Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL

dengan keseriusan penyelenggara dalam menyelenggarakan dan mengelola TBM agar lebih
profesional. Profesionalisme tersebut berkaitan dengan pengelola TBM dalam mengelola

Kajian Manajemen Taman dan beranekaragamnya bahan bacaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kelebihan
TBM yang ada terutama bagi TBM yang berlokasi jauh dari perkotaan memang sangat

Bacaan Masyarakat (TBM)


dibutuhkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan bahan bacaan.
Kata kunci: manajemen, taman, bacaan, Semarang

di Kabupaten Semarang PENDAHULUAN


Membaca adalah hal yang sangat fundamental dalam proses belajar dan
Melati Indri Hapsari
pertumbuhan intelektual. Kualitas hidup seseorang dapat dilihat dari
(Pamong Belajar Madya PP PAUD dan Dikmas Jawa Tengah) bagaimana seseorang dapat memaksimalkan potensinya. Salah satu upaya untuk
memaksimalkan potensi diri adalah dengan membaca. Membaca pada era
ABSTRAK globalisasi ini merupakan suatu keharusan yang mendasar untuk membentuk
perilaku seseorang. Dengan membaca seseorang dapat menambah informasi
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif naturalistik dengan jenis penelitian dan memperluas ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Sehingga tidak diragukan
eksploratif. Subyek penelitian adalah tokoh-tokoh kunci dalam penyelenggaraan Taman lagi apabila melek huruf (literat) menjadi salah satu indikator dalam indeks
Bacaan Masyarakat. Data terutama dikumpulkan dengan observasi, yang didukung oleh pembangunan yang akan mengukur kualitas suatu negara.
wawancara mendalam dan studi dokumentasi.Analisis data yang digunakan adalah
analisis model interaktif yang meliputi menyusun transcript hasil wawancara mendalam, Berdasarkan survei UNESCO minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001
melakukan reduksi data, memberikan kode, pengelompokan data, display data, verifikasi persen. Artinya, dalam seribu masyarakat hanya ada satu masyarakat yang
data, hasil studi dokumentasi. Kriteria keabsahan data dengan menggunakan kredibilitas, memiliki minat baca. Kondisi minat baca bangsa Indonesia memang cukup
dependabilitas, konfirmabilitas, transferabilitas. memprihatinkan. Berdasarkan studi “Most Littered Nation In the World” yang
dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu,
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. Taman Bacaan Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat
Masyarakat adalah lembaga yang menyediakan berbagai jenis bahan belajar yang membaca. Nilai literasi membaca Indonesia masih sangat rendah. Nilai riset
dibutuhkan masyarakat. Untuk pemahaman konsep tidak semua penyelenggara dan Program for Internasional Student Assesment (PISA) rata-rata 493, sementara
pengelola TBM di Kabupaten Semarang ini paham betul konsep dan tujuan mendirikan nilai literasi Indonesia hanya 396. Indonesia persis berada di bawah Thailand
TBM. Mereka cenderung menjadikan TBM sebagai program pelengkap saja di lembaga (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk
penyelenggara misalnya PKBM. TBM yang ada beranekaragam keberadaannya, mendukung membaca peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.
tergantung daerah setempat dan kondisi dana yang ada. Komponen-komponen Penilaian berdasarkan komponen infrastruktur Indonesia ada di urutan 34 di
penyelenggaraan TBM terutama terdiri dari pola penyelenggaraan, sistem evaluasi, atas Jerman, Portugal, Selandia Baru dan Korea Selatan. Menunjukkan Indonesia
pengelola, dukungan, jaringan kerja sama, motivasi, pembiayaan, koleksi bahan masih sangat minim memanfaatkan infrastruktur. Sehingga indikator sukses
bacaan. Semua komponen tersebut kondisinya berbeda-beda tergantung dari lembaga tumbuhnya minat membaca tak selalu dilihat dari berapa banyak perpustakaan,
penyelenggara masing-masing. buku dan mobil perpustakaan keliling. (Edukasi, Kompas)
Dalam pelaksanaannya TBM yang ada mempunyai kekurangan dan kelebihan masing- TBM yang diselenggarakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat bertujuan untuk
masing. Kekurangan dan terutama kritik yang banyak dilontarkan lebih berkaitan memberi kemudahan akses kepada warga masyarakat untuk memperoleh bahan bacaan.

