Anda di halaman 1dari 4

RSUP Dr. SARDJITO ASPIRASI (ICD 10. ...

)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
416.P-... 0 1/4

Disusun Oleh Diperiksa Oleh :


KSM Anestesi dan Direktur Medik dan Keperawatan
Terapi Intensif
PANDUAN Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit
PRAKTIK ........ Direktur Utama
KLINIS
dr. Mochammad Syafak Hanung, Sp.A, MPH
NIP. 196010091986101002
1. Pengertian - Aspirasi adalah masuknya material dari faring ke dalam trakhea.
- Material aspirasi berasal dari lambung, esofagus, mulut atau hidung.

2. Anamnesis Tanyakan faktor resiko:


- Gangguan pengosongan lambung (kehamilan, nyeri, kasus emergency,
DM, obstruksi usus)
- Tipe pembedahan (esophageal, upper abdominal, laparotomi, laparoskopi)
- Situasi sulit ventilasi dan intubasi
- Pasien tidak puasa
- Gangguan reflek batuk dan menelan
- Penurunan kesadaran
- Teknik anestesia: general anestesia, face mask/LMA dengan tekanan
positif yang tinggi
- Obat-obatan: Opioid, antikolinergik 

3. Pemeriksaan Fisik - Material aspirasi tervisualisasi di orofaring


- Batuk dan Spasme Laring
- Hipoksemia dan sianosis
- Peningkatan Tekanan jalan napas
- Ronkhi dan Wheezing paru 

4. Pemeriksaan
Penunjang
5. Kriteria Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yang mendukung.
6. Diagnosis Aspiration of fluid as the cause of abnormal reaction of the patient, or of later
complication, without mention of misadventure at the time of the procedure
(ICD 10. Y84.4)
7. Diagnosis Banding Singkirkan penyebab hipoksemia, peningkatan tekanan jalan napas: emboli
pulmo, edema pulmo, laringospasme sebab lain, anafilaktik, anestesi tidak
adekuat, obstruksi LMA/ETT/sirkuit, pneumothorak, bronkospasme sebab lain,
atelektasis, intubasi endobronkial.
RSUP Dr. SARDJITO ASPIRASI (ICD 10. ...)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
416.P-... 0 2/4

PANDUAN
PRAKTIK
KLINIS
8. Tata Laksana RESUSITASI:
1. Bebaskan Jalan napas, suction segera oro-nasofaring, Posisikan pasien head
down 30 dan dimiringkan
2. Jika aspirasi berat pertimbangkan pemasangan pipa ETT dengan teknik RSI
(rapid sequence Intubation)
3. Suction bronchial melalui pipa ETT sebelum memberikan ventilasi tekanan
positif
4. Jika terjadi laringospasme, dalamkan anestesia dengan agent anestesi
intravena, jika diperlukan berikan pelumpuh otot
5. Jika hipoksemia berikan O2 100%, ventilasi tekanan positif dan pemberian
PEEP untuk mempertahankan oksigenasi
6. Berikan bronkodilator (salbutamol/terbutalin) jika terjadi bronkhospasme

TERAPI LANJUTAN
1. Lakukan pemasangan Nasogastric Tube (NGT) untuk mengosongkan
lambung
2. Jika material signifikan pertimbangkan bronkoskopi untuk
suction/pengambilan material aspirasi
3. Lakukan suction secara berkala
4. Antibiotika hanya diberikan apabila dicurigai material aspirasi berasal dari
usus
5. Tidak diindikasikan untuk lavage dengan Cairan NaCl atau Natrium
bikarbonat, karena dapat memperburuk kondisi.
6. Steroid tidak diindikasikan pada kondisi akut.

Monitoring dan Evaluasi


Pada keseluruhan proses resusitasi, jika respon tidak efektif, lakukan assessmen
ulang secara detail, lakukan eskalasi terapi atau pertimbangkan penyebab lain.

Manajemen Paska Komplikasi


 Untuk menghindari resiko aspirasi paska operasi, jika kondisi
memungkinkan ekstubasi, teknik ekstubasi harus dilakukan dalam
keadaan pasien sadar.
 Tentukan derajat beratnya aspirasi yang terjadi dan urgency tindakan
pembedahan, komunikasikan dengan tim bedah.
 Jika kondisi berat, operasi hanya dilanjutkan apabila tindakan operasi
bersifat life saving, dengan paska tindakan dilakukan perawatan lanjutan
di ICU.
RSUP Dr. SARDJITO ASPIRASI (ICD 10. ...)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
416.P-... 0 3/4

PANDUAN
PRAKTIK
KLINIS
 Jika kondisi ringan dan operasi dilanjutkan, observasi dan monitoring
secara ketat selama dan paska operasi.

9. Edukasi Menjelaskan kepada keluarga kondisi pasien dan rencana tindak lanjut.

10. Prognosis - Ad vitam : dubia


- Ad functionam : dubia
- Ad sanationam : dubia

Komplikasi : pneumonia, ARDS.

11. Indikator Medis -

12. Syarat Pulang -


Pasien Rawat Inap
13. Penelaah Kritis dr. Bowo Adiyanto, Sp.An, M.Sc
14. Daftar Pustaka 1. Borshoff D. The Anaesthetic Crisis Manual. New York: Cambridge
University Press; 2011. Chapter 8. 15-16, 31-32 p.
2. Gaba D, Fish K, Howard S, Burden A. Crisis Management in
Anesthesiology. 2nd eds. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2015. 181-184 p.
3. Hines R, Marschall K. Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing Disease. 6th
eds. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2012. 198 p.
4. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anesthesiology. 4th eds.
USA: The Mc Graw-Hill Companies Inc; 291-294 p.
5. Stadfelt D, Baker K. Clinical Anesthesia Procedures of the Massachusetts
General Hospital. 7th eds. Lippincott Williams & Wilkins; 2007. Chapter18.
6. Staender S, Fairley-Smith A, Bratteboe G, Whitaker D, Mellin-Olsen J,
Borshoff D. Emergency Quick Reference Guide. European Society of
Anesthesiology; 2012. Chapter 11. 15 p.
7. Suresh P. UCSD Anesthesia: Manual of Intraopertive Events. 2012. 19 p.
8. Tasch M, Langeron O. Benumof and Hagbert’s Airway Management.
Philadelphia: Elsevier Press; 2013. Chapter 12. 265-269 p.
9. Valchanov K, Webb S, Sturgess J. Anesthetic and Perioperative
Complications. New York: Cambridge University Press; 2011. Chapter 2.
34-35 p.
RSUP Dr. SARDJITO ASPIRASI (ICD 10. ...)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
416.P-... 0 4/4

PANDUAN
PRAKTIK
KLINIS
Ketua Komite Medik Ketua KSM Anestesi dan Terapi Intensif

dr. Kartono, SpTHT-KL(K) dr. Bhirowo Yudo Pratomo, Sp.An, KAKV


NIP. 201702195201161547 NIP. 196503151999031001

Anda mungkin juga menyukai