Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KEPERAWATAN KRITIS
“VENTILATOR 2”

FASILITATOR:
Ainur Rusdi, S.Kep., Ns., M.Kep.

DISUSUN OLEH:
Ega Pramudana Hadisaputra (1130017072)
Muhammad Ifan Irjiananto (1130017075)
Farrah Fatati (1130017076)
Windha Setyo Oetamie (1130017077)
Firda Fitri Anggraini (1130017078)
Lailatul Masrurah (1130017079)
Desita Intan Tri P.P. (1130017080)
Anik Fatimatur Rusdiyah (1130017166)
Nayli Sa’adah Arifin (1130017056)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
Materi : Management Respiratory Faillure
A. Definisi : Ketidakmampuan sistim pernafasan memasukkan oksigen dan
mengeluarkan CO2 secara mendadak baik pada paru sehat sebelumnya
maupun paru yang sebelumnya memang sudah ada kelainan menahun.
Kondisi klinis dimana PaO2 <50 mmHg dengan udara ruangan atau
kegagalan oksigenasi, PaCO2 >50 mmHg kegagalan eliminasi
karbondioksida, akut dak kronis.
B. Kalsifikasi :
1. Type I (Hypoxemic Resp. F.)
a. Terkait penyakit akut paru-paru
b. Edema paru
c. Kardiogenikdan nonkardiogenik
d. ARDS
e. Pneumonia
f. Perdarahan paru
g. Kolapsparu
2. Type II (Hypercapnic R.F. )
a. Hypercapnic RF
b. PaCO2> 50 mmHg
c. Hipoksemia sering terjadi
d. Overdosis obat
e. Penyakit neuromuskular
f. Deformitas dinding dada
g. PPOK dan asma bronkial
3. Type Kombinasi
C. Penyebab gagal nafas
1. Parenchym jaringan paru
2. Pump failure
Paru kehilangan compliance :
Dinamis :35-50 cmH2O TV/PIP Peep
Statis : > 50 cmH2O TV/PIP Peep
Obstruksi airway overdosis obat, palisis otot nafas, dll
D. Tanda-tanda gawat nafas
1. Keluhansesak / sukarbernafas
2. Nafascepatdandangkal
3. RR >dari 35 x / menit
4. Nafascupinghidung (flare)
5. Ada cekunganselaiga
6. Cyanosis
7. Tandasekunder : takhikardi, aritmia, tensitinggi, keringatditangandandahi
E. Penatalaksanaan Respiratory Faillure
1. Tujuan utama : mengembalikan hipoksia terapi oksigen – respirator
2. Mengatur : PaCO2 Asidosis Respiratory
3. Mengatasi penyebab penyakit
F. Penanganan Gawat Nafas
1. Tahap awal :
a. Berikan masker O2 / 60 % – 15 menit
b. Berikanjaksonreese 100%
c. Bersihkan air way
d. Jikapenyebab pneumothoraxlakukannedlethorakositesis - WSD
2. Tahap lanjut :
a. Nafasbuatan manualbag dipompasaatinspirasiTV >dari tidal volume
pasien
b. Intubasi Endotrachealsyaratpemasangan respirator,
cegahhipoxia&cardiak arrest
c. Bilaterpasang VM – fisioterapinafastiaptiga jam sekali
d. Terapipenyebabdankomplikasi
G. Peran perawat pada klien dengan ventilasi mekanik :
1. Menyiapkan breathing circuit
2. Melakukan test fungsiventilasimekanik
3. Basic mode respirator
4. Setting awal respirator
5. Monitoring VM
6. Monitoring perubahanklinis
7. Monitoring respirasi, haemodinamik
8. Pengambilan&interprestasi BGA