104 Jurnal AKRAB! Volume VII Edisi 1/Oktober/2016 105


Di samping itu, TBM berperan dalam meningkatkan minat baca, menumbuhkan Penyelenggaraan Taman Bacaan masyarakat (TBM) bukan hanya untuk
budaya baca dan cinta buku bagi warga belajar dan masyarakat. Secara khusus TBM mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya
dimaksudkan untuk mendukung gerakan pemberantasan buta aksara yang antara lain Taman Bacaan Masyarakat diharapkan dapat membantu warga belajar dalam
karena kurangnya sarana yang memungkinkan para aksarawan baru dapat memelihara menimba ilmu pengetahuan, keterampilan yang dibutuhkan warga belajar
dan meningkatkan kemampuan baca tulisnya. TBM juga ditujukan untuk memperluas dalam kehidupannya. Agar dapat menunjang masyarakat dan warga belajar
akses dalam memberikan kesempatan kepada masyarakat mendapatkan layanan gemar membaca, maka dalam pengadaan bahan bacaan di TBM harus
pendidikan. (Departemen Pendidikan Nasional, 2008) mempertimbangkan selera dan kebutuhan warga belajar.
Sejauh ini TBM yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal dan optimal oleh Membaca merupakan upaya yang ampuh untuk memperoleh akses langsung
masyarakat. Sebagian TBM yang kurang diminati oleh warga belajar lebih pada guna memperoleh ilmu dan pengetahuan serta penguasaan teknologi. Upaya
karena pengelolaan yang kurang maksimal dan kurangnya motivasi masyarakat tersebut, sangat bergantung pada intensitas minat baca bagi setiap individu.
untuk membaca. Minat baca merupakan wujud kecenderungan jiwa yang dapat membuat
seseorang menjadi senang dan tertarik terhadap bahan bacaan yang dipilihnya.
Pertanyaan Penelitian Menurut Bond (dalam Sumadi, 1987) minat baca adalah gambaran tentang
1. Bagaimana konsep dan filosofi Taman Bacaan Masyarakat yang telah ada di cakupan isi, aktivitas, dan intensitas seseorang dalam membaca bacaan yang telah
Kabupaten Semarang? dipilih. Tingkers (1975: 309) mendefinisikan minat baca sebagai kecenderungan
2. Bagaimana penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat di Kabupaten jiwa yang diperoleh secara bertahap untuk merespon secara selektif, positif dan
Semarang? disertai dengan rasa puas terhadap hal-hal khusus yang dibaca. Dengan demikian,
3. Bagaimana kekurangan dan kelebihan penyelenggaraan Taman Bacaan minat baca adalah suatu kecendrungan jiwa yang diperoleh dengan cara bertahap
Masyarakat di Kabupaten Semarang? untuk merespon kegiatan secara selektif dan positif, yang membuat seseorang
Tujuan Penelitian menjadi tertarik dan merasa puas terhadap bacaan yang dipilihnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan eksplorasi konsep dan filosofi Selanjutnya Suryabrata (1989:18) mengatakan bahwa kebiasaan membaca
Taman Bacaan Masyarakat yang telah ada di Kabupaten Semarang, seseorang diakui atau tidak sangat berkaitan dengan minat baca yang dimilikinya.
melakukan eksplorasi penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat di Lebih jauh ia mengatakan bahwa seseorang yang berminat terhadap sesuatu akan
Kabupaten Semarang, melakukan telaah kritis penyelenggaraan Taman bersungguh-sungguh melakukan sesuatu yang diminatinya. Begitu juga dengan
Bacaan Masyarakat di Kabupaten Semarang. minat baca seseorang terhadap suatu bacaan. Apabila ia berminat terhadap sesuatu
bacaan, maka akan bersungguh-sungguh membaca bacaan yang diminatinya
Manfaat Penelitian untuk mendapatkan berbagai informasi atau tujuan lain dari hasil bacaan itu.
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah memperoleh
gambaran profil penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat yang telah Selanjutnya David (1984:199) mengatakan bahwa pada masa sekarang dan
ada di Kabupaten Semarang, memperoleh bahan kajian untuk menyusun akan datang kegiatan membaca harus digalakkan sejalan dengan pesatnya
rekomendasi bentuk atau model Taman Bacaan yang sesuai dengan perkembangan pendidikan itu sendiri. Ia menambahkan bahwa salah satu usaha
karakteristik masyarakat. untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah melalui kegemaran dan kegiatan
membaca. Karena media bacaan yang tersedia tidak akan berarti apabila tidak
TINJAUAN PUSTAKA dibaca. Minat baca menurutnya akan berperan sebagai kekuatan yang akan
Taman Bacaan Masyarakat adalah lembaga yang menyediakan berbagai jenis mendorong (motivating force) seseorang untuk belajar.
bahan belajar yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sebagai tempat penyelenggaraan Juel (1988) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata
pembinaan kemampuan membaca dan belajar, sekaligus sebagai tempat untuk dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Hasil akhir dari
mendapatkan informasi bagi masyarakat.(Depdiknas, 2008)

