Anda di halaman 1dari 54

1

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam
menyusun laporan dengan “KAWASAN KUMUH” dengan kawasan yang terletak di,
Jalan Borobudur RT 36, RT 37, RT 39 Kelurahan Muara Rapak, Kota Balikpapan,
Provinsi Kalimantan Timur, sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Kami juga ingin
mengucapkan terimakasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan proses perencanaan ini dan berbagai sumber yang kami pakai
sebagai data dalam penyempurnaan laporan ini.

Dengan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


yang terhormat :

1. Ibu Devi Triwidya Sitaresmi, S.T., M.T. selaku dosen pengampu I.

2. Bapak Mohtana Kharisma Kadri, S.T, M.Eng. Selaku dosen pengampu II.

3. Terima kasih kepada teman-teman yang sudah membantu dalam


penyelesaian tugas besar proses perencanaan.

Penulis mengakui jika hanyalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam


berbagai hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat
sempurna. Begitu pula dengan laporan ini yang telah diselesaikan. Penulis
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang dimiliki. Dimana
Penulis juga memiliki keterbatasan kemampuan.

Maka dari itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang akan kami
jadikan sebagai batu loncatan agar dapat memperbaiki laporan di masa mendatang.
Sehingga laporan berikutnya dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.

Balikpapan, April 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3 Rumusan masalah 3
1.4 Tujuan dan sasaran 3
1.5 Ruang Lingkup 4
1.5.1 Ruang Lingkup Pembahasan 4
1.5.2 Ruang Lingkup Kawasan 4
1.6 Desain Survei 6
BAB II 11
GAMBARAN UMUM KAWASAN 11
2.1 Fisiografi 11
2.1.1 Topografi 11
2.1.2 Jenis Tanah 12
2.1.3 Hidrologi 13
2.2 Kependudukan 13
2.2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk 13
2.2.2 Komposisi Penduduk 14
2.3 Penggunaan Lahan 22
2.4 Transportasi 23
2.4.1 Angkutan Umum 23
2.5 Sarana 24
2.5.1 Sarana Peribadatan 24
2.5.2 Sarana Keamanan 24
2.5.3 Sarana Kesehatan 26

3
2.6 Prasarana 27
2.6.1 Jaringan Jalan 28
2.6.2 Jaringan Drainase 30
2.6.3 Jaringan Persampahan 30
BAB III 32
ANALISA SEDERHANA 32
3.1 Fisiografi 32
3.2 Kependudukan 32
3.3 Penggunaan Lahan 33
3.4 Transportasi 34
3.5 Sarana 34
3.6 Prasarana 35
BAB IV 37
TUJUAN KONSEP PENGEMBANGAN 37
4.1 Fisiografi 37
4.2 Kependudukan 37
4.3 Penggunaan Lahan 38
4.4 Transportasi 38
4.5 Sarana 38
4.5.1 Sarana Peribadatan 38
4.5.2 Sarana Kesehatan 39
4.5.3 Sarana Keamanan 39
4.6 Prasarana 39
4.6.1 Jaringan Jalan 39
4.6.2 Jaringan Drainase 39
4.6.3 Jaringan Persampahan 39
BAB V 41
PENUTUP 41
5.1 Kesimpulan 41
DAFTAR PUSTAKA 42
Lampiran 44

4
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Desain Survei Kawasan RT 36, RT 37, dan RT 39 Kelurahan Muara Rapak,
Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan 6
Tabel 2. 1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kawasan RT 36, RT 37, RT 39 Kelurahan
Muara Rapak
Tabel 2. 2 Komposisi Penduduk RT 36 berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2. 3 Komposisi Penduduk RT 37 berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2. 4 Komposisi Penduduk RT 39 berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2. 5 Komposisi Penduduk RT 36 berdasarkan Agama
Tabel 2. 6 Komposisi Penduduk RT 37 berdasarkan Agama
Tabel 2. 7 Komposisi Penduduk RT 39 berdasarkan Agama
Tabel 2. 8 Komposisi Penduduk RT 36 berdasarkan Status Kawin
Tabel 2. 9 Komposisi Penduduk RT 37 berdasarkan Status Kawin
Tabel 2. 10 Komposisi Penduduk RT 39 berdasarkan Status Kawin
Tabel 2. 11 Komposisi Penduduk RT 36 berdasarkan Pekerjaan
Tabel 2. 12 Komposisi Penduduk RT 37 berdasarkan Pekerjaan
Tabel 2. 13 Komposisi Penduduk RT 39 berdasarkan Pekerjaan
Tabel 2. 14 Penggunaan Lahan Kawasan Studi
Tabel 2. 15 Penggunaan Lahan Kawasan Studi
Tabel 3. 1 Analisis Sederhana Fisiografi
Tabel 3. 2 Analisis Sederhana Kependudukan
Tabel 3. 3 Analisis Sederhana Penggunaan Lahan
Tabel 3. 4 Analisis Sederhana transportasi
Tabel 3. 5 Analisis Sederhana Sarana
Tabel 3. 6 Analisis Sederhana Prasarana

5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Peta Kawasan Studi 10
Gambar 2. 1 Kelerengan pada salah satu wilayah studi (RT 36)
Gambar 2. 2 Keadaan Topografi Kawasan Studi
Gambar 2. 3 Sarana Peribadatan
Gambar 2. 4 Poskamling RT 36
Gambar 2. 5 Poskamling RT 39
Gambar 2. 6 Keadaan sisa kebakaran poskamling RT 37
Gambar 2. 7 Posyandu RT 36
Gambar 2. 8 keadaan kebakaran 9 tahun di RT 37
Gambar 2. 9 Posyandu yang dijadikan satu dengan poskamling RT 39
Gambar 2. 10 Jalan Sekunder
Gambar 2. 11 Jalan Lokal
Gambar 2. 12 Jalan Desa
Gambar 2. 13 Jaringan Drainase
Gambar 2. 14 Jaringan Persampahan

6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan wilayah adalah suatu proses perencanaan pembangunan yang
dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih
baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan lingkungannya dalam wilayah
tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber daya yang
ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap, tetap berpegang
pada asas prioritas (Riyadi dan Bratakusumah, 2003).
Secara administratif luas keseluruhan kota Balikpapan menurut RTRW Tahun
2012-2032 adalah 81.495 Ha, yang terdiri dari luas daratan 50.330,57 Ha dan luas
lautan 31.164,03 Ha. Secara geografis Kota Balikpapan terletak pada posisi 116,5°
Bujur Timur dan 117,0° Bujur Timur serta diantara 1,0° Lintang Selatan dan 1,5°
Lintang Selatan (Dok.RPJMD, 2016-2021). Sejak 2012, wilayah administrasi Kota
Balikpapan terdiri dari 6 (enam) kecamatan dan 34 kelurahan (Balikpapan Dalam
Angka, 2020).
Kecamatan Balikpapan Utara dengan luas wilayah 132,16 km2 dan terdiri dari 6
Kelurahan (Kecamatan Balikpapan Utara Dalam Angka, 2020). Kelurahan Muara
Rapak merupakan salah satu kelurahan yang terdapat pada kecamatan Balikpapan
Utara, menurut Profil Kelurahan Muara Rapak Tahun 2019 dengan luas 3,5 Km2
serta memiliki jumlah penduduk terdapat 29,982 jiwa, dan kepadatan penduduknya
8,493,48 jiwa per km2 (Kecamatan Balikpapan Utara Dalam Angka, 2020).
Kawasan kumuh adalah kawasan di mana rumah dan kondisi hunian
masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk. Rumah maupun sarana dan prasarana
yang ada tidak sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan,
kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi
maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan
fasilitas sosial lainnya (Kurniasih, 2007).
Undang-undang no. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang pasal 1. Kawasan
adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya. Penataan ruang
adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang. Pengaturan penataan ruang adalah upaya
pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
dalam penataan ruang.

