Anda di halaman 1dari 6

Rumah Adat Mbaru Niang

Wae Rebo Flores ( Vernacular Fungsional )


Asal Usul Masyarakat
Berawal dari nenek moyang mereka yang Sedangkan Lutur merupakan
merupakan nenek moyang asli Waerebo zona public yang digunakan
bernama Empo Maro yang berasal dari untuk aktivitas tamu dan
Minangkabar, Sumatera masyarakat.

2A sirkulasi aktivitas privat


2B area dapur
2C perabot lemari yang dimiliki
Proses Pembangunan Adat Mbaru Niang
tiap kelapa keluarga
Rumah adat Mbaru Niang biasanya
memiliki diameter lantai dasar sekitar 15
m dan terbagi atas 5 lantai. Rumah ini
Denah Rumah Mbaru Niang
Masyarakat Wae Rebo umumnya dihuni oleh 6 sampai 8
Kepercayaan Masyarakat. keluarga. Adapun arti dari rumah adat 1-2 Ruang Keluarga yang
Masyarakat Wae Rebo mengakui agama ini adalah “Mbaru” artinya Rumah, terbagi atas dua area yaitu
Katholik sebagai kepercayaan mereka. “Niang” artinya Tinggi dan Bulat. area lutur (publik), dan area
Meskipun demikian, dalam kehidupan molang (privat). 3 merupakan ruang untuk tidur, setiap
sehari-hari mereka masih memegang erat kepala keluarga menempati satu
kepercayaan terhadap roh leluhur dan ruang dengan posisi kaki selalu
nenek moyang.c berada didalam (menghadap tiang
Konsep Arsitektur utama), pada Mbaru Gendang
Rumah adat Mbaru Niang adalah contoh terdapat 8 kamar
karya arsitektur vernakular yang unik,
rumah berbentuk kerucut ini mirip seperti 1A area duduk bagi
rumah Honai di Papua dan cukup mirip penghuni rumah/ tetua adat
dengan rumah adat di Tanjania, Afrika. tepat didepan tiang utama
pada setiap Mbaru Niang
Atapnya ditutupi daun lontar, dari atas Pembaian Rumah Mbaru Niang (siri bongko) Sarang laba-laba representasi dari
hingga ke bawah dan hampir menyentuh 1B area istirahat bagi tamu bentuk denah melingkar Mbaru
Lantai pertama dibagi dalam 2 bagian
tanah, Tingginya mencapai 15 m dengan Niang sedangkan simbol keutuhan
yaitu lutur dan Nolang. Nolang
pembagian beberapa lantai. dari sarang laba-laba disimbolkan
merupakan zona privat yang berfungsi

dengan keutuhan budaya yang
https://dspace.uii.ac.id/ untuk tempat tinggal dan berkumpul
• https://student-activity.binus.ac.id/himars/2021/07/18/rumah-adat- tetap dipertahankan dari berbagai
mbaru-niang-wae-rebo/ keluarga.
• https://media.neliti.com/ perbedaan
Konstruksi Adat Mbaru Niang
Wae Rebo Flores ( Vernacular Fungsional )

Bangunan ini memiliki bagian atas yang


Lantai pertama dibuat
lebih kecil, sehingga pengaruh tekanan
segera setelah pondasi
angin pada bangunan ini bekerja lebih
selesai dilaksanakan,
ringan dibanding bagian bawah yang lebih
berlandaskan balok-balok
besar.
danhamparan papan kayu
dan dikelilingiglondongan
ikatan rotan besar sebagai
Anak Tangga
dudukan utama atap.
Tiang ngando dan dan tiang
Potongan Mbaru Niang
bongkok di sambung dengan
Bangunan ini menggunakan sistem sendi. Dan diperkuat
konsep makro kosmos, dimana dengan cara di apit oleh dua
terdapat tiga bagian didalamnya, Pengaruh Bentuk Mbaru Niang Terhadap batang bambu. Posisi batang
yaitu ruang bawah atau kolong Angin bambu berada separo dari
atau biasa disebut dengan kaki, tiang bongkok dan
kemudian diatasnya sebagai Pondasi dari Mbaru Niang difungsikan sebagai anak
wadah manusia beraktivitas terdiri dari beberapa bilang Pemasangan tangga untuk naik ke ruang
disebut dengan ruang tengah atau batang kayu yang ditanam ke Di atas lantai pertama inilah didirikan atas atau ujung atap
badan, ruang atas atau kepala yang tanah sedalam 2 meter. Seiring tiang utama hingga kepucuk Mbaru bangunan.
merupakan ruang dari bagian atap, dengan kedatangan tamu dan Niang atau yang sering disebut
dimana bagian ini berhubungan beberapa masukan dari para “Ngando ” yang dilengkapi dengan
dengan kepercayaan akan leluhur ahli, pondasi Mbaru Niang tangga banmbu untuk menaiki setiap
dan Tuhan mereka. sekarang dibungkus dengan tingkat Mbaru Niang.
plastic dan iujuk untuk
Pembagian Lantai Rumah Wae melindungi kayu bersentuhan
Rebo: langsung dengan yang lembab.
Lantai 1 : Tempat aktivitas utama
sehari-hari
Laintai 2: Menyimpan barang
panen (lobo)
Detail Sambangan Tiang Ngando Setelah kesluruhan struktur utama
Lantai 3: menyimpan benih
selesai hingga bamboo-bambu
tanaman (lentar).
pengikat atap siap, barulah
Lantai 4: Menyimpan stok
pemasangan ijuk dan alang-alang
makanan (lempa rae) Pondasi dillaukan untuk menutupi keseluruhan
Lantai 3: Menaruh sesaji untuk
Jurnal Arsitektur Pendapa, Jurnal Arnala, bangunan.
leluhur.
Rumoh Aceh
Elemen tameh raja dan
putroe dipilih yang
paling baik, karena
sebagai penyambut di
serambi depan, selain
juga berfungsi sebagai
struktur utama
sebagaimana mestinya.
Asal Usul Masyarakat
Pada zaman Raja Darius dari
Persia, berbagai bangsa di negeri
Persia berangkat menetap di
sebelah Barat Pulau Ruja kemudian
diberinama Nanggroe Aceh.