106 Jurnal AKRAB! Volume VII Edisi 1/Oktober/2016 107


proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan. Secara 1. Sosialisasi melalui organisasi-organisasi masyarakat yang ada.
operasional Lilawati (1988) mengartikan minat membaca adalah suatu perhatian 2. Membuat leaflet sebagai alat promosi.
yang kuat dan mendalam yang disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan 3. Mengupayakan agar selalu terjadi sirkulasi buku.
membaca sehingga mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya
4. Menyediakan bahan bacaan atau bahan informasi yang dibutuhkan oleh
sendiri. Aspek minat baca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan
masyarakat.
manfaat membaca, frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang pernah
dibaca. Sinambela (1993) mengartikan minat membaca adalah sikap positif dan 5. Menyediakan bahan bacaan yang merangsang keingintahuan masyarakat.
adanya rasa keterikatan dalam diri seseorang terhadap buku bacaan. Aspek minat 6. Mengadakan berbagai jenis lomba bagi pengujung.
membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan kesadaran 7. Memberikan penghargaan kepada pengunjung setia.
akan manfaat membaca. 8. Mengupayakan kelengkapan TBM dengan media belajar lain (TV, APE,
Mulyani (1981) berpendapat bahwa tingkat perkembangan seseorang yang VCD Player, dll) bila memungkinkan.
paling menguntungkan untuk pengembangan minat membaca adalah pada 9. Mendesain TBM sebagai tempat yang menarik untuk didatangi.
masa peka yaitu sekitar usia 5 – 6 tahun. Kemudian minat membaca ini akan 10. Menyediakan tempat yang nyaman dan santai untuk membaca.
berkembang sampai dengan masa remaja. Ada dua kelompok besar faktor yang
mempengaruhi minat membaca seseorang, yaitu faktor personal dan faktor METODE PENELITIAN
institusional (Purves dan Beach, dalam Harris dan Sipay, 1980). Faktor personal
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif naturalistik dengan jenis penelitian
adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang, yaitu meliputi usia, jenis
eksploratif. Pendekatan kualitatif naturalistik dalam penelitian memiliki makna
kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan psikologis.
memahami peristiwa dalam kaitannya dengan orang dalam situasi tertentu.
Sedangkan faktor institusional adalah faktor-faktor di luar diri seseorang, yaitu
(Moleong, 2002:33). Jenis penelitian ini dipilih karena diarahkan pada latar
meliputi ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan jenis-jenis bukunya, status
penelitian dan individu secara holistik, yang kemudian akan ditemukan data dan
sosial ekonomi dan latar belakang etnis, kemudian pengaruh orang disekitarnya.
fakta secara alamiah dengan kenyataan-kenyataan di lapangan yang merupakan
Untuk meningkatkan peran TBM dalam menumbuhkan minat baca masyarakat suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari konteksnya.
disekitar TBM perlu ada perbaikan. Perbaikan ini diharapkan akan memotivasi
Subyek penelitian adalah tokoh-tokoh kunci dalam penyelenggaraan Taman
masyarakat untuk berkunjung dan membaca koleksi TBM. Perbaikan yang dapat
Bacaan Masyarakat, yang antara lain: Pengambil kebijakan tentang pendidikan,
dilakukan antara lain: Pertama, koleksi TBM terus ditingkatkan baik dari segi
Pemerhati dan praktisi pendidikan terutama TBM, Penyelenggara TBM,
kuantitas maupun kualitas. Kedua, sarana atau perabot TBM perlu dilengkapi,
Pengelola TBM, Masyarakat Pengguna TBM. Lokasi penelitian ini adalah
TBM dapat dilengkapi dengan pendingin udara, televisi dan komputer
Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah.
multimedia. Ketiga, masalah SDM TBM juga perlu mendapat perhatian.
TBM harus dikelola oleh tenaga yang memiliki keahlian ilmu perpustakaan, Data terutama dikumpulkan dengan observasi, yang didukung oleh wawancara
dokumentasi dan informasi. Keempat, peningkatan dana untuk mengatasi mendalam dan studi dokumentasi. Tahap-tahap umum yang dilaksanakan dalam
masalah keterbatasan koleksi, sarana TBM. (Hakim, 2009) rangka pengumpulan dan analisis data digambarkan sebagai berikut: (Miles
& Huberman, 1992) 1) Menyusun transcript hasil wawancara mendalam, 2)
Sebagai institusi yang memiliki koleksi pengetahuan melalui koleksi buku yang
Melakukan reduksi data, 3) Memberikan kode, 4) Pengelompokan data, 5)
disediakan, TBM perlu berupaya agar masyarakat tertarik untuk mengujungi
Display data, 6) Verifikasi data, 7) Hasil studi dokumentasi. Kriteria utama untuk
TBM tersebut. Untuk itu pengelola TBM perlu membuat kegiatan yang dapat
menjamin keterpercayaan/kebenaran hasil penelitian Lincoln dan Guba (dalam
menarik perhatian masyarakat, antara lain:
Riyanto, 2007) yaitu: kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, transferabilitas.