Materi: PERAWATAN PASIEN COVID-19 DENGAN VENTILATOR


1. Patofisiologi Covid-19

Coronavirus menginfasi sel saluran napas dengan protein S pada


permukaan virus dan berikatan dgn resptor ACE-2 pada mukosa nospharing-
paru kemudian replikasi dan transkripsi akan menyebar keseluruh saluran
nafas bagian bawah. Respons inflamasi sistemik yang tidak terkontrol, akibat
dari pelepasan sytokin proinflamasi dalam jumlah besar menyebabakan
terjadinya ARSD yang mengakibatkan kematian. Masuknya 2019-NCOV ke
dalam sel menginduksi Ditemukan sitokin dalam jumlah tinggi : IL1B, IFNY,
IP10 dan MCP1 serta mengaktifkan T-helper-1 (Th1), Selain itu,
meningkatkan T-helper-2 (Th2) cytokines (eg, IL4 and IL10) yang mensupresi
inflamasi berbeda dari SARS-CoV. Pada pasien 2019-nCoV di ICU à
ditemukan CCSF, IP10, MCP1, MIP1A, dan TNF konsentrasi lebih tinggi
dibandingkan yang tidak membutuhkan ICU à cytokine storm cytokine storm
à berkaitan dengan derajat keparahan

2. Klasifikasi Covid -19


a. Tanpa Gejala - Kondisi teringan dan tidak ditemukan gejala
b. Ringan Infeksi saluran napas tidak berkomplikasi
c. Sedang Pneumonia tetapi tidak membutuhkan suplementasi oksigen
d. Berat Pneumonia disertai RR >30 x/m, distres napas berat, Sp02 <93% /
PaO2/FIO2 <300
e. Kritis Gagal napas, (ARDS), syok sepsis dan atau multiple organ failure
3. Manajemen Oksigenasi
a. Pemberian Posisi Prone; Meningkatkan Oksigenasi, Memobilisa zona udara,
Memperbaiki mekanisme paru, Memperbaiki pertukaran gas, Posisi Prone 6
jam dan 6 Posisi
b. High Flow Nasal Oksigen (HFNO): memberikan oksigen dengan PEEP
yang telah dilembabkan dan dihangatkan sebelum melalui nasofaring
sehingga dapat menurunkan kerja metabolisme
c. High Flow Nasal Canulla (HFNC)
d. Ventilasi Mekanik ( CPAP - NIV )
4. Peran Ners Pada Klien dengan Ventilasi Mekanik
a. Menyiapkan breathing circuit
b. Melakukan test fungsi ventilasi mekanik
c. Basic mode respirator
d. Setting awal respirator
e. Monitoring VM
f. Monitoring perubahan klinis
g. Monitoring respirasi, haemodinamik
h. Pengambilan & interprestasi BGA
5. Monitoring
a. Pasien
1) Pemeriksaan fisik b1 - b6
2) Foto thorak
3) Ekg
4) Laboratorium ( bga - d-dimer)
b. Interaksi pasien dengan ventilator
1) Peak inspiratory pressure
2) Ekpirasi minute volume
3) Mode ventilasi
4) Napas spontan, trigger
c. Ventilator
1) Sirkuit
2) Setting ventilator
3) Setting alarm
6. Diagnosa keperawatan, luaran dan intervensi
a. Sdki
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif
2) Pola nafas tidak efektif
3) Perfusi ferifer tidak efektif
4) Gangguan penyapihan ventilator
5) Resiko infeksi
6) Gangguan pertukaran gas
7) Gangguan ventilasi spontan
8) Gangguan penyapihan ventilator
9) Gangguan penurunan curah jantung
b. Nursing outcame
1) Bersihan jalan nafas meningkat
2) Gangguan pertukaran gas
3) Perfusi ferifer meningkat
c. Intervensi
1) Pengkajian pernafasan
2) Auskultasi suara nafas
3) Pre oksigenasi
4) Clupping
5) Vibrating
6) Postural drenage
7) Suctioning
8) Oksigenasi
9) Monitoring TTV

