Anda di halaman 1dari 23

Retno Utami Agung Wiyono

Jurusan Teknik Sipil Universitas Jember

Sumber:
Ppt Bu Sri Wahyuni, Ph.D dan Bu Wiwik Yunarni, MT, Asrini Chysanti, MT
“Hidraulika 1 dan 2” oleh Prof. Bambang Triatmodjo
Pembuatan ppt: Baby Citra
TIPE ALIRAN

WAKTU TEMPAT

TETAP/MANTAP TAK TETAP/TAK SERAGAM/ TAK SERAGAM/


/STEADY MANTAP/UNSTEADY UNIFORM NON UNIFORM
TIPE ALIRAN
Berdasarkan variabel waktu
𝒅𝒗 𝒅𝒒
➢ Steady (tunak) : 𝒅𝒕
=𝟎; 𝒅𝒕
=𝟎
𝒅𝒗 𝒅𝒒
➢ Unsteady : ≠𝟎; ≠𝟎
𝒅𝒕 𝒅𝒕

Berdasarkan variable ruang


𝒅𝒗 𝒅𝒒
➢ Uniform (seragam) : = 𝟎 ; 𝒅𝒙 = 𝟎
𝒅𝒙
𝒅𝒗 𝒅𝒒
➢ Varied flow : ≠ 𝟎 ; 𝒅𝒙 ≠ 𝟎
𝒅𝒙

o Kondisi real: kombinasi antara tipe aliran dengan variabel ruang dan waktu.
o Penurunan persamaan: pada umumnya didasarkan pada kondisi steady dan
seragam.
Variabel aliran:
Kecepatan = v
Debit = Q
Tekanan = P
Rapat Massa = 𝜌
Luas tampang aliran = A
Kedalaman aliran = h

Aliran mantap (steady flow):


Jika variabel aliran di sembarang titik pada zat cair tidak berubah terhadap waktu:

𝝏𝒗 𝝏𝑷 𝝏𝝆 𝝏𝒉 𝝏𝑸
=𝟎; =𝟎; =𝟎; =𝟎; =𝟎
𝝏𝒕 𝝏𝒕 𝝏𝒕 𝝏𝒕 𝝏𝒕

Aliran tak mantap (unsteady flow):


Jika variabel aliran di sembarang titik pada zat cair berubah terhadap waktu :

𝝏𝒗 𝝏𝑷 𝝏𝝆 𝝏𝒉 𝝏𝑸
≠𝟎; ≠𝟎; ≠𝟎; ≠𝟎; ≠𝟎
𝝏𝒕 𝝏𝒕 𝝏𝒕 𝝏𝒕 𝝏𝒕
Variabel aliran:
Kecepatan = v
Debit = Q
Tekanan = P
Rapat Massa = 𝜌
Luas tampang aliran = A
Kedalaman aliran = h

Aliran seragam (uniform flow):


Jika variabel aliran tidak berubah terhadap jarak:

𝜕𝑣 𝜕𝑃 𝜕𝜌 𝜕ℎ 𝜕𝑄
=0; =0; =0; =0; =0
𝜕𝑠 𝜕𝑠 𝜕𝑠 𝜕𝑠 𝜕𝑠

Aliran tidak seragam:


Jika variabel aliran berubah terhadap jarak:

𝜕𝑣 𝜕𝑃 𝜕𝜌 𝜕ℎ 𝜕𝑄
≠0; ≠0; ≠0; ≠0; ≠0
𝜕𝑠 𝜕𝑠 𝜕𝑠 𝜕𝑠 𝜕𝑠
VEKTOR KECEPATAN
Besaran dimana partikel berubah posisi terhadap waktu sepanjang
masing-masing arah koordinat

𝐷𝑥𝑝 𝐷𝑦𝑝 𝐷𝑧𝑝


𝑢𝑝 = 𝑣𝑝 = 𝑤𝑝 =
𝐷𝑡 𝐷𝑡 𝐷𝑡

Tiga komponen dikombinasikan

𝑉𝑝 = 𝑢𝑝 𝑖 + 𝑣𝑝 𝑗 + 𝑤𝑝 𝑘 |𝑉𝑝 | = 𝑢𝑝 2 + 𝑣𝑝 2 + 𝑤𝑝 2
REVISIT VEKTOR KECEPATAN DAN
STREAMLINES
Vektor kecepatan
Partikel fluida
Streamlines

v
y V
𝑣 𝑑𝑦/𝑑𝑡 𝑑𝑦 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧
= = = =
u 𝑢 𝑑𝑥/𝑑𝑡 𝑑𝑥 𝑢 𝑣 𝑤
x
PERCEPATAN