108 Jurnal AKRAB! Volume VII Edisi 1/Oktober/2016 109


HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut dibawah suatu organisasi penyelenggara misalnya PKBM maka
TBM tersebut harus mengakomodasi kebijakan organisasi penyelenggara.
Manajemen dalam TBM bukan sekedar kegiatan menempatkan buku-buku di
rak, akan tetapi lebih dari itu, sangat kompleks, berkelanjutan dan selalu berubah. b. Melihat, memperhatikan dan memperbaharui prosedur-prosedur yang
Kegiatan manajemen adalah kegiatan yang mencerminkan adanya sebuah sistem, ada dalam rangka kepuasan pelanggan.
terkait dan terdiri dari beberapa aspek atau faktor untuk mendukungnya. Dengan Kepuasan pelanggan menjadi kunci utama suksesnya suatu TBM. Karena
manajemen yang diharapkan TBM dapat berperan sesuai fungsinya dengan apabila pelanggan merasa puas maka pelanggan tersebut dipastikan akan
maksimal. Tetapi kenyataan di lapangan manajemen TBM belum berjalan dengan datang lagi TBM dan dapat menjadi pengunjung tetap. Hal tersebut sesuai
baik . Hal tersebut diperkuat dengan penyataan seorang informan di bawah ini. dengan pernyataan informan.
“TBM sangat strategis untuk meningkatkan budaya baca walaupun di lapangan “Pelayanannya cukup memuaskan bagi pengunjung, karena jka ada orang
belum berjalan secara maksimal bahakan ada istilah TBM bukan Taman bertanya langsung ditanggapi dengan ramah.”
Bacaan Masyarakat tetapi ‘Tempat Buku Menumpuk’.” c. Membuat pernyataan visi dari TBM yang sesuai dengan kebijakan yang ada.
Beberapa faktor yang dapat ditemui dalam sebuah proses manajemen TBM Diharapkan ke depan TBM dapat mempunyai visi dan misi sendiri dengan
diantaranya adalah kebijakan dan prosedur, manajemen koleksi, pendanaan dan tetap mengakomodasi visi dan misi organisasi penyelenggara.
pengadaan, manajemen fasilitas, sumber daya manusia, perencanaan.
Yang terpenting bahwa setiap membuat sebuah kebijakan atau prosedur harus
1. Prosedur dan kebijakan selalu mempertimbangkan visi, kebutuhan dan keadaan dari masyarakat
Prosedur merupakan ‘cara’ atau ‘bagaimana’ kegiatan dan aksi-aksi akan dapat dan lembaga penyelenggara. Karena pada prinsipnya TBM harus dapat
mengimplementasikan sebuah rencana spesifik atau menjalankan sebuah mencerminkan visi dan misi sebuah lembaga penyelenggara.
kebijakan. Kebijakan sendiri mengarah pada ‘mengapa’ atau ‘apa’ prinsip-
Pengembangan prosedur dalam rangka pengelolaan TBM diharapkan
prinsip dari organisasi (TBM). Kadang kala sebuah kebijakan terhadap
sangat sederhana. Seperti yang dikemukakan oleh salah satu informan
TBM sangat dipengaruhi oleh kondisi kebijakan di lingkungannya, baik dari
yang mempunyai wewenang pengambilan kebijakan di lingkungan Dinas
masyarakat, penyelenggara, dinas pendidikan dan departemen pendidikan.
Pendidikan di bawah ini.
Salah satu kebijakan yang berhubungan dengan pembudayaan kegemaran
“Pola penyelenggaraan diharapkan sangat sederhana misalnya manajemen
membaca adalah Undang-Undang no 43 tahun 2007 tentang perpustakaan.
yang sederhana sehingga setiap masyarakat yang membutuhkan dapat
Berdasarkan Undang-Undang nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan
langsung mengakses, buku-buku yang disediakan sebaiknya buku-buku yang
bahwa budaya gemar membaca menjadi tanggung jawab keluarga, satuan
menceritakan pengalaman yang berhasil terutama pengalaman yang berguna
pendidikan, masyarakat, maupun pemerintah.
untuk meningkatkan ekonomi.”
Sebagai pengelola TBM maka perlu secara jelas memahami bagaimana
2. Manajemen koleksi
mengelola TBM secara efektif, dimana kebijakan yang ada harus dijalankan,
Manajemen koleksi merupakan area kunci dari tanggung jawab pengelola.
dan prosedur harus dapat merekleksikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
Koleksi sendiri dapat didefinisikan sebagai sebuah bahan pustaka atau
Kebijakan disini termasuk didalamnya pendanaan, pengelolaan, dukungan
sejenisnya yang dikumpulkan, dikelola dan diolah dengan kriteria tertentu.
untuk pengelola dan faktor-faktor lain yang berhubungan. Hal-hal yang
Pengelolaan koleksi yang baik akan menentukan sukses tidaknya sebuah
perlu dilakukan pengelola kaitannya dengan prosedur dan kebijakan adalah:
TBM. Karena tanpa dikelola dengan baik, maka koleksi akan tetap menjadi
a. Melihat kembali sumber-sumber yang dimiliki dan mendefinisikannya kumpulan atau tumpukan buku yang tidak bermakna. Salah satu karakteristik
sesuai kebutuhan dan perkembangan kebijakan yang ada. Apabila TBM dari sebuah koleksi TBM adalah beragamnya jenis sumber atau bahan pustaka

