Anda di halaman 1dari 16

EDEMA PARU NON KARDIOGENIK/ACUTE

RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME


(ARDS)

A.FARIH RAHARJO

BAGIAN PULMONOLOGI & KEDOKTERAN RESPIRASI FK UNS/RSUD DR MOEWARDI


Pendahuluan

Insidens ARDS di AS tahun 2005 ±


200.000 kasus per tahun, mortalitas
40%

Insidens ARDS me↑ sesuai usia,


16 kasus / 100.000 / tahun pada
usia 15-19th
306 kasus /100.000 / tahun pada
usia 75-84 tahun
2

JAMA. 2012;307(23)
Definisi
• ARDS pertama kali dikemukakan oleh Asbaugh dkk sebagai
hipoksemia berat onset akut, infiltrat bilateral difus pada
1967 foto toraks dan penurunan compliance atau daya regang paru

• AECC: Gagal napas akut, Rasio PaO2/FIO2 ≤ 200 mmHg,


Infiltrat bilateral pada foto toraks,edema non kardiogenik,
1994 Pulmonary arterial wedge pressure (PAWP) ≤ 18 mmHg

• Kriteria Berlin
2011

3
 Kriteria Berlin

4
Faktor Risiko

N Engl J Med 2017; 377:562-572


Patogenesis

6
3 fase kerusakan alveoli pada ARDS
 Fase eksudatif : fase awal, cidera endothelium dan epitelium, inflamasi, dan
eksudasi cairan.2-4 hari.
 Fase proliferatif : setelah fase eksudatif, influks dan proliferasi fibroblast, sel
tipe II, dan miofibroblast, penebalan dinding alveolus dan perubahan eksudat
perdarahan menjadi jaringan granulasi seluler/ membran hialin.
 Fase fibrotik: Jika pasien bertahan sampai 3 minggu, paru akan mengalami
remodeling dan fibrosis. Fungsi paru membaik dalam waktu 6 – 12 bulan, dan
sangat bervariasi antar individu, tergantung keparahan cideranya.

7
Diagnosis
 Anamnesis
• Sesak akut < 7 hari
• Batuk
• Nyeri dada
• Sianosis
• Gejala lain Tergantung penyebab
 Pemeriksaan Fisik Paru
 ronchi
8
 Pemeriksaan penunjang
 Chest X ray: Patchy ,
diffuse ground glass
opacity, air bronchogram

9
 Hematologi
Leukositosis/leukopenia, Azotemia, Sitokin inflamasi ↑,
AGD PaO2/FiO2< 300
 Echocardiografi
Menyingkirkan oedem paru kardiogenik

10
Terapi
 Terapi non farmakologi/ Ventilator
 Ventilasi mekanik dengan intubasi endotrakeal merupakan terapi yang
mendasar pada penderita ARDS
 PEEP untuk membantu mengembalikan cairan yang tertimbun di alveoli dan
mengatasi mikro-atelektasis sehingga akan memperbaiki ventilasi dan perfusi
(V/Q)
 Volume tidal yang rendah (6 ml/kg)
 Memperkecil risiko barotrauma dapat dipakai mode Pressure Control
 Prone position akan memperbaiki V/Q karena akan mengalihkan cairan darah
sehingga tidak terjadi atelektasis

11
 Farmakologi
 Terapi penyakit dasar.
Pneumonia Antibiotik
 Surfaktan
Pemberian surfaktan bermanfaat pada anak-anak, namun kurang bermanfaat
pada dewasa.
 Kortikosteroid
masih kontroversial, penelitian RCT dan cohort ARDS berat bermanfaat, Inj
Methylprednison 1 mg/kgbb/hari

12
 40-70% ARDS mengalami perbaikan oksigenasi dengan iNO
 PGI2 (Prostasiklin) dengan dosis sampai 50 ng/kgbb/menit ternyata
memperbaiki oksigenasi sama efektifnya dengan iNO pada pasien ARDS

13
Prognosis

 Beberapa penelitian menunjukan angka ARDS ± 27


- 45%, tergantung kondisi dan tingkat hipoksemia.
 Sebagian pasien yang hidup didapatkan paru
kembali normal, namun sebagian terdapat
kerusakan paru yang menetap

14
simpulan
1. Acute respiratory distress syndrome merupakan kondisi gawat paru yang
memerlukan perawatan intensif dan ventilasi mekanik.
2. Etiologi dan factor risiko ARDS cukup banyak.
3. Terapi ARDS terutama terapi ventilasi mekanik, penyakit dasarnya.
4. Angka mortalitas ARDS tergantung berat ringannya hipoksemia awal.

15
TERIMAKASIH

16

Anda mungkin juga menyukai