Buku Ajar 2019 (Repaired)
Buku Ajar 2019 (Repaired)
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
Disusun Oleh:
(Pikaha, 2013)
(Dahlan Iskan)
KATA PENGANTAR
Penulis
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
Disetujui oleh :
Jember, ……………2019
Ketua LP3,
Halaman Judul I
Motto Ii
Kata Pengantar Iii
Lembar Persetujuan Iv
Daftar Isi V
Silabus 1
Capaian Pembelajaran 1
Deskripsi Matakuliah 2
Analisis Pembelajaran 3
Rancangan Pembelajaran 5
BAB 1. KONSEP DASAR KEPRIBADIAN 16
BAB 2. TEORI KEPRIBADIAN 24
BAB 3. TEORI PSIKOANALISA SIGMUND FREUD 54
BAB 4. PSIKOLOGI ANALITIK DARI CARL GUSTAV JUNG 77
BAB 5. PSIKOLOGI INDIVIDUAL ALFRED ADLER 97
BAB 6. TEORI PSIKOANALISIS SOSIAL KAREN HORNEY 105
BAB 7. PSIKOANALISA HUMANISTIK ERIC FROMM 110
BAB 8. PSIKIATRI INTERPERSONAL SULLIVAN 116
BAB 9. PERKUATAN OPERAN BF SKINNER 124
BAB 10. BELAJAR SOSIAL ALBERT BANDURA 134
BAB 11. PERSONOLOGI HENRY MURRAY 141
BAB 12. TEORI ORGANISMIK GOLDSTEIN 156
BAB 13. TEORI ORGANISMIK DARI MASLOW 163
BAB 14. TEORI SELF DARI ROGERS 168
BAB 15. TEORI MEDAN DARI KURT LEWIN 174
BAB 16. TEORI TRAITS DARI ALLPORT 188
BAB 17. TEORI FACTOR DARI CATTEL 195
DAFTAR TABEL
4
Daftar Diagram
5
Daftar Gambar
6
SILABUS
A. IDENTITAS MATAKULIAH
Nama Matakuliah Psikologi Kepribadian Direvisi:
(MK)
Kode/Bobot MK PD 04/ 4 SKS
Semester 2 (Dua)
MK Prasyarat (jika -
ada)
Pengampu Panca Kursistin H, S.Psi, M.A, Psikolog
Ratna Nurwindasari, S.Psi, M.Psi., Psikolog
7
observasi secara tepat. (C4)
8) Mampu menerangkan konsep dasar
komunikasi untuk mengidentifikasi
perilaku dengan tepat. (C2)
9) Mampu menerangkan gejala
psikologi individu maupun kelompok
dlm perspektif budaya secara tepat.
(C2)
8
D. ANALISIS PEMBELAJARAN
STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu menjelaskan dinamika kepribadian dengan
menggunakan teori kepribadian secara tepat
E. PUSTAKA
1. Alexander, Franz., Glueck, Bernard & Lewin, Bertram D. (1996). The
Psychoanalysis of the total personality: The application of Freud’s theory of
the ego to theneuroses. American Psychological Association.
2. Alwisol. 1996. Bahan Kuliah Psikologi Kepribadian I.
3. Aruma, E.O. (2017). Abraham Maslow’s hierarchy of Needs and Assesment
of Needs in Community Development. European Centre for research
Training and Development Vol 5 No7. Departement of Adult and Non-
Formal Education, University of Port Harcourt, P.M.B 5323, Port Harcourt,
River State, Nigeria
4. Coolidge L. Frederick, Moor J. Candace., Yamazaki G.Tomoko., Stewart E.
Sharon & Segal, Daniel L., (2001). On the relationship between Karen
Horney’s tripartite neurotic type theory and personality disorder features.
Journal Personality and Individual Differences 30. Departement of
Psychology, University of Colorado.
5. Eckstein, Daniel & Kaufman, Jason A. (2012). The Role of Birth Order in
Personality: An Enduring Intelectual Legacy of Alfred Adler. Journal of
Individual Psychology.
6. Friedrich, Janette.,(2006). Psychopathology and the essence of language:
the interpretation of aphasia by Kurt Goldstein and Roman Jakobson.
History of Psychiatry Journal sagepub.com Vol 17 Issue 4
9
7. Gaines Jr, Stanley O.(2007). Personality and personal relationship processes
: Concluding thoughts. Jurnal of Social and personal relationship Vol 24
Issue 4.
8. Suryabrata, Sumadi. 1983. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
9. Gordon, Howard D., Yocke, Richard. (1999). Relationship between
personality characteristic and obsevable teaching effectiveness of selected
beginning career ang technical educational teachers. Journal of Vocational
and technical education Vol 16 No 1.
10.Hall, Calvin S & Linzey Gardner. 1993. Psikologi Kepribadian 1. Teori
Psikodinamik Klinis. Terjemahan A. Supratiknya. Jogjakarta: Kanisius.
11.Hall, Calvin S & Linzey Gardner. 1993. Psikologi Kepribadian 3. Teori Sifat
dan Behavioristik. Terjemahan A. Supratiknya. Jogjakarta: Kanisius.
12.Kirschenbaum, Howard., & Jourdan, April.,(2005). The current status of Carl
Rogers and the person-centered approach. Journal Psychoterapy: Theory,
Research, Practice, Training Vol 42 No 1
13.Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian Psikoanalisis, Behaviorisme,
Humanistik. Bandung: Penerbit PT Eresco.
14.Kruglanski, Arie W. (2001). The “Vision Thing” : The State of Theory in Social
and Personality Psychology at the edge of the new Millenium. Journal of
Personality and Social Psychology Vol 80 No 6.
15.McElroy, James C., Hendrickson, Anthony R., Townsend, Anthony M., &
DeMarie, Samual M. (2007). Dispositional Factors in internet use:
Personality versus cognitive style. MIS Quarterly Vol 31 No 4
16.Litauer, Florence 1996. Personality Plus. Jakarta: Binarupa Aksara.
17.Olson, Mattew H., Hargenhahn, B.R. (2011). Pengantar Teori
Kepribadian.Edisi ke-8. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
18.Raskin, Robert & Howard, Terry. (1988). A Principal- Component Analysis of
the Narcissitic Personality Inventory and Further Evidence of Its Construct
Validity. Journal of Personality and Social Psychology Vol 54 No 5. University
of California, Berkeley.
19.Roets, Arne & Hiel, Alain Van. (2011). Allport’s Prejudiced personality today:
Need for closure as the motivated cognitive basis of prejudice. Journal
Sagepub Vol 20 Issue 6. Department of Developmental, Personality, and
Social Psychology, Ghent University
20.Revelle, Willian. (2009). Personality structure and measurement : The
contribution of Raymond Cattel. British Journal of Psychology.
Northwestern University Evanston USA.
21.Semiun, Yustinus OFM. 2006. Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik
Freud. Jakarta: Penerbit Kanisius.
10
16.Sharma, Kruti. (2015). A Comparative Study of Aesthetic, Economic and
Political Values of Undergraduate Students. The International Journal of
Indian Psychology Vol 2, Issue 2.
17.Smith, Michele. Berge, Zane L,. (2009). Social Learning Theory in second Life.
Journal of Online Learning and Teaching Vol 5 No 2.
18.Taylor, Eugene. (2000). “What is Man, Psychologist, that Thou Art So
Unmindful of him?” Henry A Murray on the Historical Relation between
classical personality Theory and humanistic psychology. Journal of
Humanistic Vol 40 Issue 3.
19.Tu, Chih Hsiung. (2000). Online learning migration : from social learning
theory to social presence theory in CMC environment. Journal of Network
and Computer Applications. Arizona State University.
20.Thompson, Travis., (2005). Paul E. Meehl and B.F Skineer: Autitaxia,
Autitypy, and Autism. Behaviour and Philosophy Vol 33. Cambridge center
for behavioral studies.
F. MEDIA PEMBELAJARAN
1. LCD
2. Film Dokumenter (HUMAN MIND PERSONALITY)
11
G. RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
Kriteria
Pertemu Kemampuan akhir yang Materi/Pokok Strategi Latihan yang
Estimasi Penilaian Bobot
an diharapkan Bahasan Pembelajaran dilakukan
Waktu (Indikator)
1 2 3 4 5 6 7 8
Mengenal tujuan TM: 2 x 50 Membuat survey - Menyebutkan 3-5 - PANCA
mata kuliah menit kelas kata yang dianggap RATNA
1 Penetapan Kontrak BM : 2 x 50 Mengolah survey menggambarkan
Belajar menit kelas teori kepribadian
Ice breaking TS: 2 x 50 Berkenalan - Menyebutkan
Membangun atmosfer menit harapan mengenai
pembelajaran kompetensi akhir
yang akan dicapai
2 Mampu memahami 1. Pengertian TM: 2 x 50 Collaborative - Mahasiswa diminta - Ketepatan 10%
konsep dasar kepribadian menit Learning: mencermati sebuah menjelaskan PANCA
Kepribadian 2. Faktor-faktor BM : 2 x 50 Psikosinema tayangan film konsep teori
yang menit dokumenter kepribadian
mempengaruhi TS: 2 x 50 HUMAN MIND: - Mampu
kepribadian menit PERSONALITY mempresent
3. Perkembangan - Mahasiswa diminta asikan visual
dan dinamika membuat catatan dan oral,
kepribadian mengenai pesan dari kerja sama
film tersebut antar
mengenai mahasiswa
pengertian
kepribadian, faktor-
faktor yang
mempengaruhi
kepribadian,
12
perkembangan dan
dinamika
kepribadian
- Mahasiswa
membuat tugas
dengan tulis tangan
dalam buku tulis.
3 Mampu memahami 1. Pengertian TM: 2 x 50 Small Group - Mhs mendiskusikan - Ketepatan 10%
konsep dasar kepribadian menit Discussion hasil tugas menjelaskan RATNA
Kepribadian 2. Faktor-faktor BM : 2 x 50 individunya dalam konsep teori
yang menit kelompok (8 kepribadian
mempengaruhi TS: 2 x 50 kelompok) mengenai - Mampu
kepribadian menit LKM mempresent
3. Perkembangan - Mencari referensi asikan visual
dan dinamika teori tentang dan oral,
kepribadian kepribadian, faktor- kerja sama
faktor yang antar
mempengaruhi mahasiswa
kepribadian,
perkembangan dan
dinamika
kepribadian.
- Mhs membuat paper
dan dikumpulkan via
e-learning
- Mhs membuat
tayangan presentasi
4-5 Mampu memahami 1. Pengertian TM: 6 x 50 Small Group - Mhs - Ketepatan 10%
konsep dasar kepribadian menit Discussion mempresentasikan menjelaskan PANCA
Kepribadian 2. Faktor-faktor BM : 6 x 50 hasil diskusi di kelas konsep teori RATNA
13
yang menit besar kepribadian
mempengaruhi TS: 6 x 50 - Mampu
kepribadian menit mempresent
3. Perkembangan asikan visual
dan dinamika dan oral,
kepribadian kerja sama
antar
mahasiswa
6- 14 Mampu menjelaskan 1. Paradigma TM: 20 x 50 Contextual Learning - Mahasiswa dibagi - Ketepatan 30%
teori kepribadian dari Psikodinamika menit menjadi 8-10 dan PANCA
perspektif 4 paradigma: A. Psikoanalisa BM : 20x 50 kelompok kelengkapa (PAR 1
1. Paradigma Freud menit - Mhs membuat n isi paper AB, PAR
Psikodinamika; B. Psikologi TS: 20 x 50 paper mengenai - Ketepatan 3 A)
2. Paradigma sifat Analitik Jung menit salah satu teori penjelasan RATNA
(traits); C. Teori kepribadian (boleh - Daya Tarik (PAR 2
3. Paradigma Individual memilih) Komunikasi AB)
behavioristik Adler - Membuat tayangan
(belajar); D. Psikoanalisis tentang teori
4. Paradigma Sosial dari kepribadian tsb
eksistensial Horney - Menyajikan paper
humanistik E. Humanistik di depan kelas, satu
Dialektik dari pertemuan satu
SOFT SKILLS: Fromm teori
Komunikasi F. Psikiatri
Interpersonal
dari Sullivan
2. Paradigma sifat
(traits)
A. Teori Traits
14
dari Allport
B. Teori Factor
dari Cattel
3. Paradigma
behavioristik
(belajar)
A. Teori
Perkuatan
Operan dari
skinner
15
Maslow
C. Teori
Personologi
Murray
D. Teori Medan
dari Lewin
MINGGU TENANG
26-28 Menerangkan Kepribadian dan TM: 10 x 50 - Mhs mencari satu - Ketepatan 20%
fenomena perilaku budaya menit jurnal penelitian menjelaskan PANCA
dalam konteks budaya BM : 10 x 50 tentang konsep teori RATNA
lokal dengan perpekstif menit kepribadian dan kepribadian
teori kepribadian TS: 10 x 50 budaya - Mampu
menit - Mahasiswa mempresent
SOFT SKILL: Komunikasi; mereview jurnal asikan visual
kreativitas, daya juang tersebut dengan dan oral,
mencantumkan kerja sama
latar belakang, antar
tujuan, metode dan mahasiswa
hasil penelitian
- Mahasiswa
berdiskusi
membuat paper
mengenai
kajiannya tersebut
- Mhs menyajikan
papernya di depan
kelas
UJIAN AKHIR SEMESTER
16
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
BAB 1.
KONSEP DASAR KEPRIBADIAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai pengertian kepribadian,
factor-faktor yang mempengaruhi kepribadian, dinamika kepribadian dan
perkembangan kepribadian.
A. PENGERTIAN KEPRIBADIAN
2. Definisi-definisi Kepribadian
Banyak ahli yang telah merumuskan definisi kepribadian
berdasarkan paradigma yang merekla yakini dan focus analisis dari teori
yang mereka kembangkan. Dengan demikian akan dijumpai banyak variasi
definisi sebanyak ahli yang merumuskannya. Berikut ini dikemukakan
beberapa ahli yang definisinya dapat dipakai acuan dalam mempelajari
kepribadian.
a. GORDON W. W ALLPORT
Pada mulanya Allport mendefinisikan kepribadian sebagai “What a
man really is.” Tetapi definisi tersebut oleh Allport dipandang tidak
memadai lalu dia merevisi definisi tersebut (Suryabrata, 2005). Definisi
pola yang diberikan kepada berbagai respon lepas individu, atau bahwa
organisasi diakibatkan oleh kepribadian yang merupakan kekuatan aktif
dalam diri individu. Kepribadian adalah sesuatu yang memberi tata tertib
dan keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku berbeda-beda
yang dilakukan individu.
Beberapa teoretikus ada juga yang menekankan fungsi kepribadian
dalam menjembatani atau mengatur penyesuaian diri individu.
Kepribadian mencakup usaha-usaha untuk menyesuaikan diri yang
beraneka ragam namun khas yang dilakukan oleh individu.
Dalam definisi lain, kepribadian disamakan dengan aspek-aspek unki
atau khas dari tingkah laku. Dalam hal ini, kepribadian merupakan istilah
untuk menunjukkan hal-hal khusus tentang individu dan yang
membedakannya dengan semua orang lain.
Ada pendapat teoretikus yang menyatakan kepribadian merupakan
hakikat keadaan manusiawi. Dalam hal ini, kepribadian digambarkan
sebagai bagian dari individu yang paling mencerminkan atau mewakili si
pribadi, bukan hanya dalam arti bahwa membedakan individu tersebut
dengan orang lain, tetapi lebih menggambarkan orang itu sebenarnya.
Definisi Allport sebelumnya tentang kepribadian termasuk dalam definisi
ini, “kepribadian merupakan apa orang itu sesungguhnya”. Implikasinya
adalah bahwa kepribadian meliputi apa yang paling khas dan paling
menjadi karakteristik dalam diri individu.
Hall dan Lindsey (1993) menyimpulkan bahwa tidak ada satupun
definisi substantif tentang kepribadian dapat diberlakukan secara umum.
Cara individu mendefinisikan kepribadian sepenuhnya tergantung pada
preferensi teoretikus tertentu. Jadi, kepribadian ditentukan oleh konsep-
konsep empiris tertentu yang merupakan bagian dari teori kepribadian
yang dipakai oleh pembaca.
LATIHAN SOAL
1. Cermati kembali informasi diatas untuk menjawab pertanyaan
mengenai pengertian kepribadian, faktor-faktor yang
mempengaruhi kepribadian, perkembangan kepribadian dan
dinamika kepribadian
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang harus dijawab:
a. Definisi atau pengertian kepribadian
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
c. Perkembangan kepribadian
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
d. Dinamika kepribadian
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
2. Jawablah pertanyaan dengan selengkap mungkin disertai dengan
penjelasan dan contoh bila dibutuhkan. Mahasiswa bisa
mendiskusikan jawabannya dalam kelompok kecil (small group
discussion).
3. Setelah itu, tuliskan jawaban anda dalam bentuk
resume/rangkuman. Resume ditulis tangan di buku tulis “Psikologi
REFERENSI
Alwisol. (2011). Psikologi Kepribadian. Edisi Revisi. Malang: UMM Press.
Friedman, H.S., Schustack, M.W. (2006). Kepribadian. Teori klasik dan Riset
Modern. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Suryabrata, S. (2000). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Hall, C. S., Gardner, L. (1993). Psikologi Kepribadian 1. Teori-teori
Psikodinamik Klinis. Terjemahan A. Supratiknya. Jogjakarta: Kanisius.
BAB 2.
TEORI KEPRIBADIAN
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai beberapa macam teori
kepribadian.
atau tidak penting. Kita bisa mengumpulkan banyak data dan menyusun
teori dari data yang terkumpul tersebut. Pendekatan ini disebut dengan
pendekatan induktif (inductive approach).
Sumber ketiga dari teori kepribadian adalah menggunakan analogi
dan konsep yang diperoleh dari disiplin ilmu terkait. Pemahaman tentang
kepribadian dengan menggunakan perpektif struktur dan fungsi otak
manusia dengan menggunakan teknik pencitraan otak, pendekatan
antropologi budaya untuk memahami kepribadian manusia berdasarkan
konteksnya, dan berbagai pendekatan lain.
Pembagian teori kepribadian secara umum seperti yang tertera
pada diagram 1. tentang macam-macam teori kepribadian di bawah ini.
