Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK

2021/2022
MATA UJIAN : HUKUM KEWARGANEGARAAN
JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK
2021/2022

Nama Lengkap : Bagus Suryanto


NRP : 120119249
Kelas Paralel : C

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SURABAYA
DESEMBER 2021
1. A. Hubungan negara dengan warga negara berkaitian dengan perlindungan
hukum bagi warga negara sebagai unsur negara (materi Pak Sudarsono).
i. apa faktor yang memberikan perekat kuat dalam menentukan status
kewarganegaraan seseorang?

Terdapat dua faktor penting yang memberikan perekat kuat dalam menentukan status
kewarganegaraan seseorang yaitu sebagai berikut :

a) Faktor daerah atau negara dimana orang tersebut dilahirkan (Ius Soli)
Faktor ini biasa disebut sebagai Asas Ius Soli. Apabila seorang anak dilahirkan
di suatu negara berasaskan Ius Soli, maka kewarganegaraan orang tuanya
tidak berpengaruh. Contohnya David dan Angel yang berasal dari negara
Argentina yang menganut Ius Soli mempunyai anak bernama Matt. Matt
dilahirkan di negara Amerika Serikat yang menggunakan asas Ius Soli. Maka,
Matt dinyatakan sebagai warga negara Amerika Serikat karena dilahirkan di
negara yang menganut asas Ius Soli sebagai penentu kewarganegaraannya.
b) Faktor keturunan orang tuanya (Ius Sanguinis)
Faktor ini biasa disebut sebagai Ius Sanguinis. Ius sanguinis ini adalah asas
yang menentuan kewarganegaraan seseorang menurut pertalian darah atau
keturunan dari orang yang bersangkutan. Sehingga kewarganegaraan orang tua
menjadi sangat berpengaruh bagi anak yang mereka lahirkan. Contohnya
adalah Ross dan Lily berkewarganegaraan Inggris yang menganut asas Ius
Sanguinis mempunyai anak bernama Ted. Ted dilahirkan di negara Jepang
yang menganut asas Ius Sanguinis. Maka, Ted dinyatakan sebagai warga
negara Inggris karena dilahirkan dari orang tua yang mempunyai
kewarganegaraan yang menganut asas ius sanguinis.
ii. Bagaimana menciptakan rasa nasionalisme bagi warga negara? Jelaskan
jawaban saudara.
Aspek kewarganegaraan adalah untuk menjadi warganegara ada dua hal yaitu aspek
yuridis/normatif dan aspek sosial budaya/psikologis. Yang srtinya untuk menjadi
warga negara tidak cukup hanya Undang-Undang kewarganegaraan saja tetapi ada
juga aspek sosial budaya yang artinya sebagai warga negara dapat mengerti dengan
budaya atau keadaan masyarakat yang ada di negara itu agar orang yang ingin
menjadi warga negara tersebut memahami, mengerti, dan dapat berbaur dengan
budaya di negara itu untuk menciptakan rasa nasionalisme dan rasa kebangsaan. Rasa
nasionalisme atau kebangsaan ini penting karena hal tersebut untuk digunakan sebagai
Bela Negara. Dengan aspek sosial budaya atau kultur ini, orang yang ingin menjadi
warga negara Indonesia dapat memahami sejarah Indonesia, dan memahami bahasa
Indonesia yang baik, sehingga ia tahu bahwa Indonesia merdeka bukan karena
pemberian negara lain, tetapi karena perjuangan. Nasionalisme adalah suatu ikatan
kebangsaan loyalitas seseorang terhadap negara. Faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya suatu nasionalismebagi warga negara adalah sebagai berikut :
1. Peradaban (Cultur Homogenity) yaitu persamaan budaya, adanya rasa kebangsaan
sebagai bangsa Indonesia.
2. Perjuangan (Common Destiny) yaitu adanya persamaan harapan terhadap masa
depan untuk mencapai kemerdekaan melalui perjuangan.
3. Tanah Air (Given Territory) untuk menciptakan rasa kebangsaan juga berdasarkan
dengan wilayah/tanah air yang sama dikatakan bangsa Indonesia karena menempati
wilayah Indonesia.
iii. Mengapa proses pertumbuhan rasa nasionalisme akibat perlakuan yang
diskriminatif? Jelaskan jawaban saudara!
Terdapat dua Karakteristik Nasionalisme yaitu karakteristik objektif dan karakteristik
subjektif. Karakteristik objektif berdasarkan dengan wilayah territorial, sejarah, dan
struktur ekonomi. Sedangkan karakteristik subjektif adakah hal yang terkait dengan
kesadaran, kesetiaan, dan kemauan. Karakteristik subjektif ini menciptakan suatu
persamaan satu rasa antar individu sehingga memunculkan nasionalisme. Sebagai
contohnya adalah persamaan satu rasa diperlakukan diskriminatif di Indonesia akibat
penjajahan. Nasionalisme bangsa Indonesia lahir dan tumbuh dibawah tekanan
penjajahan yang memunculkan nasionalisme bersifat anti penjajahan. Nasionalisme
ini lahir untuk menghilangkan diskriminasi yang diciptakan oleh penjajah.