Denah Rumoh Aceh

Anatomi Rumoh Aceh

Ragam Ukiran Rumoh Aceh

Tampak Depan Rumoh Aceh


Kepercayaan Masyarakat
Aceh adalah daerah di Indonesia yang Konsep Rumoh Aceh yang berbentuk
pertama kali masuk agama Islam yang panggung, tiang penyangganya yang
dapat berkembang subur, sehingga terbuat dari kayu pilihan, dindingnya dari
berhasil membentuk masyarakat Islam papan, dan atapnya dari rumbia. Selain itu,
Ukiran Flora
yang kuat dan patuh menjalankan unsur keagamaan pada konsep rumah
Motif flora. Motif ini Motif fauna biasanya bercorak
ajaran-ajaran Islam hingga sekarang. sangat terlihat seperti rumah ini harus
menggambarkan bentuk hewan unggas yang umumnya
menghadap kiblat. Di bagian belakang ada
Sistem Kosmologi tumbuh-tumbuhan. Biasanya banyak disukai masyarakat
rumoh dapu (dapur) yang elevasi lantainya
Masyarakat aceh selalu menyeimbangkan lebih rendah dari seuramoë likôt.Dapur motif ini digambarkan pada Aceh. Misalnya motif merpati
kehidupan mereka dengan sesama tangga, dinding tulang angen, dan balam atau perkutut.
mendapat posisi
manusia, alam, dan tuhan, karena terikat terendah. balok pada bagian kap atap ,
dengan konsep potala.. maupun jendela
https://beta.peakd.com/indonesia/@mw20/kosmologi-aceh-11-15-e7dc1698fd71a https://adoc.pub/keluhuran-seni-arsitektur-rumoh-aceh.html https://olahfisik.id/rumah-adat-suku-aceh/#Motif_Fauna
Konstruksi Rumoh Aceh

Rumah Aceh digunakan sebagai bangunan tempat tinggal, yang terdiri atas tiga ruang, yaitu
seuramoe keue, seuramoe likot dan tungai. Letak ketiga ruang itu tidak sama rata, dimana ruang
tengah lebih tinggi dari pada ruang depan dan belakang.

Bagian Kontruksi Rumoh Aceh


Adapun elemen pembentuk rangka utama rumah Aceh
terdiri:
• Pondasi atau landasan tiang yang disebut gaki tameh
menggunakan batu sungai, diletakkan diatas tanah dasar
yang telah ditinggikan sekitar 30 cm atau disebut
teunamba’.
• Tiang atau tameh sebagai salah satu kerangka utama
yang menahan atap, menggunakan kayu bulat. Ket:
• Balok yang menghubungkan tiang-tiang dalam arah • Bak Mane: Batang
memanjang disebut ro’ dan melintang disebut toi. Kayu
• Balok untuk menahan lantai disebut lhue. • Bak Tu :Batang Kelapa
• Sebagai penahan atap menggunakan balok kayun yang • Bak panah: Batang
disebut bara panyang dan bara linteung, indreng, diri, Nangka
tuleung reung, dan gaseue.
• Sedangkan untuk dinding atau binteh dan lantai atau
aleu menggunakan papan.
Sistem struktur pada
konstruksi Rumah
Tradisional Aceh
merupakan sistem Struktur Potongan Memanjang
Rangka. Sistem struktur Fumgsi Struktur terhadap ketahanan gempa
rangka merupakan sistem
Bahan bangunan yang dipergunakan untuk mendirikan rumoh
struktur yang menahan
Aceh sangat bervariasi. Bahan-bahan tersebut terpilih dari
beban bangunan adalah
jenis-jenis kayu tertentu, dimana untuk kerangka dasar dipilih
balok dan kolom.
kayu yang kuat dan lurus. Kayu yang dugunakan untuk tiang
Potongan Melintang dipilih dari jenis kayu yang keras dan berwarna gelap
Maket Model kecoklatan.
Rumah adat Jawa Tengah
JOGLO
Keadaan Kosmologi
Alam semesta menurut kosmologi Jawa merupakan tempat kehidupan bagi manusia
yang diciptakan oleh Tuhan. Maka dari itu, untuk menjaga keselamatan diri dan
keharmonisan bersama di dunia, manusia memiliki kewajiban untuk menjaga
perdamaian antara dirinya sendiri sebagai manusia dengan alam dan Tuhan.