TEORI KEPRIBADIAN
Teori Typological
PEMIKIRAN HASIL konstitusional Approach
SPEKULATIF : PENYELIDIKAN Teori (pendekatan
Teori Plato, EMPIRIS : temperamen tipologi)
Kant, Neo Freud, Jung, Teori Traits Approach
Kant, Queyrat, Adler, rogers ketidaksadaran (pendekatan
Malapert dll. dll Teori faktor pensifatan)
Teori kebudayaan
PENDEKATAN TIPOLOGI
A. Pengertian Tipologi
Telah dipaparkan pada bab 1 bahwa usaha-usaha untuk memahami
dan mnyingkap perilaku dan kepribadian manusia antara lain
menghasilkan pengetahuan yang disebut tipologi. Tipologi adalah
pengetahuan yang berusaha menggolongkan manusia menjadi tipe-tipe
tertentu atas dasar faktor-faktor tertentu, misalnya karakteristik fisik,
psikis, pengaruh dominant nilai-nilai budaya, dan seterusnya.
B. Macam-macam Tipologi.
1. Tipologi Konstitusi
Pengertian KONSTITUSI adalah:
Faktor yang terberi atau sudah ada sejak lahir
Misal : struktur tubuh, fungsi biologis/anatomis dan lain-lain.
Aspek individu yang relatif tetap dan tidak berubah
Misal : morfologi, fisiologi, fungsi endokrin dan lain-lain.
Yang dapat dibedakan dengan aspek individu yang relatif lebih labil
dan mudah berubah karena tekanan lingkungan seperti kebiasaan, sikap
sosial, pendidikan dan lain-lain. Jadi Tipologi Kepribadian berdasarkan
KONSTITUSI adalah :
Studi tentang aspek seperti tingkah laku manusia sejauh aspek itu
berhubungan dengan morfologi dan fisiologi tubuh (Sheldon,1940).
Memandang substratum biologis individu sebagai faktor penting
untuk menjelaskan tingkah laku manusia.
Tipologi konstitusi merupakan tipologi yang dikembangkan atas
dasar aspek jasmaniah. Dasar pemikiran yang dipakai para tokoh tipologi
konstitusi adalah bahwa keadaan tubuh, baik yang tampak berupa bentuk
penampilan fisik maupun yang tidak tampak, misalnya susunan saraf, otak,
kelenjar-kelenjar, darah, dan seterusnya, menentukan ciri pribadi
seseorang. Ada beberapa ahli yang telah mengembangkan tipologi
konstitusi,
diantaranya : Hippocrates dan Gelenus, De Giovani, Viola, Sigaud, Sheldon,
dan seterusnya. Uraian berikut hanya menyajikan beberapa tipologi
konstitusi.
Teori Klasik dan Riset Modern/Pikaha_2019 Halaman 28
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
3. ATLETIS
a. berotot, perkasa, perbandingan seimbang sehingga tubuh terlihat
selaras
b. tulang, otot dan kulit kuat
c. badan kokoh dan tegap
d. tinggi cukupan
e. bahu lebar dan kuat
f. dada besar dan kuat
g. perut kuat
h. panggul dan kaki kuat dalam perbandingan dengan bahu dan dada
yang kelihatan agak kecil
i. tengkorak cukup besar dan kuat, kepala dan leher tegak
j. muka bulat telur, lebih tinggi dari Leptosom
4. DISPLASTIS
Menyimpang dari konstitusi normal, ada aspek yang menyimpang pada
bentuk tubuh individu. Jadi terlihat “aneh, mengherankan dan buruk”.
2. Cyclothym
Mudah mengadakan kontak dengan sekitar, mudah bergaul,
mudah menyesuaikan diri dengan orang lain, mudah turut
merasakan suka dan duka, jiwanya terbuka
Dari penelitian Kretchmer tersebut tampak ada kesesuaian antara sifat
kejiwaan / temperamen pada orang normal dan orang psikosis.
Komponen Sekunder
GINANDROMORFI
GINANDROMORFI adalah sejauhmana seseorang mempunyai
sifat/karakteristik seperti lawan jenisnya.
Dilambangkan dengan indeks g. Semakin tinggi indeks g yang dimiliki
seseorang maka dapat diartikan bahwa ia mempunyai kecenderungan
sifat/karakteristik seperti lawan jenisnya lebih tinggi dibandingkan sifat
peran jenisnya sendiri. Sehingga bila perempuan mempunyai indeks g
tinggi, maka ia terlihat maskulin (jantan/macho/tomboy). Sedangkan
seorang laki-laki yang indeks g-nya tinggi, maka ia tampak feminin.
A. TIPOLOGI PLATO
Tiga bagian jiwa menurut Plato :
1. Pikiran (logos), yang bekedudukan dikepala. Jika dominan, orang
dikuasai oleh pikiran.
2. Kemauan (thumos), berkedudukan di dada. Jika dominan, orang
yang dikuasai oleh kemauan.
3. Hasrat (epithumid), berkedudukan di perut, jika dominan, orang
yang terutama dikuasai oleh hasrat.
B. TIPOLOGI QUEYRAT
Queyrat menyusun tipologi berdasar atas dominasi daya jiwa yaitu daya
kognitif, afektif dan konatif.
Tipe-tipe kepribadian Queyrat :
1. Salah satu daya yang dominan
Tipe meditatif / intelektual -------- daya kognitif
Tipe emosional --------- daya afektif
Tipe aktif --------- daya konatif
2. Dua daya yang dominan
Tipe meditatif emosional/sentimental -------- kognitif – afektif
Tipe aktif emosional/orang garang --------- konatif – afektif
Tipe aktif meditatif/orang kemauan --------- konatif - kognitif
3. Tiga daya dalam proporsi yang seimbang
Tipe seimbang ------- seimbang secara positif disemua daya
Tipe amoroph ------- tengah-tengah, dibutuhkan kondisi
tertentu untuk menyesuaikan dengan orang lain
Tipe apathis ------- semua daya kurang , biasanya orang
cenderung kurang sensitif
4. Tiga daya ada ada atau berfungsi secara teratur/tidak menentu
Tipe tak stabil -------- fluktuatif dan sulit diprediksikan
Tipe tak teguh hati -------- sangat mudah dipengaruhi / tidak
punya pendirian
Tipe kontrakditoris -------- punya keiginan untuk meberontak
atau tidak sama dengan orang lain
Teori Klasik dan Riset Modern/Pikaha_2019 Halaman 38
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
a. Tipologi Malapert
Menggolongkan manusia atas dasar dominasi jiwa juga.
A. Tipe INTELEKTUAL, merupakan golongan-golongan yang suka
berpikir (kognitif).
Golongan analitis, adalah golongan yang suka
menganalisa/mengolah sesuatu, mengkaji data, fakta dan peristiwa
menjadi suatu hipotesa atau kesimpulan. Golongan ini melakukan
kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu pokok menjadi bagian-
bagian atau komponen sehingga diketahui ciri atau tanda tiap
bagian, kemudian hubungan satu sama lain serta fungsi masing-
masing bagian dari keseluruhan. Tipe ini tidak mudah menerima
informasi secara mudah, perlu mengkaji dan membandingkan dari
berbagai sudut.
Golongan reflektif, adalah golongan yang mampu mengungkapkan
apa yang dia pikirkan atau rasakan dalam rangka membentuk
pemahaman yang lebih baik tentang apa yang dipikirkan
B. Tipe AFEKTIF, merupakan golongan yang suka menggunakan
perasaan (emosi).
Golongan emosional, adalah golongan yang mudah tergerak
emosinya, cenderung sensitif, namun masih sebatas reaksi
emosi/perasaan. Emosi ini lebih cenderung ke dalam diri individu
daripada keluar diri individu.
Golongan bernafsu, adalah golongan sedikit rangsangan sudah
memunculkan reaksi, semangat dan antusiasme untuk
melakukan tindakan. Golongan ini lebih cenderung keluar atau
mengekspresikan terhadap orang lain daripada ke dalam dirinya
sendiri.
C. Tipe VOLUNTEER, merupakan golongan yang mempunyai kemauan,
dorongan, atau motivasi untuk bertindak.
4. Tipologi Kantianisme
Tokoh : IMMANUEL KANT (1724 – 1804)
Pengertian watak (character) menurut Kant :
Watak dalam arti etis
Watak sebagai kualitas yang membedakan orang yang satu dari
yang lain secara khas (watak dalam arti deskriptif/kepribadian)
Temperamen : corak kepekaan/sineart.
Character : corak pikiran/denkung sart
Temperamen mengandung 2 aspek :
Aspek fisiologis --------- konstitusi tubuh, kompleks atau susunan
cairan jasmani
Aspek psikologis --------- kecenderungan kejiwaan yang disebabkan
oleh komposisi darah
ETHIS NORMATIF
KARACTER
DESKRIPTIF
MANUSIA SANGUINIS
ASPEK
FISIOLOGIS Temperamen
Perasaan MELANKOLIS
TEMPERAMEN
ASPEK
PSIKOLOGIS KOLERIS
Temperamen
Kegiatan
PHLEGMATIS
Diagram 2. Konsep/teori Kant
SANGUINIS
MELANKOLIS
JADI….
- Bicaralah separuh dari sebelumnya
- Mengawasi atnda-tanda kebosanan
- Berhenti membesar-besarkan
- Perasalah terhadap orang lain
- Belajarlah mendengarkan
- Perhatikan nama
- Menuliskan segala-galanya
- Jangan melupakan anak-anak
- Baca buku persahabatan dan dahulukan kepentingan orang lain
- Jangan berpikir anda harus mengisi
- Satukan kehidupan anda dan dewasalah
JADI ….
- Sadarilah bahwa tidak ada orang yang menyukai orang yang
berwajah muram
- Jangan mencari kesulitan
- Jangan mudah sakit hati
- Carilah segi positif dari apapun
- Carilah sumber rasa tidak aman anda
- Jangan membiasakan diri dengan kerendahan diri palsu, ingin
citranya diangkat, ingin pujian
- Jangan membuat rencana sebelum tahu benar pernik-pernik solusi
yang tepat dari resiko yang akan timbul
- Jangan lewatkan waktu yang terlalu banyak untuk merencanakan
- Kendurkan standart anda
- Bersyukurlah karena anda memahami watak anda
- Don’t be perfectionist
JADI ….
√ Berusahalah membangkitkan semangat
√ Milikilah antusiasme
√ Cobalah sesuatu yang baru
√ Berusahalah menerima tanggung jawab hidup
√ Jangan menunda-nunda sampai besokapa yang bisa dilakukan
hari ini
√ Motivasilah diri anda
√ Belajarlah mengkomunikasikan perasaan anda
√ Berlatihlah membuat keputusan
√ Belajarlah mengatakan ‘tidak’
√ DO IT NOW !!!
Mendalam
Kepekaan
kehidupan
afektif
Tidak
Mendalam
Bentuk
TEMPERAMEN Kejadian
afektif
Bentuk
Kejadian
afektif
Manusia Teori
Manusia Ekonomi
ROH SUBJETIF Manusia Estetis
(Individual) Manusia Agama
Manusia Sosial
Manusia Kuasa
Diagram 5. Konsep Dasar Teori Eduard Spranger
Seluruh hidup orang bertipe ini hanya ditujukan kepada Tuhan dan
berbakti keikhlasan hari dalam berbuat dan bertindak suci. Orang bertipe
ini mempunyai sifat suka menolong orang lain, kurang senang terhadap
harta benda yang sifatnya keduniawian. Bagi orang bertipe ini segala
sesuatu diukur dari segi artinya bagi segi kehidupan rohaniah
kepribadian, yang ingin menyelaraskan antara pengalaman batin dengan
arti hidup ini. Menurut Spranger, inti dari hal keagamaan ini terletak
dalam pencarian terhadap nilai tertinggi dari keberadaan ini. Siapa yang
belum mantap akan hal ini belumlah mencapai apa yang seharusnya
dikejarnya, belum mempunyai dasar yang kuat bagi hidupnya.
Sebaliknya, siapa yang sudah mencapai titik tertinggi itu akan merasa
bebas, tentram, dan damai dalam hidupnya.
LATIHAN/TUGAS :
Sebagai latihan, mahasiswa diminta membuat analisis diri dengan
menggunakan teori tipologi yang sudah dibahas di kelas. Format penulisan
analisis diri bebas, namun disarankan ditulis dalam bentuk naratif bukan
poin-poin sehingga mempermudah anda untuk mendapatkan data dalam
melakukan analisis. Langkah-langkah analisis diri adalah sebagai berikut:
a. DESKRIPSI DIRI. Deskripsikan ciri/karakter fisik maupun perilaku anda
selengkap mungkin sehingga mempermudah anda untuk mendapatkan
data dalam menarik kesimpulan terkait tipe kepribadian anda.
b. KESIMPULAN. Buatlah kesimpulan mengenai tipe kepribadian anda
berdasarkan semua teori tipologi yang sudah dibahas. Kesimpulan tidak
hanya berupa poin-poin namun harus ada penjelasan mengenai
ciri/karakteristik diri yang mana yang menunjukkan tipe itu.
REFERENSI
Alwisol. (2011). Psikologi Kepribadian. Edisi Revisi. Malang: UMM Press.
Friedman, H.S., Schustack, M.W. (2006). Kepribadian. Teori klasik dan Riset
Modern. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hall, C. S., Gardner, L. (1993). Psikologi Kepribadian 1. Teori-teori
Psikodinamik Klinis. Terjemahan A. Supratiknya. Jogjakarta: Kanisius.
Sharma, Kruti. (2015). A Comparative Study of Aesthetic, Economic and
Political Values of Undergraduate Students. The International Journal
of Indian Psychology Vol 2, Issue 2.
Litauer, F. (1996). Personality Plus. Jakarta: Binarupa Aksara.
Patel, Noopur & Kacker, Priyanka. (2013). Sheldon’s Personality Theory in
Modern ERA. Indian Journal of Research. Departement of
Psychology, The M.S. University, Baroda, Gujarat.
Suryabrata, S. (2000). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
BAB 3.
TEORI PSIKOANALISA SIGMUND FREUD
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar teori Psikoanalisa, struktur
kepribadian psikoanalisa, dinamika kepribadian psikoanalisa, dan
perkembangan kepribadian psikoanalisa.
TINGKAT KESADARAN
Pengertian
Sigmund Freud mengemukakan teori tentang topografik kesadaran yang
dibagi dalam 3 daerah :
1. Alam Tak Sadar (Bawah Sadar)
a. Berisi dorongan-dorongan, nafsu-nafsu, ide-ide dan perasaan-
perasaan yang ditekan, suatu dunia bawah yang besar yang berisi
kekuatan-kekuatan vital dan tak kasat mata yang melaksanakan
control penting atas pikiran-pikiran dan perbuatan sadar individu.
2. Alam Prasadar
a. Belum ada pada waktu lahir tapi berkembang pada masa kanak-
kanak. Kegiatan mental alam prasadar dinamakan PROSES
SEKUNDER yang bertujuan :
1) menghambat kegiatan instinctual
2) menghindari ketidaksenangan dan mengikat energi mental agar
sesuai dengan kenyataan dan norma di dunia luar
3) menjaga jangan sampai hasrat yang
mencemaskan/bertentangan dengan kenyataan keluar ke alam
sadar.
3. Alam Sadar
a. Semacam alat pencerapan perhatian dan bekerjasama secara erat
dengan prasadar. Hanya bahan dari alam prasadar saja yang masuk
ke alam sadar.
b. Jadi KESADARAN adalah
1) Kemamapuan seseorang mengadakan hubungan dengan
lingkungan serta dirinya sendiri (melalui panca indera) dan
mengadakan pembatasan terhadap lingkungan serta dirinya
sendiri (melalui perhatian).
2) Bila kesadaran itu baik maka akan terjadi : (a) orientasi tentang
waktu, tempat, orang dll, (b) pengertian yang baik serta
pemakaian informasi yang efektif (melalui ingatan dan
pertimbangan)
KESADARAN (CONCIOUSNESS)
KETIDAKSADARAN
(UNCONCIOUSNESS)
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Dalam teori Psikoanalisa, Kepribadian dipandang sebagai suatu struktur
yang terdiri dari tiga unsur yaitu ID, EGO dan SUPEREGO, dimana sistem
kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk suatu
totalitas.
A. ID (das Es)
Adalah sistem kepribadian yang paling dasar, sistem yang didalamnya
terdapat naluri-naluri bawaan. Id adalah sistem yang bertindak
sebagai penyelia atau penyalur energi yang dibutuhkan oleh ego dan
superego utnuk melakukan kegaiatan-kegiatannya. Id akan berusaha
meredakan atau mengurangi keadaan yang tidak menyenangkan
karena stimulasi dari luar (seperti cahaya, suhu, dan bunyi yang
intensitasnya tinggi). Dari sini bisa diperoleh gambaran bahwa Id
dalam menjalankan fungsi dan operasinya dilandasi oleh maksud
mempertahankan konstansi (the principle of constancy) yang
ditujiukan untuk menhindari keadaan yang tidak menyenangkan atau
mencapai keadaan yang menyenangkan (the Pleasure Principle).
Untuk mencapai maksud dan tujuannya, Id mempunyai 2
perlengkapan yaitu :
a. Tindakan-tindakan Refleks yaitu suatu bentuk tingkah laku atau
tindakan yang mekanisme kerjanya otomatis dan segera
(merupakan bawaan).
b. Proses Primer yaitu suatu proses yang melibatkan sejumlah reaksi
psikologis yang rumit, berusaha mengurangi ketegangan dengan
cara membentuk bayangan dari objek yang bisa mengurangi
ketegangan.
B. EGO (das Ich)
Adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu
kepada dunia objek dari kenyataan dan menjalankan fungsinya
beradasarkan kenyataan (the Reality Principle). Ego terbentuk pada
struktur kepribadian individu sebagai kontak dengan dunia luar.
Proses yang dimiliki dan dijalankan ego sehubungan dengan upaya
memuaskan kebutuhan atau mengurangi ketegangan pada individu
adalah proses Sekunder, yatiu ego memformulasikan rencana bagi
pemuasan kebutuhan dan menguji apakan rencana tersebut bisa
dijalankan atau tidak. Ego bagi individu tidak hanay bertindak sebagai
penunjuk kepada kenyataan tetapi juga berperan sebagai penguji
kenyatan (reality tester). Ego bertindak sebagai perantara dari
tuntutan-tuntutan naluriah organisme dan bukan merupakan
penghambat pemuasan kebutuhan-kebutuhan atau naluri-naluri yang
berasal dari id.