110 Jurnal AKRAB! Volume VII Edisi 1/Oktober/2016 111


tergantung pada kebutuhan masyarakat sekitar TBM, ukuran dan jumlah yang ada tetap eksis dan senantiasa tidak ditinggalkan oleh masyarakat
koleksi, bagaimana cara mengaksesnya dan keterbaruan. Banyak hal sebetulnya penggunanya, maka pemerintah secara concent harus dapat menyuplai dana
yang dapat dilakukan untuk mengelola koleksi, mulai dari pengadaan, secara berkesinambungan.
pengolahan teknis (seperti inventarisasi, klasifikasi, pelabelan, penempatan, Untuk itu masalah pendanaan ini harus direncanakan sedini mungkin.
pemilihan) dan memang tentunya itu membutuhkan perhatian yang serius Melalui sebuah ‘assesment’ terhadap koleksi dan tujuan pengembangan
dari pengelola. Dalam manajemen koleksi sebetulnya jumlah buku suatu hal program, sebuah rencana pendanaan dapat dilakukan dan dikeluarkan
yang menjadi sangat prinsip, akan tetapi lebih penting bagaimana koleksi dalam sebuah dokumen perencanaan bagi TBM. Selanjutnya apabila dana
itu dapat dimanfaatkan dengan baik atau tidak. Koleksi yang tersedia harus tersebut sudah ada maka tugas dari pengelola TBM untuk merancang dan
selektif dan sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat yang menjadi target mengawal penggunaan dana yang ada. Hal itu harus dilakukan sistematis
sasaran, yaitu masyarakat pada umumnya termasuk koleksi untuk anak-anak, dan sesuai dengan prosedur yang sudah ada. Kegiatan pendanaan ini sangat
remaja dan dewasa baik dalam bentuk fiksi/hiburan maupun yang sciencetis. erat hubungannya dengan sebuah kegiatan pengadaan. Pengadaan di TBM
Beberapa hal yang masuk dalam manajemen koleksi diantaranya adalah: dapat meliputi pengadaan koleksi, fasilitas, ruang, alat maupun lainnya.
a. pemetaan koleksi Kenyataan di lapangan, pendanaan menjadi faktor penghambat utama dalam
b. seleksi kebijakan dan prosedur penyelenggaraan TBM. TBM yang ada hanya mengantungkan bantuan sosial
c. kegiatan katalogisasi dari pemerintah yang jumlahnya sangat terbatas, bantuan dari penyelenggara.
d. pemilahan Karena TBM dalam melayani pengunjung biasanya gratis tanpa dipungut
e. rencana pengembangan koleksi biaya karena yang dilayani merupakan masyarakat yang kurang mampu
Kegiatan manajemen koleksi tersebut belum sepenuhnya dilaksanakan oleh sehingga tidak ada pemasukan sama sekali bagi TBM. Tetapi ada juga TBM
semua TBM yang ada. Karena untuk melaksanakan kegiatan manajemen yang memunggut biaya peminjaman buku walaupun sangat sedikit untuk
koleksi tersebut membutuhkan waktu yang cukup banyak maka pengelola biaya perawatan buku.
TBM merasa tidak sanggup. Alasan pengelola TBM tidak sanggup karena
4. Fasilitas
menjadi pengelola TBM hanya sampingan jadi waktu yang ada kadang habis
Fasilitas TBM menjadi sisi lain yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan
untuk melayani pengunjung, sedangkan penyelenggara kalau mengharuskan
TBM. Seringkali yang menjadi masalah TBM adalah masalah ‘ketiadaan’ atau
pengelola untuk melaksanakan semua manajemen koleksi merasa sungkan
‘ketidakberdayaan’ fasilitas. Mulai dari ketiadaan tempat, ketiadaan koleksi,
karena tidak honor khusus yang memadai bagi pengelola TBM. Hal tersebut
ketiadaan saran pendukung, dan sarana prasarana lainnya. Namun yang
sesuai dengan penyataan seorang informan.
penting dalam pengelolaan fasilitas harus diperhatikan 3 hal yakni nyaman
“....tenaga pengelola itu sendiri nyambi semua dan tidak mendapat honor. Jadi (comfort), terbuka (welcome), kemudahan bagi pengguna (user-friendly).
mau tidak mau kalo kita akan mengadministrasikan secara profesional tidak
Idealnya TBM mempunyai semua fasilitas tersebut, dari tempat yang
nyampai waktunya sementara saya punya pekerjaan yang bayak lah antara
nyaman dan terbuka untuk semua lapisan masyarakat, koleksi dan sarana
formal dan nonformal semua harus saya kerjakan, kemudian kalau saya mau
pendukung yang ada dapat memudahkan bagi pengunjung untuk mencari
perintah mengadministrasikan sekian banyak dengan cuma-cuma begitu saja ya
dan memanfaatkan koleksi yang ada.
juga perasaan gitu.”
5. Manajemen Sumber Daya Manusia
3. Pendanaan dan Pengadaan
Faktor lain yang penting dalam pengelolaan TBM adalah masalah sumber
Pendanaan adalah masalah yang sering menjadi ‘momok’ bagi sebagian
daya manusia (SDM) yang mengelolanya. Sering ditemui bahwa pekerjaan
pengelola TBM dalam mengembangkan TBM. Dana diperlukan dalam
yang berhubungan dengan TBM ‘hanya’ menjadi kerjaan ‘sampingan’
rangka pertumbuhan dan pengembangan TBM secara global. Agar TBM