B. Salah satu alasan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 dicabut dan diganti
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 adalah alasan filosofis. Jelaskan secara
komprehensif hal-hal dalam Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 yang
membuktikan terkait dengan alasan filosofis tersebut. Selain itu jelaskan pula
bagaimana perubahannya yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006.
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewaga-Negaraan Republik
Indonesia dicabut dan diganti dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia dikarenakan tidak sesuai dengan Pancasila
sebagai ideologi bangsa Indonesia yang menggagas Kemanusiaan yang adil dan
beradab serta keadilan soisal bagi seluruh rakyat Indonesia. Undang-Undang Nomor
62 Tahun 1958 tentang Kewaga-Negaraan Republik Indonesia ini dicabut karena
terdapat pasal-pasal didalamnya yang mengandung muatan diskriminatif terhadap
perempuan. Hal tersebut dapat dilihat dalam Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor
62 Tahun 1958 tentang Kewaga-Negaraan Republik Indonesia didalam materi
muatannya diatur bahwa
“Seorang perempuan selama dalam perkawinan tidak boleh mengajukan
permohonan pewarga-negaraan.”
Ketentuan pasal tersebut dicabut karena dianggap mendiskriminasi perempuan.
Kemudian, dalam Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewaga-Negaraan Republik Indonesia yang mengatur :
“Anak yang belum berumur 18 tahun dan belum kawin yang mempunyai hubungan
hukum kekeluargaan dengan ayahnya sebelum ayah itu memperoleh kewarga-
negaraan Republik Indonesia, turut memperoleh kewarga-negaraan Republik
Indonesia setelah ia bertempat tinggal dan berada di Indonesia. Keterangan tentang
bertempat tinggal dan berada di Indonesia itu tidak berlaku terhadap anak-anak
yang karena ayahnya memperoleh kewarga-negaraan Republik Indonesia menjadi
tanpa kewarga-negaraan.”
Anak yang lahir dari perkawinan campuran bisa menjadi warga negara Indonesia dan
bisa menjadi warga negara asing. Anak yang lahir dari perkawinan campuran antara
seorang Pria WNI dengan Perempuan WNA, maka kewarganegaraan anak mengikuti
ayahnya (WNI). Sedangkan Anak yang lahir dari perkawinan campuran antara
seorang Perempuan WNI dengan Pria WNA, maka Anak tersebut sejak lahir dianggap
sebagai WNA, sehingga harus dibuatkan kartu Izin Tinggal Sementara. Hal tersebut
dianggap mendiskriminasi perempuan WNI yang melakukan perkawinan campuran
dengan WNA karena perempuan WNI tidak mendapatkan keadilan. Hal tersebut
digantikan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia yang mengatur bahwa Berdasarkan Undang-Undang tersebut anak
yang lahir dari perkawinan seorang wanita WNI dengan pria WNA, maupun anak
yang lahir dari perkawinan seorang wanita WNA dengan pria WNI, sama-sama diakui
sebagai warga negara Indonesia. Anak tersebut akan memiliki kewarganegaraan
ganda , dan setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin maka ia harus
menentukan pilihannya. Pernyataan untuk memilih tersebut harus disampaikan paling
lambat 3 (tiga) tahun setelah anak berusia 18 tahun atau setelah kawin.

C. Administrasi Kependudukan adalah sarana hukum yang digunakan oleh


Negara untuk dapat memberikan perlindungan hukum dan pelayanan yang
terbaik bagi warga negaranya. Berikan pendapat saudara, dari perspektif
hukum kewarganegaraan, mengenai undang-undang administrasi
kependudukan yang saat ini berlaku di Indonesia dengan menggunakan satu
contoh kasus (peristiwa penting/peristiwa kependudukan), dalam bentuk essay
dengan format satu halaman A4, kemudian format penulisan seperti yang
ditentukan pada instruksi soal di atas.

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi
Kependudukan, Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan
penertiban dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui Pendaftaran
Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan serta
pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Administrasi
kependudukan merupakan pelayanan publik untuk memberikan perlindungan hukum hak
sipil. Selain memberikan perlindungan hukum hak sipil, juga memberikan kepastian hukum
atas segala dokumen atas peristiwa-peristiwa kependudukan. Contohnya Kartu keluarga,
Akta Kelahiran, Akta Kematian, dan Kartu Tanda Penduduk.

Namun, di Indonesia sendiri penyelenggaraan administrasi kependudukan seringkali


terdapat penyimpangan-penyimpangan dalam penyelenggaraan administrasi kependudukan.
Di Indonesia seringkali ditemukan oknum-oknum pejabat yang dapat mempersulit dan
merugikan penduduk. Hal tersebut menyebabkan malas dan kurang percayanya orang
Indonesia dalam mengurusi semua dokumen kependudukannya. Salah satu contohnya saja
yaitu kasus korupsi pengadaan E-Kartu Tanda Penduduk yang dilakukan oleh Setya Novanto.
Kerugian yang dialami oleh negara sekitar Rp. 2,3 Triliun. Hal tersebut menyebabkan
sulitnya penduduk di Indonesia mendapatkan E-KTP, bahkan banyak penduduk yang harus
menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan E-KTP.
Oknum-oknum tersebut yang menyebabkan malasnya penduduk di Indonesia dalam
mengurus dokumen kependudukannya. Masyarakat di Indonesia sudah sangat paham dan
sudah menjadi rahasia umum bahwa banyaknya oknum-oknum di pencatatan sipil.
Seharusnya pemerintah bisa menjadi lebih tegas terhadap oknum-oknum yang merugikan
masyarakat, karena pelayanan pencatatan sipil tersebut adalah demi kepentingan Negara
Indonesia Sendiri.

Anda mungkin juga menyukai