C. SUPEREGO (das Uberich)
Adalah sistem kepribadian yang berisikan niali-nilai dan aturan-aturan
yang sifatnya evaluatif. Superego terbentuk melalui internalisasi nilai-
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 58
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
nilai moral atau aturan-aturan oleh individu dari sejimlah figur yang
berperan, berpengaruh atau berarti bagi individu tersebut seperti
orangtua dan guru. Fungsi utama dari Superego adalah :
a. sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls
naluriah agar impuls-impuls tersebut disalurkan dalam bentuk
atau cara yang dapat diterima oleh masyarakat.
b. Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral
ketimbang dengan kenyataan
c. Mendorong individu kepada kesempurnaan
ID EGO SUPEREGO
Hasrat, nafsu, Mencari objek & cara Disesuaikan dengan
keinginan dll pemuas sesuai realita norma/aturan sosial
END ACTION
DINAMIKA KEPRIBADIAN
1. INSTINK / NALURI
INSTINK adalah perwujudan psikis dari sumber rangsangan somatik dalam
yang dibawa sejak lahir.
Perwujudan Psikis adalah HASRAT (berfungsi sebagai motif tingkah laku).
Rangsangan jasmaniah darimana HASRAT itu muncul adalah NEED.
JENIS-JENIS KECEMASAN
1. KECEMASAN REALITAS
Adalah ada bahaya nyata dari luar, yang mengancam ego kita.
Contoh : kehausan di padang pasir, perselingkuhan dan lain-lain.
2. KECEMASAN NEUROTIK
Adalah ketakutan terhadap hukuman yang mungkin terjadi jika
suatu instink dipuaskan secara impulsif. Contoh : berpendapat di
suatu diskusi, menyatakan cinta pada seseorang, bertanya di kelas
3. KECEMASAN MORAL
Adalah rasa takut terhadap suara hati (perasaan bersalah), superego
berkembang baik. Contoh : mencuri, menyontek dan lain-lain.
FUNGSI KECEMASAN
Adalah isyarat/tanda bahaya bagi ego bila tidak segera dilakukan tindakan
yang tepat.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Kepribadian berkembang untuk merespon 4 (empat) sumber tegangan :
1. proses pertumbuhan fisiologis
2. frustrasi
3. konflik
4. ancaman
Perkembangan Kepribadian adalah proses belajar untuk mempergunakan
cara-cara baru dalam mereduksikan tegangan-tegangan tersebut.
Cara-caranya antara lain dengan :
A. IDENTIFIKASI
Mengambil alih ciri-ciri orang lain dan menjadikan bagian yang tidak
terpisahkan dari kepribadiannya, secara tidak disadari.
Bedanya dengan Imitasi ? Imitasi dilakukan dengan sadar dan sengaja,
perubahan perilakunya tidak permanen. Bisa berhenti ketika ada
model/tokoh baru yang lebih menarik perhatian atau sesuai dengan
kebutuhan saat itu.
Contoh : Identifikasi perilaku orangtua (sikap, cara menyelesaikan
masalah), Imitasi artis idola (cara bicara, cara berpakaian, penampilan )
sebelumnya dimana ada orang lain siap membantu dan dirinya merasa
aman.
Contoh:Anak-anak pada hari pertama masuk sekolah ----------
menangis, menghisap ibu jari, bersembunyi di sudut,
mengompol dll.
Gadis yang diperkosa ayahnya sejak remaja ---------- kembali
berperilaku seperti anak-anak karena merasa aman dan
bahagia dimasa kanak-kanaknya (meski semu)
Cekcok dengan suami dan minta cerai, kembali ke rumah
orangtua dimana ia diperlakukan seperti anak lagi, dilindungi
dari semua kesulitan
Fiksasi dan Regresi merupakan bentuk perilaku yang tidak dewasa dan
kekanak-kanakan ketika menghadapi ancaman. Hal ini menyebabkan
ketidakseimbangan perkembangan kepribadian.
D. FASE-FASE PERKEMBANGAN
Fase-fase perkembangan Freud adalah :
1. Fase Oral (0 – 1 th)
Sumber kenikmatan pokok berasal dari mulut yaitu makan. Dua macam
aktivitas pada waktu makan adalah menyuapkan makanan dan
mengunyah merupakan prototipe dari bermacam-macam sifat dan ciri
karakter yang akan berkembang di kemudian hari.kenikmatan yang
diperoleh dari inkorporasi oral ini akan dipindahkan pada bentuk-
bentuk perilaku lain seperti kesenangan mendapatkan pengetahuan
dan memiliki harta. Pemindahan objek dari menggigit atau agresi oral
adalah kesenangan berdebat atau berbicara sarkastik. Orang yang
mengalami fiksasi pada fase ini akan cenderung mudah ditipu, menelan
hampir semua yang dikatakan orang lain. Rasa tergantung yang ada
dalam diri manusia adalah perilaku yang terbentuk pada fase ini.
2. Fase Anal (1 – 3 th)
Sumber kenikmatan berasal dari dubur (anal). Pengeluaran faeses
menghilangkan sumber-sumber ketidaknyamanan dan menghasilkan
rasa lega. Ketika pembiasaan akan kebersihan (toilet training) dimulai
pada tahun kedua, anak mendapat pengalamaan pertama dalam
mengatur impuls-impulsnya. Dia harus bisa menunda kenikmatan yang
timbul karena hilangnya tegangan-tegangan anal. Cara-cara khusus
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 70
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
2. ANALISIS MIMPI
Asosiasi bebas terhadap mimpi-mimpi pasien dan kemudian
dianalisis.
Mimpi mengungkapkan kegiatan dan isi paling primitif dari jiwa
manusia
Proses primitif yang menghasilkan mimpi adalah proses primer,
yang ebrusaha memenuhi hasrat atau menghilangkan tegangan
dengan menciptakan gambaran tentang tujuan yang diinginkan.
3. ANALISIS TRANSFERENSI
Transferensi muncul apabila klien mengalihkan sasaran perasaan
cinta atau bencinya atas orang tertentu (biasanya orangtua) kepada
terapis yang menanganinya.
Transferensi itu mencerminkan kebutuhan klien akan objek cinta
dengan maksud agar perasaan cinta (atau benci) yang direpressnya
bisa diungkapkan dan terapis sering dijadikan objek pengganti.
Sejauh fenomena transferensi ini berlangsung secara tidak sadar,
klien sepenuhnya tidak menyadari akan pentingnya fungsi
transferensi tersebut.
Dengan tidak menafsirkan transferensi dengan segera, terapis akan
mendorong perkembangan transferensi sampai klien mengalami
neurosis transferensi (transference neurosis). Hal ini membantu
terapis untuk memperoleh pemahaman atas cara-cara klien dalam
mengamati, merasakan dan bereaksi terhadap figur-figur orang-
orang yang berarti dalam awal kehidupannya.
4. REEDUKASI
Reedukasi bukanlah suatu teknik terapi psikoanalisa, melainkan suatu
upaya mendorong klien agar memperoleh pemahaman baru atas
kehidupan yang dijalaninya (dilakukan oleh terapis pada tahap akhir
dari terapinya).
Kekuatan Psikoanalisa :
1. Ide-idenya menantang
2. konsepsinya tentang individu adalah luas dan mendalam
3. teorinya relevan dengan jaman kita saat ini
LATIHAN KASUS
Simak baik-baik kasus dibawah ini:
Den Baguse Ngarso adalah laki-laki yang garang, agresif dan cenderung
menyelesaikan masalah dengan jalan kekerasan. Tidak ada norma/aturan
apapun yang mampu menahan gejolak emosinya. Sampai dengan usianya
yang mendekati kepala empat, Den Baguse belum juga mau bekerja dan
menerima tanggung jawab secara serius. Hidupnya luntang-lantung tanpa
tujuan yang jelas. Bila dia mendapatkan uang dari hasil kerjanya maka
akan dia gunakan untuk makan dan bersenang-senang dengan teman-
temannya. Dan bila selama sebulan dia tidak mendapat uang sama sekali
maka dengan tanpa beban dia akan menanam hutang dimana-mana.
Menikahpun dia enggan karena harus bertanggung jawab terhadap
terhadap anak dan istri. Ciri khas Den Baguse yang sangat mudah dikenali
adalah dia perokok berat, suka berdebat dan lidahnya sangat tajam dalam
mengkritik/menilai orang lain.
Menurut teori Freud (Psikoanalisa) :
A. Instink dasar apa yang mendominasi
B. Bagaimana gambaran struktur kepribadiannya
C. Mekanisme Pertahanan Ego apa yang dilakukannya
D. Fase perkembangan apa yang tidak terselesaikan dengan baik dalam
kehidupannya
JELASKAN JAWABAN ANDA!
REFERENSI
BAB 4.
PSIKOLOGI ANALITIS CARL GUSTAV JUNG
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar, struktur kepribadian,
dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian berdasarkan teori
Psikologi Analitis.
A. KONSEP-KONSEP DASAR
Teori Jung seringkali dipandang sebagai teori Psikoanalitik karena
menekankan pada proses-proses tak sadar. Namun perbedaan dengan
Freud terletak pada penggabungan antara teleologi (tujuan dan aspirasi)
dan kausalitas sejarah individu dan rasialitas).
1. Tingkah laku manusia tidak hanya ditentukan oleh sejarah individu
dan rasialitas (kausalitas) tapi juga oleh tujuan-tujuan dan aspirasi-
aspirasi (teleologi). Baik masa lampau sebagai aktualitas maupun
masa akan datang sebagai potensialitas akan membimbing tingkah
laku orang saat ini. PANDANGAN PROSPEKTIF : melihat ke depan ke
arah garis perkembangan dan RETROSPEKTIF : memperhatikan masa
lampau. STOP!! Freud : tingkah laku merupakan rangkaian
pengulangan yang tak habis-habisnya atas tema-tema insting.
2. Perkembangan manusia ada yang konstan dan seringkali kreatif,
pencarian ke arah paripurna dan kerinduan untuk lahir kembali.
3. Kepribadian individu sebagai produk dan wadah sejarah leluhur.
Manusia dibentuk dan dicetak oleh pengalaman-pengalaman
kumulatif generasi masa lampau. Dasar kepribadian bersifat :
arkhaik, primitif, bawaan, tak sadar dan universal. STOP !! Freud :
asal-usul kepribadian pada masa kanak-kanak, Jung : asal-usul
kepribadian pada ras.
4. Manusia dilahirkan dengan membawa banyak kecenderungan yang
diwariskan leluhur, ini membimbing tingkah laku dan sebagian
menentukan apa yang akan disadarinya dan diresponnya.
B. STRUKTUR KEPRIBADIAN
1. EGO
Jiwa sadar yang terdiri dari persepsi-persepsi, ingatan-ingatan,
pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan sadar
Ego melahirkan perasaan identitas dan kontinuitas seseorang
Ego berada pada kesadaran
2. KETIDAKSADARAN PRIBADI
Daerah yang paling dekat dengan ego
Terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah sadar tetapi
kemudian direpresikan, disupresikan, dilupakan atau diabaikan.
Pengalaman-pengalaman yang terlalu lemah untuk menciptakan
kesan sadar pada sang pribadi
Dalam Freud disebut PRASADAR
3. KETIDAKSADARAN KOLEKTIF
Pengertian Ketidaksadaran Kolektif:
Gudang bekas ingatan laten yang diwariskan dari masa lampau
leluhur seseorang.
b. PERSONA
Adalah :
• Topeng yang dipakai individu sebagai respon terhadap
tuntutan tuntutan kebiasaan, tradisi masyarakat dan
kebutuhan arkhetipe (Jung, 1945).
• Merupakan PERANAN yang diberikan oleh masyarakat
kepada seseorang.
• Tujuan topeng adalah menciptakan kesan tertentu pada
orang lain (KEPRIBADIAN PUBLIK lawannya Kepribadian
Privat) yang terkadang menyembunyikan hakekat sang
pribadi yang sebenarnya. Individu akan lebih sadar bagian
yang dimainkannya daripada terhadap perasaan-
perasaannya yang sebenarnya.
c. ANIMA-ANIMUS
• Manusia pada hakekatnya adalah makhluk biseksual, baik
secara fisiologis (hormonal) maupun psikologis (sifat
maskulin-feminin).
• Arkhetipe feminin pada pria disebut ANIMA sedang
arkhetipe maskulin pada wanita disebut ANIMUS.
• Hal ini mendorong masing-masing jenis untuk tertarik dan
memahami lawan jenisnya. Laki-laki memahami kodrat
perempuan berdasarkan Animanya dan perempuan
memahami kodrat laki-laki berdasar Animusnya.
• Pertentangan dan kesalahpahaman bisa terjadi bila
gambaran Anima dan Animus diproyeksikan tanpa
mempedulikan karakter yang aktual dari partner. Ini berarti
bila laki-laki mengidentifikasi gambaran perempuan
idealnya dengan seorang perempuan sebenarnya tanpa
d. SHADOW (BAYANG-BAYANG)
• Mencerminkan sisi binatang pada kodrat manusia.
• Mengakibatkan munculnya pikiran-pikiran, perasaan-
perasaan, dan tindakan-tindakan yang tidak menyenangkan
dan patut dicela oleh masyarakat dalam kesadaran dan
tingkah laku.
• Biasanya bisa disembunyikan oleh persona.
• Membuat manusia menjadi ‘utuh’ (kualitas penuh dimensi
kepribadian)
4. SIKAP JIWA
Jung membedakan 2 (dua) sikap :
A. SIKAP EKSTRAVERSI
Mengarahkan individu ke dunia luar, dunia objektif.
B. SIKAP INTROVERSI
Mengarahkan individu ke dunia dalam, dunia subjektif.
Kedua sikap ini ada dalam kepribadian tapi biasanya salah satu
diantaranya dominan dan sadar, sedang yang lain kurang dominan
dan tak sadar. Apabila ego lebih bersifat ekstravert dalam relasinya
dengan dunia, maka ketidaksadaran pribadinya akan bersifat
introvert.
5. FUNGSI-FUNGSI JIWA :
Ada 4 (empat) fungsi psikis :
PIKIRAN : melibatkan ide-ide dan intelek, dengan berpikir
manusia berusaha memahami hakekat dunia dan dirinya sendiri.
PERASAAN : adalah fungsi evaluasi, nilai benda-benda baik
positif maupun negatif. Perasaan memberikan pengalaman-
pengalaman subjektif tentang kenikmatan vs rasa sakit, amarah,
ketakutan, kesedihan, kegembiraan, dan cinta.
PENDRIAAN : adalah fungsi perseptual atau fungsi kenyataan,
menghasilkan fakta-fakta kongkret atau bentuk-bentuk
representasi dunia.
D. DINAMIKA KEPRIBADIAN
Kepribadian rentan terhadap pengaruh-pengaruh dan modifikasi-
modifikasi dari sumber-sumber luar, sehingga sebenarnya hanya bisa
menjadi stabil secara relatif (Jung : kepribadian/psike sebagai sistem
energi yang setengah tertutup).
1. ENERGI PSIKIS
5. PRINSIP ENTROPI
Distribusi energi dalam psikhe mencari ekuilibrium atau
keseimbangan
Apabila 2 nilai tidak memiliki daya yang sama, maka energi akan
cenderung mengalir dari yang lebih kuat kepada yang lebih lemah
sampai keduanya mencapai keseimbangan. Contoh : orang yang
terlalu ekstrovert terpaksa harus mengembangkan bagian introvert
dalam dirinya.
Menurut Jung, setiap perkembangan yang berat sebelah dalam
kepribadian akan menyebabkan konflik, tegangan, tekanan,
sedangkan perkembangan yang seimbang dari semua unsur
kepribadian menghasilkan keharmonisan, relaksasi, dan kepuasan.
6. PENGGUNAAN ENERGI
a. Fungsi-fungsi instingtif : digunakan untuk melakukan pekerjaan
dalam rangka pemeliharaan kehidupan dan pembiakan spesies.
Contoh : lapar dan seks.
b. Untuk kegiatan-kegiatan kultural dan spiritual, ini membentuk
tujuan hidup yang lebih tinggi.
E. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Menurut Jung, tujuan dari perkembangan : REALISASI DIRI, yaitu :
Diferensiasi yang sangat penuh, sangat sempurna, serta perpaduan
yang harmonis dari semua aspek seluruh kepribadian.
Manusia masih harus melangkah jauh sebelum ia mencapai akhir
perjalanan perkembanganya.
1. KAUSALITAS DAN TELEOLOGI
KAUSALITAS artinya peristiwa-peristiwa sekarang adalah
akibat/hasil pengaruh dari keadaan-keadaan atau sebab-sebab
sebelumnya. TELEOLOGI artinya memahami manusia (now) dari
sudut pandang masa depan. Kedua segi ini penting dalam psikologi
bila orang mencari pemahaman yang sempurna tentang
kepribadian. Masa sekarang tidak hanya ditentukan oleh masa
lampau (kausalitas) tapi juga ditentukan oleh masa depan
(teleologi).
2. SINKRONISITAS
mengharap support dan nasehat orangtua, secara fisik jelas ini tidak
mungkin!! Sehingga libidonya membuat regresi ke ketidaksadaran,
muncullah gambaran-gambaran orangtua. Hal ini bisa memberi
pengetahuan dan dukungan untuk mengatasi kekecewaan.
6. PROSES INDIVIDUASI
Untuk mencapai kepribadian yang sehat dan terintegrasi, setiap
sistem harus dibiarkan mencapai tingkat diferensiasi, perkembangan, dan
pengungkapan yang paling penuh. Biasanya terjadi pada usia setengah tua
keatas, telah melewati krisis-krisis yang hebat. Ciri-ciri orang yang telah
terindividuasi adalah :
a. Pengetahuan diri yang tinggi, baik sadar maupun asadar
b. Penerimaan diri
c. Terjadi integrasi diri, dimana semua segi kepribadian diintegrasikan dan
diharmonisasikan sehingga dapat diungkapkan, tidak ada aspek yang
benar-benar dominan.
d. Bisa mengungkapkan dan mengekspresikan diri secara optimal
e. Penerimaan dan toleransi terhadap kodrat manusia pada umumnya,
sehingga lebih empati dan peka terhadap orang lain.
f. Menerima apa yang tidak diketahui dan misterius. Mimpi, fantasi dll
tidak diabaikan, tanpa membuang pikiran dan logika.
g. Kepribadian yang universal, tidaka ad tipe psikis khusus/tidak ada
keunikan
7. FUNGSI TRANSENDEN
Fungsi ini memiliki kapasitas untuk mempersatukan semua
kecenderungan yang saling berlawanan dalam beberapa sistem dan
bekerja menuju tujuan yang ideal (kebulatan sempurna dan DIRI).
