Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

PENATALAKSANAAN VENTILATOR
SISTEM PERNAFASAN
Oleh :
KELOMPOK 2
KONSEP TEORI

A. Definisi Ventilasi Mekanik dan Ventilator


Ventilasi mekanik adalah proses penggunaan suatu peralatan
untuk memfasilitasi transpor oksigen dan karbondioksida antara
atmosfer dan alveoli untuk tujuan meningkatkan pertukaran gas
paru-paru (Urden, Stacy, Lough, 2010). Ventilator merupakan
alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen untuk
periode waktu yang lama (Smeltzer, Bare, Hinkle, Cheever,
2008).
B. Patofisiologi
Patofisiologi dari VAP, adalah melibatkan dua proses utama
yaitu kolonisasi pada saluran pernafasan dan saluran pencernaan
serta aspirasi dari jalan nafas atas dan bawah. Kolonisasi bakteri
mengacu pada keberadaan bakteri tanpa adanya gejala. Kolonisasi
bakteri pada paru-paru dapat disebabkan oleh penyebaran
organisme dari berbagai sumber, termasuk orofaring, rongga sinus,
nares, plak gigi, saluran pencernaan, kontak pasien dan sirkuit
ventilator. Inhalasi bakteri dari salah satu sumber ini dapat
menyebabkan timbulnya gejala, dan akhirnya menjadi VAP.
C. Tujuan Ventilasi Mekanik
Tujuan ventilasi mekanik adalah untuk mempertahankan
ventilasi alveolar yang tepat untuk kebutuhan metabolik pasien
dan untuk memperbaiki hipoksemia dan memaksimalkan
transpor oksigen (Hudak & Gallo, 2010).
D. Syarat penggunaan Ventilator
Ventilator umumnya digunakan untuk membantu proses bernafas
sendiri. Beberapa kondisi atau penyakit yang membuan pasien
membutuhkan mesin ventilator.
1. Gangguan paru-paru berat, seperti gagal napas, ARDS, Asma
berat, pneumonia, PPOK, dan Edema paru.
2. Gangguan sistem syaraf yang menyebabkan kelemahan otot
pernapasan, koma, atau stroke.
3. Gangguan pada jantung, seperti gagal jantung, serangan jantung,
atau henti jantung.
4. Keracunan karbondioksida
5. Gangguan keseimbangan asam basa, yaitu asidosis dan alkalosis,
6. Cedera berat, misalnya luka bakar luas dan cedera kepala berat
7. Dalam pengaruh pembiusan, sehungga kehilangan kemampuan
bernapas, misalnya pada pasien yang menjalani oprasi.
E. Penatalaksanaan
1. Tidak menunda terapi yang adekuat tetapi mengoptimalkannya
2. Pemilihan mikroba empiris yaiti satu atau lebih obat yang
memiliki aktivitas melawan beberupa kuman patogen
sekaligus, baik bakteri maupun jamur.
3. Mempersingkat terapi menjadi maa terpai efektif minimal
untuk memperkecil kejadian resistensi serta menerapkan
strategi pencegahan (preventif) dengan mengetahui faktor
resio yang ada.
F. Komplikasi Ventilasi mekanik
1. Luka pada mulut dan tenggorokan akibat tindakan intubasi.
2. Infeksi paru-paru, biasanya akibat masuknya kuman melalui
selang pernafasan yang terpasang pada tenggorokan.
3. Cedera paru-paru dan kebocoran udara ke rongga di luar
paru-paru (pneumotorax)
4. Kehilangan kemampuan untuk batuk dan menelan, sehingga
dahak ata lendir pada saluran napas bisa menumpuk dan
mengganggu masuknya udara. Dokter atau perawat akan
melakukan penyedotan secara berkala untuk menegluarkan
dahak atau lendir ini.
5. Keracunan oksigen.
6. Pasien yang terhubung dengan ventilator dan harus berbaring
dalam waktu yang lama berresiko mengalami dekubitus dan
gangguan aliran darah akibat tromboembolisme.
CONTOH KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. T DENGAN
KEGAWATDARURATAN SISTEM PERNAFASAN DAN TERPASANG
ALAT VENTILASI MEKANIS DI RUANG ICU RSUD MUNTILAN

A. PENGKAJIAN
1. Indentitas pasien
Nama : Ny. M
Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 12 Desember 1953
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Borobudur, Magelang, Jawa Tengah
No. RM : 1527xx
2. Pengkajian Data Dasar
a. Primary Assesment
Airway :
Suara pernafasan ronchi dan gurgling. Klien tidak dapat
berbicara/batuk, Klien menggunakan alat bantu pernafasan
ventilasi mekanik. SiO2 100%
Breathing :
Tidak ada jejas pada dada, ekspansi dada simetris, tidak ada retraksi
dada, auskultasi paru terdengar suara ronchi. Suara perkusi paru
sonor.
• Klien terpasang alat ventilasi mekanik:
• FiO2/Lpm : 40%
• Tipe ventilator : PSIMV
• PEEP/Flow Tiger : 5
• RR Ventilator: 10
• RR BSM : 20
Circulation :
Denyut nadi carotis teraba pulsasi kuat, frekuensi 86 kali/menit. Tidak luka
dan tanda-tanda perdarahan eksternal. Klien terpasang infus 2 jalur ;
clinimic + ivelip 46 ml/jam dan Kaen +NSB 2 ampul 10 ml/jam.

b. Focus Assesment
• Keadaan Umum : Keadaan umum klien baik terkadang gelisah
• Tingkat Kesadaran : Kesadaran compos mentis, GCS E4V4M5
• Keluhan Utama : Klien mengeluh nyeri dada

c. Secondary Assesment
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Riwayat Kesehatan Keluarga
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan Maksilofasial : Bentuk kepala klien mecochepal, rambut
beruban, tidak ada lesi pada wajah, konjunctiva kemerahan, bibir
tidak sianosis, gigi klien nampak kotor, klien terpasang endotracheal
tube.
b. Vertebra Servicalis dan Leher : Tidak ada jejas/lesi pada leher, tidak
ada deviasi trachea, nadi carotis teraba pulsasi kuat
c. Thorax
Inspeksi : tidak ada lesi/jejas pada dada, ekspansi dada simetris
Auskultasi : suara pernafasan ronchi
Perkusi : suara sonor
Palpasi : tidak ada krepitasi
d. Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi/jejas, tidak ada distensi abdomen
Auskultasi : bising usus 14 x.menit
Perkusi : kuadran I dall, kuadran II timpani, kuadran III dall, kuadran IV dall
Palpasi : Tidak terdapat perabaan massa abdomen
Next ..

e. Perineum/Rektum/Vagina : Klien terpasang dower catheter,


tidak ada perdarahan pervaginam
f. Muskuloskeletal : Tonus otot kuat, tidak ada odema pada
ekstremitas, tangan kanan dan kiri terpasang infus.
Kekuatan otot 5 5
5 5
B. Analisa Data

No. Data Masalah Etiologi


1. DS:- Gangguan Ketidakseimbangan
DO: pertukaran gas ventilasi perfusi
a. ph darah arteri 7.38
b. PCO2 86 mmHg
c. PO2 75 mmHg
d. BE 19.0
e. HCO3 49.4
f. Klien terpasang alat
pernafasan ventilasi
mekanis
 
 
 
 
C. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi perfusi ditandai dengan
DS:-
DO:
• ph darah arteri 7.38
• PCO2 86 mmHg
• PO2 75 mmHg
• BE 19.0
• HCO3 49.4
• Klien terpasang alat pernafasan ventilasi mekanis
D. Intervensi
NO. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC  
Airway management
gas berhubungan selama klien dirawat di ICU, diharapkan : Airway management
a. Mengoptimalkan ventilasi dan
dengan NOC a. Pastikan kepatenan selang
pemenuhan oksigenasi klien
Respiratory status : gas exchange ventilator dan ETT
ketidakseimbangan b. Alat ventilasi mekanis digunakan
Kriteria hasil: b. Monitor status pernafasan
ventilasi perfusi untuk membantu sebagian atau
1) Klien bebas dari tanda dan gejala dengan ventilator (FiO2, seluruh proses ventilasi untuk
distres pernafasan (sianosis, PEEP, RR Ventilator) mempertahankan oksigenasi
takipneu) c. Posisikan pasien untuk c. Posisi klien semi fowler membantu
2) PCO2 dalam batas normal (30 - 50) memaksimalka Ventilasi memaksimalkan ventilasi
3) PO2 dalam batas normal (70-100) d. Keluarkan sekret dengan d. Mengeluarkan hambatan/obstruksi
4) pH darah dalam batas normal (7.20 - Suction pada saluran nafas karena sekret
7.60) e. Auskultasi suara nafas, dalam jumlah yang berlebih
e. Suara nafas ronchi mengindikasikan
5) Saturasi oksigen adekuat (>95-100%) catat adanyasuara
bahwa terdapat secret dalam organ
a. Vital sign status tambahan
pernafasan klien
Kriteria Hasil: f. Monitor respirasi dan
f. Mengetahui respirasi klien dan
b. Tekanan darah dalam batas normal status O2 saturasi O2
c. Heart rate dalam batas normal Vital sign monitoring g. Memonitor tekanan darah,
d. Status neurologis dalam batas g. Ukur tanda-tanda vital/jam respirasi, dan heart rate apakah
normal h. Monitor tingkat kesadaran terjadi takikardi, hipertensi, atau
takipneu
h. Kesadaran klien yang menurun
mengindikasikan kurang adekuatnya
oksigenasi klien
E. Implementasi Dan Evaluasi
Selasa,   DS:-
Gangguan pertukaran gas
24-05-2016 Airway management DO:
berhubungan dengan
07.00 a. Memastikan kepatenan selang ventilator a. Tipe ventilator PSIMV
ketidakseimbangan   b. FiO2 40%
dan ETT
ventilasi perfusi 07.10 c. PEEP 5
b. Monitor status ETT (FiO2, PEEP, RR
  d. RR ventilator 10
Ventilator)
07.40 e. Saturasi O2 98%
c. Mengatur pasien untuk memaksimalka
  f. Suara nafas ronchi
11.00 Ventilasi g. Tekanan darah
11.30 d. Melakukan suction 07.00 = 171/103 mmHg
  e. Mengauskultasi suara nafas, catat 08.00 = 166/101 mmHg
12.00 adanyasuara tambahan 09.00 = 168/88 mmHg
  f. Memonitor respirasi dan status O2 10.00 = 138/82 mmHg
  Vital sign monitoring 11.00 = 179/107 mmHg
07.00 12.00 = 184/120 mmHg
g. Mengukur tanda-tanda vital
07.15 13.00 = 176/98 mmHg
h. Monitor tingkat kesadaran
h. Nadi
  07.00 = 88 x/menit
Heryuni
08.00 = 96 x/menit
09.00 = 101 x/menit
10.00 = 91 x/menit
11.00 = 105 x/menit
12.00 = 105 x/menit
13.00 = 92 x/menit
i. Kesadaran klien compos mentis
A: Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan ventilasi perfusi teratasi sebagian
P : Monitor status pernafasan, monitor tingkat kesadaran dan tanda-
tanda vital
 
 
Thankyou …
Any questions ?

Anda mungkin juga menyukai