112 Jurnal AKRAB! Volume VII Edisi 1/Oktober/2016 113


sehingga tidak dikelola secara baik. Sumber daya manusia atau pengelola Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan TBM
TBM tidak harus orang yang ahli di bidang perpustakaan (Pustakawan), Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap pemanfaatan TBM adalah:
masyarakat pada umumnya dapat mengelola TBM. Syarat utama mereka 1. Minat masyarakat
harus dapat mengikuti perkembangan informasi atau ilmu pengetahuan yang Faktor minat masyarakat sangat menentukan terhadap pemanfaatan TBM.
ada. Maka dalam hal ini diperlukan sumber daya manusia yang aktif, kreatif Dengan adanya minat masyarakat terutama dalam hal membaca buku-buku
serta mampu menerima serta mengolah perkembangan tersebut dengan yang tersedia di TBM maka dengan sendirinya TBM tersebut turut membantu
baik. Untuk mencapai SDM yang optimal dalam menjalankan fungsi dan kebutuhan masyarakat akan informasi. Karena bagaimanapun lengkap dan baik
tugasnya diperlukan wawasan serta gambaran pengelolaan TBM. Untuk itu sarana dan fasilitas yang ada pada TBM tidak akan bermanfaat sebagaimana
pemerintah melalui lembaga yang diberi kewenangan senantiasa mengadakan yang diinginkan kalau tidak ada minat masyarakat untuk memanfaatkannya
pelatihan-pelatihan di bidang ilmu perpustakaan secara berkala. terutama minat baca masyarakat terhadap buku-buku TBM.
SDM atau pengelola TBM merupakan kunci utama dalam kesuksesan sebuah TBM dapat menumbuhkan minat baca masayarakat dengan menjadikan
TBM. Inovasi dan ide-ide kreatifnya akan membawa TBM menjadi TBM TBM bersifat aktif dan kondusif. TBM dapat mengadakan kelompok baca,
yang berdayaguna dan juga nyaman digunakan oleh masyarakat. Pengelola bedah buku, story telling, berbagai macam perlombaan misal: membuat cerpen,
harus benar-benar memahami seluk beluk membaca seperti prinsip-prinsip membuat dan baca puisi, bedah buku. Untuk merangsang masyarakat agar
membaca, karakteritik membaca yang baik, kesiapan membaca, cara-cara rajin berkunjung ke TBM dan meminjam buku, TBM dapat memberikan
memotivasi pengunjung agar senang membaca. hadiah atau penghargaan kepada pengunjung/anggota TBM yang paling
Selama ini pengelola TBM yang ada dituntut untuk mau dan mampu rajin datang dan meminjam buku yang diadakan secara berkala. Misalnya
mengelola TBM dengan baik tetapi tidak dibarengi dengan penghargaan tiap semester atau tiap tahun.
yang layak bagi mereka. Honor untuk mereka tidak jelas jumlah dan Kegiatan yang sudah dilakukan oleh penyelenggara dan pengelola TBM di
waktu pemberian, kebanyakaan mereka hanya kerja sosial. Oleh karena Kabupaten Semarang dalam memotivasi minat baca masyarakat antara lain
itu, penyelenggara dalam rangka merekrut pengelola persyaratan utamanya mengadakan lomba-lomba, membentuk kelompok membaca warga belajar,
adalah mereka mau bekerja sosial. Karena persyaratan tersebutlah yang memberikan layanan APE bagi anak-anak, menyediakan buku cerita anak bagi
menyebabkan penyelenggara biasanya kesulitan untuk merekrut pengelola. anak didik PAUD, mengadakan sosialisasi, mendorong warga belajar program
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari informan di bawah ini. kesetaraan untuk datang ke TBM melalui tugas-tugas yang diberikan.
“...Teman yang saya ajak yang memiliki jiwa sosial karena memang honornya 2. Tenaga pengelola
tidak jelas.....” Faktor ini sangat memegang peranan yang sangat menentukan berhasil
“Tidak adanya honor untuk pengelola.” tidaknya sebuah TBM. Oleh karena itu untuk membuat TBM bermanfaat
6. Perencanaan sesuai dengan tugas, fungsi dan tujuannya, maka para pengelola,
Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah manajemen penyelenggara bisa menyadari akan kepentingan dan kedudukan TBM bagi
TBM. Untuk itu mulailah selalu dengan perencanaan dalam pengelolaan masyarakat, memahami keperluan masyarakat dan kemudian menguasai
TBM. Perencanaan akan menentukan sejauh mana TBM dapat berjalan liku-liku kegiatan dan teknik pekerjaan perpustakaan itu sendiri.
baik. TBM yang ada di Kabupaten Semarang hampir sebagian besar tidak Pada umumnya di TBM yang menjadi obyek penelitian ini, pengelola TBM
melakukan perencanaan dengan baik, hal tersebut terbukti dengan tidak diserahkan kepada salah satu tutor yang diberi tanggung jawab mengelola
semua TBM mempunyai program kerja. Mereka hanya melakukan kegiatan TBM disamping tugas mengajarnya yang utama. Walaupun hanya tugas
rutin melayani pengunjung yang datang dan melayani peminjaman. sampingan, tetapi pengelola TBM tersebut perlu memenuhi persyaratan

