Anda di halaman 1dari 6

ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME (ARDS) (ICD J80)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


416.P-… 0 1/5
RSUP Dr. SARDJITO
Disusun Oleh Diperiksa Oleh :
KSM Anestesi dan Direktur Medik dan Keperawatan
Terapi Intensif
PANDUAN Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit
PRAKTIK Direktur Utama
KLINIS

dr. Mochammad Syafak Hanung, Sp.A, MPH


NIP. 196010091986101002
1. Pengertian - Merupakan gagal nafas hipoksemik akut karena kerusakan alveolar difus
dan bilateral, diklasifikasikan ringan, sedang, dan berat berdasarkan
perbandingan PaO2/FiO2, dengan positive end-expiratory pressure (PEEP)
minimal 5 cmH2O, terpenuhinya kriteria radiografi thorax, dan eksklusi
edema hidrostatik. Merupakan suatu sindrom dengan berbagai faktor risiko
yang memicu insufisiensi respiratori dengan onset yang akut.

Berlin Definition
- Onset: Akut, dalam 72 jam – 7 hari dengan faktor risiko diketahui
- Imaging: Opasitas difus bilateral dengan edema pulmo pada X-ray atau CT-
scan thorax
- Edema Pulmo: Edema non-hidrostatik; belum dijelaskan dengan sempurna
penyebab gagal jantung atau overload cairan, dibutuhkan echocardiografi
atau pemeriksaan objektif lainnya.
- Oksigenasi: positive end-expiratory pressure (PEEP) ≥ 5 cmH2O

Klasifikasi:
- Ringan 200<PaO2/FiO2≤300
- Sedang 100<PaO2/FiO2≤200
- Berat PaO2/FiO2≤100
2. Anamnesis  Faktor risiko langsung: Infeksi (pneumonia, tuberculosis), penyakit paru
kronis, aspirasi material gaster, kontusio/ trauma paru, embolisme lemak,
near drowning, trauma inhalasi, trauma reperfusi
 Faktor risiko tidak langsung: sepsis non pulmonary, multiple trauma,
prolonged hypotension/shock, disseminated intravascular coagulation
(DIC), peningkatan tekanan intracranial (traumatic brain injury, perdarahan
intracerebral), perdarahan, tranfusi massif, luka bakar, pasca henti jntung,
anafilaksis, uraemia, toksin, eklampsia, pankreatitis, asidosis,
penyalahgunaan alkohol kronis, obat-obatan (salisilat, barbiturate), bypass
cardiopulmonary
3. Pemeriksaan Fisik  Dispneu, takipneu
 Hipoksemia yang tidak membaik dengan suplementasi oksigen konsentrasi
tinggi
 Penurunan pulmonary compliance
 Peningkatan pada dead space ventilation
ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME (ARDS) (ICD J80)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
416.P-… 0 2/5
RSUP Dr. SARDJITO
PANDUAN
PRAKTIK
KLINIS
4. Pemeriksaan  Analisa gas darah
Penunjang  Pulse oksimetri
 Roentgen thoraks: infiltrat paru difus bilateral dengan bayangan jantung
normal
 Patologi Anatomi: bukti histologis adanya kerusakan paru dengan
pembentukan membrane hyaline yang diikuti fibrosis pulmo
5. Kriteria Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yang mendukung
6. Diagnosis Acute respiratory distress syndrome (ARDS) (ICD J80)
7. Diagnosis Banding  Edema pulmo karena gagal jantung kiri
 Edema pulmo non-kardiogenik
 Diffuse alveolar hemorrhage (DAH)
 Acute eosinophilic pneumonia
 Lupus pneumonitis
 Acute interstitial pneumonia (AIP)
 Pulmonary alveolar proteinosis (PAP)
 obliterans organizing pneumonia (BOOP) atau cryptogenic organizing
pneumonia
 Hypersensitivity pneumonitis
 Leukemic infiltration
 Drug-induced pulmonary edema and pneumonitis
 Acute major pulmonary embolus (PE)
 Sarcoidosis
 Interstitial pulmonary fibrosis
8. Tata Laksana 1. Identifikasi dan atasi penyebab yang mendasari dan faktor risiko ARDS
2. Assessment ventilasi dan oksigenasi, jika kondisi berat diperlukan
ventilatory support dengan mekanikal ventilator, dengan prinsip:
 Lung protective ventilator support strategy
 Aplikasi PEEP (positive end expiratory pressure)

Selama ventilasi, gunakan analgesik dan/atau agen sedasi pada dosis yang
paling rendah yang dibutuhkan untuk mensinkronisasi usaha respirasi
pasien dengan ventilator dan untuk mengurangi konsumsi oksigen (VO2).
Mulai ventilasi mekanik pada mode volume assist/control (A/C) dengan
parameter:
a. Volume tidal (VT)
 Initial VT: 6 ml/kg PBW* (predicted body weight)
 Hitung plateau pressure (PP) inspirasi setiap 4 jam dan setiap
perubahan PEEP atau VT dengan jeda 0,5 detik di akhir inspirasi
- Jika PP > 30 cmH2O, turunkan VT menjadi 5 atau 4 ml/kg
- Jika PP < 25 cmH2O dan VT < 6 ml/kg PBW, naikkan VT 1
ml/kg PBW hingga PP > 25 cmH2O atau VT=6 ml/kg

ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME (ARDS) (ICD J80)


No. Dokumen No. Revisi Halaman
416.P-… 0 3/5
RSUP Dr. SARDJITO
PANDUAN
PRAKTIK
KLINIS
b. RR ≤ 35 x/menit
c. Perbandingan I:E = 1:1 hingga 1:3
d. PaO2 55 – 80 mmHg atau SpO2 88% - 95%
e. PEEP inisial: 5 cmH2O, tingkatkan PEEP untuk menjaga FiO2 <0,7
dengan panduan berikut

