2. Diketahui:
DL = 10.000 – 0,5W
SL = -1000+2W
Ekuilibriumnya
DL = SL
10.000 - 0,5W = -1000 + 2W
11.000 = 2,5W
W = 4.400
Jumlah kesempatan kerja
DL = 10.000 – 0,5 (4.500)
DL = 10.000 – 2.250
DL = 7.750
SL = -1000+2W
SL = -1000+ 2(4500)
SL = -1000+9000
SL = 8.000
SL = -1000+2W
SL = -1000+ 2(3000)
SL = -1000+6000
SL = 5.000
20,000
15,000
10,000
5,000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
P Q
10
0
0 2 4 6 8 10 12
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
P Q
elastisitas kondisi tertinggi
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
-10
-20
-30
-40
-50
-60
-70
Dari data yang bisa kita lihat, dengan kondisi harga yang paling tinggi dan juga difase
terendah selama 2019 hingga 2021, menunjukkan bahwa jika pasar beras mengalami
periode inelastis permintaan, yang menunjukkan bahwa ketika harga beras rendah,
maka kuantitas permintaannya meningkat dan juga menyebabkan orang – orang
tentunya saja juga bisa terpenuhi kebutuhannya, dengan adanya supplies dari
konsumen. Maka dari itu, ketika elastisitas permintaannya inelastis, maka
perusahaan sendiri yang memproduksi beras, memiliki ekspektasi yang bisa
diperkirakan dalam melihat kondisi pasar yang lesu atau meningkat deras
permintaannya, dengan demikian, perusahaan tentunya bisa membuat tindakan
relevan yang bisa diambil. Selain itu, dengan kondisi permintaan elastisitasnya yang
inelastis, berarti pada saat harga beras mengalami naik atau turun, kondisi harga
beras tentunya ketika mengalami penurunan, akan mengakibatkan adanya jumlah
peningkatan konsumsi beras untuk kebutuhan sehari – hari (terutama dalam rumah
tangga biasanya) dan juga sebaliknya.
4. Dari grafik yang ditunjukkan, kita bisa melihat bahwa pergerakan ekonomi (baca:
dalam konteks makro), yang bergerak, tentunya saja kita bisa melihat bahwa
pergerakan negara maju, tentu saja kita sendiri, tentunya harus melihat bahwa MNC
sendiri juga tidak hanya beroperasi di daerah asalnya, tetapi juga merambah ke
setiap negara yang mereka bisa ciptakan peluang pasarnya, sehingga mereka
beroperasi tidak hanya secara lokal, tetapi mampu beroperasi secara global (konteks
internasional). Selain itu, dengan keberhasilan yang kita lihat dari negara maju, tentu
saja melihat begitu banyak aspek. Dengan adanya FDI, suatu negara bisa berhasil
membangun dan juga menjaga ketahanan pembangunan negara yang juga tentunya,
memiliki pertimbangan yang dilakukan untuk aspek nasional. Akan tetapi, meskipun
Amerika dan beberapa negara majunya memiliki FDI yang berkembang begitu pesat,
akan tetapi negara berkembang juga tidak kalahnya dalam mengembangkan potensi
yang mereka punya. Indonesia sendiri, juga tidak ingin kalah untuk menggebor FDI
yang ditargetkan. Potensi funding atau pembiayaan investasi secara langsung di Asia
memiliki begitu potensi besar, terutama market sharenya yang juga cukup kuat. Bisa
kita lihat bahwa negara berkembang mengalami peningkatan yang konstan atau
berkembang seiring waktu, meski dilanda beberapa krisis yang terjadi dalam
beberapa tahun lalu sebelumnya. Untuk negara yang masuk dalam negara transisi,
perubahannya cukup signifikan dirasakan secara perlahan, agar bisa semakin
ekspansif dalam perdagangan internasional. Dari sini, perbandingan saat 1990
hingga 2015, ada pengaruh yang begitu fluktuatif naik dan juga turun. Seperti yang
bisa kita lihat, perkembangan perdagangan internasional tidak hanya memberikan
pengaruh besar dalam suatu negara untuk bisa berkembang dengan investasi yang
dikucurkan oleh investor, tetapi juga bisa mencapai pemenuhan kepentingan
investor untuk usahanya. Maka dar itu, ekspor yang terjadi dari suatu perusahaan
bisa berjalan dan mampu menggerakan pasar dan juga modal yang diputar mampu
memberikan pengaruh yang memuaskan, tidak hanya untuk perkembangan
perusahaan, tetapi juga peningkatan GDP negara yang signifikan dan juga variabel
makro. Dari garis besarnya, Amerika sendiri memgang beberapa kekuatan yang
mereka miliki dalam konteks FDI. Amerika sendiri, bisa menjadi calon rank MNC yang
digencar untuk pembangunannya, yang dibekali dengan tujuan mencapai
keuntungan bersama. Dari data yang digunakan, jelas sudah bahwa Amerika dan
China memang memiliki sumber kekuatan investasi yang kuat, sehingga pendapatan
yang diperoleh juga jelas dan bisa dirincikan.Secara mayoritas, USA mampu
memegang jumlah pendapatan domestik kotor sebesar 20 milyar dollar, yang disusul
dengan Cina sebesar 13,6 milyar dollar. Hal ini yang menyebabkan, negara adidaya
ini tentunya saling berusaha untuk menggencat investor semakin yakin dalam
menanamkan modalnya di negara tersebut.
4b) Seperti Amerika sederhananya, para investor yang melakukan investasi di suatu negara,
terutama di perusahaan multinasional, juga menginginkan memperoleh return atas investasi
yang dikeluarkan. Maka, tidak heran jika negara maju memiliki perputaran ekonomi yang
begitu kompleks, terutama dari FDInya. FDI dalam ranah MNC sendiri, biasanya cenderung
mengarah ke horizontal. Dari kajian penelitian yang dibuat oleh staff pengajar UNEJ,
Sarwedi, menyatakan bahwa, upah, pendapatan nasional, pertumbuhan dan ekspor,
memainkan peranan penting dalam peningkatan dan juga keberhasilan FDI yang terjadi di
suatu negara. Maka dari itu, berkat strateginya yang sustain dan juga memiliki pergerakan
yang konsisten, membuat banyak investor memilih mempercayakan investasinya ke
korporasi swasta, terutama di MNC yang sudah dikenal dan juga regulasi yang cukup kuat
untuk memberikan perlindungan atas investor dan investee.
https://media.neliti.com/media/publications/74095-ID-investasi-asing-langsung-di-
indonesia-da.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/348697-determinan-aliran-masuk-foreign-
direct-i-5c8603f6.pdf