114 Jurnal AKRAB! Volume VII Edisi 1/Oktober/2016 115


tertentu misalnya menguasai ilmu mengelola TBM, mampu menyebarluaskan melengkapi koleksinya dengan koleksi audiovisual sehingga tidak memberikan
misi da pencapaian tugas TBM serta membina dan meningkatkan minat kesan layanan yang monoton.
baca masyarakat. Dengan adanya kecakapan dan pengetahuan serta moral Kedua, sarana atau perabotan TBM perlu dilengkapi, TBM dapat dilengkapi
para pengelola TBM, maka dengan sendirinya pengelolaan TBM juga akan dengan komputer multimedia dengan layanan internet. Perabotan TBM perlu
baik sesuai dengan haparan. didesain dan disusun dengan baik sehingga dapat memberikan kesan nyaman bagi
3. Koleksi TBM pengunjung. Ketiga, masalah SDM TBM juga perlu mendapatkan perhatian.
Keadaan koleksi TBM sebenarnya erat kaitannya dengan maksud Pengelola perlu mendapatkan pelatihan teknis yang berhubungan dengan ilmu
didirikannya TBM itu sendiri. Maka dalam pengadaan bahan koleksi harus perpustakaan agar dapat mengelola dan mengembangkan TBM berdasarkan
mempertimbangkan apa maksud didirikannya. kaidah ilmu perpustakaan.
TBM yang berada di Kabupaten Semarang ini, koleksi yang dimiliki masih Keempat, sebenarnya masalah keterbatasan koleksi, sarana TBM serta
sangat terbatas, mereka paling banyak mempunyai buku-buku Paket untuk minimnya SDM TBM disebabkan karena keterbatasan dana. Keterbatasan
program kesetaraan, jumlah buku-buku yang menarik masyarakat misalnya dana menyebabkan TBM tidak mampu membeli buku, melengkapi sarana
buku tentang keterampilan, buku-buku hiburan (fiksi) sangat kurang. TBM serta membayar tenaga profesional untuk mengelola TBM. Pemerintah
4. Gedung dan fasilitas TBM perlu memberikan perhatian bagi pengembangan TBM. Perhatian itu dapat
Mengenai keadaan gedung TBM ini yang harus diperhatikan adalah letak, diwujudkan dalam bentuk pemberian dana bantuan pengembangan TBM,
jumlah ruangan dan tata ruangnya. Letak TBM diharapkan strategis kebijakan yang merangsang perkembangan TBM serta penghargaan kepada
sehingga mudah diakses oleh masyarakat yang menjadi sasaran. Keadaan mereka yang berjasa dalam mengembangkan TBM. TBM juga dapat menyusun
bangunan diharapkan mampu menahan berat perabotan dan isinya, tahan proposal pengembangan TBM dan mengajukan ke perusahaan, instansi atau
api dan tahan bakar, cukup banyak celah untuk memungkinkan memberi individu yang memiliki perhatian di bidang pendidikan, minat baca dan TBM.
penerangan secara alamiah dan tanpa banyak tiang serta penyekat. Kelima, peningkatan promosi penggunaan TBM sehingga masyarakat tahu
Selain gedung, fasilitas TBM merupakan hal yang penting, yang dimaksudkan dan mau memanfaatkan jasa layanan TBM yang ada. Masyarakat kurang tahu
adalah segala perkakas yang digunakan dalam penyelenggaraan TBM selain tentang kegunaan TBM, begitu juga dengan bahan pustakanya. Masyarakat
buku-buku dan bahan pustaka. Perlengkapan atau fasilitas ini meliputi rak membutuhkan dorongan dan ajakan untuk berkunjung ke TBM. Promosi yang
buku, rak surat kabar, rak majalah, meja sirkulasi, lemari/kabinet katalog, kurang diketahui dari pemahaman beberapa masyarakat terhadap TBM yang
papan display, papan pengumuman, meja baca dan perlengkapan lainnya belum sesuai.
yang digunakan secara tidak langsung. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Selain kelengkapan fasilitas TBM tersebut, yang perlu diperhatikan adalah
penataan ruangan TBM sehingga memberikan kelancaran bagi pengelola Simpulan
dalam menyelenggarakan TBM, juga pengunjung pada umumnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. Taman Bacaan
Masyarakat adalah lembaga yang menyediakan berbagai jenis bahan belajar yang
Sudah saatnya kondisi TBM yang ada diperbaiki. Perbaikan ini akan memotivasi dibutuhkan masyarakat. Untuk pemahaman konsep tidak semua penyelenggara
masyarakat untuk berkunjung dan membaca koleksi TBM. Perbaikan yang dapat dan pengelola TBM di Kabupaten Semarang ini paham betul konsep dan tujuan
dilakukan antara lain, Pertama, koleksi TBM terus ditingkatkan baik dari segi mendirikan TBM. Mereka cenderung menjadikan TBM sebagai program
kuantitas maupun kualitas. Sudah saatnya TBM tidak hanya berisi buku-buku pelengkap saja di lembaga penyelenggara misalnya PKBM. TBM yang ada
Paket B dan C, koleksi TBM juga dapat berupa buku-buku bacaan yang mampu beranekaragam keberadaannya, tergantung daerah setempat dan kondisi dana
menarik minat masyarakat untuk membacanya. Selain itu TBM dapat juga