1
Berdasarkan RTRW Kota Balikpapan 2020, Kelurahan Muara Rapak memiliki
fungsi sebagai kawasan peruntukan perumahan kepadatan tinggi serta kawasan
peruntukan industri besar. Kelurahan Muara Rapak terletak di titik kilometer 0 yang
merupakan pusat Kota Balikpapan. Di wilayah tersebut juga terdapat banyak sekali
fasilitas, diantaranya adalah perdagangan dan jasa seperti Plaza Ramayana dan
Pasar Muara Rapak, pendidikan, kesehatan serta fasilitas peribadatan. Berdasarkan
RDTR dan RTRW, permukiman pada Kelurahan Muara Rapak memiliki kepadatan
yang sangat tinggi, hal ini sesuai dengan peruntukkan kawasan pada RTRW kota
Balikpapan tahun 2012 pasal 50 ayat 2 dimana Kelurahan Muara Rapak
diperuntukkan sebagai permukiman dengan kepadatan tinggi. Karena kepadatan yang
tinggi ini maka berdampak pada minimnya jalur api sedangkan menurut Standar
Nasional Indonesia garis sempadan bangunan untuk pemukiman berkisar antara 3-5
meter. Dan kondisi existing yang diamati melalui google earth 2020, pada kawasan
permukiman Kelurahan Muara Rapak didapati bahwa garis sempadan bangunan pada
kawasan permukiman tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan, sehingga
hal ini dapat meningkatkan resiko kebakaran terjadi.
Kawasan RT 36, RT 37, RT 39 Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan
Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, memiliki isu yang mencakup
empat aspek berupa penggunaan lahan, kependudukan, transportasi, sarana dan
prasarana. Kawasan permukiman dengan penataan yang berantakan, kerapatan
bangunan, kondisi bangunan semi-permanen, jalanan yang tidak berpola dan
berbahaya dengan lebar jalan kurang dari 1 meter, ruang terbuka hijau yang minim,
tidak adanya lahan parkir sehingga ada beberapa warga yang parkir di bahu jalan
serta halaman warga lainnya, kebersihan lingkungan yang kurang terjaga, fasilitas
umum yang kurang memadai seperti posyandu dan poskamling. Oleh karena itu,
diperlukan arahan penataan permukiman dengan perencanaan efektif untuk
mewujudkan kawasan yang sehat, aman, dan nyaman bagi masyarakat yang tinggal
di sekitarnya.

1.2 Identifikasi Masalah


Terdapat beberapa permasalahan yang berada pada kawasan RT 36, RT 37,
RT 39 Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan,
Kalimantan Timur. Adapun masalah-masalah tersebut mencakup aspek Fisiografi,

2
kependudukan, penggunaan lahan, transportasi, sarana dan prasarana di antaranya
sebagai berikut :
A. Aspek Kependudukan
1. Kepadatan penduduk yang tinggi sehingga menyebabkan pertumbuhan
kawasan penduduk yang tinggi pula.
B. Aspek Penggunaan Lahan
1. Penataan ruang dan penataan bangunan kawasan penduduk yang
kurang tertata sehingga menyebabkan citra dan estetika kawasan yang
menjadi buruk .
C. Aspek Sarana dan Prasarana
1. Minimnya tempat pembuangan sampah sehingga banyak warga
membuang sampah di saluran drainase.
2. Posyandu dan Poskamling yang tidak tersedia di RT 37
3. Keterbatasan ketersedian lahan parkir dan garasi pribadi sehingga
sebagian warga menggunakan bahu jalan sebagai lahan parkir.

1.3 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah berdasarkan permasalahan yang terjadi pada
Kawasan RT 36, RT 38, RT 39 Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan
Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur sebagai berikut :
1. Bagaimana arahan penataan permukiman kumuh dengan kepadatan
penduduk tinggi, penggunaan lahan yang terbatas serta sarana dan prasarana
yang terbatas agar terlihat lebih tertata dan tidak terlihat kumuh?

1.4 Tujuan dan sasaran


Adapun tujuan dari perencanaan pada kawasan RT 36, RT 37, RT 39
Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan
Timur adalah untuk menyusun konsep proses perencanaan mengenai aspek-aspek
berupa penggunaan lahan, kependudukan, Transposrtasi, sarana dan prasarana,
sehingga menjadi kawasan permukiman yang efektif dengan melakukan
pengembangan sederhana melalui analisis sederhana. Hal ini dilakukan agar
kawasan tersebut menjadi kawasan yang nyaman, bersih, layak dan tertata rapi untuk
dijadikan tempat hunian bagi masyarakat, serta dapat mengoptimalkan permasalahan

3
terkait penggunaan lahan terbatas, sarana dan prasarana. Adapun sasaran
perencanaan pada wilayah studi antara lain:
1. Mengidentifikasi karakteristik dan mengevaluasi wilayah studi berdasarkan aspek
fisiografis, kependudukan, penggunaan lahan, transportasi, sarana dan
prasarana di RT 36, RT 37, dan RT 39 pada Kawasan Kelurahan Muara Rapak.
2. Menganalisis permasalahan pada wilayah studi berdasarkan aspek fisiografis,
kependudukan, penggunaan lahan, transportasi sarana dan prasarana di RT 36,
RT 37, dan RT 39 pada Kawasan Kelurahan Muara Rapak.
3. Melakukan analisa sederhana dan membuat arahan kebijakan strategi
perencanaan berdasarkan data-data yang telah didapatkan sebelumnya pada
wilayah studi untuk menentukan strategi perencanaan yang baik dan tepat untuk
dilakukan kedepannya agar dapat diperoleh hasil yang sebaik mungkin.

1.5 Ruang Lingkup


1.5.1 Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan dari hasil data tersebut adalah
aspek fisiografis, kependudukan, penggunaan lahan, transportasi, sarana dan
prasarana di kawasan studi RT 36, RT 37, RT 39 Kelurahan Muara Rapak.
Hasil data yang disajikan berupa deskripsi, tabel, grafik, peta serta kondisi
eksisting yang diperoleh dari survei sekunder dan survei primer. Aspek
Fisiografi meliputi topografi, jenis tanah, dan hidrologi. Aspek kependudukan
meliputi jumlah dan kepadatan penduduk serta komposisi penduduk Aspek
penggunaan lahan meliputi Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan perumahan.
Aspek sarana meliputi Kesehatan, Keamanan dan peribadatan. Aspek
prasarana meliputi jalan, jaringan drainase dan jaringan persampahan.

1.5.2 Ruang Lingkup Kawasan


Dalam penyusunan laporan ini membatasi pembahasan dengan
mengidentifikasi pada aspek fisiografi, kependudukan, penggunaan lahan,
transportasi sarana,dan prasarana. Luasan dari RT 36, RT 37, dan RT 39
Kelurahan Muara Rapak ini antara lain:
RT 36 : 0,709 km2
RT 37 : 0,254 km2
RT 39 : 0,486 km2

4
Adapun batas-batas kawasan studi terhadap RT 36, RT 37 dan RT 39
Kelurahan Muara Rapak antara lain sebagai berikut:
Batas RT 36
Utara : Jalan
Timur : RT 37
Selatan : RT 38
Barat : RT 38
Batas RT 37
Utara : RT 36
Timur : RT 34
Selatan : RT 38
Barat : RT 35
Batas RT 39
Utara : RT 35 dan RT 35
Timur : Jalan
Selatan : RT 40
Barat : Batas Tanah

5
1.6 Desain Survei
Berikut merupakan Desain Survei pada kawasan RT 36, RT 37, dan RT 39 Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan
Utara, Kota Balikpapan

Tabel 1.1 Desain Survei Kawasan RT 36, RT 37, dan RT 39 Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan

Metode
Metode
Pengumpulan
Sasaran Variabel Sub Variabel Sumber Data Analisis Output
Data yang
Data
Dibutuhkan

Mengidentifikasi Fisiografi 1. Topografi Data Sekunder Survey Kualitatif Untuk


karakteristik dan 2. Jenis tanah 1. BPS Kota Sekunder dan mendapatkan
mengevaluasi wilayah 3. Hidrologi Balikpapan 1. Ketinggian kuantitatif data ketinggian,
studi berdasarkan aspek Tahun 2020 2. Kelerengan kelerengan, serta
fisiografis, kependudukan, 2. Bappeda Kota 3. Sebaran sebarannya di
penggunaan lahan, Balikpapan Kelurahan Muara
transportasi, sarana dan Rapak
prasarana di RT 36, RT
37, dan RT 39 pada
Kawasan Kelurahan Muara
Rapak.