FiO2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0


PEEP 5 5-8 8-10 10 10-14 14 14-18 18-23

f. Pertahankan pH 7,30 – 7,45


 Jika pH 7,15 – 7,30 tingkatkan RR hingga pH ≥ 7,30 atau PaCO 2
<25 mmHg (pertimbangkan NaHCO3 jika RR=35 x/menit dan
PaCO2<25 mmHg).
 Jika pH < 7,15 tingkatkan RR hingga 35 x/menit  jika pH tetap
<7,15 dan NaHCO3 telah diberikan, tingkatkan VT 1 ml/kg hingga
pH >7,15 (PP dapat melebihi 30 cmH2O).
 Jika pH > 7,45 turunkan RR bila memungkinkan.
* PBW laki-laki (kg) = 50 + 2,3 (tinggi dalam inci - 60);
PBW perempuan (kg) = 45,5 + 2,3 (tinggi dalam inci - 60)

3. Support sirkulasi dan hemodinamik


a. Strategi managemen cairan konservatif (“dry”) monitor balance
cairan dan urin output.
b. Penggunaan vasopressor dan inotropik sesuai kebutuhan untuk
mencapai tujuan
4. Cegah komplikasi lanjutan
a. Profilaksis stress ulcer
b. Strategi pencegahan emboli pulmo dan DVT (deep venous thrombosis)
c. Cegah infeksi, seperti ventilator-associated pneumonia (VAP)
d. Kendalikan fungsi metabolic dan glukosa
e. Kurangi kebutuhan metabolik dengan mengendalikan demam,
shivering, dan agitasi (misalnya dengan parasetamol, agen sedative)
f. Cegah disfungsi/gagal organ multiple
5. Pastikan nutrisi adekuat
6. Hindari oversedation dan kesalahan pengobatan
7. Gunakan protokol weaning dengan percoban nafas spontan saat siap untuk
weaning

ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME (ARDS) (ICD J80)


No. Dokumen No. Revisi Halaman
416.P-… 0 4/5
RSUP Dr. SARDJITO
PANDUAN
PRAKTIK
KLINIS
9. Edukasi Kondisi pasien dan tindak lanjut dari tindakan yang telah dilakukan
10. Prognosis - Ad vitam : dubia
- Ad functionam : dubia
- Ad sanationam : dubia

Komplikasi: hipotensi, aritmia, kerusakan organ, kematian.


11. Indikator Medis - Profilaksis stress ulcer
- Strategi pencegahan emboli pulmo dan DVT (deep venous thrombosis)
- Cegah infeksi, seperti ventilator-associated pneumonia (VAP)
- Kendalikan fungsi metabolic dan glukosa
- Kurangi kebutuhan metabolik dengan mengendalikan demam, shivering,
dan agitasi (misalnya dengan parasetamol, agen sedative)
- Cegah disfungsi/gagal organ multiple
12. Syarat Pulang - Kondisi pasien stabil
Pasien Rawat Inap - Tidak terdapat komplikasi
13. Penelaah Kritis dr. Bowo Adiyanto, M. Sc., Sp. An

14. Daftar Pustaka 1. Bastarache JA, Ware LB & Bernard GR. Acute lung injury and the acute
respiratory distress syndrome. In: Vincent JL, Abraham E, Moore FA,
Kochanek PM & Fink MP (eds). Textbook of critical care. 6th edition,
Philadelphia: Elsevier Saunders. 2011. 388-397 p.
2. Bedient TJ & Kollef MH. Acute lung injury and the acute respiratory
distress syndrome. In Kollef M & Isakow W (eds), The Washington manual
of critical care, 2nd edition, Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins,
2012. 57-64 p.
3. Bersten AD. Acute respiratory distress syndrome. in Bersten AD & Soni N
(eds). OH’S intensive care manual. 7th edition. China: Butterworth
Heinemann Elsevier, 2014. 382-391 p.
4. Gurka DP & Balk RA. Acute respiratory failure. in JE Parillo & RP
Dellinger (eds). Critical care medicine: principles of diagnosis and
management in the adult. 4th edition. Philadelphia: Elsevier Saunders, 2014.
629-644 p.
5. Leach, R. Acute respiratory distress syndrome. in Leach R (ed.). Critical
care medicine at a glance. 3rd edition. United Kingdom: John Wiley & Sons
Ltd, 2014. 84-85 p.
6. Mikkelsen ME, Lanken PN & Christie JD. Acute lung injury and the acute
respiratory distress syndrome. In Hall JB, Schmidt GA & Kress JP (eds).
Principles of critical care. 4th edition. New York: McGraw-Hill Education,
2015. 449-469 p.
7. Nichani R, Naisbitt MJ & Clarke C. Acute lung injury and ARDS. In Fuller
J, Granton J & McConachie I (eds). Handbook of ICU therapy. 3rd edition.
United Kingdom: Cambridge University Press, 2015. 361-371 p.

ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME (ARDS) (ICD J80)


No. Dokumen No. Revisi Halaman
416.P-… 0 5/5
RSUP Dr. SARDJITO
PANDUAN
PRAKTIK
KLINIS
Ketua Komite Medik Ketua KSM Anestesi dan Terapi Intensif

dr. Kartono, SpTHT-KL(K) dr. Bhirowo Yudo Pratomo, Sp.An, KAKV


NIP. 201702195201161547 NIP. 196503151999031001

Anda mungkin juga menyukai