Tujuannya adalah pengungkapan pribadi yang esensial dan realisasi
kepribadian dalam semua aspeknya.
energi dapat ditarik dari dorongan seks dan disalurkan pada nilai dan
agama.
REPRESI
Bila pelepasan energi terhambat (melalui instingtif atau sublimasi), ini
ebrarti energi direpresikan! Energi yang direpres tidak begitu saja hilang
tapi ada di ketidaksadaran. Bila proses tak sadar ini terus diberi energi,
maka represinya pecah sehingga akan bertingkah laku irasional dan
impulsif.
9. PERLAMBANGAN
Merupakan usaha untuk menjelaskan sesuatu yang sama sekali
masih termasuk bidang yang tidak diketahui atau yang belum ada
dengan menggunakan analogi.
Bentuk-bentuk representasi psikhe, yang tidak hanya
menggambarkan kebijaksanaan manusia yang diperoleh secara
rasial dan individual tetapi juga menggambarkan tingkat
perkembangan yang jauh mendahului perkembangan manusia
sekarang.
2 (dua) fungsi lambang :
o Usaha untuk memuaskan impuls instingtif yang terhambat
o Merupakan perwujudan bahan arkhetipe
Lambang mengandung 2 (dua) aspek :
o RETROSPEKTIF : dibimbing oleh instink-instink.
Mengungkapkan dasar instinktif dari lambang
Tipe analisis kausal, reduktif. Contoh : menari, mimpi
o PROSPEKTIF : dibimbing oleh tujuan-tujuan akhir manusia.
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 94
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
10. MIMPI
Jung melihat isi mimpi-mimpi bersifat prospektif dan retospektif, dan
merupakan kompensasi bagi aspek-aspek yang terabaikan dalam
kehidupan sadar. Ada 2 (dua) macam mimpi :
Mimpi besar, banyak terdapat bayangan arkhetipe
Mimpi kecil, erat hubungannya dengan pikiran-pikiran sadar
Analisis mimpi Jung menggunakan 3 (tiga) cara :
1. METODE AMPLIFIKASI. Metode ini dipakai Jung untuk menjelaskan
unsur-unsur tertentu dalam mimpi-mimpi yang dianggap memiliki arti
simbolik yang kaya. Unsur mimpi hanya merupakan titik tolak bagi
asosiasi-asosiasi bebas yang berikutnya, dan asosiasi dapat dan
biasanya benar-benar bergeser dari unsur itu. Dalam metode
amplifikasi, orang yang bermimpi diminta untuk mempertahankan
unsur tersebut dan memberinya asosiasi ganda. Jawaban-jawaban yang
diberikan membentuk konstelasi sekitar unsur mimpi khusus, dan
memberi banyak arti bagi orang yang bermimpi.
2. METODE RANGKAIAN MIMPI. Menurut Jung mimpi membentuk suatu
rangkaian yang koheren, sehingga maknanya berangsur-angsur
tersingkap dengan sendirinya. Rangkaian adalah konteks yang
diberikan sendiri oleh orang yang bermimpi. Seakan-akan tidak hanya
satu teks yang ada tetapi banyak teks terletak di hadapan kita, yang
memancarkan cahaya dari semua sisi dalam istilah-istilah yang tidak
diketahui, sehingga dengan membaca semua teks cukup untuk
menjelaskan bagian-bagian yang sulit. Interpretasi tentang masing-
masing bagian semata-mata berdasarkan terkaan, tetapi rangkaian
secara keseluruhannya memberi kita petunjuk yang diperlukan untuk
mengoreksi setiap kekeliruan yang mungkin ada dalam bagian-bagian
tersebut.
LATIHAN KASUS
Pada liburan semester kali ini sekolah Nayla mengadakan studi wisata di
Jatim Park. Banyak sekali pengalaman dan pengetahuan yang didapat oleh
para siswa. Namun karena mereka mempunyai fungsi kepribadian yang
berbeda-beda maka kesan dan pengalaman yang timbulpun menjadi
sangat personal. Gambarkan bagaimana tanggapan/respon siswa yang
mempunyai dominasi pada :
A. Fungsi Pikir
B. Fungsi Perasaan
C. Fungsi Pendriaan
D. Fungsi Intuisi
SOAL LATIHAN !
Jawablah pertanyaan dengan menyebutkan benar (B) atau salah (S)
1. Menurut Jung, tingkah laku manusia tidak hanya ditentukan oleh
sejarah individu dan rasialitas (kausalitas) tapi juga oleh tujuan-
tujuan dan aspirasi-aspirasi (teleologi).
2. Jiwa sadar yang terdiri dari persepsi-persepsi, ingatan-ingatan,
pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan sadar disebut dengan
Kompleks.
3. Archetype merupakan deposit permanen dalam jiwa dari suatu
pengalaman yang secara konstan terulang selama banyak generasi.
4. Arkhetipe feminin pada pria disebut ANIMUS sedang arkhetipe
maskulin pada wanita disebut ANIMA.
5. Topeng yang dipakai individu sebagai respon terhadap tuntutan-
tuntutan kebiasaan, tradisi masyarakat dan kebutuhan arkhetipe
disebut dengan SHADOW.
BAB 5.
PSIKOLOGI INDIVIDUAL ALFRED ADLER
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar, struktur kepribadian,
dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian berdasarkan teori
Psikologi Individual Adler.
A. PENGANTAR
Berbeda secara tajam dengan pandangan pokok Freud bahwa
tingkah laku manusia didorong oleh insting-insting yang dibawa sejak lahir
dan dengan aksioma pokok Jung yang menyatakan bahwa tingkah laku
manusia dikuasai oleh akhetipe-arkhetipe yang dibawa sejak lahir. Adler
berpendapat bahwa manusia pertama-tama dimotivasikan oleh dorongan-
dorongan sosial. Menurut Adler manusia pada dasarnya adalah makhluk
sosial (Supratiknya, 1993). Mereka menghubungkan dirinya dengan orang
lain, ikut dalam kegiatan kerjasama sosial, menempatkan kesejahteraan
sosial di atas kepentingan diri sendiri, dan mengembangkan gaya hidup
yang mengutamakan orientasi sosial. Dorongan sosial adalah sesuatu yang
dibawa sejak lahir, meskipun tipe-tipe khusus hubungan dengan orang dan
pranata-pranata sosial yang berkembang ditentukan oleh corak
masyarakat tempat orang itu dilahirkan. Adler menekankan pada minat
sosial.
Sumbangan kedua bagi teori kepribadian adalah konsep mengenai
diri yang kreatif (Supratiknya, 1993). Tidak seperti ego Freud, yang terdiri
dari kumpulan proses psikologis yang melayani tujuan insting-insting, diri
Adler merupakan sistem subjektif yang sangat dipersonalisasikan, yang
Anak terakhir biasanya lebih manja dari anak lainnya. Mereka akan
selamanya menjadi ‘bayi’ dalam keluarga. Adler percaya bahwa memiliki
panutan yang berlebihan dari saudara kandung akan menyebabkan
seorang anak merasa sangat ditekan untuk sukses di semua bidang, dan
ketidakmampuan sang anak untuk melakukannya akan mengakibatkan
anak itu menjadi malas dan cenderung memiliki sikap mengalah.
Berdasarkan penelitian Sulloway (dalam Friedman dan Schustack,
2006) ditemukan bahwa walaupun anak pertama menunjukkan pola
pencapaian yang tinggi, mereka cenderung kurang mendukung atau
menyokong pandangan revolusioner dibanding anak yang lahir
belakangan. Anak pertama cenderung mengadopsi strategi bertahan
hidup yang berbeda dengan saudara kandungnya yang lain, yang
cenderung tidak terlalu menyukai perbedaan pendapat dan menerima ide-
ide yang radikal. Walaupun demikian penelitian Paulhus, Trapnell, dan
Chen (dalam Friedman dan Schustack, 2006) menemukan bukti bahwa
anak yang lahir pertama lebih berorientasi pada pencapaian dan lebih
teliti dibanding anak yang lahir belakangan.
Dampak Negatif
Merasa tidak aman, Pemberontak dan Merasa inferior Ingin menjadi pusat
takut tiba-tiba pengiri permanen, dengan siapa saja. perhatian.
kehilangan nasib cenderung Tergantung kepada Takut bersaing dengan
baik. berusaha orang lain. orang lain.
Pemarah, mengalahkan orang Ambisi yang tidak Merasa dirinya benar
pesimistik, lain. realistik. dan setiap tantangan
konservatif, Kompetitif Gaya hidup manja. harus disalahkan.
perhatian pada berlebihan. Perasaan kerjasama
aturan umum dan Mudah kecil hati, rendah.
hukum. sukar berperan Gaya hidup manja.
Berjuang untuk sebagai pengikut.
diterima.
Tidak kooperatif,
senang mengkritik
orang lain.
F. PSIKOTERAPI
Menurut Adler (dalam Alwisol, 2009), psikopatologi merupakan
akibat dari kurangnya keberanian, perasaan inferior yang berlebihan, dan
minat sosial yang kurang berkembang. Sehingga tujuan utama
psikoterapinya adalah meningkatkan keberanian, mengurangi perasaan
inferior, dan mendorong berkembangnya minat sosial. Tugas ini tidak
mudah karena klien berjuang untuk mempertahankan keadaannya
sekarang, yang dipandangnya menyenangkan.
Menurut Adler, siapapun dapat mengerjakan apa saja, Keturunan
memang sering membatasi kemampuan seseorang, namun sebenarnya
yang terpenting bukan kemampuan tapi bagaimana individu memakai
kemampuan itu. Melalui humor dan kehangatan, Adler berusaha
meningkatkan keberanian, harga diri, dan interes sosial klien.
Menurutnya, sikap hangat dan melayani dari terapis akan mendorong
klien untuk mengembangkan minat sosial di tiga masalah kehidupan,
yaitu: cinta/seksual, persahabatan, dan pekerjaan.
SOAL LATIHAN !
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan lengkap!
1. Jelaskan minimal 3 pokok konsep dasar Psikologi Individual dari
Adler yang membedakan dengan teori yang lain!
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan mengenai Kompleks Inferioritas dan Kompleks
Superioritas!
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
3. Jelaskan ciri kepribadian berdasarkan urutan kelahiran!
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 104
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
REFERENSI
BAB 6.
TEORI PSIKOANALISIS SOSIAL KAREN HORNEY
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar, struktur kepribadian,
dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian berdasarkan teori
Psikologianalisis Sosial Horney.
A. PENGANTAR
Seperti halnya Adler, Karen Horney percaya bahwa salah satu
penemuan yang paling penting dari seorang anak adalah rasa
ketidakberdayaan, dan berikutnya adalah perjuangan untuk memperoleh
individualitas dan kontrol yang membentuk sebagian besar dari self
(Friedman dan Schustack, 2006). Ia sangat yakin akan pentingnya
perkembangan dan realisasi diri pada setiap individu, dan ia juga lebih
berfokus pada dunia sosial dan motivasi sosial dibanding para ahli teori
aliran Freud (yang lebih berfokus pada dorongan seksual).
Horney menolak konsep penis envy pada perempuan dalam teori
Freud. Berdasarkan observasinya yang teliti, ia berpendapat bahwa
perempuan memang sering merasa inferior terhadap pria, bukan
disebabkan konteks perbedaan anatomis, tetapi berasal dari cara
perempuan dibesarkan di masyarakat dan aturan dan dari tuntutan yang
berlebihan dalam menjaga cinta seorang pria. Ia yakin bahwa perempuan
dibesarkan dalam lingkungan yang menyatakan maskulin sebagai sesuatu
yang kuat, berani, kompeten, dan bebas, sedangkan feminin sebagai
sesuatu yang inferior, lembut, lemah, dan submisif. Hal ini membuat
perempuan cenderung melihat dirinya lebih rendah, sehingga
menginginkan hal-hal yang berbau maskulin sebagai cara untuk
2. KECEMASAN DASAR
Kecemasan Dasar (Basic Anxiety) adalah ketakutan akan ditinggal
sendiri, tidak berdaya, dan perasaan tidak aman yang dimiliki seorang
anak. Kecemasan ini muncul dari permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh anak yang berkaitan dengan orangtuanya (kurangnya
kehangatan, stabilitas, rasa hormat, atau keterlibatan). Horney percaya
bahwa kecemasan dasar dapat diarahkan pada semua orang, dimana
kecemasan dan kebingungan yang dialami akan difokuskan keluar, pada
dunia secara umum. Horney juga menyetujui konsep Freud bahwa
manusia dikendalikan oleh alasan irasional tidak sadar yang berkembang
pada masa kanak-kanak, namun Horney melihat bahwa motif tersebut
berasal dari konflik sosial dan keluarga, serta konflik dengan masyarakat
(Friedman dan Schustack, 2006).
Anak yang merasa tidak aman dan cemas menempuh berbagai
siasat untuk menanggulangi perasaan-perasaan isolasi dan tak
berdayanya. Ia menjadi bermusuhan dan ingin membalas dendam
terhadap orang-orang yang menolaknya atau berbuat sewenang-wenang
terhadap dirinya, atau ia menjadi sangat patuh supaya mendapatkan
kembali cinta yang dirasakannya telah hilang. Ia bisa mengembangkan
gambaran diri yang tidak realistik, yang diidealisasikan, sebagai
kompensasi terhadap perasaan-perasaan inferiornya. Anak bisa juga
menyogok orang lain supaya mencintanya atau bisa menggunakan
ancaman-ancaman untuk memaksa supaya orang lain menyukainya.Anak
bisa membuat dirinya patut dikasihani demi mendapatkan simpati dari
orang lain.
Bila anak tidak mendapatkan cinta, ia bisa berusaha menguasai
orang lain, dengan cara demikian dia melakukan kompensasi terhadap
ketidakberdayaanya, mencari cara untuk menyalurkan permusuhan dan
dapat mengeksploitasi orang lain. Disisi lain, anak bisa menjadi
kompeptitif, dimana kemenangan jauh lebih penting daripada prestasi. Ia
bisa mengarahkan agresinya ke dalam dan meremehkan dirinya sendiri.
SOAL LATIHAN !
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan lengkap!
1. Jelaskan mengenai Kecemasan Dasar dari Karen Horney!
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
2. Sebut dan jelaskan mengenai jenis-jenis kebutuhan neurotik dari
Karen Horney!
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
3. Menurut Horney, setiap kelompok kebutuhan menunjukkan
orientasi dasar terhadap orang lain dan terhadap diri sendiri yang
kemudian akan menghasilkan konfik. Bagaimana orang yang normal
dapat mengatasi konflik tersebut?
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
REFERENSI
Alwisol. (2011). Psikologi Kepribadian. Malang: Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM Press).
Coolidge L. Frederick, Moor J. Candace., Yamazaki G.Tomoko., Stewart E.
Sharon & Segal, Daniel L., (2001). On the relationship between Karen
Horney’s tripartite neurotic type theory and personality disorder
features. Journal Personality and Individual Differences 30.
Departement of Psychology, University of Colorado.
Friedman, H.S., Schustack, M.W. (2006). Kepribadian. Teori klasik dan Riset
Modern. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hall, C. S., Gardner, L.. (1993). Psikologi Kepribadian 1. Teori Psikodinamik
Klinis. Terjemahan A. Supratiknya. Jogjakarta: Kanisius.
Suryabrata, S.. (2005). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
BAB 7.
PSIKOANALISA HUMANISTIK ERIC FROMM
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar, struktur kepribadian,
dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian berdasarkan teori
Psikoanalisa Humanistik Fromm.
A. KONSEP DASAR
Banyak teori kepribadian yang kurang memperhatikan atau
mengabaikan cinta karena menganggap cinta adalah efek samping dari
determinan kepribadian yang sebenarnya. Sebaliknya, pendekatan
eksistensial dan humanistik berpusat pada cinta. Psikoanalis Humanistik
Eric Fromm (dalam Friedman dan Schustack, 2006) menganggap cinta
sebagai fokus utama manusia. Cinta bukanlah keadaan yang dialami
seseorang ataupun sekedar fenomena semu yang tidak memiliki arti
nyata. Cinta membutuhkan pengetahuan, usaha, dan pengalaman.
Kapasitas untuk mencintai harus dikembangkan dengan kerendahan hati
dan disiplin. Menurut Fromm, Cinta adalah jawaban untuk pertanyaan
yang tidak terjawab, yaitu masalah eksistensi manusia. Cinta membuat
kita mampu mengatasi keterasingan kita dari orang lain, tetapi dengan
tetap menjaga integritas individual kita. Fromm mengemukakan bahwa
cinta tidak mungkin ada tanpa kepribadian yang dewasa dan produktif.
Oleh karena itu, pendekatan Fromm tentang manusia yang sehat dan utuh
digambarkan melalui ‘KARAKTER PRODUKTIF’, yang berusaha melampaui
konteks biologis dan masyarakat, dan yang menggunakana otaknya untuk
mencintai dan berkreasi dalam cara manusia yang unik (Fromm dan
Macoby, dalam Friedman dan Schustack, 2006).
Teori Fromm dipengaruhi oleh teori Karl Marx, yang menekankan
faktor sosial dan masyarakat terhadap kepribadian. Pendekatan Fromm,
terkadang disebut HUMANISME DIALEKTIKA, berusaha menyatukan
dorongan biologis dan tuntutan masyarakat dengan keyakinan bahwa
manusia dapat melakukan TRANSENDENSI dan menjadi orang yang
spontan, kreatif, dan penuh kasih.
Sejalan dengan asumsi eksistensial tentang being-in the world dan
kehendak bebas, Fromm menekankan bahwa perilaku manusia tidak
disebabkan oleh dorongan dari dalam diri ataupun oleh tuntutan
masyarakat, tetapi lebih disebabkan oleh kesadaran seseorang untuk
memiliki kebutuhan tertentu dalam memenuhi tuntutan masyarakat.
Kepribadian yang paling matang adalah kepribadian yang dapat memenuhi
tuntutan umum serta menciptakan identitas positif dan aktif, yang
melibatkan cinta yang produktif dan saling menghargai orang lain.
Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah orang merasa
kesepian karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain
(Supratiknya, 1993). Fromm mengembangkan tesis bahwa karena manusia
menjadi semakin bebas dari abad ke abad, maka mereka juga makin
kesepian, jadi kebebasan menjadi keadaan yang negatif darimana manusia
melarikan diri. Seseorang dapat bersatu dengan orang lain dalam
semangat cinta dan kerjasama atau dapat merasakan aman dengan
tunduk kepada penguasa dan menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Terdapat kontradiksi disini, bahwa seorang pribadi merupakan bagian
tetapi sekaligus terpisah dari alam, merupakan binatang sekalgus manusia.