6
Kependudukan ● Jumlah Data Sekunder Survei Kualitatif Untuk
dan - Data Sekunder dan mendapatkan
Kepadatan Kelurahan Komposisi kuantitatif jumlah dan
Penduduk Muara Rapak Penduduk: kepadatan
● Komposisi 2020 a. Jenis penduduk serta
Penduduk - Citra Satelit Kelamin komposisi
Google Earth, b. Agama penduduk.
2021 c. Status
Kawin
d. Pekerjaan

Penggunaan - RTH Data sekunder Survei Kualitatif Untuk


Lahan - Perumaha - Citra Satelit Sekunder dan mendapatkan
n Google Earth, kuantitatif data berupa
2021 penggunaan
lahan.

Transportasi - Angkutan Data Sekunder Survei Kualitatif Mendapatkan


Umum - RTRW Kota Sekunder dan data angkutan
Balikpapan kuantitatif umum
Tahun
2012-2032

7
Sarana Sarana Data primer Survei primer Kualitatif Untuk
- Kesehatan dan mendapatkan
- Keamanan kuantitatif data terhadap
- Peribadatan sarana yang
terdapat pada
kawasan studi.

prasarana - Jaringan Data Primer Survei primer Kualitatif Untuk


Jalan dan mendapatkan
- Jaringan kuantitatif data terhadap
drainase prasarana yang
- Jaringan terdapat pada
persampah kawasan studi.
an

Menganalisis Potensi Potensi Fisik - Fisiografi Survei Primer Hasil dari Untuk
permasalahan pada Kawasan Studi dan Non-Fisik - Kependudukan Mengidentifi mendapatkan
wilayah studi berdasarkan pada Kawasan - Penggunaan kasi Potensi pada
aspek fisiografis, Studi lahan Kawasan Kawasan Studi.
kependudukan, - Transportasi Studi
penggunaan lahan, - Sarana
transportasi, sarana dan - prasarana

8
prasarana di RT 36, RT
37, dan RT 30 pada
Kawasan Kelurahan Muara
Rapak.

Melakukan analisa Konsep Aspek Karakteristik Fisik Survei Primer Hasil dari Untuk
sederhana dan membuat Pengembanga Permasalahan dan Non-Fisik Mengidentifi mendapatkan
arahan kebijakan n Kawasan Studi kasi Konsep
berdasarkan data-data Kawasan Pengembangan
yang telah didapatkan Studi Kawasan Studi
sebelumnya pada wilayah
studi untuk menentukan
strategi perencanaan yang
baik dan tepat untuk
dilakukan kedepannya
agar dapat diperoleh hasil
yang sebaik mungkin.

9
10
BAB II
GAMBARAN UMUM KAWASAN
2.1 Fisiografi

Fisiografis adalah ilmu yang mempelajari suatu wilayah berdasarkan


fisiknya yang terdiri dari topografi, hidrologi, geologi, klimatologi, serta vegetasi.
Topografi yaitu meliputi ketinggian dan kelerengan suatu tempat. Geologi meliputi
jenis batupasir dan jenis tanah. Klimatologi meliputi suhu, curah hujan, arah mata
angin, kelembaban, dan kecepatan angin. Vegetasi meliputi jumlah dan jenis
tumbuhan yang ada pada suatu wilayah.
Secara umum ketinggian kota Balikpapan antara 0 meter sampai 100
meter di bawah permukaan laut. Kemiringan dan ketinggian permukaan tanah dari
permukaan air laut beragam, mulai yang terendah dari wilayah pantai dengan
ketinggian 0 meter sampai dengan wilayah berbukit dengan ketinggian 100 meter
dari permukaan laut (d.p.l). Ketinggian 0-10 mdpl memiliki luas 6.980,00 ha atau 13
% dari wilayah kota Balikpapan. Ketinggian >10-20 mdpl memiliki luas 17.260,00
ha, sedangkan ketinggian >20-100 mdpl memiliki luas sebesar 26.090,57 ha.
Balikpapan memiliki kelembaban udara sekitar 85%, dengan suhu
rata-rata pada siang hari 30,2˚C dan suhu-suhu rata pada malam hari 24,2˚C.
Balikpapan berhawa panas dan lembab yang dipengaruhi oleh angin laut. Hampir
75% luas Balikpapan masih berupa hutan yang ditumbuhi berbagai flora endemic.

2.1.1 Topografi
Topografi merupakan perbedaan tinggi rendah daerah dipermukaan bumi,
baik berupa daerah dataran/landai, bergelombang/berbukit dan pegunungan
(Sumedi, 2014). Topografi adalah kenampakan fisik dan artifisial (kultural dan hasil
budaya manusia) di permukaan bumi (Suprapto, 2004). Data topografi digunakan
untuk menentukan aliran drainase, jaringan jalan, wilayah potensial untuk kegiatan
tertentu (kemiringan 5%) potensial untuk perumahan dan diatas 40% untuk fungsi
lindung).
Berdasarkan BPS Kota Balikpapan pada tahun 2018 Kelurahan Muara
Rapak memiliki Luas wilayah sebesar 210 Ha dengan ketinggian 201,50 ha di atas
permukaan laut. Kemudian pada Kawasan RT 36 memiliki ketinggian 23,792 m,

11
pada kawasan RT 37 memiliki ketinggian 19,479 m, pada kawasan RT 39 memiliki
ketinggian 17,215 m.
Kemampuan suatu lahan merupakan suatu potensi lahan untuk digunakan
di berbagai system dan dalam suatu lahan didasarkan pada faktor dan juga
kendala sebagai penghambat. Faktor yang sangat menentukan besar kecilnya
kerusakan suatu tanah oleh erosi ialah pada kemiringan suatu lahan. Pada
Kelurahan Muara Rapak dominan memiliki kelerengan sebesar 20% - 40%.

Gambar 2. 1 Kelerengan pada salah satu wilayah studi (RT 36)

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

12
13
2.1.2 Jenis Tanah
Formasi geologi Kota Balikpapan terdiri dari Miosin Atas dan Alluvial Undak
Terumbu Koral. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa Meosin Atas mencapai luas
20.937 Ha, dan Alluvial Undak Terumbu Koral mencapai luas 31.743 Ha. sebagian
besar lahan di Kota Balikpapan berjenis podsolik merah kuning dan pasir kwarsa dan
bertekstur kasar serta ikatan batuan yang lemah, disebabkan tanah tersebut dibentuk
dari jenis batuan yang berumur relatif muda. Sedangkan sifat tanahnya sangat mudah
tererosi dan jenuh akan air.
Jenis tanah yang terdapat di Kota Balikpapan adalah sebagai berikut :

○ Alluvial, terdiri dari material pasir, lempung dan lumpur yang terbentuk dalam
lingkungan sungai dan pantai. Jenis tanah ini menempati kira-kira seluas 5%
dari wilayah Kota Balikpapan. Pada jenis tanah Alluvial ini tersedia minimal
cukup unsur hara yang berguna bagi tumbuh-tumbuhan namun sebagian
besar tanah ini dipengaruhi oleh unsur bahan induk sehingga menjadikan
kurang subur bagi lahan pertanian.
○ Podsolik Merah Kuning, jenis tanah ini menempati wilayah Kota Balikpapan
sekitar 80%, keadaan tekstur tanah liat, porositas jelek dan mudah larut
bersama air.
○ Tanah Pasir, sekitar 15% dari wilayah Kota Balikpapan, tanah pasir ini
mengandung kuarsa, lempung serta serpih dengan sisipan napal dan batu
bara, berwarna kecoklatan agak kelabu, porositas baik, rapuh dan tingkat
erosi sangat tinggi.

