisi tertentu, sehingga tidak menggangu jalannya pekerjaan. Setelah dilakukan Pengalian dilakukan pengurukan kembali dengan mengunakan tanah Urugan Pilihan dilaksanakan lapis demi lapis dengan Vibrator atau Stamper. GALIAN TANAH PONDASI BATU GUNUNG Setelah semua urugan tanah tapak bangunan benar benar telah padat atas persetujuan direksi baru dapat dilakukan pekerjaan selanjutnya yaitu untuk pekerjaan pondasi baik pemancangan ting pancang atau pun pekerjaan lain yang berada diatas atau dibawah tanah, sesuai dengan gambar rencan pondasi. Dalam dan bentuk galian tapak bangunan dan letaknya sesuai dengan gambar, tanah galian harus dibuang keluar lokasi, sehingga tidak menggangu jalannya pekerjaan. Lebar galian sebelah atas sesuai dengan keadaan tanah, lebar galian dibagian bawah, minimal lebar pondasi ditambah 2 x 25 cm. Pengurugan dengan tanah lubang pondasi ditaksanakan lapis demi lapis dengan Vibrator Stamper, tebal timbunan 45 cm, semua bongkahan-bongkahan harus dipecahkan menjadi bagian yang kecil semua bahan-bahan organis sisa-sisa Bekisting harus disingkirkan dari lokasi pengurugan, Pasir urug dan tanah timbun tidak mengandung kotoran-kotoran akar-akar kayu serta sampah-sampah. Pembangunan Gedung AT Asrama Pemondokan 56 SPESIFIKASI TEKNIS Pengurugan kembali dengan tanah bekas galian pondasi dapat dipergunakan atas persetujuan Direksi Manajemen Konstruksi (MK). 3.3.4. TATA CARA PELAKSANAAN 1 Galian pondasi boleh dilaksanakan setelah bawplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertata dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrk, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka Kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk seperlunya Kotraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut. Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka kontraktor wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat. Galian tanah dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan gambar detail. Untuk kondisi tanah yang mudah longsor Kontraktor harus memasang turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap didalam bangunan harus dibongkar setelah pondasi selesai. Galian di tuar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan dalam gambar. Penggalian ini dimaksud untuk mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan dalam site plan. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug Pengurugan bekas galian pondasi, galian saluran air hujan, diurug lapis demi lapis dengan ketebelan tiap lapis maksimum 15 cm. tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan_pertama padat, timbun dengan lapisan berikutnya dan dipadatkan Kembali seperti diatas. Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali. Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga ketebelan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan turugan untuk ditumbuk dibuat maksimal 10 cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis tersebut. Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 7 SPESIFIKASI TEKNIS 6. Dibawah lantai urug dengan pasir pasangan dan dipadatkan. Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan pengurugan dan pemadatan 7. Dibawah pondasi, dan dibawah saluran air diurug dengan pasir pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan. 3.4. PEKERJAAN PONDAS! TIANG PANCANG 1. Permukaan Lapangan Pelaksana atau kontraktor supaya mempertimbangkan apapun yang diperlukan untuk meratakan tanah sebagai jalan masuk untuk dapat bekerjanya alat pondasi tiang (pilling rig). 2. As—as kolom dan pondasi tiang (pile) Kontraktor supaya menentukan as-as kolom maupun pondasi tiang (pile) dengan teliti dan dibawah Manajemen Konstruksi (MKJan seorang ahi ukur. 3. Penyelidikan tapangan Sebelum mengajukan penawaran, kontraktor dianggap telah mengunjungi dan mempelajari keadaan sebaik — baiknya termasuk yang disebutkan secara khusus dalam gambar ~ gambar struktur. Jika kontraktor ingin melakukan penyelidikan tambahan yang menyangkut galian, sondir, boring dan sebagainya sebelum mengajukan penawaran hal ini dapat dilakukan atas tanggungan_ biaya kontraktor tersebut. 