Sebagai binatang, orang mempunyai kebutuhan fisiologis tertentu yang
harus dipuaskan. Sebagai manusia, orang memiliki kesadaran diri, pikiran,
dan daya khayal. Kedua aspek individu (binatang dan manusia)merupakan
kondisi-kondisi dasar eksistensi manusia.
Ada 5 kebutuhan-kebutuhan spesifik yang berasal dari kondisi
eksistensi manusia (Supratiknya, 1993), antara lain:
1. KETERHUBUNGAN (frame of devotion), berasal dari fakta bahwa
manusia dalam proses menjadi manusiawi direnggut dari kesatuan
primer binatang dengan alam. Binatang dilengkapi oleh alam untuk
mengatasi keadaan-keadaan yang harus dihadapinya, sedangkan
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 112
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
SOAL LATIHAN !
Jawablah pertanyaan dengan menyebutkan benar (B) atau salah (S) pada
setiap pernyataan.
Kriteria penilaian :
Salah 0-1 A
2-3 B
4-5 C
>5 D
1. Psikoanalis Humanistik Eric Fromm menganggap cinta sebagai fokus
utama manusia. Cinta adalah jawaban untuk pertanyaan yang tidak
terjawab, yaitu masalah eksistensi manusia.
2. Pendekatan Fromm tentang manusia yang sehat dan utuh
digambarkan melalui ‘KARAKTER PRODUKTIF’, yang berusaha
melampaui konteks biologis dan masyarakat, dan yang
menggunakana otaknya untuk mencintai dan berkreasi dalam cara
manusia yang unik.
3. Kepribadian yang paling matang menurut Fromm adalah
kepribadian yang dapat memenuhi tuntutan umum serta
menciptakan identitas positif dan aktif, yang melibatkan cinta yang
produktif dan saling menghargai orang lain.
REFERENSI
Alwisol. (2011). Psikologi Kepribadian. Malang: Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM Press).
Bruner, Jose. (1994). Looking into the Hearts of the workers, or : How Erich
Fromm turned critical theory into empirical research. Journal
political psychology Vol 15 No 4.
Friedman, H.S., Schustack, M.W. (2006). Kepribadian. Teori klasik dan Riset
Modern. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hall, C. S., Gardner, L.. (1993). Psikologi Kepribadian 1. Teori Psikodinamik
Klinis. Terjemahan A. Supratiknya. Jogjakarta: Kanisius.
Suryabrata, S.. (2005). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
BAB 8.
PSIKIATRI INTERPERSONAL DARI SULLIVAN
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar, struktur kepribadian,
dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian berdasarkan teori
Psikiatri Interpersonal dari Sullivan.
A. PENGANTAR
Ajaran pokok dari teori ini adalah bahwa kepribadian adalah pola
yang relatif menetap dari situasi-situasi antar pribadi yang berulang yang
menjadi ciri kehidupan manusia (Supratiknya, 1993). Sullivan tidak
menyangkal pentingnya hereditas dan pematangan dalam membentuk
dan membangun organisme, namun ia juga berpendapat bahwa apa yang
khas dari manusiawi merupakan produk dari interaksi-interaksi sosial.
Pengalaman-pengalaman antarpribadi seseorang dapat dan benar-benar
merubah fungsinya yang semata-mata bersifat fisiologis sehingga
organisme pun kehilangan statusnya sebagai kesatuan biologis dan
menjadi organisme sosial dengan cara-caranya sendiri.
B. STRUKTUR KEPRIBADIAN
Organisasi kepribadian terdiri dari peristiwa-peristiwa antarpribadi,
dan bukan pristiwa-pristiwa intrapsikis. Kepribadian hanya
memanifestasikan dirinya ketika orang bertingkahlaku dalam hubungan
dengan salah seorang atau beberapa individu lain. Orang-orang ini tidak
perlu ada, bisa berupa tokoh khayalan atau tokoh yang tidak ada (contoh:
pahlawan, tokoh dalam mitos dll). Persepsi, ingatan, pemikiran, khayalan,
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 117
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
dan semua proses psikis lain bersifat pribadi. Bahkan mimpi pada malam
hari bersifat antar pribadi, karena biasanya menjelaskan hubungan-
hubungan antara orang tersebut dengan orang lain.
Kepribadian merupakan pusat dinamik dari berbagai proses yang
terjadi dalam serangkaian medan antarpribadi. Proses yang terpenting
adalah dinamisme, personifikasi, dan proses kognitif.
1. Dinamisme
Dinamisme didefinisikan sebagai pola transformasi energi yang
relatif menetap, yang secara berulang memberi ciri kepada organisme
selama keberadaannya sebagai organisme hidup. Transformasi energi
adalah suatu bentuk tingkah laku, yang mungkin terbuka dan umum
(seperti berbicara), atau tersembunyi dan privat (seperti pikiran dan
khayalan). Karena dinamisme merupakan pola tingkah laku yang menetap
dan berulang, maka dinamika kira-kira sama dengan kebiasaan.
Setiap reaksi yang sudah biasa terhadap seseorang atau lebih (baik
berupa perasaan, sikap, atau tindakan terbuka) merupakan dinamisme.
Semua orang memiliki dinamisme dasar yang sama, tetapi cara
mengungkapkannya berbeda-beda sesuai dengan situasi dan pengalaman
hidup individu. Kebanyakan dinamisme bertujuan memuaskan kebutuhan-
kebutuhan dasar organisme, akan tetapi ada suatu dinamisme penting
yang berkembang sebagai akibat kecemasan, yang disebut dengan
dinamisme diri atau sistem diri.
Sistem diri sebagai penjaga keamanan seseorang cenderung
terpisah dari aspek kepribadian yang lain. Sistem diri tidak akan
membiarkan masuknya informasi yang tidak sesuai dengan organisasinya
sekarang dan karena itu tidak dapat mengambil pelajaran dari
pengalaman. Karena sistem diri melindungi seseorang dari kecemasan,
maka diri sangat dihargai dan dilindungi dari kritik. Bila sistem diri menjadi
bertambah kompleks dan independen, akan mencegah orang untuk
membuat penilaian-penilaian objektif tentang tingkah laku sendiri dan
menyembunyikan kontradiksi-kontradiksi yang jelas antara bagaimana
orang itu sebenarnya dan bagaimana orang itu menurut apa yang
dikatakan oleh sistem diri. Semakin mengalami kecemasan, semakin
menggelembung sistem dirinya, semakin ia terlepas dari aspek
kepribadian. Meskipun tujuannya untuk mereduksikan kecemasan, namun
sistem diri menghambat kemampuan untuk hidup dengan orang lain
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 118
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
2. Personifikasi
Personifikasi adalah suatu gambaran yang dimilki individu tentang
dirinya sendiri atau orang lain, berupa perasaan, sikap, dan konsepsi
kompleks yang timbul karena mengalami kepuasan kebutuhan atau
kecemasan. Setiap hubungan antarpribadi yang menimbulkan kepuasan
akan membangun suatu gambaran yang baik tentang orang yang
memberinya kepuasan, demikian sebaliknya.
Gambaran-gambaran yang ada dalam pikiran kita jarang merupakan
gambaran yang tepat tentang orang yang bersangkutan. Gambaran
tersebut awalnya dibentuk untuk menghadapi orang dalam situasi
antarpribadi, tapi sekali terbentuk maka gambaran itu biasanya tetap ada
dan mempengaruhi sikap kita terhadap orang yang bersangkutan. Bila
seseorang mempersonifikasikan ayahnya sebagai pemarah dan diktator,
maka dia akan cenderung memproyeksikan personifikasi yang sama pada
laki-laki lain yang lebih tua. Sesuatu yang mereduksikan kecemasan pada
awal kehidupan akan mempengaruhi hubungan antarpribadi seseorang
dengan kehidupannya yang akan datang. Personifikasi tentang diri bahwa
“saya adalah orang yang baik” disebabkan oleh pengalaman-pengalaman
antarpribadi yang menyenangkan, demikian sebaliknya. Personifikasi-
personifikasi yang dimiliki oleh sejumlah orang disebut STEREOTIPE.
3. Proses Kognitif
Menurut Sullivan (Supratiknya, 1993) pengalaman terjadi dalam 3 cara:
a. PROTOTAKSIK: rangkaian keadaan sesaat yang terpisah-pisah dari
organisme yang melakukan penginderaan. Pengalaman semacam ini
sama dengan arus kesadaran seperti pendriaan, bayangan, dan
perasaan murni yang mengalir di dalam jiwa makhluk yang sadar.
Pengalaman ini ditemukan pada awal-awal kehidupan dan menjadi
prasyarat penting bagi timbulnya pengalaman lainnya.
b. PARATAKSIK: melihat hubungan kausal antara peristiwa-peristiwa
yang terjadi kira-kira pada saat yang sama tetapi yang tidak
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 119
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
C. DINAMIKA KEPRIBADIAN
Sullivan memandang kepribadian sebagai suatu sistem energi yang
fungsinya melakukan aktivitas-aktivitas yang akan mereduksikan
tegangan.
1. Tegangan
Ada dua sumber tegangan, yaitu: 1) tegangan-tegangan yang
disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan organisme, dan 2) tegangan-
tegangan sebagai akibat dari kecemasan.
Kebutuhan berkaitan dengan syarat-syarat kehidupan yang sifatnya
fisiokimiawi. Kebutuhan bisa bersifat umum (lapar) maupun khusus yang
berhubungan dengan bagian tubuh tertentu (kebutuhan bayi untuk
mengisap). Kebutuhan tersususn secara hirarkis, kebutuhan yang berada
di tingkat lebih rendah harus dipuaskan sebelum sampai pada kebutuhan
yang berada pada tingkat yang lebih tinggi. Tegangan dapat dianggap
sebagai kebutuhan untuk mentrasformasikan energi khusus yang akan
mendhilangkan tegangan, seringkali disertai dengan perubahan keadaan
jiwa.
Kecamasan adalah penghayatan tegangan akibat adanya ancaman-
ancaman nyata atau luarnya dibayangkan terhadap keamanan seseorang.
Kecemasan yang hebat akan mereduksi efisiensi individu dalam
memuaskan kebutuhan-kebutuhannya, mengganggu hubungan
antarpribadi, mengacaukan pikiran. Namun di sisi lain menurut Sullivan,
kecemasan merupakan kekuatan edukatif pertama yang luarbiasa dalam
kehidupan. Ex: ibu cemas dapat ditransmisikan pada bayinya melalui
pandangan, nada suara, tingkah laku, bahkan reaksi tubuhnya (puting
susu). Bayi jadi bisa belajar menghindari aktivitas-aktivitas atau benda
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 120
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
D. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Sullivan memberikan peran yang penting pengaruh-pengaruh unik
dari hubungan-hubungan manusia dalam perkembangan kepribadian.
Meskipun dia tidak menolak faktor-faktor biologis dalam menentukan
perkembangan kepribadian, namun ia menempatkan faktor tersebut
dibawah faktor-faktor sosial. Meskipun demikian dia juga tetap mengakui
adanya pengaruh-pengaruh buruk masyarakat dalam perkembangan
kepribadian seseorang.
Tahap-tahap Perkembangan
Sullivan menguraikan enam tahap perkembangan kepribadian
sebelum tahap kematangan yang terakhir dicapai. Keenam tahap tersebut
adalah:
1. MASA BAYI (mulai lahir – belajar bicara). Daerah oral adalah daerah
utama dalam interaksi bayi dengan lingkunganya. Perawatan yang
diberikan ibu akan menjadi pengalaman antarpribadi yang pertama.
2. MASA KANAK-KANAK (mulai bisa mengucapkan kata-kata – timbul
kebutuhan akan teman bermain). Peralihan dari masa bayi ke masa
kanak-kanak dimungkinkan oleh perkembangan bahasa dan organisasi
pengalaman secara sintaksik. Mulai muncul penggabungan
personifikasi-personifikasi yang berlainan (ex: ibu yang baik dan ibu
yang buruk). Sistem diri mulai mengembangkan konsep jenis kelamin,
kemampuan simbolik (permainan peran), dan berminat terhadap
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 121
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
SOAL LATIHAN !
Jawablah pertanyaan dengan menyebutkan benar (B) atau salah (S) pada
setiap pernyataan.
Kriteria penilaian :
Salah 0-1 A
2-3 B
4-5 C
>5 D
REFERENSI
BAB 8.
PERKUATAN OPERAN SKINNER
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar, struktur kepribadian,
dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian berdasarkan teori
Perkuatan Operan dari Skinner.
A. PENGANTAR
Burhuss Frederic Skinner lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di
sebuah kota kecil bernama Susquehanna, Pennsylvania. Ayahnya adalah
seorang pengacara dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang
baik. Ia merefleksikan tahun-tahun awal kehidupannya sebagai suatu
masa dalam lingkungan yang stabil, di mana belajar sangat dihargai dan
disiplin sangat kuat. Skinner mendapat gelar BA-nya dalam sastra bahasa
inggris pada tahun 1926 dari Presbyterian-founded Humilton College.
Setelah wisuda, ia menekuni dunia tulis menulis sebagai profesinya selama
dua tahun. Pada tahun 1928, ia melamar masuk program pasca sarjana
psikologi Universitas Harvard. Ia memperoleh MA pada tahun 1930 dan
Ph.D pada tahun 1931. Pada tahun 1945, dia menjadi kepala departemen
psikologi Universitas Indiana. Kemudian 3 tahun kemudian, tahun 1948,
dia diundang untuk datang lagi ke Universitas Harvard. Di Universitas
tersebut dia menghabiskan sisa karirnya. Skinner adalah seseorang yang
aktif dalam berbagai kegiatan, seperti melakukan berbagai penelitian,
membimbing ratusan calon doktor, dan menulis berbagai buku. Meski
tidak sukses sebagai penulis buku fiksi dan puisi, ia menjadi salah satu
B. STRUKTUR KEPRIBADIAN
Skinner memusatkan diri pada tingkah laku yang dapat diubah.
Kontrol mengimplikasikan bahwa lingkungan dapat diubah untuk
menghasilkan pola-pola tingkah laku yang berbeda. Skinner tidak pernah
menyatakan bahwa semua faktor yang menentukan tingkah laku ada
dalam lingkungan, karena :
1. bahwa kepekaan organisme pada perkuatan itu sendiri memiliki dasar
genetik yang berkembang karena keuntungan-keuntungan mampu
mempelajari peristiwa-peristiwa penting dalam lingkungan.
2. Skinner mengemukakan bahwa dalam diri individu, sejumlah tingkah
laku lebih mudah dikondisikan daripada yang lainnya.
Skinner tidak mengklaim bahwa tingkah laku individu hanya
merupakan produk dari lingkungan, ia hanya tidak menekankan peranan
praktis variabilitas biologis, sebab dalam ilmu pengetahuan yang murni
tentang tingkah laku variabilitas ini tidak mudah ditempatkan di bawah
kontrol/kendali tingkah laku. Dua klasifikasi dasar dari perilaku Skinner :
1. Operant adalah sesuatu yang dihasilkan
2. Respondent adalah sesuatu yang dimunculkan
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 126
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
C. DINAMIKA KEPRIBADIAN
Dalam teori Skinner , konsep-konsep dinamik atau motivasi,
menurut Skinner, seseorang tidak selalu memperlihatkan tingkah laku
yang sama dengan kadar yang sama walaupun berada dalam suatu situasi
yang tetap, menjadi alasan pokok bagi berkembangnya konsep motivasi.
Karena tingkah laku cenderung sangat berubah-ubah dalam beberapa
situasi, maka suatu kekuatan internal dipakai untuk menjelaskan
variabilitas ini. Misalnya seorang anak tidak selalu memakan makanan
yang disajikan kepadanya, dan karenanya kita berkata bahwa anak itu
makan tidak hanya tergantung pada adanya makanan tetapi juga
tergantung pada variasi tingkat kelaparannya.
Skinner tidak membedakan secara sungguh-sungguh antara
DORONGAN-DORONGAN dan EMOSI-EMOSI, dan ia menggunakan serta
membenarkan penggunaan kedua istilah itu dengan cara yang sama.
Misalnya, seseorang yang sedang marah. Kita tidak mengetahui bahwa
seseorang sedang marah karena kita mampu menyelami lubuk hatinya,
atau karena kita pernah mengamati bahwa kelenjar-kelenjar tertentu
mengeluarkan zat-zat tertentu. Sebaliknya, kita mengamati bahwa orang
semacam itu menunjukkan bentuk-bentuk tingkah laku tertentu. Ia
memperlihatkan muka yang masam, berbicara tersentak-sentak,
cenderung bertingkah laku agresif, dan sebagainya.
D. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Menurut Skinner, pemahaman tentang kepribadian akan tumbuh
dari tinjauan tentang perkembangan tingkah laku organisme manusia
dalam interaksinya yang terus-menerus dengan lingkungan. Konsep kunci
dalam sistem skinner adalah prinsip perkuatan atau disebut dengan teori
perkuatan operan (Operant reinforcement theory). Memperkuat tingkah
laku tidak lain berarti melakukan manipulasi untuk mengubah
kemungkinan terjadinya tingkah laku itu di masa mendatang.
SOAL LATIHAN !
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan lengkap!
1. Jelaskan asumsi yang membentuk landasan untuk operant
conditioning!
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan perbedaan Operant dan responden!
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 132
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
3. Jelaskan perbedaan antara Reinforcement (penguatan) dan
Punisment (hukuman)!
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
4. Jelaskan dan sebutkan pula dengan contoh, perbedaan antara
Reinforcement (penguatan) positif dan Reinforcement (penguatan)
negatif!
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
5. Apakah Extinction itu? Jelaskan dengan contoh.
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
6. Jelaskan perbedaan Reinforcement (penguatan) Interval dan Ratio,
lengkapi dengan contoh. Jelaskan jadwal manakah yang lebih sulit
memunculkan Extinction?.
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
7. Jelaskan mengenai jadwal penguatan Fixed dan Variable! Jelaskan
jadwal manakah yang lebih sulit memunculkan Extinction?.
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
REFERENSI
Alwisol. (2011). Psikologi Kepribadian. Malang: Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM Press).
Friedman, H.S., Schustack, M.W. (2006). Kepribadian. Teori klasik dan Riset
Modern. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hall, C. S., Gardner, L.. (1993). Psikologi Kepribadian 1. Teori Psikodinamik
Klinis. Terjemahan A. Supratiknya. Jogjakarta: Kanisius.