2.1.3 Hidrologi
Kota Balikpapan mempunyai potensi hidrologi yang meliputi air tanah
dan air permukaan atau sungai. Kedua duanya masuk dalam kategori yang cukup
baik. Dikarenakan keadaan topografi dan fisiografi di daerah bukit, pembentukan
rupa arus air tanah dialiri ke selatan kota dari utara Balikpapan.

2.2 Kependudukan
Penduduk adalah orang orang yang berdomisili atau bertempat tinggal
tetap di wilayah negara Indonesia, yang dapat dibedakan menjadi Warga Negara
Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA). Kependudukan adalah hal ihwal

14
yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran,
perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta
ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Adapun
kondisi kependudukan di kawasan RT 36, RT 37, RT 39 Kelurahan Muara Rapak
mencakup beberapa unsur kependudukan yaitu berdasarkan komposisi dan
kepadatan penduduk.

2.2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk


Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan
luas lahan. Secara umum, tingkat kepadatan penduduk adalah perbandingan
banyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah berdasarkan satuan luas
tertentu. Adapun data penduduk yang dapat disajikan sebagai berikut.
Tabel 2. 1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kawasan RT 36, RT 37, RT 39 Kelurahan
Muara Rapak

Keliling Jumlah Kepadatan


Luas Wilayah Jumlah
RT Wilayah Penduduk Penduduk
(Km2) KK
(m) (jwa) (Jiwa/ Km2)

36 0.709 401,42 120 346 488,011

37 0.254 334,92 88 236 929,133

39 0.486 367,87 108 295 606,995


Sumber : Survei Primer, 2020

2.2.2 Komposisi Penduduk


Komposisi penduduk adalah penyusunan atau pengelompokan penduduk
berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang didapat dalam laporan ini
antara lain kriteria jenis kelamin, agama, status perkawinan, pekerjaan. Adapun
data-data yang melingkupi komposisi penduduk adalah sebagai berikut.

2.2.2.1 Komposisi Penduduk


A. Berdasarkan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah salah satu
bentuk pengelompokkan penduduk berdasarkan jumlah penduduk laki-laki dan
penduduk perempuan pada suatu daerah. Fungsi dari pengelompokan
penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah untuk mengetahui jumlah atau

15
perbandingan antara penduduk laki-laki dan perempuan yang menempati suatu
daerah dan untuk menentukan kebijakan yang harus dikeluarkan apabila
terdapat isu yang timbul akibat persentase penduduk yang lebih besar sekian
persen dibanding persentase lawan jenisnya. Komposisi penduduk RT 36, 37,
39 Kelurahan Muara Rapak berdasarkan jenis kelamin tertera pada tabel-tabel
berikut:

- RT 36 Kelurahan Muara Rapak


Tabel 2. 2 Komposisi Penduduk RT 36 berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

346 jiwa
190 jiwa 156 jiwa

Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020

- RT 37 Kelurahan Muara Rapak


Tabel 2. 3 Komposisi Penduduk RT 37 berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

236 jiwa
119 jiwa 117 jiwa

Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020

- RT 39 Kelurahan Muara Rapak


Tabel 2. 4 Komposisi Penduduk RT 39 berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

295 jiwa
150 jiwa 145 jiwa

Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020


Berdasarkan data yang ada pada tabel tersebut dapat diketahui jumlah
penduduk laki-laki dan perempuan yang ada pada RT 36, RT 37 dan RT 39

16
Kelurahan Muara Rapak. Dengan jumlah total keseluruhan laki-laki dari ketiga
RT sebanyak 459 jiwa sedangkan total keseluruhan perempuan dari ketiga RT
sebanyak 418. Dalam hal ini maka komposisi penduduk laki-laki jauh lebih
besar dibandingkan dengan perempuan.

B. Berdasarkan Agama
Komposisi penduduk berdasarkan agama adalah susunan atau
pengelompokan penduduk berdasarkan agama yang dianut oleh penduduk
yang terdapat pada suatu daerah. Fungsi dari pengelompokan penduduk
berdasarkan agama adalah mengetahui jumlah atau perbandingan antara satu
pemeluk agama dengan pemeluk agama lainnya yang menempati suatu
daerah. Di Indonesia sendiri terdapat 6 agama diakui pemerintah yakni Islam,
Kristen, Katholik, Budha, Hindu, dan Konghucu. Komposisi penduduk RT 36,
37, 39 Kelurahan Muara Rapak berdasarkan agama tertera pada tabel-tabel
berikut:

- RT 36 Kelurahan Muara Rapak


Tabel 2. 5 Komposisi Penduduk RT 36 berdasarkan Agama

Agama Laki-laki Perempuan Jumlah

Islam 171 143 314

Kristen 27 11 27

Katholik 1 0 1

Budha 2 2 4

Hindu 0 0 0

Konghucu 0 0 0

Total 346
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020

- RT 37 Kelurahan Muara Rapak


Tabel 2. 6 Komposisi Penduduk RT 37 berdasarkan Agama

Agama Laki-laki Perempuan Jumlah

17
Islam 117 114 231

Kristen 1 3 4

Katholik 0 0 0

Budha 1 0 1

Hindu 0 0 0

Konghucu 0 0 0

Total 236
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020

- RT 39 Kelurahan Muara Rapak


Tabel 2. 7 Komposisi Penduduk RT 39 berdasarkan Agama

Agama Laki-laki Perempuan Jumlah

Islam 149 144 293

Kristen 1 1 2

Katholik 0 0 0

Budha 0 0 0

Hindu 0 0 0

Konghucu 0 0 0

Total 295
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020
Berdasarkan data yang ada pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa
mayoritas penduduk kawasan RT 36, RT 37 dan RT 39 Kelurahan Muara
Rapak ialah pemeluk agama islam.

C. Berdasarkan Status Kawin


Komposisi penduduk berdasarkan status kawin adalah adalah susunan
atau pengelompokan penduduk berdasarkan status perkawinan yang dibagi
menjadi empat yakni belum kawin, kawin, cerai hidup, dan cerai mati penduduk
yang terdapat pada suatu daerah. Fungsi dari pengelompokan penduduk
berdasarkan status kawin adalah untuk mengetahui jumlah dan perbandingan

18
penduduk yang belum kawin, sudah kawin, cerai hidup, dan cerai mati pada
suatu daerah. Komposisi penduduk RT 36, 37, 39 Kelurahan Muara Rapak
berdasarkan status kawin tertera pada tabel-tabel berikut:

- RT 36 Kelurahan Muara Rapak


Tabel 2. 8 Komposisi Penduduk RT 36 berdasarkan Status Kawin

Status Laki-laki Perempuan Jumlah

Belum Kawin 107 63 170

Kawin 70 75 145

Cerai Hidup 11 7 18

Cerai Mati 2 11 13

Total 346
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020

- RT 37 Kelurahan Muara Rapak


Tabel 2. 9 Komposisi Penduduk RT 37 berdasarkan Status Kawin

Status Laki-laki Perempuan Jumlah

Belum Kawin 58 51 109

Kawin 53 53 106

Cerai Hidup 4 6 10

Cerai Mati 4 7 11

Total 236
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020

- RT 39 Kelurahan Muara Rapak


Tabel 2. 10 Komposisi Penduduk RT 39 berdasarkan Status Kawin

Status Laki-laki Perempuan Jumlah

Belum Kawin 75 59 134

Kawin 68 69 137

Cerai Hidup 4 3 7

19
Cerai Mati 3 14 17

Total 295
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020

D. Berdasarkan Pekerjaan
Komposisi penduduk berdasarkan pekerjaan adalah jenis
pengelompokan penduduk pada suatu daerah berdasarkan pekerjaan yang
dimiliki oleh penduduk yang ada pada suatu daerah. Fungsi dari
pengelompokan penduduk berdasarkan pekerjaan adalah untuk mengetahui
jumlah dan perbandingan penduduk yang belum bekerja atau tidak bekerja,
sudah bekerja dan masih mengenyam pendidikan. Komposisi penduduk RT 36,
37, 39 Kelurahan Muara Rapak berdasarkan mata pencaharian tertera pada
tabel-tabel berikut:

- RT 36 Kelurahan Muara Rapak


Tabel 2. 11 Komposisi Penduduk RT 36 berdasarkan Pekerjaan

Status Laki-laki Perempuan Jumlah

Belum/Tidak
57 43 100
Bekerja

IRT 0 66 66

Pelajar/Mahasi
27 18 45
swa

Pensiunan 1 1 2

PNS 1 4 5

TNI 1 0 1

Kepolisian RI 2 0 2

Perdagangan 0 1 1

Petani/Pekebu
1 0 1
n

Karyawan
49 12 61
Swasta

20
BUMN 1 2 3

Honorer 1 2 3

Buruh Lepas 15 0 15

Tukang Kayu 1 0 1

Mekanik 4 0 4

Perawat 0 2 2

Sopir 3 0 3

Pedagang 11 2 13

Wiraswasta 13 4 17

Lainnya 1 0 1

Total 346
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020

- RT 37 Kelurahan Muara Rapak


Tabel 2. 12 Komposisi Penduduk RT 37 berdasarkan Pekerjaan

Status Laki-laki Perempuan Jumlah

Belum/Tidak
40 33 73
Bekerja

IRT 0 52 52

Pelajar/Maha
12 16 28
siswa

Pensiunan 1 0 1

PNS 1 0 1

TNI 1 0 1

Kepolisian
0 0 0
RI

Perdaganga
0 0 0
n

Petani/Peke
2 0 2
bun

21
Karyawan
36 12 48
Swasta

BUMN 1 0 1

Honorer 0 0 0

Buruh Lepas 8 0 8

Tukang
0 0 0
Kayu

Mekanik 2 0 2

Perawat 0 0 0

Sopir 0 0 0

Pedagang 8 2 10

Wiraswasta 5 1 6

Wartawan 1 0 1

Lainnya 1 1 2

Total 236
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020

- RT 39 Kelurahan Muara Rapak


Tabel 2. 13 Komposisi Penduduk RT 39 berdasarkan Pekerjaan

Status Laki-laki Perempuan Jumlah

Belum/Tidak
31 41 72
Bekerja

IRT 0 74 74

Pelajar/Mahasi
36 19 55
swa

Pensiunan 0 0 0

PNS 1 2 1

TNI 0 0 0

Kepolisian RI 0 0 0

22
Perdagangan 0 1 1

Nelayan/Perik
1 0 1
anan

Petani/Pekebu
0 0 0
n

Karyawan
29 4 33
Swasta

BUMN 1 1 2

Honorer 1 0 1

Buruh Lepas 21 0 21

Tukang Kayu 0 0 0

Mekanik 2 0 2

Perawat 0 0 0

Guru 1 1 2

Sopir 4 0 4

Pedagang 13 2 15

Wiraswasta 8 2 10

Lainnya 1 0 1

Total 295
Sumber : Data Kelurahan Muara Rapak, 2020
Berdasarkan tabel yang tertera dapat dilihat bahwa sebagian besar
mata pencaharian penduduk RT 36, RT 37, RT .39 kelurahan Muara Rapak.
Komposisi penduduk berdasarkan pekerjaan ini tentunya berpengaruh terhadap
kepadatan penduduk. Sebab suatu wilayah yang memiliki kepadatan penduduk
yang tinggi harus mempunyai lapangan pekerjaan yang memadai agar
penduduknya tidak pengangguran sehingga penduduk sekitar dapat bekerja
menjadi karyawan.

2.3 Penggunaan Lahan


Penggunaan lahan adalah pengaturan mengenai pemanfaatan lahan
yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan hidup menjadi lingkungan

23
terbangun yang mengarah pada bentang tanah yang ditetapkan memiliki fungsi
tertentu. Setiap lahan yang terbentang di permukaan bumi memiliki
peruntukannya masing-masing, misalnya kawasan pemukiman yang
diperuntukkan untuk pemukiman atau tempat tinggal. Penggunaan lahan perlu
meninjau dari potensi alamiah yang dimiliki oleh kawasan tersebut.
Berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor 20 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial
Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang menetapkan ada 4
komponen fisik utama yang harus diperhatikan, antara lain klimatologi,
topografi, hidrologi dan geologi serta beberapa komponen tambahan antara lain
sumber daya mineral/bahan galian, bencana alam dan penggunaan lahan.
Peraturan Menteri PU nomor 41 tahun 2007 mengatur klasifikasi penggunaan
lahan menjadi dua kelompok besar, yaitu kawasan lindung dan kawasan
budidaya.
Tabel 2. 14 Penggunaan Lahan Kawasan Studi

Luas Wilayah
Kelurahan RT Penggunaan Lahan
(km2)

Muara Rapak RTH -


36
Kawasan Pemukiman 0.709

RTH -
37
Kawasan Pemukiman 0.254

RTH -
39
Kawasan Pemukiman 0.486

Sumber : Citra Satelit Google Earth, 2021


Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa pemanfaatan
penggunaan lahan kawasan RT 36, RT 37, RT 39 Kelurahan Muara Rapak
digunakan sebagai kawasan pemukiman dan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

24
2.4 Transportasi
Menurut Soegijatna Tjakranegara transportasi merupakan proses
memindahkan barang (commodity of goods) serta penumpang dari sebuah
tempat menuju tempat lain. Sehingga pengangkut akan menghasilkan jasa
angkutan maupun produksi jasa untuk masyarakat yang memerlukan dalam
pengiriman atau pemindahan barang. Menurut RTRW Kota Balikpapan Sistem
jaringan transportasi adalah suatu kesatuan pemindahan manusia atau barang
dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana
yang digerakan oleh manusia. Berikut adalah prasarana yang mendukung
transportasi wilayah studi.

2.4.1 Angkutan Umum


Angkutan umum merupakan salah transportasi yang sering digunakan
oleh masyarakat karena harganya yang murah, selain memiliki harga yang
murah angkutan umum juga memiliki peran penting dalam aktivitas masyarakat.
Angkutan umum juga memiliki trayek tertentu. Angkutan umum yang melewati
Kelurahan Muara Rapak sebagai berikut.
Tabel 2. 15 Penggunaan Lahan Kawasan Studi

Nomor
No Angkutan Warna Jalur
Umum

1 2 Putih-Abu Abu Kawasan yang melewati kawasan


Kelurahan Batu Ampar,
Kelurahan Muara Rapak,
Kelurahan Gunung Sari Ilir,
Kelurahan Damai (Terminal Batu
Ampar - Balikpapan Baru -
Gunung Guntur).

2 3 Putih- Biru Muda Kawasan Kelurahan Batu Ampar,


Kelurahan Muara Rapak,
Kelurahan Gunung Sari Ilir,
Kelurahan Karang Rejo (Terminal
Batu Ampar - Klandasan -
Pelabuhan Semayang)
Sumber : RTRW, Kota Balikpapan, 2012-2032

25
Berdasarkan data tabel diatas bahwa rute angkutan umum yang
melewati kawasan Kelurahan Muara Rapak berfungsi meminimalisir
penggunaan volume kendaraan yang digunakan.

2.5 Sarana
Sarana adalah sebuah perlengkapan yang terdiri dari berbagai
peralatan yang dijadikan sebagai bahan atau perabot yang secara langsung
dapat dipakai dalam beraktivitas atau berkegiatan (Bafadal : 2011).

2.5.1 Sarana Peribadatan


Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi
kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang
direncanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan
keputusan masyarakat yang bersangkutan. Pada kawasan studi yang terletak
di RT 36, RT 37, RT 39 Kelurahan Muara Rapak terdapat 1(satu)
mushola/langgar yang digunakan bersama oleh penduduk sekitar.