Untuk dapat menurunkan Hukum Newton 2 pada sistem fluida, kita perlu menurunkan
perceparan fluida:

𝒅𝑽 𝒅𝒖 𝒅𝒗 𝒅𝒘
𝒂= =𝒊 =𝒋 =𝒌
𝒅𝒕 𝒅𝒕 𝒅𝒕 𝒅𝒕

Secara matematis dapat ditulis : Percepatan partiket:

𝑽 = 𝑽(𝒕, 𝒔) 𝒅𝑽
𝒂=
𝒅𝒕
PERCEPATAN
Diferensial dV ditulis dalam bentuk diferensial parsial:

𝝏𝑽 𝝏𝑽 Percepatan total 𝒅𝑽 𝝏𝑽 𝝏𝑽
𝒅𝑽 = 𝐝𝐭 + 𝒅𝒔 𝒂= = +𝑽
𝝏𝒕 𝝏𝒔 𝒅𝒕 𝝏𝒕 𝝏𝒔
Lokal Konveksi

Secara vektor dapat dituliskan:

𝒅𝑽 𝝏𝑽 𝝏𝑽 𝝏𝑽 𝝏𝑽 𝝏𝑽
𝒂= = + 𝒖 +𝒗 +𝒘 = ഥ 𝑽
+ 𝑽∙𝑽
𝒅𝒕 𝝏𝒕 𝝏𝒙 𝝏𝒚 𝝏𝒛 𝝏𝒕
Lokal Konveksi
KEADAAN ALIRAN

Berdasarkan pengaruh kekentalan (viscosity)


➢ Laminer, turbulen, transisi
➢ Dasar laminaritas : persamaan Darcy Weisbach (Bilangan Darcy :
Stanton, Balsius, Prandtl-von Karman)
➢ Dasar turbulensi : persamaan Reynolds (Bilangan Reynolds:
bervariasi terhadap media saluran)

Berdasarkan pengaruh gravitasi


➢ Ditentukan dengan persamaan Froude, menentukan sifat kritis aliran
berdasarkan perbandingan antara kecepatan dan kedalaman
hidrolis.
TURBULENSI ALIRAN
Laminar flow

Turbulent flow
Aliran Sub-Kritis, Kritis dan Super-Kritis

Perbandingan gaya – gaya inersia dan gravitasi dikenal sebagai Bilangan Froude:
𝑽
F=
𝒈.𝒍

v = kecepatan aliran
𝑙 = h (untuk aliran terbuka)
𝑙 = D (untuk aliran tertutup)

Aliran dikatakan kritik jika :

F = 1.0 disebut Aliran Kritis


F < 1.0 disebut Sub-Kritis (Aliran tenang atau Tranquil)
F > 1.0 disebut Super-Kritis (Aliran cepat atau Rapid Flow)
KLASIFIKASI ALIRAN BERDASARKAN
KEKRITISANNYA

✓ Subkritis F < 1 aliran dengan kecepatan rendah


✓ Kritis F=1
✓ Superkritis F > 1 aliran dengan kecepatan tinggi

❖ F = bilangan Froude, F adalah sebuah parameter non-


dimensional yang menunjukkan efek relative dari efek inersia
terhadap efek gravitasi.