Overskeid, Geir., Gronnerod, Cato., & Simonton, Dean Keith. (2012). The
personality of a Nonperson: Gauging the inner Skinner. Perspective
on psychological science. Sagepub.com/journal
Suryabrata, S.. (2005). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Thompson, Travis., (2005). Paul E. Meehl and B.F Skineer: Autitaxia,
Autitypy, and Autism. Behaviour and Philosophy Vol 33. Cambridge
center for behavioral studies.
BAB 10.
BELAJAR SOSIAL ALBERT BANDURA
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar, struktur kepribadian,
dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian berdasarkan teori
Belajar Sosial dari Albert Bandura.
Self System
Bandura mengemukakan tentang konsep self system. Menurut
Bandura dalam diri manusia ada sebuah sistem proses kognitif yang
digunakan individu dalam mempersepsi, mengevaluasi, dan meregulasi
perilakunya sendiri agar sesuai dengan lingkungannya dan efektif dalam
mencapai tujuan yang ingin dicapai (Bandura dalam Friedman 2008).
Manusia dalam berperilaku tidak hanya dipengaruhi oleh eksternal
reinforcement yang disediakan oleh lingkungan, namun selain itu ada hal
lain yaitu aspek kognitif yang turut berperan disebut dengan self. Dalam
berperilaku, individu akan mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin
muncul dari lingkungan, sehingga individu tersebut merasa perlu untuk
memilih tindakan yang akan sesuai seperti yang diharapkan oleh
lingkungan. Berbeda dengan classical conditioning, Bandura memasukkan
unsur kapasitas individu untuk mengontrol perilakunya, dan juga
mengontrol proses berpikir internal dan motivasinya.
Resiprocal Determinism
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 136
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
G
Sumber : https://honeyboy777.wordpress.com/2011/05/06/social-learning-theory-
bandura/
Self efficacy
Bandura menambahkan satu elemen penting dalam teorinya yaitu
self efficacy. Self efficacy adalah ekspektasi-harapan dan keyakinan
tentang seberapa jauh seseorang mampu melakukan satu perilaku dalam
suatu situasi tertentu dan harapan hasilnya disebut self expectation.
Tanpa adanya self efficacy, orang akan merasa enggan untuk berperilaku
tertentu. Menurut Bandura, self efficacy akan menentukan seberapa
tangguh seseorang bisa bertahan ketika menghadapi kesulitan, seberapa
kuat ia menghadapi tekanan dan bagaimana kesuksesan maupun
kegagalan mempengaruhi seorang individu di masa depannnya.
Keyakinan kita tentang self efficacy dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu :
1. Pengalaman kita dalam melakukan perilaku yang diharapkan atau
perilaku yang serupa (kesuksesan atau kegagalan di masa lalu)
2. Melihat orang lain melakukan perilaku tersebut atau perilaku yang
kurang lebih sama (vicarious experience)
3. Persuasi verbal (bujukan orang lain yang bertujuan untuk
menyemangati atau menjatuhkan performa)
4. Perasaan kita tentang perilaku yang dimaksud (reaksi emosional)
Menghargai Aktivitas
Sangat dihormati
Netral
Direndahkan
Aktivitas Performansi :
Lokus pribadi
Lokus eksternal
SOAL LATIHAN !
1. Mengapa teori Bandura dikenal dengan sebutan teori belajar sosial ?
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
2. Apakah yang dimaksud dengan Reciprocal Determinism ?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………..
3. Menurut Bandura, apakah yang dimaksud dengan regulasi diri dan
faktor-faktor apa yang mempengaruhi regulasi diri ?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
4. Dalam observational learning, ada empat proses yang terlibat,
sebutkan & berikan penjelasan!
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
REFERENSI
Alwisol. (2011). Psikologi Kepribadian. Malang: Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM Press).
Friedman, H.S., Schustack, M.W. (2006). Kepribadian. Teori klasik dan Riset
Modern. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Olson, Mattew H., Hargenhahn, B.R. (2011). Pengantar Teori
Kepribadian.Edisi ke-8. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
https://honeyboy777.wordpress.com/2011/05/06/social-learning-theory-
bandura/
Smith, Michele. Berge, Zane L,. (2009). Social Learning Theory in second
Life. Journal of Online Learning and Teaching Vol 5 No 2.
Tu, Chih Hsiung. (2000). Online learning migration : from social learning
theory to social presence theory in CMC environment. Journal of
Network and Computer Applications. Arizona State University.
BAB 11.
PERSONOLOGI HENRY MURRAY
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar, struktur kepribadian,
dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian berdasarkan teori
Personologi Murray.
A. PENGANTAR
Henry Murray menciptakan sebuah pandangan mengenai
kepribadian pada tahun 1948 yaitu Perang Dunia II. Tim Murray
menerapkan teori-teorinya maupun metodenya dalam tugas Negara
angkatan bersenjata AS. Murray ditugaskan untuk menyeleksi calaon yang
dapat dilatih sebagai mata-mata dan dikirim ke dalam tugas berbahaya.
Teori yang digunakan dengan wawancara dan tes proyektif, selain itu juga
menciptakan situasi yang menantang dan menimbulkan stress, agar dapat
memancing calon-calaon tersebut. Dengan demikian Murray
menggabungkan pengetahuan yang mendalam mengenai motivasi
manusia dengan sensitivitasnya terhadap berbagai tuntutan social dan
situasi, dengan tujuan untuk menciptakan sebuah pandangan kepribadian.
Peranan Murray di bidang psikologi adalah dalam bidang diagnosa
kepribadian dan teori kepribadian. Henry Murray mendefinisikan
kepribadian sebagai cabang dari psikologi yang pada prinsipnya
memberikan perhatian pada studi mengenai kehidupan manusia dan
berbagai faktor yang mempengaruhi jalan hidup mereka, dan yang
menyelidiki tentang berbagai perbedaan individual. Sejak memandang
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 142
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
Setiap prosiding mungkin bisa dipandang sebagai suatu serial dari sejumlah prosiding
yang lebih pendek.
DINAMIKA KEPRIBADIAN
Bagi Murray yang paling penting dalam memahami orang adalah
keseluruhan direksionalitas (directionality) atau orientasi tujuan dari
aktivitas seseorang, apakah aktivitas itu bersifat internal (dalam fikiran),
atau eksternal (dalam ucapan dan tindakan fisik). Perhatiannya kepada
maksud dan tujuan orang membuat teori motivasi dari Murray menjadi
system yang kompleks.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Murray membagi masa anak-anak menjadi lima tahapan, masing
masing ditandai oleh kondisi kepuasan yang dipengaruhi oleh tuntutan
lingkungan. Setiap tahap meninggalkan jejak (tanda) dalam kepribadian
dalam bentuk kompleks, yakni pola yang dibentuk dari kesan yang
mendalam pada setiap tahap, yang secara tidak sadar mangarahkan
tingkahlaku pada perekembangan berikutnya. Setiap orang
mengembangkan lima macam kompleks dalam dirinya, karena semua
orang akan melalui lima tahap perkembangan yang sama.
Lima kondisi kepuasan atau tahap perkembangan anak dan kompleks yang
terlibat, adalah:
1. KOMPLEKS KLAUSTRAL: Hidup didalam kandungan sangat aman,
tenang, dan sagat tergantung, suatu kondisi yang sering kita
harapkan untuk dapat kita alami kembali. Ada tiga bentuk klaustral
komplek,
a. pertama dalam bentuk yang sederhana, kompleks ini
termanifestasi dalam keinginan untuk berada ditempat yang
sempit, hangat gelap, yang aman dan terasing.Bisa berupa ingin
tetap dibawah selimut tidur dipagi hari atau memiliki ruang kecil
yang kedap suara atau tempat yang tersembunyi.
b. Kedua, kompleks juga dapat terpusat pada perasaan tak berdaya
dan perasaan tidak mendapat bantuan didalam kandungan, ini
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 152
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
KUIZ PERSONOLOGI
1. Pengalaman-pengalaman yang pernah sadar tetapi kemudian
direpresikan, disupresikan, dilupakan atau diabaikan karena
pengalaman-pengalaman tersebut terlalu lemah untuk menciptakan
kesan sadar pada sang pribadi menurut Jung berada di wilayah Ego
(S).
2. Dalam teori Personologi digambarkan bila Serialnya adalah karir
dalam bisnis, maka salah satu prosidingnya adalah lulus S1 dengan
keminatan utama Psikologi Industri (B).
3. Konsep anima-animus menjelaskan bahwa manusia pada
hakekatnya adalah makhluk biseksual, baik secara fisiologis
(hormonal) maupun psikologis (sifat maskulin-feminin). (B)
4. Menurut Murray, kebutuhan dapat dilihat atau diamati dari : hasil
akhir tingkah laku, perhatian dan respon yang terjadi terhadap
kelompok stimulus tertentu, atau ekspresi terhadap suatu suasana
emosi tertentu (B)
5. Titik pusat kepribadian, yang mempersatukan sistem-sistem yang
lain disebut dengan DIRI atau Ego. Menurut Murray(S)
6. Murray berpendapat bahwa tidak semua kebutuhan (20) ada pada
tiap orang. Ada beberapa orang yang mungkin mengalami
semuanya, setidaknya selama sepanjang hidupnya, tetapi ada orang
LATIHAN KASUS
Mr. Radja Diraja adalah seorang yang sangat kikir, keras kepala, suka
menentang arus dan cenderung menolak aturan/larangan orang lain.
Keinginannya yang utama adalah hidup mandiri, bebas dari kekangan,
bebas bertindak dan bebas dari otoritas-otoritas yang menguasai.
Mungkin ini berkenaan dengan perkembangan hidupnya dimasa lalu. Mr.
Radja Diraja tumbuh dari keluarga ‘ningrat dan aristokrat’, yang penuh
dengan aturan, adat-istiadat dan disiplin yang cenderung otoriter. Dari
kasus tersebut, jawablah pertanyaan dibawah ini :
A. Menurut teori Murray, kebutuhan apa yang paling dominan dalam
pribadi Mr. Diraja? Jelaskan Jawaban anda !
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 155
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
B. Apakah Press itu dan apa bedanya dengan Need? Press apa yang ada
dalam kehidupan Mr. Diraja ?
C. Kompleks apa yang membentuk dan mempengaruhi kepribadian Mr.
Diraja ? Jelaskan jawaban anda !
REFERENSI
BAB 12.
TEORI ORGANISMIK DARI KURT GOLDSTEIN
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar, struktur kepribadian,
dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian berdasarkan teori
Psikologi Analitis.
STRUKTUR ORGANISME
Organism terdiri atas anggota-anggota yang satu sama lain
berhubungan dalam struktur arti tertentu; anggota-anggota ini tidak akan
lepas dan terpisah satu sama lain. Kecuali dalam keadaan yang tidak
normal atau sangat dibuat-buat, misalnya dalam ketakutan yang amat
sangat. Organisasi pokok daripada berfungsinya organism yaitu BENTUK
/GESTALT / FIGURE dan DASAR.
Suatu BENTUK yaitu setiap proses yang timbul dan muncul dari
suatu dasar yang merupakan latar belakangnya. Misalnya kalau orang
melihat suatu objek dalam kamar maka objek tersebut adalah bentuk
(gestalt). Sedangkan keadaan kamar yang lainnya adalah latar belakang.
Kalau orang berbuat maka gestaltnya adalah perbuatan pokok, sedang
latar belakangnya adalah perbuatan-perbuatan yang lainnya yang juga
dikerjakannya waktu itu. Misalnya pada saat seseorang membaca, maka
membaca itu adalah bentuknya, sedangkan perbuatan-perbuatan lain
seperti menghalau lalat, mengigit pensil, menggaruk kepala, dan lain-
lainnya adalah latar belakangnya. Suatu bentuk mempunyai batas-batas
yang membedakannya dari lainnya, sedangkan latar belakang tidak.
Pada organism, suatu anggota organism mungkin muncul menjadi
bentuk, sedangkan sisanya adalah latar belakangnya. Hal tersebut
ditentukan oleh TUGAS YANG DILAKUKAN oleh organism pada sesuatu
waktu atau keadaan. Misalnya kalau seseorang dalam keadaan lapar dan
dihadapkan pada mencari makanan maka segala proses yang akan
membantu terpenuhinya tugas tersebut akan muncul sebagai bentuk. Hal
tersebut mungkin berbentuk ingatan mengenai di mana makanan itu
pernah didapatnya dahulu (menjangkau ke masa lampau), atau mungkin
pengamatan terhadap makanan yang ada di sekitarnya (masa kini), atau
perbuatan yang sekiranya akan menghasilkan makanan (menjangkau masa
depan). Namun, maka yang menjadi bentuk juga akan berubah. Misalnya
organism yang lapar itu menjadi sangat ketakutan, maka menjadi
ketakutan itulah yang menjadi bentuk.
Selanjutnya, Goldstein membedakan antara bentuk yang wajar dan
bentuk yang tidak wajar.
BENTUK YANG WAJAR (Gestalt Wajar) adalah bentuk yang secara
fungsional terdapat totalitas organism sebagai latar belakang,
sedangkan bentuk yang tidak wajar adalah bentuk-bentuk yang
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 158
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
DINAMIKA ORGANISME
PROSES EKUALISASI
Goldstein merumuskan, bahwa banyaknya energy dalam organism
adalah tetap (konstan) dan cenderung untuk terbagi rata pada seluruh
organism. Apabila ada perangsang, maka keadaan merata ini akan
terganggu, sebab energy akan memusat pada bagian atau fungsi khusus
tertentu dalam organism dan ini mendorong organism untuk melakukan
tingkah laku supaya energi kembali merata lagi, kembali ke dalam keadaan
energi terbagi merata atau keadaan seimbang inilah yang disebut proses
ekualisasi.
AKTUALISASI DIRI
Aktualisasi diri adalah motif pokok, atau malah satu-satunya motif
yang mendorong tingkah laku individu (organism). Apa yang nampaknya
dorongan-dorongan yang berbeda-beda seperti misalnya dorongan untuk
makan, seksual, ingin tahu, ingin memiliki, sebenarnya hanyalah
manifestasi satu tujuan hidup pokok, yaitu aktualisasi diri. Apabila
seseorang lapar, dia mengaktualisasikan diri dengan makan, apabila dia
ingin tahu, dia mengaktualisasikan diri dengan belajar, dan sebagainya.
Pemuasan kebutuhan-kebutuhan khusus tertentu itu memang
merupakan syarat bagi realisasi diri seluruh organism. Jadi, aktualisasi diri
adalah kecenderungan kreatif pada manusia. Hal tersebut merupakan
prinsip organis yang mengatur sehingga organism menjadi lebih
berkembang dan lebih sempurna. Seseorang yang rasa tidak tahu yang
mendambakan pengetahuan merasakan sesuatu kekosongan di dalam
dirinya, ia menyadari tentang ketidaksempurnaannya sendiri. Dengan
membaca dan belajar maka keinginannya akan pengetahuan terpenuhi
dan kekosongan di dalam dirnya lenyap. Dan dengan begitu probadi yang
baru menjelma, yang telah belajar, yang keinginannya telah menjadi
aktualitas. Tiap kebutuhan adalah semacam deficit dalam individu yang
mendorongnya untuk menutup deficit itu, semcam lobang yang perlu
ditutup. Penutupan kekurangan atau pemenuhan kebutuhan inilah yang
disebut aktualisasi diri.
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 160
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
PERKEMBANGAN ORGANISM
Walaupun pendapat Goldstein tentang aktualisasi diri itu
mengandung arti bahwa ada pola-pola atau taraf perkembangan yang
dilewati oleh individu-individu, namun goldstein sendiri sedikit sekali
berbicara mengenail hal ini. Dia hanya berbicara secara umum, yaitu
bahwa makin lama tingkah laku makin teratur dan makin sesuai dengan
lingkungan.
Menurut Goldstein, apabila anak dihadapkan kepada situasi yang
dapat dikuasasinya, maka dia akan berkembang secara normal dengan
pematangan dan latihan. Apabila problem baru timbul dia akan
membentuk pola-pola baru untuk menggarapnya. Tindakan-tindakan yang
tak berguna lagi bagi aktualisasi diri akan ditinggalkan.
Tetapi apabila kondisi lingkungan terlalu berat bagi kemampuan si
anak, maka dia mengembangkan reaksi-reaksi yang tak serasi dengan
prinsip aktualisasi diri. Dalam hal yang demikian ini prose situ cenderung
menjadi terisolasi dari pola hidup pribadi yang bersangktan. Proses isolasi
ini merupakan permulaan daripada keadaan patologis. Misalnya: menurut
kodratnya manusia itu tidak agresif dan tidak pula submisif tetapi untuk
dapat memenuhi kodratnya kadang-kadang dia menjadi agresif, sedang di
lain waktu menjadi submisif, tergantung kepada keadaan. Akan tetapi
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 161
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
apabila kebiasaan yang tetap mengenai agresi atau submisif itu ter
terbentuk, maka hal itu akan mempunyai pengaruh yang mengganggu
terhadap kepribadian. Kebiasaan-kebiasaan tersebut akan muncul pada
waktu yang tak serasi dan dalam cara yang bertentangan dengan
kepentingan seluruh pribadi (organism). Kalau dikatakan secara
sederhana, apa yang dimaksud dengan perkembangan oleh goldstein
adalah terbentuknya pola-pola tingkah laku baru (kecakapan-kecakapan
baru) yang dapat dipergunakan oleh individu untuk memenuhi
kebutuhannya yang timbul karena lingkungan teretentu dan di penuhi
dalam lingkungan tertentu
SOAL LATIHAN !
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan lengkap!
1. Jelaskan mengenai struktur Organisme dari Goldstein!
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………...........................................
2. Jelaskan perbedaan Bentuk Wajar dan Bentuk Tak Wajar!
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………...........................................
3. Jelaskan mengenai Proses Ekualisasi dari Goldstein!
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………...........................................
4. Jelaskan konsep perkembangan organisme dari Goldstein!
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….
REFERENSI
Alwisol. (2011). Psikologi Kepribadian. Malang: Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM Press).
Friedman, H.S., Schustack, M.W. (2006). Kepribadian. Teori klasik dan Riset
Modern. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Friedrich, Janette.,(2006). Psychopathology and the essence of language:
the interpretation of aphasia by Kurt Goldstein and Roman
Jakobson. History of Psychiatry Journal sagepub.com Vol 17 Issue 4
Hall, C. S., Gardner, L.. (1993). Psikologi Kepribadian 1. Teori Psikodinamik
Klinis. Terjemahan A. Supratiknya. Jogjakarta: Kanisius.