116 Jurnal AKRAB! Volume VII Edisi 1/Oktober/2016 117


yang ada.Komponen-komponen penyelenggaraan TBM terutama terdiri dari DAFTAR PUSTAKA
pola penyelenggaraan, sistem evaluasi, pengelola, dukungan, jaringan kerja
sama, motivasi, pembiayaan, koleksi bahan bacaan. Semua komponen tersebut
kondisinya berbeda-beda tergantung dari lembaga penyelenggara masing-masing. David, Mariem. 1984. Woman, Family and Education. Nicols Publishing, New York
Dalam pelaksanaannya TBM yang ada mempunyai kekurangan dan kelebihan Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Naskah Akademik Pengelola Taman Bacaan
masing-masing. Kekurangan dan terutama kritik yang banyak dilontarkan Masyarakat (TBM). Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
lebih berkaitan dengan keseriusan penyelenggara dalam menyelenggarakan Tenaga Kependidikan, Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan
dan mengelola TBM agar lebih profesional. Profesionalisme tersebut berkaitan Nonformal, Jakarta
dengan pengelola TBM dalam mengelola dan beranekaragamnya bahan bacaan edukasi.kompas.com/read/2016/08/.../minat.baca.indonesia, 6 Agustus 2016
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kelebihan TBM yang ada terutama bagi Hakim, Heri Abi Burachman. 2009. Perpustakaan Sekolah Sarana Peningkatan
TBM yang berlokasi jauh dari perkotaan memang sangat dibutuhkan oleh Minat Baca. www.heri_abi.staff.ugm.ac.id
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan bahan bacaan.
Harris, A, and Sipay, E. 1980. How to Increase Reading Ability. Longman Inc, New
York
Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan antara lain, Penyelenggara dan pengelola Juel, C. 1988. Learning to Read and Write: A Longitudinal Study of 54 Children
melakukan kegiatan identifikasi kebutuhan bahan bacaan masyarakat sehingga from First through Fourth Grade. Journal of Educational Psychology, 80
bahan bacaan yang ada benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat karena (4), 437 – 447
sesuai dengan kebutuhannya; Pengelola TBM meningkatkan kemampuan Lilawati. 1988. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Stimulasi Membaca
keterampilan dalam mengelola TBM dan memotivasi minat baca masyarakat. dari Orang Tua dan Inteligensi dengan Minat Membaca pada Anak Kelas
Untuk itu pemerintah perlu memfasilitasi kegiatan peningkatan kompetensi V Sekolah Dasar. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta
pengelola TBM misalnya melalui pendidikan dan pelatihan, orientasi teknis
maupun pembinaan secara berkala; TBM melakukan kegiatan promosi yang Miles, M.B & Huberman, A.M.1984. Qualitativ Data Analisis. Sage Publication Inc,
lebih efektif kepada masyarakat. Berverly Hill
Moleong, L.J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung
Mulyani, A.N. 1981. Pembinaan Minat Baca dan Promosi Perpustakaan. Berita
Perpustakaan Sekolah, I, 24 – 29
Sumadi. 1987. Hubungan Minat Baca dan Bakat Bahasa dengan Prestasi Membaca
Pemahaman Siswa SMA Kodya Malang. Thesis. S2 PPs IKIP Malang,
Malang
Suryabrata, Sumadi. 1989. Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi. Andi Off-
set, Yogyakarta
Tingkers, Miles A. 1975. Teaching Reading in the Elementary School. Prentice-Hall.
Inc, New Jersey

118 Jurnal AKRAB! Volume VII Edisi 1/Oktober/2016 119

Anda mungkin juga menyukai