Asal Usul Masyarakat


Asal usul nenek moyang suku jawa juga
disebutkan dalam babad kuno jawa. Dalam
babad Jawa ini, diceritakan bahwa
pangeran yang berasal dari Kerajaan Kling Tampak Depan Rumah Joglo
tersisihkan bersama pengikutnya. Konsep Bangunan
Sedangkan menurut surat kuno keraton Bangunan ini didominasi dengan kayu yang dimana mampu meredam Bagian Rumah Adar Joglo
Malang, asal-usul suku Jawa berasal dari getaran yang disebabkan oleh gempa. Pondasi rumah Joglo terbuat
kerajaan Turki tahun 450 SM. dari tanah yang dipadatkan atau ditinggikan yang disebut juga
dengan dibrug. Kemudian, terdapat empat tiang saka guru yang
umumnya berjumlah 16 buah dengan keberadaannnya memiliki
fungsi yang berbeda-beda.

Kepercayaan
Sebelum Budha, Kristen, Hindu,
dan Islam masuk ke Pulau Jawa,
kepercayaan asli yang dianut
masyarakat Jawa adalah animisme Potongan Rumah Joglo
dan dinamisme, atau perdukunan. Soko Guru adalah empat tiang utama yang terdapat pada bangunan tradisional Jawa, seperti pendopo, rumah adat, dan
Kejawen merupakan kepercayaan masjid. Ia berfungsi untuk menyangga gaya berat atap. Konstruksi saka guru terdapat pada bangunan dengan atap
dari sebuah etnis yang berada di tipe joglo atau tipe tajug. Masing-masing dari empat tiang berada di atas umpak, batu berbentuk trapesium tiga dimensi
Pulau Jawa. Filsafat Kejawen yang berfungsi sebagai peralihan antara tiang dan pondasi.
didasari pada ajaran agama yang
dianut oleh filsuf dari Jawa.
https://indonesia.go.id/ragam/budaya/kebudayaan/kejawen-pedoman-berkehidupan-bagi-masyarakat-jawa#:~:text=Sebelum%20Budha%2C%20Kristen%2C%20Hindu%2C,dan%20menjauhi%20larangan%20dari%20agamanya.
https://student-activity.binus.ac.id/himars/2022/03/25/rumah-joglo/ https://suluah.com/mengenal-saka-guru-dan-sistem-purus-dalam-arsitektur-jawa/
Konstruksi pada Rumah Joglo
Kerangka bangunan utama dari rumah tradisional Jawa terdiri atas soko guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan)
atau tumpang telu (tumpang tiga) di atasnya. Struktur joglo yang seperti itu, selain sebagai penopang struktur utama rumah, juga sebagai tumpuan atap rumah
agar atap rumah bisa berbentuk pencu.
Sambungan konstruksi susunan tiang rangka joglo bagian atas berupa sistem cathokan dan sistem purus. Sistem
purus merupakan sistem konstruksi knockdown berupa tonjolan dan lubang yang saling terkaitkan / saling
mengunci satu sama lain.
Sedangkan cara mendirikan tiang pada lantai dapat dilakukan dengan :
• Sistem purus dengan umpak (ompak / bebatur).
• Sistem ceblokan tanpa umpak.
Sistem konstruksi purus ini memudahkan ketika bangunan akan dibongkar
untuk dipindahkan. Dalam tradisI Jawa memang dikenal istilah ‘bedhol omah’
yaitu membongkar rumah untuk kemudian dipindahkan ke lokasi lain (Dakung,
1982: 211).

Konstruksi sambungan tiang rangka joglo bagian atas

Atap bangunan dengan tipe joglo ditopang


oleh empat tiang utama yang disebut Soko
Guru. Tiang Soko Guru atau Sakaning Guru
merupakan empat buah tiang penopang Sistem Purus
Pemetaan Denah
atap yang berada dibagian tengah pendhopo
dan lebih tinggi dari tiang-tiang lainnya Lantai joglo memiliki bentuk yang berundak
atau memiliki level ketinggian lantai yang berbeda-beda.Makna dari
level lantai pawon dan pekiwan yang paling rendah dari ruang yang
lain adalah untuk menggambarkan ruang yang kotor posisinya rendah,
sedangkan kesucian menduduki area yang tinggi.

Ilustrasi level Lantai Rumah Joglo Tampak Samping


Ilustrasi konstruksi umpak, saka guru, tumpang sari

Anda mungkin juga menyukai