BAB 13.
TEORI ORGANISMIK MASLOW
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar, struktur kepribadian,
dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian berdasarkan teori
Organismik dari Abrahan Maslow.
Kodrat batin ini tidaklah sekuat dan semaha kuasa dan tidak bias
salah seperti insting-insting binatang. Kodrat ini adalah lemah
lembut serta halus dan mudah dikalahkan oleh kebiasaan, tekanan
budaya, dan sikap-sikap yang salah terhadapnya.
Selanjutnya Maslow menuliskan “segala bukti yang kami peroleh (
kebanyakan dari bukti klinis, tetapi juga beberapa macam bukti penelitian
lainnya ) menunjukan bahwa bias diasumsikan bahwa hampir setiap
manusia, dan sudah barang tentu dalam hampir setiap bayi yang baru
lahir, terdapat kemauan yang aktif kearah kesehatan, impuls kearah
pertumbuhan, atau kearah aktualisasi potensi-potensi manusia.
Dalam kutipan-kutipan yang mengesankan dan representative ini
Maslow telah mengemukakan sejumlah asumsi yang menakjubkan
tentang kodrat manusia. Orang memiliki kodrat bawaan yang pada
hakikatnya adalah baik atau sekurang-kurangnya netral. Kodrat manusia
menurut pembawaannya tidak jahat. Ini adalah suaatu konsepsi baru
karena banyak teoretikus beranggapan bahwa beberapa insting adalah
buruk dan anti social yang harus dijinakkan dengan latihan dan sosialisasi
Maslow mengemukakan suatu teori tentang motivasi manusia yang
membedakan antara kebutuhan-kebutuhan dasar (basic needs) dan
metakebutuhan-metakebutuhan (metaneeds) kebutuhan dasar meliputi
lapar, kasih sayang (afeksi), rasa aman, harga diri, dan sebagainya.
Metakebutuhan meliputi keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan,
kesatuan, dan sebagainya. Kebutuhan dasar adalah kebutuhan-kebutuhan
akibat kekurangan, sedangkan metakebutuhan adalah kebutuhan untuk
pertumbuhan. Kebutuhan-kebutuhan dasar pada umumnya lebih kuat
daripada metakebutuhan–metakebutuhan yang tersusun hirarkis.
Metakebutuhan-metakebutuhan adalah instingtif atau melekat pada
manusia seperti kebutuhan-kebutuhan dasar, dan apabila
metakebutuhan-metakebutuhan tidak dipenuhi maka orang itu dapat
menjadi sakit. Metapatologi-metapatologi ini meliputi keadaan-keadaan
seperti alienasi, penderitaan, apati, sinisme.
Maslow memusatkan teori motivasinya berdasarkan hierarki
kebutuhan manusia. Maslow mengasumsikan kebutuhan manusia
tersusun dalam sebuah hierarki berdasarkan potensi pemenuhannya.
Alasan mengapa Maslow menyebut sebagai hierarki kebutuhan adalah
dikarenakan bentuknya yang bertingkat dan kebutuhan yang paling dasar
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 165
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
atau paling bawah harus terpenuhi terlebih dahulu baru bisa naik pada
kebutuhan diatasnya dan terjadi terus sampai kebutuhan yang tertinggi
terpenuhi. Kebutuhan yang paling dasar adalah kebutuhan fisiologis,
selanjutnya kebutuhan rasa aman, kebutuhan pemilikan dan cinta (love
and belonging), kebutuhan dihargai (self esteem) dan terakhir adalah
kebutuhan aktualisasi diri.
Sumber : https://tehtyastar.com/2018/01/31/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/
Diagram 11: Hierarki kebutuhan Maslow
LATIHAN SOAL !
Jawablah soal-soal dibawah ini sesuai dengan pemahaman anda !
1. Berikan penjelasan tentang hierarki kebutuhan Maslow ?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
2. Apakah yang dimaksud dengan “peak experience”?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
3. Apakah yang dimaksud dengan basic need dan meta need ?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
REFERENSI
Aruma, E.O. (2017). Abraham Maslow’s hierarchy of Needs and
Assesment of Needs in Community Development. European Centre
for research Training and Development Vol 5 No7. Departement of
Adult and Non-Formal Education, University of Port Harcourt,
P.M.B 5323, Port Harcourt, River State, Nigeria
Alwisol. (2011). Psikologi Kepribadian. Malang: Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM Press).
Friedman, H.S., Schustack, M.W. (2006). Kepribadian. Teori klasik dan Riset
Modern. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Olson, Mattew H., Hargenhahn, B.R. (2011). Pengantar Teori
Kepribadian.Edisi ke-8. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
https://tehtyastar.com/2018/01/31/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/
BAB 14.
TEORI SELF CARL ROGERS
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar, struktur kepribadian,
dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian berdasarkan teori
Self dari Carl Rogers.
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Rogers lebih mementingkan dinamika dari pada struktur
kepribadian. Namun demikian ada tiga komponen yang dibahas bila bicara
tentang struktur kepribadian menurut Rogers, yaitu : organisme, medan
fenomena, dan self.
1. ORGANISME, mencakup :
Makhluk hidup
Organisme adalah makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan
psikologisnya, tempat semua pengalaman dan segala sesuatu
yang secara potensial terdapat dalam kesadaran setiap saat.
Realitas subjektif
Organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau
dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang sifatnya subjektif,
bukan benar-salah.
Holisme
Organisme adalah kesatuan sistem, sehingga perubahan pada
satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahan
memiliki makna pribadi atau bertujuan, yakni tujuan
mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.
2. MEDAN FENOMENA
Rogers mengartikan medan fenomena sebagai keseluruhan
pengalaman, baik yang internal maupun eksternal, baik yang disadari
(dilambangkan) maupun yang tidak disadari. Medan fenomena
merupakan seluruh pengalaman pribadi seseorang sepanjang
hidupnya.
MEDAN FENOMENAL, adalah ‘frame of reference’ (cara
pandang) dari individu yang hanya diketahui oleh orang itu sendiri,
tidak dapat diketahui orang lain. Bagaimana individu bertingkah laku
tergantung pada medan fenomenal (kenyataan subjektif) dan bukan
pada keadaan-keadaan perangsangnya (kenyataan luar).
Pengalaman kadang dilambangkan (dipersepsi, dimaknai)
dengan tidak tepat, sehingga orang bertingkah laku tidak serasi/tidak
realistis. Ini terjadi karena “Apa yang dialami/dipikirkan orang
sebenarnya bukanlah kenyataan bagi orang itu,hanyahipotesis
sementara yang bisa benar atau salah”. Sehingga perlu diuji, pengujian
ini memberikan orang pengetahuan yang dapat diandalkan tentang
dunia sehingga dapat bertingkah laku lebih realistis dan tepat.
3. DIRI (SELF)
sebagian dari Medan Fenomenal lama kelamaan terpisah menjadi
DIRI.
unsur penting dalam pengalaman individu yang muncul ketika
seseorang diberi kesempatan untuk mengungkapkan masalah-
masalah mrk dlm istilah mereka sendiri, tanpa bimbingan atau
interpretasi.
bisa jadi merupakan Medan Fenomenal yang
dilambangkan/disadari
Jadi DIRI merupakan “persepsi, interpretasi” subjektif individu
terhadap sifat diri, hubungan dengan orang lain dan berbagai
aspek kehidupannya.
Self merupakan konsep pokok dari teori kepribadian Rogers, yang
intinya adalah :
a. terbentuk melalui medan fenomena dan melalui introjeksi
nilai-nilai orang tertentu;.
b. bersifat integral dan konsisten;
c. menganggap pengalaman yang tak sesuai dengan struktur self
sebagai ancaman;
d. dapat berubah karena kematangan dan belajar.
DIRI IDEAL
Yaitu apa yang diinginkan seseorang tentang dirinya.
KESELARASAN DAN KETIDAKSELARASAN (KONGRUENSI DAN
INKONRUENSI)
Konruensi/inkonruensi antara kenyataan subjektif (Medan
Fenomenal) dengan kenyataan luar (dunia sebagaimana adanya)
bila pengalaman yang membentuk diri benar-benar selaras
(konruen) dengan fakta : orang tersebut berpenyesuaian baik,
matang dan berfungsi sepenuhnya.
bila tidak selaras (inkonruen) : individu merasa terancam,
cemas, berlaku defensif, berpikir sempit dan kaku
Tingkat kesesuaian antara diri dengan diri ideal
bila perbedaan antara diri dan diri ideal besar : individu merasa
tidak puas dan tidak dapat menyesuaikan diri
DINAMIKA KEPRIBADIAN
Menurut Rogers, organisme mengaktualisasikan dirinya menurut
garis-garis yang diletakkan oleh hereditas. Ketika organisme itu matang
maka ia makin berdiferensiasi, makin luas, makin otonom, dan makin
tersosialisasikan. Rogers menyatakan bahwa pada dasarnya tingkah laku
adalah usaha organisme yang berarah tujuan untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhannya sebagaimana dialami, dalam medan
sebagaimana medan itu dipersepsikan (Hall dan Lindzey, 1995).
Rogers menegaskan bahwa secara alami kecenderungan aktualisasi
akan menunjukkan diri melalui rentangan luas tingkah laku, yaitu :
1. Tingkah laku yang berakar pada proses fisiologis, termasuk kebutuhan
dasar (makana, minuman, dan udara), kebutuhan mengembangkan
dan memerinci fungsi tubuh serta generasi.
2. Tingkah laku yang berkaitan dengan motivasi psikologis untuk menjadi
diri sendiri.
3. Tingkah laku yang tidak meredakan ketegangan tetapi justru
meningkatkan tegangan, yaitu tingkah laku yang motivasinya untuk
berkembang dan menjadi lebih baik.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Individu berkembang secara inheren, tapi untuk aktualisasi diri
masih banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Penekanannya pada : cara-
cara bagaimana penilaian orang terhadap individu, khususnya selama
masa kanak-kanak.
Bila bernada (+) : UNCONDITIONAL POSITIVE REGARD maka terjadi
kesesuaian antara organisme dengan diri, sehingga individu akan
berpenyesuaian baik secara psikis dan akan berfungsi sepenuhnya.
Tapi penilaian orangtua kadang (+) kadang (-), sehingga anak belajar
membedakan antara perbuatan/perasaan yang berharga (disetujui)
dan yang tidak berharga (disetujui). Ada SYARAT untuk diterima dan
tidak.
Anak berusaha menjadi apa yang diinginkan ortu dan tidak
berusaha menjadi apa yang diinginkannya.
Bila makin besar nilai yang sebenarnya digantikan dengan nilai yang
diambil/diintroyeksikan dari orang lain : individu menjadi benar-
benar tidak tahu siapa dirinya dan apa yang diinginkannya. Ada
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 172
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
REFERENSI
Alwisol. (2011). Psikologi Kepribadian. Malang: Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM Press).
Friedman, H.S., Schustack, M.W. (2006). Kepribadian. Teori klasik dan Riset
Modern. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hall, C. S., Gardner, L.. (1993). Psikologi Kepribadian 1. Teori Psikodinamik
Klinis. Terjemahan A. Supratiknya. Jogjakarta: Kanisius.
Kirschenbaum, Howard., & Jourdan, April.,(2005). The current status of
Carl Rogers and the person-centered approach. Journal
Psychoterapy: Theory, Research, Practice, Training Vol 42 No 1
Suryabrata, S.. (2005). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 174
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
BAB 15.
TEORI MEDAN DARI KURT LEWIN
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar, struktur kepribadian,
dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian berdasarkan teori
Psikologi Analitis.
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Lewin menggambarkan manusia sebagai pribadi berada dalam
lingkungan psikologis, dengan pola hubungan dasar tertentu. Dengan cara
ini, Lewin berusaha mematematisasikan konse-konsepmya sejak dari
permulaan. Matematika Lewin menggambarkan hubungan-hubungan
spasial dengan istilah-istilah yang berbeda. Pada dasarnya matematika
Lewin merupakan jenis matematika untuk menggambarkan interkoneksi
dan interkomunikasi antara bidang-bidang spasial dengan tidak
memperhatikan ukuran dan bentuknya. Pemisahan pribadi dari lain-
lainnya di dunia dilakukan dengan menggambarkan suatu figur yang
tertutup. Batas dari figur menggambarkan batas-batas entitas yang
dikenal sebagai PRIBADI. Segala sesuatu yang terdapat dalam batas itu
adalah P (Pribadi), sedangkan segala sesuatu yang terdapat di luar batas
itu adalah Non-P.
Selanjutnya untuk melukiskan kenyataan psikologis ialah dengan
menggambar suatu figur tertutup lain yang lebih besar dari pribadi dan
yang melingkupnya. Bentuk dan ukuran figur yang melingkupi ini tidak
penting asalkan ia memenuhi dia syarat yakni lebih besar dari pribadi dan
melingkupimya. Figur yang baru ini tidak boleh memotong bagian dari
batas lingkaran yang menggambarkan pribadi. Lingkaran dalam elips ini
bukan sekedar suatu ilustrasi atau alat peraga, melainkan sungguh-
sungguh merupakan suatu penggambaran yang tepat tentang konsep-
konsep struktural yang paling umum dalam teori Lewin, yakni pribadi,
lingkungan psikologis dan ruang hidup. Unsur-unsur pembentuk
kepribadian menurut Kurt Lewin terdiri atas :
1. RUANG HIDUP
Adalah keseluruhan kumpulan fakta yang ada pada suatu saat, yang
mempengaruhi/menentukan tingkah laku. Mencakup persepsi
orang tentang dirinya sendiri dalam lingkungan fisik dan sosialnya
saat itu, keinginan, kemauan, tujuan-tujuan, ingatan tentang masa
lalu, imajinasinya mengenai masa depan, perasaan-perasaannya,
dan sebagainya. Jadi ruang hidup merupakan gabungan antara
daerah pribadi dan daerah lingkungan psikologis.
2. DAERAH PRIBADI
Adalah kesatuan yang terpisah dari hal lain di dunia tetapi tetap
menjadi bagian dari dunia. Daerah pribadi terdiri dari dua bagian
besar, daerah persepsi-motorik dan daerah pribadi-dalam :
a. Daerah persepsi motorik: menjadi daerah yang
menghubungkan pribadi-dalam dengan lingkungan psikologis.
Pribadi-dalam mempengaruhi tingkahlaku melalui fungsi
3. LINGKUNGAN NON-PSIKOLOGIS
Lingkungan ini luasnya tidak terhingga sehingga tidak mempunyai
bondaris. Apa saja yang ada tetapi tidak menjadi stimulus bagi diri
seseorang bisa termasuk kedalam lingkungan non psikologis seperti
benda,obyek, fakta-fakta atau situasi sosial. Benda atau obyek
secara fisik dekat individu tetapi bila tidak menyentuh fungsi
psikologisnya maka benda itu secara psikologis tidak berada di
daerah psikologis sehingga benda berada di daerah non psikologis
(daerah kulit asing).
DINAMIKA KEPRIBADIAN
Konsep-konsep dinamika pokok dari Lewin terdiri atas energi psikis
(psychic energy), tegangan, kebutuhan (need), tindakan (action) meliputi
vector (kekuatan yang mendorong terjadinya tingkah laku) dan valensi (
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 178
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
ENERJI
Menurut Lewin manusia adalah sistem energi yang kompleks. Energi
muncul dari perbedaan tegangan antar sel atau antar region. Tetapi
ketidakseimbangan dalam tegangan juga bias terjadi antar region di
system lingkungan psikologis.
TEGANGAN
Tegangan ada dua yaitu tegangan yang cenderung menjadi
seimbang dan cenderung untuk menekan bondaris system yang
mewadahinya.
KEBUTUHAN
Menurut Lewin kebutuhan itu mencakup pengertian motif,
keinginan dan dorongan. Menurut Lewin kebutuhan ada yang bersifat
spesifik yang jumlahnya tak terhingga, sebanyak keinginan spesifik
manusia.
TINDAKAN (ACTION)
Disini dibutuhkan dua konsep dalam tindakan yang bertujuan
didaerah lingkungan psikologis.
VALENSI
Adalah nilai region dari lingkungan psikologis bagi pribadi. Region
dengan valensi positif dapat mengurangi tegangan pribadi, akantetapi
region dengan valensi negative dapat meningkatkan tegangan pribadi
(rasa takut).
VEKTOR
Tingkah laku atau gerak seseorang akan terjadi kalau ada kekuatan
yang cukup yang mendorongnya. Meminjam dari matematika dan fisika,
Lewin menyebut kekuatan itu dengan nama Vektor. Vektor digambar
dalam ujud panah, merupakan kekuatan psikologis yang mengenai
seseorang, cenderung membuatnya bergerak ke arah tertentu. Arah dan
kekuatan vektor adalah fungsi dari valensi positif dan negatif dari satu
atau lebih region dalam lingkungan psikologis. Jadi kalau satu region
mempunyai valensi positif (misalnya berisi makanan yang diinginkan),
vektor yang mengarahkan ke region itu mengenai lingkaran pribadi. Kalau
region yang kedua valensinya negatif (berisi anjing yang menakutkan),
vektor lain yang mengenai lingkaran pribadi mendorong menjauhi region
anjing. Jika beberapa vektor positif mengenai dia, misalnya, jika orang
payah – dan lapar – dan makanan harus disiapkan, atau orang harus hadir
dalam pertemuan penting – dan tidak punya waktu untuk makan siang,
hasil gerakannya merupakan jumlah dari semua vektor. Situasi itu Bering
melibatkan konflik, topik yang penelitiannya dimulai oleh Lewin dan
menjadi topik yang sangat Iuas dari Miller dan Dollard.
LOKOMOSI
Lingkaran pribadi dapat pindah dari satu tempat ketempat lain di
dalam daerah lingkungan psikologis. Pribadi pindah ke region yang
menyediakan pemuasan kebutuhan pribadi-dalam, atau menjauhi region
yang menimbulkan tegangan pribadi-dalam. Perpindahan lingkaran pribadi
itu disebut lokomosi (locomotion). Lokomosi bisa berupa gerak fisik, atau
perubahan fokus perhatian. Dalam kenyataan sebagian besar lokomosi
yang sangat menarik perhatian psikolog berhubungan dengan perubahan
fokus persepsi dan proses atensi.
EVENT
Lewin menggambarkan dinamika jiwa dalam bentuk gerakan atau
aksi di daerah ruang hidup, dalam bentuk peristiwa atau event. Telah
dijelaskan di depan, bahwa peristiwa (event) adalah hasil interaksi antara
dua atau Iebih fakta balk di daerah pribadi maupun di daerah lingkungan.