4. Peralatan dan tenaga kerja Semua Kerangka, peralatan, pengangkutan dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang tiang pancang pada posisinya yang permanen menjadi tanggung jawab kontraktor. Sebelum mulai pekerjaan dilapangan dengan pekerjaan pondasi tiang yang sesungguhnya, kontraktor supaya memberikan detail lengkap mengenai program kerja jumlah dan type peralatan, organisasi dan personalia dilapangan dan sebaiknya kepada Manajemen Konstruksi (MX. Pembangunan Gedung AT Asrama Pemondokan 58 SPESIFIKASI TEKNIS Manajemen Konstruksi (MK) akan minta penggantian peralatan dan personalia bilamana hal ini dianggap tidak cocok Spesifikasi Pondasi Tiang Pancang Tiang pancang yang digunakan adalah tiang pancang beton dengan spesifikasi sebagai berikut : - PC SPUN PILE SQ 250 x 250 - 5 BP (segi empat) ~ Kedalaman 5m ~ Mutu beton K-500 - Type Semen tI = PC Square Pile 250x250 Class B, Crack 2,52 t.m. Ultimate 4.33 tm b. Alat pancang menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) ‘Secara garis besar pekerjaan pemancangan dengan alat pancang Hydraulic Static Pile Driver menggunakan sistem jepit kemudian menekan tiang tersebut. Cara Kerja alat HSPD adalah sebagai berikut 6. Posisikan alat HSPD pada lokasi titik pancang yang telah ditentukan, dan catat data yang diperlukan dalam pilling record. Posisikan "Hydraulic Cylinder’ dalam keadaan bebas dan "Pressing Box" diangkat pada posisi bagian atas. Tiang diangkat dan dan dimasukkan kedalam lubang sentral yang terdapat dalam "Clamping Box’. Operator mengatur " pressing valve ", "pressing cylinder agar tiang dalam keadaan terjepit oleh “Clamping Cylinder’, kemudian "Clamping Box" yang telah menjepit ditekan, sehingga berakibat tiang dapat masuk kedalam tanah. Setelah selesai melaksanakan satu siklus penekanan, ” clamping cylinder * dibuat keadaan bebas (tidak menjepit tiang lagi) , sehingga tiang pancang terbebas dari Jepitan , dan " clamping box * diangkat kembali pada posisi semula. Selanjutnya urutan pekerjaan tersebut diulang secara terus menerus , sesuai dengan kedalaman atau daya dukung yang diharapkan. Instalasi Pondasi Tiang, Pondasi tiang harus diinstall tepat pada posisi maupun permukaannya. Tiang yang tidak tepat pada tempatnya tidak boleh secara paksa diperbaiki pada posisi yang seharusnya, Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 59 SPESIFIKASI TEKNIS Posisi Pondasi Tiang Pancang Pondasi tiang harus dipancang tepat pada posisinya maupun permukaannya Tiang yang tidak tepat pada tempatnya tidak boleh secara paksa diperbaiki pada posisi yang seharusnya, a. Posisi tiang adalah pada lokasi seperti yang ditunjukkan pada gambar struktur. Kontraktor bertanggung jawab untuk posisi tiang yang tepat, permukaan dan keseluruhannya dan untuk semua peralatan yang diperlukan untuk ini. Pengukuran-pengukuran dilapangan harus dilakukan oleh surveyor sebelum dan sesudah pekerjaan pemancangan. b. Rangka tiang harus dilot dengan teliti sebelum pemancangan atau member. Devisi maksimum yang diinginkan harus setiap tiang adalah 75 mm dalam arah horisontal dant : 100 dalam arah vertikal. 8. Rintangan -rintangan a. Bila terdapat rintangan-rintangan dibawah tanah yang tidak diharapkan seperti pondasi lama, dinding basemen dan sebagainya yang sangat mengganggu kemajuan pekerjaan_pilling, maka Pelaksana/Kontraktor supaya segera memberitahukan kepada Manajemen Konstruksi (MK). b, _Bilamana lokasi semua tidak mungkin diinstalasi pondasi tiang, maka lokasi tiang perlu direvisi oleh konsultan Perencana dan kontraktor akan dibayar terhadap kemungkinan adanya pekerjaan tambah, ©. Rintangan-rintangan permukaan, yaitu yang ada pada kedalam yang tidak lebih dari 300 mm dari permukaan tanah, harus dibersihkan dan dibongkar oleh Pelaksana/Kontraktor atas tanggungannya. d. Lubang yang ditinggalkan karena rintangan- rintangan sebagai mana yang disebutkan dalam butir b diatas tidak merupakan kerja tambah atau kurang dan harus diisi kembali dengan tanah, pasir atau puing-puing seperti yang diinstruksikan. Penambahan tiang akibat lubang yang ditinggalkan akan merupakan_pekerjaan tambahan. Tiang Rusak. Bila mana Manajemen Konstruksi (MK) berpendapat sebuah tiang cacat pada waktu pengecoran, pemancangan ataupun uji coba sehingga nilai struktur diragukan, maka tiang ini harus dikeluarkan ataupun diganti dengan beberapa Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 60 SPESIFIKASI TEKNIS pile yang mempunyai affek struktur yang minimum sama dengan yang digantikan atas biaya kontraktor. 10. Tiang Cacat a. Tiang cacat ataupun keluar dari posisi yang dirancangkan harus diganti oleh 2 atau lebih tiang seperti yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi (MK) atas biaya Kontraktor. b. Ongkos-ongkos untuk perencanaan dan penggambaran ulang atau penambahan ukuran penulangan Pile Cap atau Balok Sloof karena ketidaktepatan posisi pile adalah menjadi tanggung jawab kontraktor. 