Anda di halaman 1dari 5

HIRSCHSPRUNG

1. Risiko konstipasi berhubungan dengan penyempitan kolon, sekunder,


obstruksi mekanik 
2. Risiko ketidakseimbangan volume cairan/elektrolit tubuh berhubungan
dengan keluar cairan tubuh dari muntah, ketidakmampuan absorbs air oleh
intestinal.
3.  Risiko injuri berhubungan dengan pasca prosedur bedah, iskemia, nekrosis
dinding intestinal sekunder dari kondisi obtruksi usus
4.  Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen, iritasi intestinal, respon
pembedahan
5.  Risiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan penurunan volume
darah, sekunder dari absorpsi saluran intestinal, muntah-muntah.
6.  Risiko tinggi perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake makanan yang kurang adekuat.
7.  Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan pasca prosedur pembedahan
8.  Pemenuhan informasi berhubungan dengan adanya kolostomi, evaluasi
diagnostic, rencana pembedahan, dan rencana perawatan rumah.
9.  Risiko gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan perubahan
kondisi psikososial anak selama dirawat sekunder dari kondisi sakit.
10. Ansietas berhubungan dengan prognosis penyakit, miniterpretasi
informasi, rencana pembedahan.
DIARE

a.      Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air


besar dan encer.
b.      Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya buang
air besar.
c.       Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan terinfeksi human
diare atau kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyebaran
penyakit.
d.     Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
menurunnya intake dan menurunnya absorpsi makanan dan cairan.
ASFIKSIA NEONATORUM
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d produksi mukus banyak.
2. Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi/ hiperventilasi.
3. Kerusakan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi.
4. Risiko cedera b.d anomali kongenital tidak terdeteksi atau tidak
teratasi pemajanan pada agen-agen infeksius.
5. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kurangnya suplai O2 dalam
darah.
6. Proses keluarga terhenti b.d pergantian dalam status kesehatan
anggota keluarga.
MENINGITIS

1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata


hematogen dari pathogen.
2. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan sehubungan
dengan edema serebral, hipovolemia.
3. Risisko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal,
kelemahan umum, vertigo.
4. Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.
5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskular,
penurunan kekuatan.
6. Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
PNEUMONIA

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d produk mucus berlebihan dan kental, batuk

tidak efektif
2. Perubahan pola nafas b.d perubahan membrane alveolar
3. Resiko perubahan nutrisi kurang b.d intake inadekuat
4.  Resiko kebutuhan cairan kurang b.d intake inadekuat, hipertermi
5. Hipertermi b.d peningkatan metabolisme, proses inflamasi
6. Resiko aspirasi b.d akumulasi secret di trakheobronkheal, sesak nafas
7.  Defisit self care b.d kelemahan, kelelahan
8.  Cemas orang tua b.d perkembangan penyakit anaknya
9.  Takut b.d hospitalisasi, tindakan invasive, terapi inhalasi
10. Kurang pengetahuan tentang pneumonia b.d kurang informasi, keter-batasan
kognisi, tidak kooperatif dengan sumber informasi.

Anda mungkin juga menyukai