Komunikasi (hubungan antar sel atau region) dan lokomosi (gerak pribadi)
adalah peristiwa, karena keduanya melibatkan dua fakta atau lebih. Ada
tiga prinsip yang menjadi prasyarat terjadinya suatu peristiwa;
keterhubungan (related¬ness), kenyataan (concretness), kekinian
(contemporary), sebagai berikut:
1. Keterhubungan: Dua atau lebih fakta berinteraksi, kalau antar fakta
itu terdapat hubungan-hubungan tertentu, mulai dari hubungan
sebab akibat yang jelas, sampai hubungan persamaan atau
perbedaan yang secara rasional tidak penting.
2. Kenyataan: Fakta harus nyata-nyata ada dalam ruang hidup. Fakta
potensial atau peluang yang tidak sedang eksis tidak dapat
mempengaruhi event masa kini. Fakta di luar lingkungan psikologis
tidak berpengaruh, kecuali mereka masuk ke ruang hidup.
3. Kekinian: Fakta harus kontemporer. Hanya fakta masa kini yang
menghasilkan tingkahlaku masa kini. Fakta yang sudah tidak eksis
tidak dapat menciptakan event masa kini. Fakta peristiwa nyata di
masa lalu atau peristiwa potensial masa mendatang tidak dapat
menentukan tingkahlaku saat ini, tetapi sikap, perasaan, dan fikiran
mengenai masa Ialu dan masa mendatang adalah bagian dari ruang
hidup sekarang dar mungkin dapat mempengaruhi tingkahlaku. Jadi,
ruang hidup sekarang harus mewakili isi psikologi masa lalu,
sekarang, dan masa mendatang.
Event digambarkan dalam suau topografi yang melibatkan unsur-
unsur ruang hidup, valensi, vektor, region, dan permeabilitas bondaris.
Pada ilustrasi berikut dicontohkan event seorang anak yang menginginkan
permen yang dijual di sebuah toko. Hanya tergambar 3 vektor yang
terlibat dalam event itu. Pada kasus yang sebenarnya, variabel yang
terlibat dalam suatu peristiwa bisa sangat banyak sehingga topografi
menjad” ilustrasi yang sangat kompleks.
KONFLIK
Konflik terjadi di daerah lingkungan psikologis. Lewin
mendefinisikar konflik sebagai situasi di mana seseorang menerima
kekuatan-kekuatan yang sama besar tetapi arahnya berlawanan. Vektor-
vektor yang mengenai pribadi, mendorong pribadi ke arah tetentu dengan
kekuatan tertentu. Kombinasi dari arah dan kekuatan itu disebut jumlah
kekuatan (resultant force), yang menjadi kecenderungan lokomosi pribadi
(lokomosi psikologikal atau fisikal). Ada beberapa jenis kekuatan, yang
bertindak seperti vektor, yakni:
1. Kekuatan pendorong (driving force): menggerakkan, memicu
terjadinya lokomosi ke arah yang ditunjuk oleh kekuatan itu.
2. Kekuatan penghambat (restraining force): halangan fisik atau sosia
menahan terjadinya lokomosi, mempengaruhi dampak dari
kekuatan pendorong.
3. Kekuatan kebutuhan pribadi (forces corresponding to a persons
needs): menggambarkan keinginan pribadi untuk mengerjakan
sesuatu.
4. Kekuatan pengaruh (induced force): menggambarkan keinginan dari
orang lain (misalnya orang tua atau teman) yang masuk menjadi
region lingkungan psikologis.
5. Kekuatan non manusia (impersonal force): bukan keinginan pribadi
tetap¬juga bu kan keinginan orang lain. Ini adalah kekuatan atau
tuntutan fakta atau objek.
Konflik tipe 1:
Konflik yang sederhana terjadi kalau hanya ada dua kekuatan
berlawana¬yang mengenai individu. Konflik semacam ini disebut konflik
tipe 1. Ada tiga macam konflik tipe 1:
1. Konflik mendekat-mendekat, dua kekuatan mendorong ke arah
yang berlawanan, misalnya orang dihadapkan pada dua pilihan
yang sama¬sama disenanginya.
2. Konflik menjauh-menjauh, dua kekuatan menghambat ke arah
yang yang berlawanan, misalnya orang dihadapkan pada dua
pilihan yang sama-sama tidak disenanginya.
3. Konflik mendekat-menjauh, dua kekuatan mendorong dan
menghambat muncul dari satu tujuan, misalnya orang
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 182
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
Konflik tipe 2:
Konflik yang kompleks bisa melibatkan lebih dari dua kekuatan.
Konflik yang sangat kompleks dapat membuat orang menjadi diam,
terpaku atau terperangkap oleh berbagai kekuatan dan kepentingan
sehingga dia tidak dapat menentukan pilihan, adalah konflik tipe 2.
Konflik tipe 3:
Orang berusaha mengatasi kekuatan-kekuatan
penghambat,sehingga konflik menjadi terbuka,ditandai sikap
kemarahan,agresi,pemberontakan atau sebaliknya penyerahan diri yang
neorotik. Pertentangan antar kebutuhan pribadi-dalam,konflik antar
pengaruh,dan pertentangan antar kebutuhan dengan
pengaruh,menimbulkan pelampiasan usaha untuk mengalahkan kekuatan
penghambat.
Tingkat Realita
Konsep realita menurut Lewin adalah realita berisi lokomosi
aktual,dan tak-tak realita berisi lokomosi imajinasi. Realita dan tak realita
adalah suatu kontinum dari ekstrim realita sampai ekstrim tak realita.
Lokomosi mempunyai tingkat realita dan tak realita berbeda-beda.
Menstuktur Lingkungan
Lingkungan psikologi adalah konsep yang sangat mudah berubah.
Dinamika dari lingkungan dapat berubah dengan 3 cara yakni:
1. Perubahan valensi : Region bisa berubah secara kuantitatif-
valensinya semakin positif atau semakin negatif,atau berubah
secara kualitatif dari positif menjadi negatif atau sebaliknya region
baru bisa muncul dan region lama bisa hilang.
2. Perubahan vektor : Vektor mungkin dapat berubah dalam kekuatan
dan arahnya.
3. Perubahan Bondaris : Bondaris mungkin menjadi semakin
permeabel atau semakin tidak permeabel,mungkin muncul sebagai
bondaris atau tidak muncul sebagai bondaris.
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 183
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
Mempertahankan Keseimbangan
Dalam sistem reduksi tegangan,tujuan dari proses psikologis adalah
mempertahankan pribadi dalam keadaan seimbang. Yang paling umum
dan paling efektif untuk mengembalikan keseimbangan adalah melalui
lokomosi dalam lingkungan psikologis,memindah pribadi ke region tempat
objek yang bervalensi positif(yang memberi kepuasan). Tapi kalau region
yang diinginkan mempunyai bondaris yang tak permeabel tegangan
terkadang dapat dikurangi(dan keseimbangan dapat diperoleh)dengan
melakukan lokomosi pengganti,pindah ke region yang dapat memberi
kepuasan lain (yang bondarisnya permeabel) ternyata dapat
menghilangkan tegangan dari system kebutuhan semula.
Kecenderungan mencapai keseimbangan itu tidak berarti membuat
diri seimbang sempurna,tetapi menyeimbangkan semua tegangan dalam
daerah pribadi-dalam. Lewin menjelaskan bahwa dalam sistem yang
kompleks menjadi seimbang bukan berarti hilangnya tegangan,tetapi
mempeoleh keseimbangan dari tegangan internal. Tujuan utama dari
perkembangan psikologis adalah menciptakan semacam struktur internal
yang menjamin keseimbangan psikologis bukan membuat bebas tegangan.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Teori Lewin murni psikologis, sehingga ketika membahas
perkembangan beliau tidak melibatkan diri dengan isu yang menjadi intrik
pakar lain, yaitu isu keturunan dan lingkungan. Lewin tidak menolak peran
keturunan dan kemasakan dalam perkembangan individu. Perkembangan
bagi lewin adalah sesuatu yang kongkrit dan kontinyu, usia dan tahapan
perkembangan dianggap tidak membantu memahami perkembangan
psikologis.
Hereditas dan pematangan termasuk dalam fakta fakta biologis,dan
karenanya berada dalam ruang hidup bersama gejala fisik dan gejala
social,maka lewin mengesampingkannya.jarang ia menunjukkan bahwa
perubahan perubahan organis dapat dan benar benar mempengaruhi
perkembangan psikologis. dalam membicarakan masa adolesen misalnya
ia mengamati bahwa perubahan perubahan dalam fungsi dan struktur
tubuh sangat mempengaruhi struktur psikis kearah ketidakpastian dan
ketidakstabilan yang makin besar.
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 184
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
Regresi
Setiap teori perkembangan harus menjelaskan gejala gejala regresi
yang terjadi dari waktu ke waktu. Lewin telah memberikan beberapa
sumbangan penting baik secara teoritsis maupun secara eksperimental
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 186
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
SOAL LATIHAN !
REFERENSI
Alwisol. (2011). Psikologi Kepribadian. Malang: Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM Press).
Burnes, Bernard. (2004). Kurt Lewin and the Palnned Approach to Change :
A Re-appraisal. Journal of Management Studies 41. Manchester
School of Management.
Friedman, H.S., Schustack, M.W. (2006). Kepribadian. Teori klasik dan Riset
Modern. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hall, C. S., Gardner, L.. (1993). Psikologi Kepribadian 1. Teori Psikodinamik
Klinis. Terjemahan A. Supratiknya. Jogjakarta: Kanisius.
Kruglanski, Arie W. (2001). The “Vision Thing” : The State of Theory in
Social and Personality Psychology at the edge of the new Millenium.
Journal of Personality and Social Psychology Vol 80 No 6.
Suryabrata, S.. (2005). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 188
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
BAB 16.
PSIKOLOGI INDIVIDU DARI ALLPORT
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar, struktur kepribadian,
dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian berdasarkan teori
Psikologi Individual dari Gordon Allport.
Sifat (Trait)
Dalam pernyataannya pada tahun 1937, Allport membedakan
antara sifat-sifat individual (Individual Traits) dan sifat-sifat umum
(common traits). Hal ini menyebabkan kebingungan dan ketidakjelasan,
maka pada tahun 1961 Allport membuat beberapa perubahan
terminology dan memberikan definisi tersendiri. Istilah sifat dipakai untuk
Teori Klasik dan Riset Modern/2019 Halaman 190
Buku Ajar Psikologi Kepribadian
INTENSI
Intensi atau apakah yang diinginkan atau diperjuangkan individu di
masa depan yang berupa harapan-harapan, keinginan-keinginan, ambisi,
cita-cita individu dalam teori Allport mengemukakan bahwa apa yang akan
dilakukan individu adalah kunci petunjuk yang paling penting tentang
bagaimana orang bertingkah laku sekarang. Jadi, kalau para teoretikus lain
kembali ke masa lampau untuk menemukan kuci yang akan membuka
teka-teki tingkah laku seseorang, maka Allport mencari ke masa depan
yang diharapkan.
OTONOMI FUNGSIONAL
Otonomi Fungsional Allport menekankan bahwa motivasi individu di
masa sekarang bersifat independent (tidak berhubungan dengan masa
lalu).
Prinsip dari otonomi fungsional :
1. Suatu aktivitas atau tingkah laku tertentu dapat menjadi sasaran atau
tujuan dalam dirinya sendiri, meskipun semula dilakukan demi alasan
lain.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Teori Allport ini mengemukakan adanya perubahan-perubahan
penting antara masa bayi dan masa dewasa.
BAYI
Allport tidak berpendapat bahwa anak yang baru lahir (neonatus)
memiliki kepribadian, kecuali neonatus mampu memberikan respon
dengan beberapa reflek yang sanga spesifik, seperti mengisap dan
menelan yang akhirnya mampu memperlihatkan gerakan missal atau
respon yang masih belum terdiferensiasi. Eksistensi neonatus adalah
hereditas, dorongan primitive dan tingkah laku reflex.
Allport berpendapat bahwa ada sejenis arus yang menjadi sumber
awal tingkah laku bermotivasi, dimana seorang anak sebagian besar
merupakan makhluk yang terdiri atas tegangan-tegangan segmental dan
perasaan nikmat. Model atau teori biologis tentang tingkah laku bersandar
pada hadiah, hukum akibat, atau prinsip kenikmatan. Jadi, dimotivasikan
oleh kebutuhan untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan rasa
nikmat. Menurut Allport, sebagian dari tingkah laku bayi dipandang
sebagai bentuk awal pola kepribadiannya kemudian.
TRANSFORMASI KANAK-KANAK
Jika pada masa neonatus tingkah laku lebih kea rah reflex, pada
masa transformasi kanak-kanak berubah menjadi individu yang
bereksistensi dalam rupa ego yang berkembang, struktur sifat meluas, dan
inti yang terdiri atas tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi masa depan.
Prinsip tersebut menjelaskan bahwa apa yang mula-mula sekedar
SOAL LATIHAN !
Jawablah pertanyaan dengan menyebutkan benar (B) atau salah (S) pada
setiap pernyataan.
Kriteria penilaian :
Salah 0-1 A
2-3 B
4-5 C
>5 D
REFERENSI
Alwisol. (2011). Psikologi Kepribadian. Malang: Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM Press).
Friedman, H.S., Schustack, M.W. (2006). Kepribadian. Teori klasik dan Riset
Modern. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hall, C. S., Gardner, L.. (1993). Psikologi Kepribadian 1. Teori Psikodinamik
Klinis. Terjemahan A. Supratiknya. Jogjakarta: Kanisius.
Roets, Arne & Hiel, Alain Van. (2011). Allport’s Prejudiced personality
today: Need for closure as the motivated cognitive basis of
prejudice. Journal Sagepub Vol 20 Issue 6. Department of
Developmental, Personality, and Social Psychology, Ghent
University
Suryabrata, S.. (2005). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
BAB 17.
TEORI FAKTOR RAYMOND B. CATTEL
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar, struktur kepribadian,
dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian berdasarkan teori
Faktor dari Raymond B. Cattel.
SIFAT-SIFAT
Sifat adalah suatu struktur mental,
suatu penyimpulan yang didasarkan pada tingkah laku yang dapat
diobservasi untuk menjelaskan :
keteraturan atau regularitas
ketetapan atau konsistensi dalam tingkah laku
Macam2 Sifat
PERMUKAAN DYNAMIC
TRAITS
ABILITY
Berdasarkan TRAITS
Modalitas
Ekspresinya
TEMPERAME
SUMBER NT TRAITS
Berdasarkan
terbentuknya
ENVIRONMENTAL CONTITUTIONAL
-MOLD TRAITS TRAITS
MACAM-MACAM SIFAT
Surface Traits atau sifat-sifat permukaan
o Variabel yang tampak atau terbuka dan seperti saling
berhubungan
Kalau sifat-sifat sumber yang sama muncul dari ketiga sumber data
tersebut, maka hal ini merupakan bukti kuat bahwa sifat-sifat sumber
benar-benar merupakan satuan yang berfungsi, bukan sekedar hasil
buatan dari metode.
Menurut Cattel diantara ketiga hal tersebut yang paling tepat adalah
Life Record (data L), dianggap lebih signifikan dan lebih penting karena
sumbernya pada situasi kehidupan yang senyatanya.
Tabel 27 :Faktor-faktor utama Kepribadian yang ditemukan pada data L & data Q :
LAMBANG NAMA TEKNIS NAMA POPULER
HURUF
A Affectia - Sizia Ramah tamah – tdk ramah
B Intelegensi Lbh inteligen-krg inteligen
C Kekuatan ego Stabil-emosional
E Dominan-mengalah Asertif-rendah hati
F Surgency-desurgency Ceria-serius
G Kekuatan superego Cermat-ceroboh
H Parmia-threctia Berani-malu-malu
I Premsia-harria Lembut hati-keras hati
L Protension-alaxia Curiga-mudah percaya
M Autia-praxernia Imajinatif-praktis
N Kecerdikan-kepolosan Cerdik-lugas
PERSAMAAN SPESIFIKASI
Merangkai suatu informasi dalam suatu kasus tertentu untuk
memprediksikan respon seseorang dalam situasi tertentu
R= s1T1+s2T2+s3T3+.....+snTn
o Respon tertentu dapat diprediksikan berdasarkan ciri-ciri
orang tersebut (s) menurut relevansinya dengan situasi yang
sedang berlangsung (T)
Bila sifat tertentu sangat relevan dengan respon tertentu maka s-
nya besar dan sebaliknya bila sifat itu sama sekali tidak relevan
maka s-nya nol, bila sifat itu mengganggu atau menghambat respon
maka s-nya negatif. Sehingga masing-masing sifat memiliki efek
yang berdiri sendiri dan bersifat aditif terhadap respon
SENTIMEN
Sifat sumber dinamik yang dibentuk oleh lingkungan
BELAJAR
Ada 3 jenis belajar yang memainkan peranan penting dalam
perkembangan kepribadian :
PENGKONDISIAN KLASIK; penting untuk mengaitkan respon
emosional dengan isyarat lingkungan
PENGKONDISIAN INSTRUMENTAL (Operan)
penting untuk menetapkan cara atau sarana demi memenuhi
tujuan-tujuan ERG.
Confluence Learning : suatu tingkah laku atau sikap sekaligus
memuaskan lebih dari satu tujuan, sehingga satu sikap terkait
KONTEKS SOSIAL
• Ada beberapa pranata sosial yang berperan sebagai sumber yang
membentuk dan mempengaruhi kepribadian : keluarga, pekerjaan,
sekolah, kelompok sebaya, agama, partai politik, dan bangsa.
• Pranata-pranata sosial tersebut berpengaruh melalui 3 cara :
– Ada intensi yang disengaja untuk menghasilkan tipe/karakter
kepribadian tertentu.
– Faktor-faktor situasi atau ekologis dapat mhasilkan berbagai
dampak yang tidak diinginkan oleh masyarakat maupun oleh
pranata sosial yang ada
SOAL LATIHAN !
REFERENSI
Alwisol. (2011). Psikologi Kepribadian. Malang: Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM Press).
Friedman, H.S., Schustack, M.W. (2006). Kepribadian. Teori klasik dan Riset
Modern. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hall, C. S., Gardner, L.. (1993). Psikologi Kepribadian 1. Teori Psikodinamik
Klinis. Terjemahan A. Supratiknya. Jogjakarta: Kanisius.