11. Kepala Pondasi Tiang ‘a. Pembobokan kepala pondasi tiang cut-off level dan pengecoran Pile Cap akan dilaksanakan oleh Kontraktor Utama. b. Kelebihan panjang tiang harus dibuang atau dimanfaatkan sebagaimana yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi (MK). 12. Posisi Pondasi Tiang Setelah selesainya pekerjaan pondasi tiang, Kontraktor harus mensurvai kembali tiang dan mencatat seberapa jauh devisi baik horizontal maupun vertical terhadap level posisi yang sesungguhnya. Survai kembali ini dilakukan bersama-sama dengan Kontraktor Utama dan dihadiri oleh Manajemen Konstruksi (MK) ataupun wakilnya, 13. _Instalasi M & E Bawah Tanah a. Kontraktor bertanggungjawab untuk semua kleim yang mungkin timbul karena kerusakan — kerusakan instalasi ME bawah tanah, bilamana instalasi tersebut sudah tertera dalam gambar. b. Kontraktor supaya melaksanakan pekerjaannya begitu rupa sehingga bangunan dan pondasi bangunan tetangga tidak terganggu atau rusak. c. Selang beberapa waktu selama dan sesudah selesainya pekerjaan pondasi semua peralatan, kelebihan tanah-tanah, sisa-sisa cut-off dan sebagainya perlu dibersihkan. Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan et 14, 15. 16. 7. 18, 19. SPESIFIKASI TEKNIS Data-data Pondasi Tiang. Data-data lengkap dari tiap-tiap pondasi tiang meliputi instalasi tiang, set, contoh-contoh tanah dan sebagainya diminta oleh Manajemen Konstruksi (MK) supaya dilengkapi dalam waktu 48 jam setelah instalasi pondasi tiang yang bersangkutan selesai Kepala Tiang Naik Begitu sebuah tiang selesai diinstalasi, maka data-data untuk penurunan permukaan kepala tiang supaya dimonitor. Bilamana seluruh tiang dari sebuah kelompok tiang selesai, maka kepala tiang yang naik keatas supaya diperbaiki sesuai instruksi Manajemen Konstruksi (MK) atas biaya Kontraktor. Permukaan Tanah. Sudah termasuk harga Pelaksana/Kontraktor adalah semua bahan-bahan yang diperlukan untuk meratakan tanah seperlunya sehingga peralatan dapat bergerak dengan lancar selama masa pelaksanaan pondasi tiang, Persetujuan Posisi Pondasi Tiang Posisi pondasi tiang akan diperiksa oleh Manajemen Konstruksi (MK) selama pekerjaan berlangsung dan persetujuan akhir akan diberikan dalam waktu 3 (tiga) hari setelah data-data tiang akhir diberikan oleh Kontraktor. Peralatan mesin-mesin tidak boleh dikeluarkan dari Lapangan tanpa persetujuan tertulis dari Manajemen Konstruksi (MK) Pengetesan Tiang Pancang. Setelah selesai pemancangan secara keseluruhan maka harus segera diadakan pengetesan tiang pancang yang titik titiknya di tentukan oleh Konsultan Perencana. Alat Pengetesan Pancang Setelah titik tiang ditentukan maka diadakan pengetesan mengunakan alat uji tes pembebanan / PDA (Pile Driving Analisys) yang disaksikan oleh Konsultan Perencana dan Manajemen Konstruksi (MK). Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 02 SPESIFIKASI TEKNIS Jumlah titik tiang yang ditest minimal dua (2) titik. 20. Hasil Pengetesan PDA Hasil pengetesan menghasilkan daya dukung minimal 200 % dari beban dan dibuat tiga rangkap untuk arsip Kontraktor, Manajemen Konstruksi (MK), Manajemen Konstruksi (MK). a Umum: Pelaksanaan pengujian tiang pondasi dilakukan setelah tiang yang dipilih telah dipancang selama 14 hari untuk memberikan kesempatan tanah mencapai pemulihan dari kondisi pemancangan-Pekerjaan tiang disekitar lokasi pengujian harus dihentikan selama proses pengujian Kontraktor wajib menyediakan semua pekerja dan material/peralatan yang diperlukan untuk persiapan, pelaksanaan, dan pengukuran hasil pengujian. Selama proses dan operasional pengujian pondasi tiang pancang , Kontraktor wajib menyediakan dan menempatkan tenaga kerja yang ahli untuk mengoperasikan, mengamati dan mencatat pengujian Pengujian pondasi tiang harus dilakukan pada tiang-tiang pondasi yang dipilth oleh Perencana/ Pengawas. Pondasi tiang yang akan diyjt harus mempunyai bahan dan ukuran yang sama dengan pondasi-pondasi tiang yang digunakan sebagai pondasi tiang di proye k tersebut dan harus dipancang dengan alat pancang, metoda dan prosedur yang sama. Beban Uji Standar Terhadap Tiang Pancang, Beban aksial tekan penuh terhadap tiang uji harus minimal 2 ( dua) kali dari beban rencana ( = 2x 37 ton = 74 ton) sesuai dengan ASTM D 1143- 81, atau sesuai petunjuk Pengawas/Perencana Peralatan dan Perangkat Pembebanan Pembebanan tiang dilakukan dengan menggunakan metoda PDA ( Pile Dynamic Analisys ) dengan beban jumlah beban equivalent dengan minimum 1.1 kali beban uj Prosedur Pembebanan Beban uji vertikal harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi pembebanan dinamik yang dilakukan oleh Pelaksana PDA. Pembangunan Gedung A1 Asrama Pemondokan 83

Anda mungkin juga menyukai