Anda di halaman 1dari 4

Metode Pembelajaran TARGET Dalam Mengembangkan Jiwa Wirausaha Siswa

SMKN 1 Cikalongkulon
Oleh : Etik Sukmawati, S. Pd, M.M.
SMK harus mempersiapkan siswanya untuk bisa bekerja, kuliah maupun berwirausaha, hal inilah
yang melatarbelakangi SMKN 1 Cikalongkulon mengembangkan kegiatan kewirausahaan di sekolah.
Kegiatan kewirausahaan SMKN 1 Cikalongkulon dimulai pada awal tahun pelajaran 2018/2019.

Diawal program, guru mata pelajaran kewirausahan mulai dengan mengadakan persamaan persepsi
tentang cara mengembangkan kewirausahaan di sekolah supaya tidak menjadi beban namun justru
menyenangkan siswa serta menyusun program untuk mencapai tujuan tersebut. Hasil dari
koordinasi tersebut kami mengklasifikasikan kemampuan wirausaha siswa dalam tiga kelompok
yaitu siswa yang belum punya usaha sama sekali, siswa yang sudah punya usaha namun tidak
kontinu dan siswa yang sudah mempunyai usaha dan menjalankannya secara kontinu. Ketiga
klasifikasi tersebut harus diberikan treatment yang berbeda dalam mengembangkan jiwa
wirausahanya.

Untuk siswa kelompok pertama yang belum memiliki usaha sama sekali, treatment yang kami
berikan melalui metode TARGET.

Metode target ini mengajak siswa mencari informasi tentang kebutuhan masyarakat disekitar
lingkungan siswa melalui pengamatan dan wawancara kemudian mereka membuat hasil
pengamatan sebagai tugas mata pelajaran kewirausahaan. Dari hasil pengamatan tersebut siswa
kemudian menganalisis jenis usaha yang bisa siswa jalankan dan mulailah mereka membuat
proposal usaha yang akan mereka kembangkan. Koordinator kewirausahaan mengelompokkan jenis
usaha yang akan dikembangkan siswa, selama ini rata-rata usaha yang dikembangkan diawal adalah
menjual kebutuhan sehari-hari seperti sabun, mie instan, minyak goreng dan kopi. Untuk jenis usaha
sembako, koordinator kewirausahaan bekerjasama dengan grosir untuk menyediakan bahan-bahan
tersebut disekolah dan siswa bisa order ke Toko Wirausaha dengan pembayaran tempo selama 1
minggu. Laba yang mereka dapatkan harus di tabung di bank mini sekolah dan baru bisa diambil saat
akhir semester. Besarnya omset dan laba yang diterima siswa menentukan besaran nilai pelajaran
kewirausahaan pada semester itu.

Kelompok siswa yang kedua adalah siswa yang sudah memiliki usaha namun tidak kontinu. Untuk
kelompok siswa ini treatment yang dilakukan adalah membagi mereka dalam kelompok-kelompok
sesuai usaha mereka kemudian mereka akan dibimbing oleh tutor sebaya yang berasal dari siswa-
siswa yang sudah memiliki usaha secara kontinu. Melalui tutor sebaya ini mereka dibimbing
bagaimana memperluas jaringan, berkomunikasi dan mempromosikan usaha yang mereka jalankan.
Sebagian dari mereka juga menjadi agen-agen pemasaran dari tutor mereka misal mereka ingin
mengembangkan usaha pulsa, maka dia bisa menjadi downline dari tutor mereka yang sudah
memiliki usaha pulsa. Hal ini dilakukan agar terjadi hubungan yang saling menguntungkan dan
membutuhkan antara tutor serta siswa-siswa bimbingannya. Dan untuk mendukung siswa-siswa
dalam kelompok kedua ini, sekolah memberikan pinjaman modal melalui Bank Mini Sekolah dengan
syarat membuat proposal ajuan modal berdasarkan pesanan dan mendapatkan rekomendasi dari
koordinator kewirausahaan yang diajukan melalui tutor sebaya. Bank mini sekolah tidak memberikan
bunga dari setiap pinjaman yang di berikan namun mengajarkan bagaimana bertanggung jawab
kepada para siswa dan mentor. Jika ada terlambat dalam pembayaran maka mentor yang harus
mempertanggungjawabkan kepada koordinator kewirausahaan.