Gambar 2. 3 Sarana Peribadatan


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

2.5.2 Sarana Keamanan


Sarana keamanan merupakan sarana yang dibangun dengan tujuan
menciptakan situasi dan kondisi yang aman, tertib, dan tentram di lingkungan
masing- masing serta terwujudnya kesadaran warga masyarakat di
lingkungannya dalam penanggulangan terhadap setiap kemungkinan timbulnya
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, sarana keamanan yang
dimaksud ialah pos kamling atau siskamling. Pada kawasan RT 36 dan RT 39

26
masing-masing terdapat 1 (satu) sarana keamanan, sedangkan untuk kawasan
RT 37 tidak terdapat siskamling dikarenakan terbakar saat 2012 dan belum
dibangun kembali hingga saat ini.

Gambar 2. 4 Poskamling RT 36
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

Gambar 2. 5 Poskamling RT 39
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

27
Gambar 2. 6 Keadaan sisa kebakaran poskamling RT 37
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

2.5.3 Sarana Kesehatan


Sarana kesehatan kawasan RT 36, RT 37, RT .39 Kelurahan Muara
Rapak berupa posyandu dimana merupakan salah satu sarana kesehatan
berbasis masyarakat, yang memberikan pelayanan dalam bidang kesehatan
dan KB (Keluarga Berencana).
Pada kawasan RT 36 terdapat 1(satu) posyandu yang digunakan rutin
setiap bulan tetapi karena covid-19 aktivitas yang biasa digunakan ditiadakan.
Untuk kawasan RT 37 sendiri tidak terdapat sarana kesehatan berupa
posyandu dikarenakan kebakaran besar yang terjadi di tahun 2012 yang
sampai saat ini belum dibangun kembali. Sedangkan untuk kawasan RT 39
“pos kamling dan posyandu digunakan menjadi 1 sekaligus” kata ketua RT 39

Gambar 2. 7 Posyandu RT 36
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

28
Gambar 2. 8 keadaan kebakaran 9 tahun di RT 37
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

Gambar 2. 9 Posyandu yang dijadikan satu dengan poskamling RT 39

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

2.6 Prasarana
Prasarana (Jayadinata 1992 dalam Juliawan,2015:5) prasarana
merupakan suatu faktor potensial yang sangat penting dalam menentukan arah
dan masa depan perkembangan suatu wilayah, karena pembangunan tidak
akan sukses dan berjalan dengan baik tanpa dukungan prasarana yang
memadai, prasarana kota merupakan fasilitas umum yang menjadi penunjang
utama terselenggaranya suatu proses atau kegiatan dalam kota yang pada
akhirnya akan menentukan perkembangan kota.

29
2.6.1 Jaringan Jalan
Sistem transportasi tidak lepas dengan keberadaan jalan. Jalan
merupakan akses terpenting dalam distribusi ekonomi, prasarana jalan
membantu kelancaran ekonomi, barang, maupun jasa. Jaringan jalan
merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya ruas jalan yang saling
menghubungkan, jaringan jalan terdiri dari jaringan jalan sekunder dan jaringan
jalan primer. Berikut ini merupakan jaringan jalan yang terdapat pada RT 36, RT
37, RT 39 :

A. Berdasarkan Hirarki Jaringan Jalan


- Jalan Sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder disusun mengikuti ketentuan tata ruang
kota yang menghubungkan kawasan-kawasan yang mempunyai fungsi primer
sekunder, sekunder kedua, dan seterusnya sampai pada perumahan.

Gambar 2. 10 Jalan Sekunder


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

B. Berdasarkan Klasifikasi Jalan


- Jalan Lokal
Jalan yang mengalami angkutan setempat dengan perjalanan jarak
dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi dengan lebar jalan 6,5.

30
Gambar 2. 11 Jalan Lokal
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

C. Berdasarkan Status Jalan


- Jalan Desa
Jalan desa kewenangan pembinaannya di bawah pemerintah desa atau
kelurahan. Jalan desa merupakan jalan yang tidak termasuk jalan
kabupaten/kota.

Gambar 2. 12 Jalan Desa


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

31
2.6.2 Jaringan Drainase

Pengertian drainase dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum


Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Sistem Drainase Perkotaan adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan
kelebihan air dari suatu kawasan ke badan air, saluran air berada di
permukaan tanah atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami
maupun dibuat manusia. Berdasarkan hal tersebut, maka kerusakan dan
ketidaktersediaan sistem drainase dapat menyebabkan genangan,
kerusakan jaringan jalan yang berdampak pada ekonomi, sosial, fasilitas
umum, transportasi, daerah permukaan dan hak milik pribadi.

Gambar 2. 13 Jaringan Drainase


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

2.6.3 Jaringan Persampahan


Sampah adalah buangan padat yang berasal dari domestik (Rumah
Tangga) dan non-domestik yang perlu dikelola agar tidak terjadi pencemaran
lingkungan. Oleh sebab itu, diperlukannya prasarana jaringan persampahan
untuk menampung limbah atau sisa pembuangan tersebut.
Pengembangan jaringan persampahan pada RT 36, RT 37, dan RT 39
memiliki pembuangan yang terdapat pada RT 39. Pengolahan jaringan
persampahan

32
Gambar 2. 14 Jaringan Persampahan
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

33
BAB III
ANALISA SEDERHANA
Analisis sederhana yang digunakan pada laporan tugas besar proses
perencanaan ini adalah analisis SWOT yang merupakan singkatan dari Strengths
(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats
(ancaman). Adapun SWOT analisis yang diambil setelah melakukan survei pada
kawasan RT 36, RT 37, dan RT 39 Kelurahan Muara Rapak Kota Balikpapan adalah
sebagai berikut.

3.1 Fisiografi
Tabel 3. 1 Analisis Sederhana Fisiografi

SWOT Penjelasan

Dikarenakan kawasan studi RT 36, 37, 39 berurut terletak pada


ketinggian 23,792 m, 19,479 m, 17,215 m menjadikan kawasan
Strengths
tersebut bebas banjir karena terletak pada dataran yang relatif
tinggi.

Titik temu antara pusat perdagangan dan kawasan penduduk


Weaknesses sempit yang hanya dapat dilalui satu motor dan licin sehingga
kurang leluasa untuk dilewati.

Kawasan studi terletak relatif dekat dengan pusat perdagangan


dan juga berada dekat dengan pusat kota sehingga dalam
Opportunities
pemenuhan kebutuhan hidup dapat dijangkau dan diperoleh
dengan mudah.

Jika titik temu antara pusat perdagangan dan kawasan penduduk


Threats tidak segera dilakukan pembenahan dan pembersihan maka akan
mengganggu kenyamanan penduduk.

3.2 Kependudukan
Tabel 3. 2 Analisis Sederhana Kependudukan

SWOT Penjelasan

34
Berdasarkan hasil data survei primer pada data kependudukan
Strengths Kelurahan Muara Rapak di RT 36, 37, dan 39 mayoritas
penduduk banyak yang bekerja sebagai pegawai swasta.

Berdasarkan hasil data survei primer pada data kependudukan


Kelurahan Muara Rapak di RT 36, 37, dan 39 ditemukan tingkat
Weaknesses pengangguran yang cukup tinggi dan berdasarkan keterangan
Ketua RT 36, 37, dan 39 ditemukan adanya warga yang
menggunakan obat-obatan terlarang jenis narkotika.

Tingginya usia produktif dan kepadatan penduduk yang tinggi


Opportunities yang ada di wilayah studi harus diimbangi dengan ketersediaan
lapangan pekerjaan untuk menekan angka pengangguran.

Karena kepadatan penduduk yang tinggi dan kurangnya lapangan


Threats pekerjaan maka akan menyebabkan tingkat pengangguran
semakin tinggi..