❖ Aliran subkritis dikendalikan oleh halangan di hilir sementara


aliran superkritis dipengaruhi pengendalian hulu aliran.
FLOW CLASSIFICATION BY FROUDE NUMBER, 𝑭𝒓

Untuk tipe saluran apa saja:


𝑸𝟐 𝑩
𝑭=
𝒈 𝑨𝟑
𝑭 < 𝟏. 𝟎 𝑨𝒍𝒊𝒓𝒂𝒏 𝑺𝒖𝒃 𝒌𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔
𝑭 = 𝟏. 𝟎 𝑨𝒍𝒊𝒓𝒂𝒏 𝑲𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔
𝑭 > 𝟏. 𝟎 𝑨𝒍𝒊𝒓𝒂𝒏 𝑺𝒖𝒑𝒆𝒓 𝑲𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔
Tipe saluran segi empat:
𝑽 h
𝑭=
𝒈𝒉
Untuk keperluan desain:
𝑭 < 𝟏. 𝟎
Test : Jatuhkan batu pada aliran, jika gelombang merambat ke hulu dan ke hilir
aliran dalam keadaan Sub-Kritis seperti tergambar pada gambar dibawah ini

Aliran sub kritis → Aliran mengalir

Apabila suatu gangguan (misalnya batu yang dilempar


ke aliran) maka batu tersebut menimbulkan gelombang
yang menjalar ke arah hulu.

Aliran sub kritis dipengaruhi oleh kondisi hilir.


Aliran super kritis

Apabila kecepatan aliran cukup besar sehingga


gangguan yang terjadi tidak menjalar ke hulu.
Test : Jatuhkan batu pada aliran, jika gelombang merambat ke hulu dan ke hilir
aliran dalam keadaan Sub-Kritis seperti tergambar pada gambar dibawah ini
REGIME ALIRAN

1. Laminer – Subkritis (R kecil, 𝐹𝑟 < 1)

2. Laminer – Superkritis (R kecil, 𝐹𝑟 > 1)

3. Turbulen – Subkritis (R besar, 𝐹𝑟 < 1)

4. Turbulen – Superkritis (R besar, 𝐹𝑟 > 1)


Selanjutnya aliran digolongkan ke dalam 4 (empat) Regime yang didasarkan
pada Bilangan Froude dan Reynolds.

1. Laminer - Sub-Kritis Jika F<1 ∶ 𝑅𝑒 < 500


2. Laminer - Super-Kritis Jika F>1 ∶ 𝑅𝑒 < 500
3. Turbulen - Sub-Kritis Jika F<1 ∶ 𝑅𝑒 > 1000
4. Turbulen - Super-Kritis Jika F>1 ∶ 𝑅𝑒 > 1000

Aliran Kritis untuk F = 1


Peralihan 500 < 𝑅 < 1000
SOAL
Aliran air pada suatu saluran empat persegi dengan lebar
1,0 m, kedalaman 0,10 m dan kecepatan 1,5 m/dt.
Tentukan keadaan aliran. Viskositas 10-6 m2/dt.
SOAL
1. Aliran air pada suatu saluran empat persegi dengan lebar 1,0 m, kedalaman
0,10 m dan kecepatan 1,5 m/dt. Tentukan keadaan aliran. Viskositas 10-6 m2/dt.

v = 0,977 . 10−5 = 10−6 𝑚2 /𝑑𝑒𝑡


A = 1 . 0,1 = 0,1 𝑚2
P = 1 + 2 . 0,1 = 1,2 𝑚
𝐴 0,1
R= = = 0,083
𝑃 1,2
𝑚3
Q = 𝑉 . 𝐴 = 1,5 . 0,1 = 0,15
𝑑𝑒𝑡
𝑅. 𝑉 0,083 . 1,5
Re = = = 124500 > 1000 (𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑢𝑟𝑏𝑢𝑙𝑒𝑛)
𝑣 10−6
𝑉 1,5
F= = = 1,5 > 1 (𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑆𝑢𝑝𝑒𝑟 − 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠)
𝑔. 𝑙 9,81. 0,1
TUGAS 1
Buatlah masing-masing 1 soal beserta pembahasannya
mengenai aliran pada saluran dengan bentuk geometri
tertentu:
1. Jenis aliran (mencakup aliran seragam dan tak seragam,

mantap dan tak mantap, turbulen, transisi dan laminer)


2. Regime aliran (kritis-sub/super kritis, turbulen, transisi

dan laminer)
Ketentuan pembuatan soal dan pembahasan:
- Dibuat dalam format Power Point
- Dalam soal, gunakan 2 angka terakhir NIM Anda (misal
XY), lalu jelaskan berapa nilai X dan Y dalam Pembahasan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai