Arahan Penataan Kawasan Kumuh RT 36, RT 37, Dan RT 39 Kelurahan Muara Rapak. Kecamatan Balikpapan Utara
Arahan Penataan Kawasan Kumuh RT 36, RT 37, Dan RT 39 Kelurahan Muara Rapak. Kecamatan Balikpapan Utara
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam
menyusun laporan dengan “KAWASAN KUMUH” dengan kawasan yang terletak di,
Jalan Borobudur RT 36, RT 37, RT 39 Kelurahan Muara Rapak, Kota Balikpapan,
Provinsi Kalimantan Timur, sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Kami juga ingin
mengucapkan terimakasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan proses perencanaan ini dan berbagai sumber yang kami pakai
sebagai data dalam penyempurnaan laporan ini.
2. Bapak Mohtana Kharisma Kadri, S.T, M.Eng. Selaku dosen pengampu II.
Maka dari itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang akan kami
jadikan sebagai batu loncatan agar dapat memperbaiki laporan di masa mendatang.
Sehingga laporan berikutnya dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3 Rumusan masalah 3
1.4 Tujuan dan sasaran 3
1.5 Ruang Lingkup 4
1.5.1 Ruang Lingkup Pembahasan 4
1.5.2 Ruang Lingkup Kawasan 4
1.6 Desain Survei 6
BAB II 11
GAMBARAN UMUM KAWASAN 11
2.1 Fisiografi 11
2.1.1 Topografi 11
2.1.2 Jenis Tanah 12
2.1.3 Hidrologi 13
2.2 Kependudukan 13
2.2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk 13
2.2.2 Komposisi Penduduk 14
2.3 Penggunaan Lahan 22
2.4 Transportasi 23
2.4.1 Angkutan Umum 23
2.5 Sarana 24
2.5.1 Sarana Peribadatan 24
2.5.2 Sarana Keamanan 24
2.5.3 Sarana Kesehatan 26
3
2.6 Prasarana 27
2.6.1 Jaringan Jalan 28
2.6.2 Jaringan Drainase 30
2.6.3 Jaringan Persampahan 30
BAB III 32
ANALISA SEDERHANA 32
3.1 Fisiografi 32
3.2 Kependudukan 32
3.3 Penggunaan Lahan 33
3.4 Transportasi 34
3.5 Sarana 34
3.6 Prasarana 35
BAB IV 37
TUJUAN KONSEP PENGEMBANGAN 37
4.1 Fisiografi 37
4.2 Kependudukan 37
4.3 Penggunaan Lahan 38
4.4 Transportasi 38
4.5 Sarana 38
4.5.1 Sarana Peribadatan 38
4.5.2 Sarana Kesehatan 39
4.5.3 Sarana Keamanan 39
4.6 Prasarana 39
4.6.1 Jaringan Jalan 39
4.6.2 Jaringan Drainase 39
4.6.3 Jaringan Persampahan 39
BAB V 41
PENUTUP 41
5.1 Kesimpulan 41
DAFTAR PUSTAKA 42
Lampiran 44
4
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Desain Survei Kawasan RT 36, RT 37, dan RT 39 Kelurahan Muara Rapak,
Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan 6
Tabel 2. 1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kawasan RT 36, RT 37, RT 39 Kelurahan
Muara Rapak
Tabel 2. 2 Komposisi Penduduk RT 36 berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2. 3 Komposisi Penduduk RT 37 berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2. 4 Komposisi Penduduk RT 39 berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2. 5 Komposisi Penduduk RT 36 berdasarkan Agama
Tabel 2. 6 Komposisi Penduduk RT 37 berdasarkan Agama
Tabel 2. 7 Komposisi Penduduk RT 39 berdasarkan Agama
Tabel 2. 8 Komposisi Penduduk RT 36 berdasarkan Status Kawin
Tabel 2. 9 Komposisi Penduduk RT 37 berdasarkan Status Kawin
Tabel 2. 10 Komposisi Penduduk RT 39 berdasarkan Status Kawin
Tabel 2. 11 Komposisi Penduduk RT 36 berdasarkan Pekerjaan
Tabel 2. 12 Komposisi Penduduk RT 37 berdasarkan Pekerjaan
Tabel 2. 13 Komposisi Penduduk RT 39 berdasarkan Pekerjaan
Tabel 2. 14 Penggunaan Lahan Kawasan Studi
Tabel 2. 15 Penggunaan Lahan Kawasan Studi
Tabel 3. 1 Analisis Sederhana Fisiografi
Tabel 3. 2 Analisis Sederhana Kependudukan
Tabel 3. 3 Analisis Sederhana Penggunaan Lahan
Tabel 3. 4 Analisis Sederhana transportasi
Tabel 3. 5 Analisis Sederhana Sarana
Tabel 3. 6 Analisis Sederhana Prasarana
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Peta Kawasan Studi 10
Gambar 2. 1 Kelerengan pada salah satu wilayah studi (RT 36)
Gambar 2. 2 Keadaan Topografi Kawasan Studi
Gambar 2. 3 Sarana Peribadatan
Gambar 2. 4 Poskamling RT 36
Gambar 2. 5 Poskamling RT 39
Gambar 2. 6 Keadaan sisa kebakaran poskamling RT 37
Gambar 2. 7 Posyandu RT 36
Gambar 2. 8 keadaan kebakaran 9 tahun di RT 37
Gambar 2. 9 Posyandu yang dijadikan satu dengan poskamling RT 39
Gambar 2. 10 Jalan Sekunder
Gambar 2. 11 Jalan Lokal
Gambar 2. 12 Jalan Desa
Gambar 2. 13 Jaringan Drainase
Gambar 2. 14 Jaringan Persampahan
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan wilayah adalah suatu proses perencanaan pembangunan yang
dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih
baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan lingkungannya dalam wilayah
tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber daya yang
ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap, tetap berpegang
pada asas prioritas (Riyadi dan Bratakusumah, 2003).
Secara administratif luas keseluruhan kota Balikpapan menurut RTRW Tahun
2012-2032 adalah 81.495 Ha, yang terdiri dari luas daratan 50.330,57 Ha dan luas
lautan 31.164,03 Ha. Secara geografis Kota Balikpapan terletak pada posisi 116,5°
Bujur Timur dan 117,0° Bujur Timur serta diantara 1,0° Lintang Selatan dan 1,5°
Lintang Selatan (Dok.RPJMD, 2016-2021). Sejak 2012, wilayah administrasi Kota
Balikpapan terdiri dari 6 (enam) kecamatan dan 34 kelurahan (Balikpapan Dalam
Angka, 2020).
Kecamatan Balikpapan Utara dengan luas wilayah 132,16 km2 dan terdiri dari 6
Kelurahan (Kecamatan Balikpapan Utara Dalam Angka, 2020). Kelurahan Muara
Rapak merupakan salah satu kelurahan yang terdapat pada kecamatan Balikpapan
Utara, menurut Profil Kelurahan Muara Rapak Tahun 2019 dengan luas 3,5 Km2
serta memiliki jumlah penduduk terdapat 29,982 jiwa, dan kepadatan penduduknya
8,493,48 jiwa per km2 (Kecamatan Balikpapan Utara Dalam Angka, 2020).
Kawasan kumuh adalah kawasan di mana rumah dan kondisi hunian
masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk. Rumah maupun sarana dan prasarana
yang ada tidak sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan,
kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi
maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan
fasilitas sosial lainnya (Kurniasih, 2007).
Undang-undang no. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang pasal 1. Kawasan
adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya. Penataan ruang
adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang. Pengaturan penataan ruang adalah upaya
pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
dalam penataan ruang.
1
Berdasarkan RTRW Kota Balikpapan 2020, Kelurahan Muara Rapak memiliki
fungsi sebagai kawasan peruntukan perumahan kepadatan tinggi serta kawasan
peruntukan industri besar. Kelurahan Muara Rapak terletak di titik kilometer 0 yang
merupakan pusat Kota Balikpapan. Di wilayah tersebut juga terdapat banyak sekali
fasilitas, diantaranya adalah perdagangan dan jasa seperti Plaza Ramayana dan
Pasar Muara Rapak, pendidikan, kesehatan serta fasilitas peribadatan. Berdasarkan
RDTR dan RTRW, permukiman pada Kelurahan Muara Rapak memiliki kepadatan
yang sangat tinggi, hal ini sesuai dengan peruntukkan kawasan pada RTRW kota
Balikpapan tahun 2012 pasal 50 ayat 2 dimana Kelurahan Muara Rapak
diperuntukkan sebagai permukiman dengan kepadatan tinggi. Karena kepadatan yang
tinggi ini maka berdampak pada minimnya jalur api sedangkan menurut Standar
Nasional Indonesia garis sempadan bangunan untuk pemukiman berkisar antara 3-5
meter. Dan kondisi existing yang diamati melalui google earth 2020, pada kawasan
permukiman Kelurahan Muara Rapak didapati bahwa garis sempadan bangunan pada
kawasan permukiman tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan, sehingga
hal ini dapat meningkatkan resiko kebakaran terjadi.
Kawasan RT 36, RT 37, RT 39 Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan
Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, memiliki isu yang mencakup
empat aspek berupa penggunaan lahan, kependudukan, transportasi, sarana dan
prasarana. Kawasan permukiman dengan penataan yang berantakan, kerapatan
bangunan, kondisi bangunan semi-permanen, jalanan yang tidak berpola dan
berbahaya dengan lebar jalan kurang dari 1 meter, ruang terbuka hijau yang minim,
tidak adanya lahan parkir sehingga ada beberapa warga yang parkir di bahu jalan
serta halaman warga lainnya, kebersihan lingkungan yang kurang terjaga, fasilitas
umum yang kurang memadai seperti posyandu dan poskamling. Oleh karena itu,
diperlukan arahan penataan permukiman dengan perencanaan efektif untuk
mewujudkan kawasan yang sehat, aman, dan nyaman bagi masyarakat yang tinggal
di sekitarnya.
2
kependudukan, penggunaan lahan, transportasi, sarana dan prasarana di antaranya
sebagai berikut :
A. Aspek Kependudukan
1. Kepadatan penduduk yang tinggi sehingga menyebabkan pertumbuhan
kawasan penduduk yang tinggi pula.
B. Aspek Penggunaan Lahan
1. Penataan ruang dan penataan bangunan kawasan penduduk yang
kurang tertata sehingga menyebabkan citra dan estetika kawasan yang
menjadi buruk .
C. Aspek Sarana dan Prasarana
1. Minimnya tempat pembuangan sampah sehingga banyak warga
membuang sampah di saluran drainase.
2. Posyandu dan Poskamling yang tidak tersedia di RT 37
3. Keterbatasan ketersedian lahan parkir dan garasi pribadi sehingga
sebagian warga menggunakan bahu jalan sebagai lahan parkir.
3
terkait penggunaan lahan terbatas, sarana dan prasarana. Adapun sasaran
perencanaan pada wilayah studi antara lain:
1. Mengidentifikasi karakteristik dan mengevaluasi wilayah studi berdasarkan aspek
fisiografis, kependudukan, penggunaan lahan, transportasi, sarana dan
prasarana di RT 36, RT 37, dan RT 39 pada Kawasan Kelurahan Muara Rapak.
2. Menganalisis permasalahan pada wilayah studi berdasarkan aspek fisiografis,
kependudukan, penggunaan lahan, transportasi sarana dan prasarana di RT 36,
RT 37, dan RT 39 pada Kawasan Kelurahan Muara Rapak.
3. Melakukan analisa sederhana dan membuat arahan kebijakan strategi
perencanaan berdasarkan data-data yang telah didapatkan sebelumnya pada
wilayah studi untuk menentukan strategi perencanaan yang baik dan tepat untuk
dilakukan kedepannya agar dapat diperoleh hasil yang sebaik mungkin.
4
Adapun batas-batas kawasan studi terhadap RT 36, RT 37 dan RT 39
Kelurahan Muara Rapak antara lain sebagai berikut:
Batas RT 36
Utara : Jalan
Timur : RT 37
Selatan : RT 38
Barat : RT 38
Batas RT 37
Utara : RT 36
Timur : RT 34
Selatan : RT 38
Barat : RT 35
Batas RT 39
Utara : RT 35 dan RT 35
Timur : Jalan
Selatan : RT 40
Barat : Batas Tanah
5
1.6 Desain Survei
Berikut merupakan Desain Survei pada kawasan RT 36, RT 37, dan RT 39 Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan
Utara, Kota Balikpapan
Tabel 1.1 Desain Survei Kawasan RT 36, RT 37, dan RT 39 Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan
Metode
Metode
Pengumpulan
Sasaran Variabel Sub Variabel Sumber Data Analisis Output
Data yang
Data
Dibutuhkan
6
Kependudukan ● Jumlah Data Sekunder Survei Kualitatif Untuk
dan - Data Sekunder dan mendapatkan
Kepadatan Kelurahan Komposisi kuantitatif jumlah dan
Penduduk Muara Rapak Penduduk: kepadatan
● Komposisi 2020 a. Jenis penduduk serta
Penduduk - Citra Satelit Kelamin komposisi
Google Earth, b. Agama penduduk.
2021 c. Status
Kawin
d. Pekerjaan
7
Sarana Sarana Data primer Survei primer Kualitatif Untuk
- Kesehatan dan mendapatkan
- Keamanan kuantitatif data terhadap
- Peribadatan sarana yang
terdapat pada
kawasan studi.
Menganalisis Potensi Potensi Fisik - Fisiografi Survei Primer Hasil dari Untuk
permasalahan pada Kawasan Studi dan Non-Fisik - Kependudukan Mengidentifi mendapatkan
wilayah studi berdasarkan pada Kawasan - Penggunaan kasi Potensi pada
aspek fisiografis, Studi lahan Kawasan Kawasan Studi.
kependudukan, - Transportasi Studi
penggunaan lahan, - Sarana
transportasi, sarana dan - prasarana
8
prasarana di RT 36, RT
37, dan RT 30 pada
Kawasan Kelurahan Muara
Rapak.
Melakukan analisa Konsep Aspek Karakteristik Fisik Survei Primer Hasil dari Untuk
sederhana dan membuat Pengembanga Permasalahan dan Non-Fisik Mengidentifi mendapatkan
arahan kebijakan n Kawasan Studi kasi Konsep
berdasarkan data-data Kawasan Pengembangan
yang telah didapatkan Studi Kawasan Studi
sebelumnya pada wilayah
studi untuk menentukan
strategi perencanaan yang
baik dan tepat untuk
dilakukan kedepannya
agar dapat diperoleh hasil
yang sebaik mungkin.
9
10
BAB II
GAMBARAN UMUM KAWASAN
2.1 Fisiografi
2.1.1 Topografi
Topografi merupakan perbedaan tinggi rendah daerah dipermukaan bumi,
baik berupa daerah dataran/landai, bergelombang/berbukit dan pegunungan
(Sumedi, 2014). Topografi adalah kenampakan fisik dan artifisial (kultural dan hasil
budaya manusia) di permukaan bumi (Suprapto, 2004). Data topografi digunakan
untuk menentukan aliran drainase, jaringan jalan, wilayah potensial untuk kegiatan
tertentu (kemiringan 5%) potensial untuk perumahan dan diatas 40% untuk fungsi
lindung).
Berdasarkan BPS Kota Balikpapan pada tahun 2018 Kelurahan Muara
Rapak memiliki Luas wilayah sebesar 210 Ha dengan ketinggian 201,50 ha di atas
permukaan laut. Kemudian pada Kawasan RT 36 memiliki ketinggian 23,792 m,
11
pada kawasan RT 37 memiliki ketinggian 19,479 m, pada kawasan RT 39 memiliki
ketinggian 17,215 m.
Kemampuan suatu lahan merupakan suatu potensi lahan untuk digunakan
di berbagai system dan dalam suatu lahan didasarkan pada faktor dan juga
kendala sebagai penghambat. Faktor yang sangat menentukan besar kecilnya
kerusakan suatu tanah oleh erosi ialah pada kemiringan suatu lahan. Pada
Kelurahan Muara Rapak dominan memiliki kelerengan sebesar 20% - 40%.
12
13
2.1.2 Jenis Tanah
Formasi geologi Kota Balikpapan terdiri dari Miosin Atas dan Alluvial Undak
Terumbu Koral. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa Meosin Atas mencapai luas
20.937 Ha, dan Alluvial Undak Terumbu Koral mencapai luas 31.743 Ha. sebagian
besar lahan di Kota Balikpapan berjenis podsolik merah kuning dan pasir kwarsa dan
bertekstur kasar serta ikatan batuan yang lemah, disebabkan tanah tersebut dibentuk
dari jenis batuan yang berumur relatif muda. Sedangkan sifat tanahnya sangat mudah
tererosi dan jenuh akan air.
Jenis tanah yang terdapat di Kota Balikpapan adalah sebagai berikut :
○ Alluvial, terdiri dari material pasir, lempung dan lumpur yang terbentuk dalam
lingkungan sungai dan pantai. Jenis tanah ini menempati kira-kira seluas 5%
dari wilayah Kota Balikpapan. Pada jenis tanah Alluvial ini tersedia minimal
cukup unsur hara yang berguna bagi tumbuh-tumbuhan namun sebagian
besar tanah ini dipengaruhi oleh unsur bahan induk sehingga menjadikan
kurang subur bagi lahan pertanian.
○ Podsolik Merah Kuning, jenis tanah ini menempati wilayah Kota Balikpapan
sekitar 80%, keadaan tekstur tanah liat, porositas jelek dan mudah larut
bersama air.
○ Tanah Pasir, sekitar 15% dari wilayah Kota Balikpapan, tanah pasir ini
mengandung kuarsa, lempung serta serpih dengan sisipan napal dan batu
bara, berwarna kecoklatan agak kelabu, porositas baik, rapuh dan tingkat
erosi sangat tinggi.
2.1.3 Hidrologi
Kota Balikpapan mempunyai potensi hidrologi yang meliputi air tanah
dan air permukaan atau sungai. Kedua duanya masuk dalam kategori yang cukup
baik. Dikarenakan keadaan topografi dan fisiografi di daerah bukit, pembentukan
rupa arus air tanah dialiri ke selatan kota dari utara Balikpapan.
2.2 Kependudukan
Penduduk adalah orang orang yang berdomisili atau bertempat tinggal
tetap di wilayah negara Indonesia, yang dapat dibedakan menjadi Warga Negara
Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA). Kependudukan adalah hal ihwal
14
yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran,
perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta
ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Adapun
kondisi kependudukan di kawasan RT 36, RT 37, RT 39 Kelurahan Muara Rapak
mencakup beberapa unsur kependudukan yaitu berdasarkan komposisi dan
kepadatan penduduk.
15
perbandingan antara penduduk laki-laki dan perempuan yang menempati suatu
daerah dan untuk menentukan kebijakan yang harus dikeluarkan apabila
terdapat isu yang timbul akibat persentase penduduk yang lebih besar sekian
persen dibanding persentase lawan jenisnya. Komposisi penduduk RT 36, 37,
39 Kelurahan Muara Rapak berdasarkan jenis kelamin tertera pada tabel-tabel
berikut:
Laki-laki Perempuan
346 jiwa
190 jiwa 156 jiwa
Laki-laki Perempuan
236 jiwa
119 jiwa 117 jiwa
Laki-laki Perempuan
295 jiwa
150 jiwa 145 jiwa
16
Kelurahan Muara Rapak. Dengan jumlah total keseluruhan laki-laki dari ketiga
RT sebanyak 459 jiwa sedangkan total keseluruhan perempuan dari ketiga RT
sebanyak 418. Dalam hal ini maka komposisi penduduk laki-laki jauh lebih
besar dibandingkan dengan perempuan.
B. Berdasarkan Agama
Komposisi penduduk berdasarkan agama adalah susunan atau
pengelompokan penduduk berdasarkan agama yang dianut oleh penduduk
yang terdapat pada suatu daerah. Fungsi dari pengelompokan penduduk
berdasarkan agama adalah mengetahui jumlah atau perbandingan antara satu
pemeluk agama dengan pemeluk agama lainnya yang menempati suatu
daerah. Di Indonesia sendiri terdapat 6 agama diakui pemerintah yakni Islam,
Kristen, Katholik, Budha, Hindu, dan Konghucu. Komposisi penduduk RT 36,
37, 39 Kelurahan Muara Rapak berdasarkan agama tertera pada tabel-tabel
berikut:
Kristen 27 11 27
Katholik 1 0 1
Budha 2 2 4
Hindu 0 0 0
Konghucu 0 0 0
Total 346
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020
17
Islam 117 114 231
Kristen 1 3 4
Katholik 0 0 0
Budha 1 0 1
Hindu 0 0 0
Konghucu 0 0 0
Total 236
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020
Kristen 1 1 2
Katholik 0 0 0
Budha 0 0 0
Hindu 0 0 0
Konghucu 0 0 0
Total 295
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020
Berdasarkan data yang ada pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa
mayoritas penduduk kawasan RT 36, RT 37 dan RT 39 Kelurahan Muara
Rapak ialah pemeluk agama islam.
18
penduduk yang belum kawin, sudah kawin, cerai hidup, dan cerai mati pada
suatu daerah. Komposisi penduduk RT 36, 37, 39 Kelurahan Muara Rapak
berdasarkan status kawin tertera pada tabel-tabel berikut:
Kawin 70 75 145
Cerai Hidup 11 7 18
Cerai Mati 2 11 13
Total 346
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020
Kawin 53 53 106
Cerai Hidup 4 6 10
Cerai Mati 4 7 11
Total 236
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020
Kawin 68 69 137
Cerai Hidup 4 3 7
19
Cerai Mati 3 14 17
Total 295
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020
D. Berdasarkan Pekerjaan
Komposisi penduduk berdasarkan pekerjaan adalah jenis
pengelompokan penduduk pada suatu daerah berdasarkan pekerjaan yang
dimiliki oleh penduduk yang ada pada suatu daerah. Fungsi dari
pengelompokan penduduk berdasarkan pekerjaan adalah untuk mengetahui
jumlah dan perbandingan penduduk yang belum bekerja atau tidak bekerja,
sudah bekerja dan masih mengenyam pendidikan. Komposisi penduduk RT 36,
37, 39 Kelurahan Muara Rapak berdasarkan mata pencaharian tertera pada
tabel-tabel berikut:
Belum/Tidak
57 43 100
Bekerja
IRT 0 66 66
Pelajar/Mahasi
27 18 45
swa
Pensiunan 1 1 2
PNS 1 4 5
TNI 1 0 1
Kepolisian RI 2 0 2
Perdagangan 0 1 1
Petani/Pekebu
1 0 1
n
Karyawan
49 12 61
Swasta
20
BUMN 1 2 3
Honorer 1 2 3
Buruh Lepas 15 0 15
Tukang Kayu 1 0 1
Mekanik 4 0 4
Perawat 0 2 2
Sopir 3 0 3
Pedagang 11 2 13
Wiraswasta 13 4 17
Lainnya 1 0 1
Total 346
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020
Belum/Tidak
40 33 73
Bekerja
IRT 0 52 52
Pelajar/Maha
12 16 28
siswa
Pensiunan 1 0 1
PNS 1 0 1
TNI 1 0 1
Kepolisian
0 0 0
RI
Perdaganga
0 0 0
n
Petani/Peke
2 0 2
bun
21
Karyawan
36 12 48
Swasta
BUMN 1 0 1
Honorer 0 0 0
Buruh Lepas 8 0 8
Tukang
0 0 0
Kayu
Mekanik 2 0 2
Perawat 0 0 0
Sopir 0 0 0
Pedagang 8 2 10
Wiraswasta 5 1 6
Wartawan 1 0 1
Lainnya 1 1 2
Total 236
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020
Belum/Tidak
31 41 72
Bekerja
IRT 0 74 74
Pelajar/Mahasi
36 19 55
swa
Pensiunan 0 0 0
PNS 1 2 1
TNI 0 0 0
Kepolisian RI 0 0 0
22
Perdagangan 0 1 1
Nelayan/Perik
1 0 1
anan
Petani/Pekebu
0 0 0
n
Karyawan
29 4 33
Swasta
BUMN 1 1 2
Honorer 1 0 1
Buruh Lepas 21 0 21
Tukang Kayu 0 0 0
Mekanik 2 0 2
Perawat 0 0 0
Guru 1 1 2
Sopir 4 0 4
Pedagang 13 2 15
Wiraswasta 8 2 10
Lainnya 1 0 1
Total 295
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020
Berdasarkan tabel yang tertera dapat dilihat bahwa sebagian besar
mata pencaharian penduduk RT 36, RT 37, RT .39 kelurahan Muara Rapak.
Komposisi penduduk berdasarkan pekerjaan ini tentunya berpengaruh terhadap
kepadatan penduduk. Sebab suatu wilayah yang memiliki kepadatan penduduk
yang tinggi harus mempunyai lapangan pekerjaan yang memadai agar
penduduknya tidak pengangguran sehingga penduduk sekitar dapat bekerja
menjadi karyawan.
23
terbangun yang mengarah pada bentang tanah yang ditetapkan memiliki fungsi
tertentu. Setiap lahan yang terbentang di permukaan bumi memiliki
peruntukannya masing-masing, misalnya kawasan pemukiman yang
diperuntukkan untuk pemukiman atau tempat tinggal. Penggunaan lahan perlu
meninjau dari potensi alamiah yang dimiliki oleh kawasan tersebut.
Berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor 20 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial
Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang menetapkan ada 4
komponen fisik utama yang harus diperhatikan, antara lain klimatologi,
topografi, hidrologi dan geologi serta beberapa komponen tambahan antara lain
sumber daya mineral/bahan galian, bencana alam dan penggunaan lahan.
Peraturan Menteri PU nomor 41 tahun 2007 mengatur klasifikasi penggunaan
lahan menjadi dua kelompok besar, yaitu kawasan lindung dan kawasan
budidaya.
Tabel 2. 14 Penggunaan Lahan Kawasan Studi
Luas Wilayah
Kelurahan RT Penggunaan Lahan
(km2)
RTH -
37
Kawasan Pemukiman 0.254
RTH -
39
Kawasan Pemukiman 0.486
24
2.4 Transportasi
Menurut Soegijatna Tjakranegara transportasi merupakan proses
memindahkan barang (commodity of goods) serta penumpang dari sebuah
tempat menuju tempat lain. Sehingga pengangkut akan menghasilkan jasa
angkutan maupun produksi jasa untuk masyarakat yang memerlukan dalam
pengiriman atau pemindahan barang. Menurut RTRW Kota Balikpapan Sistem
jaringan transportasi adalah suatu kesatuan pemindahan manusia atau barang
dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana
yang digerakan oleh manusia. Berikut adalah prasarana yang mendukung
transportasi wilayah studi.
Nomor
No Angkutan Warna Jalur
Umum
25
Berdasarkan data tabel diatas bahwa rute angkutan umum yang
melewati kawasan Kelurahan Muara Rapak berfungsi meminimalisir
penggunaan volume kendaraan yang digunakan.
2.5 Sarana
Sarana adalah sebuah perlengkapan yang terdiri dari berbagai
peralatan yang dijadikan sebagai bahan atau perabot yang secara langsung
dapat dipakai dalam beraktivitas atau berkegiatan (Bafadal : 2011).
26
masing-masing terdapat 1 (satu) sarana keamanan, sedangkan untuk kawasan
RT 37 tidak terdapat siskamling dikarenakan terbakar saat 2012 dan belum
dibangun kembali hingga saat ini.
Gambar 2. 4 Poskamling RT 36
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
Gambar 2. 5 Poskamling RT 39
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
27
Gambar 2. 6 Keadaan sisa kebakaran poskamling RT 37
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
Gambar 2. 7 Posyandu RT 36
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
28
Gambar 2. 8 keadaan kebakaran 9 tahun di RT 37
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
2.6 Prasarana
Prasarana (Jayadinata 1992 dalam Juliawan,2015:5) prasarana
merupakan suatu faktor potensial yang sangat penting dalam menentukan arah
dan masa depan perkembangan suatu wilayah, karena pembangunan tidak
akan sukses dan berjalan dengan baik tanpa dukungan prasarana yang
memadai, prasarana kota merupakan fasilitas umum yang menjadi penunjang
utama terselenggaranya suatu proses atau kegiatan dalam kota yang pada
akhirnya akan menentukan perkembangan kota.
29
2.6.1 Jaringan Jalan
Sistem transportasi tidak lepas dengan keberadaan jalan. Jalan
merupakan akses terpenting dalam distribusi ekonomi, prasarana jalan
membantu kelancaran ekonomi, barang, maupun jasa. Jaringan jalan
merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya ruas jalan yang saling
menghubungkan, jaringan jalan terdiri dari jaringan jalan sekunder dan jaringan
jalan primer. Berikut ini merupakan jaringan jalan yang terdapat pada RT 36, RT
37, RT 39 :
30
Gambar 2. 11 Jalan Lokal
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
31
2.6.2 Jaringan Drainase
32
Gambar 2. 14 Jaringan Persampahan
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
33
BAB III
ANALISA SEDERHANA
Analisis sederhana yang digunakan pada laporan tugas besar proses
perencanaan ini adalah analisis SWOT yang merupakan singkatan dari Strengths
(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats
(ancaman). Adapun SWOT analisis yang diambil setelah melakukan survei pada
kawasan RT 36, RT 37, dan RT 39 Kelurahan Muara Rapak Kota Balikpapan adalah
sebagai berikut.
3.1 Fisiografi
Tabel 3. 1 Analisis Sederhana Fisiografi
SWOT Penjelasan
3.2 Kependudukan
Tabel 3. 2 Analisis Sederhana Kependudukan
SWOT Penjelasan
34
Berdasarkan hasil data survei primer pada data kependudukan
Strengths Kelurahan Muara Rapak di RT 36, 37, dan 39 mayoritas
penduduk banyak yang bekerja sebagai pegawai swasta.
SWOT Penjelasan
35
3.4 Transportasi
Tabel 3. 4 Analisis Sederhana transportasi
SWOT Penjelasan
3.5 Sarana
Tabel 3. 5 Analisis Sederhana Sarana
SWOT Penjelasan
36
termasuk kawasan perumahan dengan kepadatan penduduk
sangat tinggi hal ini jelas menjadi sebuah kelemahan
dikarenakan apabila terjadi kondisi gawat darurat jarak tempuh
penduduk ke rumah sakit terdekat berjarak 5 Km.
3.6 Prasarana
Tabel 3. 6 Analisis Sederhana Prasarana
SWOT Penjelasan
37
- Jaringan drainase yang berdampak positif bagi penduduk
guna mengalirkan sisa pembuangan air masyarakat
setempat dan mengurangi potensi timbulnya genangan air.
Opportunities - Keadaan jaringan persampahan yang merupakan pusat
pembuangan ketiga RT yang mempermudah penduduk
dalam membuang sampah, sehingga tidak ditumpuk di
lingkungan sekitar pemukiman.
38
BAB IV
TUJUAN KONSEP PENGEMBANGAN
4.1 Fisiografi
Pengembangan dan pengelolaan kawasan menjadi tempat permukiman yang
strategis dan mempunyai fungsi lindung. Potensi pengembangan wilayah diidentifikasi
dengan indikator demografis, karakteristik sosial ekonomi, penggunaan lahan dan
infrastruktur, dan aksesibilitas. Sedangkan data peruntukan ruang dikelompokkan
dalam peruntukan fungsi kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Berdasarkan pada ketentuan Undang – Undang No 4 Tahun 1992 tentang
perumahan dan permukiman bahwa, peningkatan dan pengembangan pembangunan
perumahan dan permukiman dengan berbagai aspek permasalahannya perlu
diupayakan sehingga merupakan satu kesatuan fungsional dalam wujud tata ruang
fisik, kehidupan ekonomi, dan sosial budaya untuk mendukung ketahanan nasional,
mampu menjamin kelestarian lingkungan hidup, dan meningkatkan kualitas kehidupan
manusia Indonesia dalam berkeluarga , bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Beberapa pemikiran yang dapat dikembangkan untuk strategi pengembangan wilayah
di masa yang akan datang antara lain: alokasi sumber daya yang lebih seimbang,
melakukan peningkatan sumber daya manusia, melakukan pengembangan
kelembagaan dan aparat, melakukan pelayan masyarakat yang lebih efisien,
melakukan pembangunan prasarana dan sarana yang lebih memadai di ruang lingkup
masyarakat.
Menurut Arsyad, permasalahan pokok dalam pengembangan suatu daerah
adalah terletak pada penekanan kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan
pada kekhasan daerah tersebut yang bersangkutan dengan menggunakan potensi
sumber daya manusia dan dengan harapan pengembangan tersebut dapat dilakukan
secara optimal di masyarakat. Adapun rencana pengembangan dan pengelolaan yaitu
membangun kawasan tempat permukiman yang strategis dan mempunyai fungsi
lindung bagi masyarakat.
4.2 Kependudukan
Kawasan wilayah RT 36, RT 37, RT 39 Kelurahan Muara Rapak memiliki fungsi
sebagai kawasan peruntukan perumahan kepadatan tinggi menurut sip kp
ciptakarya. Perumusan konsep diawali dengan dengan identifikasi potensi dan
masalah di wilayah studi. Adapun permasalahan kependudukan pada wilayah studi
39
yaitu memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Identifikasi potensi dan permasalahan
tidak hanya mencakup perhatian pada masa saat ini, namun juga potensi dan masalah
yang akan berlanjut pada masa depan. Rencana pengembangan kependudukan
Kawasan RT 36, RT 37, dan RT 39 Kelurahan Muara Rapak yaitu: Menekan
pertumbuhan pendudukan dengan program Keluarga Berencana (KB), memberlakukan
tarif bagi para imigran, dan membangun rumah dengan jarak 3-5 meter.
4.4 Transportasi
Berdasarkan pada ketentuan Undang-undang No. 38 tahun 2004 tentang jalan
dan PP No. 34 Tahun 2006 tentang jalan, bahwa jalan arteri primer maupun sekunder
memiliki lebar 15 meter. . Untuk mengurangi kemacetan di lokasi tersebut maka
ditambahkan lahan parkir untuk meningkatkan fungsi jalan dan meningkatkan
kelancaran dan keselamatan lalu lintas. Menyediakan terminal penumpang dengan
jarak kurang lebih 200 meter. Selain itu disediakannnya lahan parkir untuk mendukung
sistem angkutan umum massal sehingga penumpang dapat memarkirkan kendaraan
kemudian menggunakan angkutan umum, dan adanya tarif parkir berjenjang untuk
setiap jam berikutnya, dengan harapan dapat menghidarkan/mengurangi penumpukan
kendaraan parkir.
4.5 Sarana
4.5.1 Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana untuk mengisi kebutuhan rohani yang
perlu disediakan di lingkungan permukiman agar para pemeluk agama dapat
melaksanakan kegiatan peribadatan dengan kondusif. Peningkatan kualitas dan
fasilitas sarana peribadatan dapat dilakukan dengan cara penyediaan tempat ibadah
40
dengan mempertimbangkan jangkauan radius area jemaat yang dapat dicakup, dan
tokoh agama untuk pelayanan jemaat terkait dengan keagamaan yang dianut.
4.6 Prasarana
4.6.1 Jaringan Jalan
Sistem transportasi tidak luput dari keberadaan jalan, jalan merupakan akses
terpenting dalam aspek distribusi ekonomi, prasarana jalan membantu kelancaran
dalam ekonomi, barang, maupun jasa. Berdasarkan RTRW Kota Balikpapan Sistem
Jaringan Jalan merupakan satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan
mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh
pelayanannya dalam satu hubungan hierarkis.
41
kurang sedap dan merusak estetika kawasan wilayah RT 39. Oleh sebab itu,
diperlukannya peremajaan prasarana jaringan persampahan untuk menampung limbah
atau sisa pembuangan tersebut, serta menerapkan kebiasaan pada masyarakat
setempat untuk mengolah dan memilah limbah.
42
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan identifikasi masalah dan gambaran umum, yang telah dipaparkan
mulai dari rumusan tujuan dalam pembuatan laporan, survei, dan pengambilan data
yang digunakan dalam menunjang penyusunan laporan, dan melakukan analisis
sederhana dalam menentukan proses perencanaan guna menentukan kebijakan yang
dapat dilakukan untuk menangani permasalahan yang terdapat pada kawasan wilayah
RT 36, RT 37, dan RT 39 Kelurahan Muara Rapak, kemudian merumuskan upaya
penanganan berdasarkan analisis yang telah dilakukan.
Kawasan wilayah studi RT 36, RT 37, dan RT 39 Kelurahan Muara Rapak
terletak di Kecamatan Balikpapan Utara, kawasan RT 36 memiliki ketinggian 23,792
m, pada kawasan RT 37 memiliki ketinggian 19,479 m, pada kawasan RT 39 memiliki
ketinggian 17,215 m. Dengan kondisi wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang
tinggi rencana pengembangan kependudukan pada kawasan RT 36, RT 37, dan RT 39
Kelurahan Muara Rapak yakni dengan menekan pertumbuhan pendudukan dengan
program Keluarga Berencana (KB), memberlakukan tarif bagi para imigran, dan
membangun rumah dengan jarak 3-5 meter.
Selain dilakukan penekanan pertumbuhan penduduk, dan pemberlakuan
pembangunan rumah kawasan wilayah tentunya memerlukan pengelolaan
penggunaan lahan yakni dengan tidak memarkirkan kendaraan di bahu jalan sehingga
menjadi kawasan yang tertata dan tidak mengganggu estetika. Dengan memiliki
pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi maka diperlukan adanya perencanaan
penataan sarana dan prasarana agar kawasan menjadi lebih tertata dan tidak terlihat
kumuh.
Dengan memiliki pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi maka diperlukan
adanya perencanaan penataan sarana dan prasarana agar kawasan menjadi lebih
tertata dan tidak terlihat kumuh. Perencanaan konsep pengembangan tersebut
dimaksudkan agar penduduk mempunyai pilihan dalam upaya untuk memperoleh
kenyamanan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
43
44
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2020. Kota Balikpapan Dalam Angka 2020. Kalimantan Timur
2020 Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2018. Kota Balikpapan Dalam Angka Tahun 2018. Kalimantan
Timur: BPS.
Bafadal, Ibrahim. (2011). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Perda Kota Balikpapan Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan Tahun
2010-2030.
Perda Kota Balikpapan Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan
Tahun 2012-2032.
Perda Kota Balikpapan Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan
Tahun 2020.
45
Riyadi dan Deddy Supriady Bratakusumah, 2003, Perencanaan Pembangunan
Daerah; Strategi Menggali Potensi dan Mewujudkan Otonomi Daerah, Bandung;
Gramedia.
46
Lampiran
47
Lampiran 1.2 Salah Satu Halaman Penduduk yang dijadikan Lahan Parkir
48