3.3 Penggunaan Lahan


Tabel 3. 3 Analisis Sederhana Penggunaan Lahan

SWOT Penjelasan

Kawasan pemukiman RT 36, RT 37, dan RT 39 merupakan


Strengths kawasan penghubung obyek perdagangan dan jasa yang
mendukung perekonomian di wilayah Kelurahan Muara Rapak.

Kurangnya lahan parkir yang menyebabkan pengguna jalan


Weaknesses terganggu pada kawasan pemukiman RT 36, RT 37, dan RT 39
sehingga sering terjadinya kemacetan pada kawasan tersebut.

Jika tersedianya lahan parkir yang cukup tidak akan mengganggu


Opportunities pengguna jalan yang melewati kawasan tersebut dan dapat
mengurangi kemacetan.

Penggunaan bahu jalan sebagai lahan parkir dapat menyebabkan


Threats
lebar jalan berkurang sehingga pengguna jalan terganggu.

35
3.4 Transportasi
Tabel 3. 4 Analisis Sederhana transportasi

SWOT Penjelasan

Kawasan permukiman dekat dengan jalan primer dan sehingga


Strengths
sangat mudah untuk menemukan angkutan umum.

Pengguna kendaraan pribadi tidak memiliki lahan parkir dan


Weaknesses
memarkirkan kendaraan pada bahu jalan.

Jika tersedianya lahan parkir yang cukup tidak akan mengganggu


Opportunities pengguna jalan yang melewati kawasan tersebut dan dapat
mengurangi kemacetan.

Penggunaan bahu jalan sebagai lahan parkir dapat menyebabkan


Threats
lebar jalan berkurang sehingga pengguna jalan terganggu.

3.5 Sarana
Tabel 3. 5 Analisis Sederhana Sarana

SWOT Penjelasan

Menurut RTRW Kota Balikpapan Tahun 2012-2032 terdapat


berupa musholla serta sarana kesehatan berupa posyandu, Jika
sarana-sarana tersebut dimaksimalkan maka penduduk yang
Strengths
hidup di radius sarana-sarana tersebut maka pemeluk agama
tersebut dapat beribadah dengan kondusif dan mendapatkan
fasilitas kesehatan yang disediakan oleh posyandu.

Berdasarkan Kecamatan Balikpapan Utara dalam Angka Tahun


Weaknesses 2019 sarana kesehatan berupa Rumah Sakit tidak ada di
Kelurahan Muara Rapak dikarenakan Kelurahan tersebut

36
termasuk kawasan perumahan dengan kepadatan penduduk
sangat tinggi hal ini jelas menjadi sebuah kelemahan
dikarenakan apabila terjadi kondisi gawat darurat jarak tempuh
penduduk ke rumah sakit terdekat berjarak 5 Km.

Kelurahan Muara Rapak menjadi pusat perdagangan jasa


Opportunities berskala kecamatan dan regional serta pusat perbelanjaan
berskala kecamatan.

Jika penanganan akan permasalahan kemacetan tidak


ditanggapi dengan benar dan sesegera mungkin maka
intensitas kemacetan di Jalan Borobudur ini akan berdampak
Threats buruk terhadap kenyamanan masyarakat dalam menggunakan
sarana di kedua kelurahan terutama yang berhubungan
langsung dengan titik temu tersebut seperti sarana perdagangan
dan jasa di sepanjang Jalan Borobudur.

3.6 Prasarana
Tabel 3. 6 Analisis Sederhana Prasarana

SWOT Penjelasan

- Jaringan jalan yang sudah dalam bentuk aspal dan


seminisasi sehingga memudahkan penduduk dalam
melakukan aktivitas
- Jaringan drainase yang tersedia di bahu jalan sehingga air
Strengths
tidak mengalir pada jalanan
- Jaringan persampahan yang tersedia pada kawasan
tersebut sehingga penduduk tidak perlu membuang
sampah ke saluran drainase

- Jaringan jalan yang licin dan berlumut membuat pengguna


jalan harus berhati-hati
Weaknesses
- Keadaan jaringan persampahan yang kotor dan penuh
sehingga membuatnya terlihat kumuh

37
- Jaringan drainase yang berdampak positif bagi penduduk
guna mengalirkan sisa pembuangan air masyarakat
setempat dan mengurangi potensi timbulnya genangan air.
Opportunities - Keadaan jaringan persampahan yang merupakan pusat
pembuangan ketiga RT yang mempermudah penduduk
dalam membuang sampah, sehingga tidak ditumpuk di
lingkungan sekitar pemukiman.

- Jika tidak adanya jaringan persampahan dan drainase


maka akan berdampak buruk terhadap kenyamanan
Threats
masyarakat setempat dan menyebabkan kawasan wilayah
studi menjadi kumuh.

38
BAB IV
TUJUAN KONSEP PENGEMBANGAN
4.1 Fisiografi
Pengembangan dan pengelolaan kawasan menjadi tempat permukiman yang
strategis dan mempunyai fungsi lindung. Potensi pengembangan wilayah diidentifikasi
dengan indikator demografis, karakteristik sosial ekonomi, penggunaan lahan dan
infrastruktur, dan aksesibilitas. Sedangkan data peruntukan ruang dikelompokkan
dalam peruntukan fungsi kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Berdasarkan pada ketentuan Undang – Undang No 4 Tahun 1992 tentang
perumahan dan permukiman bahwa, peningkatan dan pengembangan pembangunan
perumahan dan permukiman dengan berbagai aspek permasalahannya perlu
diupayakan sehingga merupakan satu kesatuan fungsional dalam wujud tata ruang
fisik, kehidupan ekonomi, dan sosial budaya untuk mendukung ketahanan nasional,
mampu menjamin kelestarian lingkungan hidup, dan meningkatkan kualitas kehidupan
manusia Indonesia dalam berkeluarga , bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Beberapa pemikiran yang dapat dikembangkan untuk strategi pengembangan wilayah
di masa yang akan datang antara lain: alokasi sumber daya yang lebih seimbang,
melakukan peningkatan sumber daya manusia, melakukan pengembangan
kelembagaan dan aparat, melakukan pelayan masyarakat yang lebih efisien,
melakukan pembangunan prasarana dan sarana yang lebih memadai di ruang lingkup
masyarakat.
Menurut Arsyad, permasalahan pokok dalam pengembangan suatu daerah
adalah terletak pada penekanan kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan
pada kekhasan daerah tersebut yang bersangkutan dengan menggunakan potensi
sumber daya manusia dan dengan harapan pengembangan tersebut dapat dilakukan
secara optimal di masyarakat. Adapun rencana pengembangan dan pengelolaan yaitu
membangun kawasan tempat permukiman yang strategis dan mempunyai fungsi
lindung bagi masyarakat.

4.2 Kependudukan
Kawasan wilayah RT 36, RT 37, RT 39 Kelurahan Muara Rapak memiliki fungsi
sebagai kawasan peruntukan perumahan kepadatan tinggi menurut sip kp
ciptakarya. Perumusan konsep diawali dengan dengan identifikasi potensi dan
masalah di wilayah studi. Adapun permasalahan kependudukan pada wilayah studi

39
yaitu memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Identifikasi potensi dan permasalahan
tidak hanya mencakup perhatian pada masa saat ini, namun juga potensi dan masalah
yang akan berlanjut pada masa depan. Rencana pengembangan kependudukan
Kawasan RT 36, RT 37, dan RT 39 Kelurahan Muara Rapak yaitu: Menekan
pertumbuhan pendudukan dengan program Keluarga Berencana (KB), memberlakukan
tarif bagi para imigran, dan membangun rumah dengan jarak 3-5 meter.

4.3 Penggunaan Lahan


Permasalahan penggunaan lahan pada kawasan RT 36, RT 37, dan RT 39
Kelurahan Muara Rapak adalah kurangnya lahan parkir yang menyebabkan
banyaknya pemilik kendaraan menggunakan bahu jalan sebagai lahan parkir sehingga
jalan yang harusnya luas menjadi sempit. Rencana pengembangan penggunaan lahan
pada kawasan RT 36, RT 37, dan RT 39 Kelurahan Muara Rapak ialah dengan
memberikan arahan kepada masyarakat setempat agar tidak memarkirkan kendaraan
di bahu jalan sehingga menjadi kawasan yang tertata.

