PROGRAM PASCA SARJANA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2021 1. Pengertian Berfikir Filsafat Secara etimologi kata filsafat dalam bahasa Arab adalah falsafah dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan Philosophy berasal dari bahasa yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang memiliki makna cinta (love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), jadi secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Sedangkan secara terminologi maksudnya arti yang dikandung oleh istilah atau statemen ‘filsafat’. Lantaran batasan filsafat itu banyak, maka sebagai gambaran dikenalkan beberapa batasan. Berfikir secara filsafat merupakan berpikir dengan cara yang sangat mendalam sampai hakikat atau sampai pada akar-akarnya, atau berfikir secara global dan menyeluruh, atau berpikir yang dilihat dari berbagai sudut pandang. karakteristik berfikir filsafat yaitu menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Filsafat selalu melandasi diri pada tiga landasan pemikiran, yaitu: 1. Landasan Ontologis, yaitu ilmu tentang ada atau keberadaan itu sendiri. Maksudnya adalah sebuah pemikiran dari filsafat, selalu dianggap berasal dari kenyataan tertentu yang bersifat ada atau yang sejauh bisa diadakan oleh kegiatan manusia. 2. Landasan Epistemologi. yaitu pengetahuan tentang pengetahuan, atau filsafat pengetahuan. Maksudnya, bagi filsafat, setiap realitas apa pun, baik yang berupa realitas fisik, pikiran, ide, teks, pandangan hidup, budaya, ideologi, ajaran, keyakinan keagamaan, dan sebaginya sebagaimana pada landasan ontologis di atas, selalu memiliki struktur kenyataan yang mengandung ide, peta pemikiran (peta kognitif), struktur tata nilai dan pemahaman. Kenyataan itu, karenanya, harus digali, dikaji, diuji, dan diramu secara mendalam, sebagai sebuah sistim pemikiran atau sistem pengetahuan yang khas. 3. Landasan Aksiologi, yaitu setiap pemikiran filsafat dengan segala turunannya, baik dalam bentuk pengetahuan atau ilmu, harus berlandas pada nilai-nilai kepantasan dan kewajaran. Alasannya, pikiran itu adalah pikiran manusia (bukan pikiran malaikat atau binatang) yang berhubungan langsung dengan manusia sebagai subyek dan obyek pikiran itu sendiri. Bahkan, pikiran itu adalah pikiran seorang anak manusia yang selalu bernilai bagi dirinya.
2. Pengertian Berfikir Ilmiah
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis: masuk akal, empiris: dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan. Berfikir ilmiah merupakan kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan yang bersifat rasional dan teruji yang dapat di andalkan. Berpikir ilmiah adalah metode berpikir yang di dasarkan pada logika deduktif dan induktif. Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir atau pengembangan pikiran yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah, yang sudah ada. Berfikir tak bedanya dialog dengan diri sendiri tanpa sekat dan basa basi. Berfikir ilmiah adalah berfikir dengan pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Cara memperoleh kebenaran dari pendekatan ilmiah adalah dengan melakukan penelitian atau penyelidikan, dan berpijak pada teori yang ada yang berdasarkan penelitian secara empiris yang berguna dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Teori yang digunakan telah diuji kebenarannya dan keefektifannya. Adapun Langkah-langkah dalam berpikir secara ilmiah adalah: 1) Adanya kebutuhan yang dirasakan Pada tahap pertama ini seseorang merasa adanya kebutuhan, kesulitan atau masalah yang ingin dipecahkan yang dapat berupa kesulitas dalam menyesuaikan alat dan tujuan, menemukan ciri tertentu suatu objek, atau kesulitan dalam menjelaskan suatu kejadian. 2) Merumuskan Masalah Masalah yang ditemukan pada tahap 1 sebelumnya yang bersumber dari situasi atau kondisi lingkungan kemudian pada tahap ini dirumuskan atau dinyatakan ke dalam bentuk yang lebih spesifik sehingga lebih jelas dan dapat diukur. 3) Merumuskan Hipotesis Pada tahapan ini adalah menentukan dugaan sementara atau jawaban sementara mengenai permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Dugaan sementara itu harus berpijak pada teori yang ada sehingga dapat menuntun peneliti dalam menemukan jawaban akhir yang sebenarnya. 4) Mengumpulkan Data Pada tahap ini adalah bertujuan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya dengan melakukan penelitian, mengumpulkan bukti, informasi, data yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dikaji. Data yang telah dtemukan kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan hipotesis yang ada. 5) Menarik Kesimpulan Tahap akhir adalah menarik kesimpulan dari penelaahan yang dilakukan.
3. Perbedaan Filsafat dan ilmu (Sains)
Adapun perbedaan dari berpikir filsafat dan berpikir ilmiah dapat dilihat pada tabel berikut: Filsafat Berfikir Ilmiah
1. Induk pengetahuan (ilmu). 1. Bagian dari filsafat.
2. Berpikir yang sangat mendalam 2. Analitis; fokus dengan menggunakan sampai hakikat, atau berfikir secara data yang jelas; menguraikan global dan menyeluruh, atau berpikir fenomena atas bagian-bagian yang yang dilihat dari berbagai sudut terkecil yang membentuk fenomena- pandang. fenomena itu. 3. Komprehensif yaitu luasdan lengkap, 3. Terbatas, fokus atau spesifik tidak terbatas 4. Berpikir dicirikan secara konseptual. 4. Mengeliminasi faktor-faktor personal, dan mengabaikan nilai nilai demi menghasilkan objektivitas 5. Ontologis, Epistemologis, dan 5. Logis dan Empiris Aksiologis
SUMBER REFERENSI Jujun, S. 1996. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar. Jakarta: CV Mulyasari. Yusuf, M. 2014. Metode Penelitian. Jakarta: kencana.