Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Analisis Sintesis Tindakan Pemberian Oksigen Pada Ny. R

Hari : Selasa
Tanggal : 3 November 2020
Jam : 09.30 WIB

A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak napas
B. Diagnosa Medis
CKD stadium 3
C. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan keseimbangan ventilasi-
perfusi
D. Data yang mendukung Diagnosa Keperawatan
DS : Klien mengatakan sesak nafas
DO :
- KU: Sedang
- Kesadaran : composmentis
- Terdepat edema pada kaki kanan dan kiri
- Terpasang nasal kanul 5 liter/mnit
- Pasien tampak pucat
- Pola napas takipnea
- Frekuensi napas 30x/menit
- TTV : TD : 200/100mmHg N: 98x/mnit RR : 30 x/menit
S: 36,8C
- Pemeriksaan paru-paru:

Inpeksi : Pengembangan dada simetris, tidak ada jejas, adanya


tanda-tanda hipervolemia
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, penurunan fremitus vokal
Perkusi : Pekak
Auskultasi: Penurunan atau hilangnya suara nafas

- USG : Ganbaran CKD dan Efusi pleura dextra-sinitra


- Hasil Rontgen : Gambaran Bronkopneumonia
E. Dasar Pemikiran
CKD adalah kegagalan fungsi ginjal mempertahankan metabolisme serta
keseimbangan cairan dan elektrolit. Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di
urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan
menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolic. Kerusakan ginjal
ureum meningkat sehingga menyebabkan asidosis metabolic dan adanya
kompensasi respiratorik sehingga menyebabkan hiperventilasi, hal tersebut
akan menyebabkan pola nafas tidak efektif sehingga diperlukan suplai O2
yang adekuat agar pola nafas menjadi teratur.
F. Prinsip tindakan keperawatan ( berisi SPO Yang dilakukan )
Pelaksanaan
1. Tahap tindakan
Persiapan alat :
1) Sentral oksigen, tabung O2, manometer set, flow meter,
2) humidifier.
3) Catheter nasal/kanul nasal/sungkup muka sederhana/ sungkup muka
dengan kantong udara/sungkup muka dengan parsial rebreathing.
Persiapan pasien
1) Jelaskan tujuan dan langkah prosedur kepada pasien/keluarga.
2) Posisi kan pasien semi fowler.
Tahap Tindakan : Kateter nasal /Kanul nasal :
a. Cuci tangan
b. Memberi tahu pasien.
c. Isi tabung humufider dengan water foririgation batas yang tertera.
d. Menghubungkan flowmeter dengan tabung oksigen/sentral oksigen.
e. Cek fungsi flowmeter dan humufider dengan memutar pangatur
konsentrasi O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara dalam
tabung flowmeter.
f. Menghubungkan kateter nasal/kanul nasal dengan flowmeter.
g. Alirkan oksigen ke:
1) Kateter nasal dengan aliran antara1– 6 lt/mnt.
2) Kanul nasal dengan aliran antara1– 6 lt/mnt.
h. Cek aliran kateter nasal / kanul nasal dengan menggunakan
punggung tangan untuk mengetahui ada tidaknya aliran oksigen.
i. Pasang alat kateter nasal/ kanul nasal pada klien.
j. Tanyakan pada klien apakah oksigen telah mengalir sesuai yang di
inginkan/sesuai kebutuhan.
k. Cuci tangan.
l. Rapikan peralatan kembali.
m. Dokumentasikan padastatus klien.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1) kulit dan membrane mukosa klien.
2) Cek kepatenan alat
3) Observasi adanya keluhan terutama mual dan muntah.
4) Tanyakan kenyamanan terhadap terapi O2.
5) Bandingkan hasil PaO2, SaO2, SpO2 klien sebelum dan sesudah
pemberian O2.
6) Kaji dan bandingkan status pernapasan sebelum dan sesudah
pemberian O2.
2. Evaluasi
a. Evaluasi pasien
1) pasien terlihat sesak berkurang
2) saturasi 99%
b. Evaluasi tindakan
1) hidung Pasien sudah terpasang oksigen nasal kanul 5 LPM
G. Analisis Tindakan ( beisi ttg dasar pemberian terapi da manfaat pemberian
tindakan )
Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam
mempertahankan oksigenasi yang ditandai dengan peningkatan saturasi
oksigen dengan tujuan dapat mengatasi keadaan hipoksemia, menurunkan
kerja pernafasan dan menurunkan beban kerja otot jantung (miokard)
(Saryoni, 2011).
H. Bahaya dilakukannya tindakan ( berisi ttg efek yg muncul apabila dosis tidak
sesuai atau kesalahan pemberian tindakan )
1. Hidung kering
2. Keracunan oksigen
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan ( sesuai dengan NIC )

No Diagnosa Intervensi Rasional


1. Gangguan pertukaran Setelah dilakukan Terapi oksigen
gas berhubungan asuhan keperawatan 1. Monitor kecepatan
dengan keseimbangan selama 2x24 jam aliran
ventilasi-perfusi gangguan pertukaran
2. Pertahankan
gas dapat teratasi
kepatenan jalan
dengan kriteria hasil:
nafas
a. Pola nafas
membaik 3. Berikan oksigen
tambahan
b. Nafas cuping
hidung menurun 4. Edukasi dalam
pemberian oksigen
c. Gelisah menurun
5. Kolaborasi
penentuan dosis
oksigen

J. Hasil yang di harapkan setelah dilakukan tindakan

S:

- Pasien mengatakan sesak nafas berkurang

O:

- Terpasang nasal kanul 5 liter/mnit


- Pasien tampak nyaman
- Pasien tampak sesak napas berkurang
- Frekuensi napas 25 x/menit
- TTV : TD : 150/90mmHg , N: 98x/mnit, S: 36,8C

A : Gangguan pertukaran gas teratasi

P : Lanjutkan intervensi :
- Monitor TTV dan KU
- Monitor status O2
- Kolaborasi pemberian terapi
K. Pemberian oksigen 5lpmEvaluasi diri ( kesenjangan langkah prosedur yg
telah dilakukan dengan SPO nya )
SOP dilakukan sesuai prusedur

L. Daftar pustaka / Referensi


Anatriwijaya. 2013. saturasi dan teapi oksigen. (Diakses dari jurnal :
http://digilib.unimus.ac.id pada hari selasa, 25 April 2017 pukul 15.00
wita)
Fairus, M. & Patria, N.Y. 2012. Terapi Oksigen Aplikasi Klinis. Jakarta :
Kedokteran EGC
Saryoni. 2011. Pemberian Terapi Oksigen. (Diakses dari :
http://fk.unsoed.ac.id pada hari selasa, 25 April 2017 pukul 15.00
wita)

Anda mungkin juga menyukai