Bagi siswa yang termasuk dalam kelompok yang sudah menjalankan bisnis secara kontinu dengan
omset yang terus berkembang, selain menjadi tutor sebaya mereka juga diberikan pelatihan-
pelatihan digital marketing serta literasi keuangan. Hal ini bertujuan agar mereka bisa lebih luas
dalam memasarkan produk-produk yang mereka jual serta memiliki catatan keuangan yang lebih
rapi sehingga menjadi modal pengetahuan saat mereka lulus dan ingin mengembangkan usaha
mereka.
Selain Toko Wirausaha dan Bank Mini sekolah, kebijakan sekolah untuk mengadakan Enterpreneur
Day setiap seminggu sekali dengan jadwal yang berbeda hari juga salah satu usaha mengembangkan
kewirausahaan di SMKN 1 Cikalongkulon. Ketika jadwal Enterpreneur Day maka semua warung yang
berada di lingkungan SMKN 1 Cikalongkulon ditutup dan sebagai gantinya kelas-kelas yang pada hari
tersebut ada jadwal PKK wajib menjual kebutuhan-kebutuhan warga sekolah seperti makanan,
minuman dan alat tulis sekolah. Kesempatan ini digunakan siswa untuk memperkenalkan produk-
produk hasil karya mereka di sekolah.

Pada akhir tahun 2018, tim kewirausahaan SMKN 1 Cikalongkulon mengikuti seleksi Sekolah
Pencetak Wirausaha Batch II. Program yang diikuti selama tiga bulan tersebut mewajibkan sekolah
melaporkan omset yang diperoleh oleh siswa selama 3 bulan. Dan salah satu siswa kami Fitri Anita
Rahman berhasil mengumpulkan omset sebesar 24 juta selama tiga bulan melalui usaha surpet
(kasurkarpet) yang dia jual dengan cara kredit. Atas prestasi yang diraih tersebut, SMKN 1
Cikalongkulon diberikan kesempatan untuk mengikuti pameran kewirausahaan dan teknologi 4.0 di
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Senayan Jakarta pada April 2019.

Melalui kegiatan kewirausahaan ini juga OSIS SMKN 1 Cikalongkulon mampu mengumpulkan dana
untuk mengundang artis ibukota untuk ikut meramaikan kegiatan perpisahan kelas XII SMKN 1
Cikalongkulon pada tahun 2019. OSIS SMKN 1 Cikalongkulon dan Koordinator Kewirausahaan
menjalankan program kejar target persiswa melalui penjualan aneka makanan ringan dan sabun
oleh setiap siswa dan laba yang diperoleh setiap siswa dikumpulkan untuk menyewa Band “Tipe X”
dalam acara perpisahan siswa kelas XII pada tahun 2019.

Selama pandemi ini sekalipun kegiatan-kegiatan seperti Toko Wirausaha dan Enterpreneur Day tidak
bisa dilaksanakan seperti biasanya disekolah namun SPW Club SMKN 1 Cikalongkulon masih berjalan
bahkan bertambah anggotanya menjadi sekitar 86 orang yang aktif berwirausaha secara offline
seperti usaha pemeliharaan ayam, usaha telor asin, usaha penjualan tanaman hias dan anggrek,
usaha penjualan buah dan sayur, usaha penjualan donut dan roti maupun usaha-usaha lain yang
dijalankan secara online seperti fashion, kosmetik, pulsa dan kuota.

SMKN 1 Cikalongkulon menyadari bahwa dunia kerja semakin sempit dan persaingan semakin besar
oleh karena itu perlu mempersiapkan lulusan SMKN 1 Cikalongkulon yang ulet, jujur dan tangguh
dalam berwirausaha dan semua bisa dilatih melalui program Sekolah Pencetak Wirausaha.

Anda mungkin juga menyukai