Materi : Ventilasi Mekanik


A. Definisi :
VM digunakan untuk memenuhi kebutuhan okisigen tubuh, mengurang kerja
pernafasan, meningkatkan oksigenasi jaringan atau mengoreksi asidosis
(Smilt Zer et. al 2008) Memberikan karena ketidakmampuan fungsi
pernafasan melakukan ventilasi alveolar secara optimal (Sel Lares 2009).
B. Indikasi Ventilasi Mekanik
1. 3R 2H K : Refleks muntah (-), Refleks batuk (-), Resiko aspirasi,
Hipoksemia, Hipercapnea, Kombinasi.

2. POtensi OBST. AIRWAY-AirwayCompromise

3. Gagal nafas, ada 2 tipe:

A. Gagal nafas Hipoksemia / HypoxemicRespiratory Bila PaO2 < 60


mmHg / SpO2 <90%tanpaoksigen suplemen / Pasien tampak pucat s/d
sianosis
B. Gagal nafas Hiperkapnea /Hypercapnic Resp. Bila PaCO2 > 50
mmHg / pernafasan tdkmemadai
C. Gagal Nafaskombinasi
C. Manajemen Oksigenasi
1. Pemberian Posisi Prone
2. High Flow Nasal Oksigen (HFNO)
3. High Flow Nasal Canulla (HFNC) Ventilasi Mekanik ( CPAP - NIV )
HNFC memberikan oksigen dengan PEEP yang telah dilembabkan
dan dihangatkan sebelum melalui nasofaring sehingga dapat menurunkan
kerja metabolisme. HFNC dapat menurunkan kebutuhan intubasi
dan memperbaiki kondisi klinispada pasien gagal napas akut.HNFC juga
lebih mudah digunakan, dampak kecemasan lebih rendah dan menurunkan
risiko transmisi melalui udara karena pembentukan aerosol
minimal.Pemberian HFNC :
a. Batasi flow agar tidak melebihi 30 liter/menit.
b. Lakukan pemberian HFNC selama 1 jam, kemudian lakukan evaluasi.
c. Jika indeks ROX > 4.88 menandakan perbaikan dan ventilasi aman
pada jam ke-2, 6, dan 12 maka pasien tidak membutuhkan ventilasi
invasif
d. Jika indeks ROX < 3.85 menandakan risiko tinggi untuk kebutuhan
intubasi.

Indeks ROX = (SpO2 / FiO2) / FrekuensiNapas

D. SOP Pemasangan Ventilator


No Uraian
.
1. Alat dan Bahan :
1. High Filter G5
2. Cuping sirkuit dewasa disposible
3. Flow Sensor
4. HME
5. Elbow
2. Pelaksanaan Prosedur :
1. Hubungkan cuping sirkuit ke ventilator
2. Satu lubang hubungkan ke alur inspirasi dan satu lubang lagi ke alur
ekspirasi
3. Pasang flow sensor
4. Hubungkan flow sensor sesuai dengan warna yang ada di port pada
ventilator
5. Lalu pasang HME
6. Setelah itu pasang elbow
7. Kemudian pasang teslang
8. Hubungkan mesin ventilator dengan sumber O2 dan sumber listrik.
9. Lalu tekan tombol on hingga mesin menyala
10. Tunggu hingga lancar monitor nyala sempurna dan pilih kalibrasi
11. Atur BB pasien
12. Lakukan test kalibrasi
13. Lakukan test kalibrasi pada masing – masing alat.
14. Pilih pengaturan px (dewasa, neonatus, pediatric, lk / pr)
15. Pilih metode control lalu klik confirm
16. Atur set tins parameter
17. Atur frekuensi oksigen 12xcm
18. Atur frekuensi control 15 cm/H2O
19. Atur fed 5cm H2O
20. Atur konsentrasi S02 100%
21. Sesuaikan mode dengan keadaan PX

Anda mungkin juga menyukai