4.4 Transportasi
Berdasarkan pada ketentuan Undang-undang No. 38 tahun 2004 tentang jalan
dan PP No. 34 Tahun 2006 tentang jalan, bahwa jalan arteri primer maupun sekunder
memiliki lebar 15 meter. . Untuk mengurangi kemacetan di lokasi tersebut maka
ditambahkan lahan parkir untuk meningkatkan fungsi jalan dan meningkatkan
kelancaran dan keselamatan lalu lintas. Menyediakan terminal penumpang dengan
jarak kurang lebih 200 meter. Selain itu disediakannnya lahan parkir untuk mendukung
sistem angkutan umum massal sehingga penumpang dapat memarkirkan kendaraan
kemudian menggunakan angkutan umum, dan adanya tarif parkir berjenjang untuk
setiap jam berikutnya, dengan harapan dapat menghidarkan/mengurangi penumpukan
kendaraan parkir.

4.5 Sarana
4.5.1 Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana untuk mengisi kebutuhan rohani yang
perlu disediakan di lingkungan permukiman agar para pemeluk agama dapat
melaksanakan kegiatan peribadatan dengan kondusif. Peningkatan kualitas dan
fasilitas sarana peribadatan dapat dilakukan dengan cara penyediaan tempat ibadah

40
dengan mempertimbangkan jangkauan radius area jemaat yang dapat dicakup, dan
tokoh agama untuk pelayanan jemaat terkait dengan keagamaan yang dianut.

4.5.2 Sarana Kesehatan


Peningkatan kualitas dan fasilitas Posyandu di kawasan RT 36 Kelurahan
Muara Rapak yang merupakan satu-satunya sarana kesehatan yang ada pada
kawasan tersebut guna menjadi tempat pemantauan tumbuh kembang dan imunisasi
bagi bayi yang orang tuanya bermukim di lingkup kawasan RT 36.

4.5.3 Sarana Keamanan


Peningkatan Kualitas sarana keamanan agar tercipta situasi serta kondisi yang
aman, tertib dan tentram di lingkungan masing- masing, sehingga terwujudnya
kesadaran warga masyarakat di lingkungannya dalam penanggulangan terhadap
setiap kemungkinan timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.

4.6 Prasarana
4.6.1 Jaringan Jalan
Sistem transportasi tidak luput dari keberadaan jalan, jalan merupakan akses
terpenting dalam aspek distribusi ekonomi, prasarana jalan membantu kelancaran
dalam ekonomi, barang, maupun jasa. Berdasarkan RTRW Kota Balikpapan Sistem
Jaringan Jalan merupakan satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan
mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh
pelayanannya dalam satu hubungan hierarkis.

4.6.2 Jaringan Drainase


Berdasarkan hasil survei, maka kerusakan dan ketidaktersediaan sistem
drainase dapat menyebabkan genangan, karakteristik genangan berupa luas
genangan, lama genangan, tinggi genangan, dan lokasi genangan yang berdampak
pada ekonomi, sosial, fasilitas umum, transportasi, daerah permukaan dan hak milik
pribadi.

4.6.3 Jaringan Persampahan


Jaringan persampahan yang terdapat pada RT 39 memiliki kondisi pengolahan
yang tidak diolah dengan baik, dan berserakan, hal tersebut menimbulkan bau yang

41
kurang sedap dan merusak estetika kawasan wilayah RT 39. Oleh sebab itu,
diperlukannya peremajaan prasarana jaringan persampahan untuk menampung limbah
atau sisa pembuangan tersebut, serta menerapkan kebiasaan pada masyarakat
setempat untuk mengolah dan memilah limbah.

42
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan identifikasi masalah dan gambaran umum, yang telah dipaparkan
mulai dari rumusan tujuan dalam pembuatan laporan, survei, dan pengambilan data
yang digunakan dalam menunjang penyusunan laporan, dan melakukan analisis
sederhana dalam menentukan proses perencanaan guna menentukan kebijakan yang
dapat dilakukan untuk menangani permasalahan yang terdapat pada kawasan wilayah
RT 36, RT 37, dan RT 39 Kelurahan Muara Rapak, kemudian merumuskan upaya
penanganan berdasarkan analisis yang telah dilakukan.
Kawasan wilayah studi RT 36, RT 37, dan RT 39 Kelurahan Muara Rapak
terletak di Kecamatan Balikpapan Utara, kawasan RT 36 memiliki ketinggian 23,792
m, pada kawasan RT 37 memiliki ketinggian 19,479 m, pada kawasan RT 39 memiliki
ketinggian 17,215 m. Dengan kondisi wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang
tinggi rencana pengembangan kependudukan pada kawasan RT 36, RT 37, dan RT 39
Kelurahan Muara Rapak yakni dengan menekan pertumbuhan pendudukan dengan
program Keluarga Berencana (KB), memberlakukan tarif bagi para imigran, dan
membangun rumah dengan jarak 3-5 meter.
Selain dilakukan penekanan pertumbuhan penduduk, dan pemberlakuan
pembangunan rumah kawasan wilayah tentunya memerlukan pengelolaan
penggunaan lahan yakni dengan tidak memarkirkan kendaraan di bahu jalan sehingga
menjadi kawasan yang tertata dan tidak mengganggu estetika. Dengan memiliki
pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi maka diperlukan adanya perencanaan
penataan sarana dan prasarana agar kawasan menjadi lebih tertata dan tidak terlihat
kumuh.
Dengan memiliki pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi maka diperlukan
adanya perencanaan penataan sarana dan prasarana agar kawasan menjadi lebih
tertata dan tidak terlihat kumuh. Perencanaan konsep pengembangan tersebut
dimaksudkan agar penduduk mempunyai pilihan dalam upaya untuk memperoleh
kenyamanan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

43
44
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2020. Kota Balikpapan Dalam Angka 2020. Kalimantan Timur
2020 Indonesia.

Badan Pusat Statistik. 2018. Kota Balikpapan Dalam Angka Tahun 2018. Kalimantan
Timur: BPS.
Bafadal, Ibrahim. (2011). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

BAPPEDA. 2018. Laporan Kepala Bappeda Litbang Kota Balikpapan.

BAPPEDA. 2013. Laporan penyusunan RDTR Kecamatan Balikpapan Utara Tahun


2012-2032 Kota Balikpapan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 12/PRT/M/2014


tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 20/PRT/M/2007


tentang Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan.

Perda Kota Balikpapan Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan Tahun
2010-2030.

Perda Kota Balikpapan Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan
Tahun 2012-2032.

Perda Kota Balikpapan Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan
Tahun 2020.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 41/PRT/M/2007


tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya.

45
Riyadi dan Deddy Supriady Bratakusumah, 2003, Perencanaan Pembangunan
Daerah; Strategi Menggali Potensi dan Mewujudkan Otonomi Daerah, Bandung;
Gramedia.

Undang-Undang Nomor 4 tahun 1992 Tentang Perumahan Permukiman Permukiman.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

46
Lampiran

NO NAMA NIM PEMBAGIAN TUGAS

1 Ajeng Meidiany Putri 08201003 Survei Kawasan, BAB III

2 Difa Oktavia Priandini 08201021 Survei Kawasan, BAB II

BAB I, Power Point,


3 Erma Annisa Dzakirah 08201027
Penyuntingan Laporan.

4 Margaretha El Lucitania 08201045 Bab IV, BAB V, Cover

5 Muthya Karina Amalia 08201061 Survei Kawasan, Peta

Lampiran 1.1 Wawancara RT

47
Lampiran 1.2 Salah Satu Halaman Penduduk yang dijadikan Lahan Parkir

48

Anda mungkin juga menyukai