Anda di halaman 1dari 14

Damanik, R., Sagala, R. W., & Rezeki, T. I. (2021).

 Keterampilan dasar mengajar guru (Vol. 1).


umsu press

Keterampilan Mengadakan Variasi

Keterampilan menggunakan variasi stimulus merupakan keterampilan guru dalam menggunakan


bermacam kemampuan dalam mengajar untuk memberikan rangsangan kepada siswa agar suasana
pembelajaran selalu menarik, sehingga siswa bergairah dan antusias dalam menerima pembelajaran
dan aktivitas belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Tujuan penggunaan variasi dalam
proses belajar mengajar menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar, mempertahankan
kondisi optimal belajar, meningkatkan perhatian dan kondisi peserta didik, memudahkan pencapaian
pembelajaran.

Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban atau
balikan dari orang lain. Setiap pengajaran, evaluasi, pengukuran, dan penilaian dilakukan dengan
pertanyaan. Pertanyaan yang baik akan menuntun jawaban yang sesungguhnya dan pertanyaan yang
buruk akan menjauhkan kita dari jawaban yang memuaskan. Tujuan keterampilan bertanya agar
peserta didik bisa termotivasi untuk terlibat dalam interaksi belajar, berani mengutarakan pendapat,
dan mampu meningkatkan pola berfikir peserta didik.

Kurniati, T., & Liani, U. (2019). Peningkatan Keterampilan Mengadakan Variasi pada Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Kimia. Jurnal Ilmiah Ar-Razi, 7(1), 33-38.

Keterampilan mengadakan variasi sangat penting dikuasai oleh mahasiswa calon guru agar pada saat
mengajar dapat memotivasi siswa dan mengurangi kejenuhan dan kebosanan di dalam kelas. Pada
mata pelajaran kimia jika mahasiswa calon guru dapat melakukan keterampilan mengadakan variasi
dengan baik maka membantu siswa memahami materi kimia dengan menyenangkan, karena guru
dapat memberikan variasi media yang disesuaikan dengan materi yang disampaikan.

Pangestuti, P. S. (2019). HUBUNGAN KETERAMPILAN GURU DALAM BERTANYA DAN


MENGADAKAN VARIASI DENGAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS V SD SE-GUGUS
BODEN POWEL GEBANG PURWOREJO. BASIC EDUCATION, 8(11), 1-108..

keterampilan bertanya, guru dapat memfokuskan siswa, mengembangkan keterampilan berpikir


siswa, serta mendiagnosis dan mengomunikasikan kesulitan belajar bersam-sama. Siswa akan
menjadi lebih aktif ketika guru pun aktif dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan
aktif.

keterampilan mengadakan variasi. Melalui pengadaan variasi dalam pembelajaran akan memotivasi
siswa, mengurangi rasa bosan, dan menjaga kestabilan pembelajaran dengan adanya tuntutan bagi
siswa untuk berperan aktif. Keterampilan mengadakan variasi dapat berupa variasi dari diri guru itu
sendiri maupun variasi penggunaan model dan media pembelajaran.
MANURUNG, A. P. T. (2022). KETERAMPILAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENGADAKAN
VARIASI PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR (Doctoral dissertation, FKIP
UNPAS).

Kerampilan bertanya Buchari Alma (dalam Mas Roro Diah, 2018, hlm. 203) menyatakan pada
dasarnya pertanyaan yang diajukan merupakan suatu proses pemberian stimulus secara verbal
dengan maksud untuk menciptakan terjadinya proses intelektual pada siswa, dengan memperhatikan
respon atas pertanyaan tersebut. Dalam mengajukan petanyaan guru harus menghindari kebiasaan
seperti: menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri,
mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab
sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda. Dalam sumber Diah menyebutkan
keterampilan bertanya di bedakan atas keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya
lanjut. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan
dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah:
pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan/patokan, pemusatan,
pemindah giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan. Sedangkan
keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih
mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan
mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri.

Keterampilan mengadakan variasi Variasi merupakan suatu kegiatan guru dalam konteks proses
interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik sehingga dalam
situasi belajar mengajar peserta didik selalu menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh
partisipasi. Terdapat empat tujuan dan manfaat dari variasi, yaitu:

1) Menimbulkan dan meningkatkan perhatian peserta didik kepada aspekaspek belajar mengajar
yang relevan.

2) Memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat yang ingin mengetahui dan menyelidiki pada
peserta didik tentang hal-hal yang baru.

3) Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar
yang lebih hidup dan lingkungan belajar lebih baik.

4) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang
disenanginya (Novan Ardy, 2014, hlm. 37)

Wahyulestari, M. R. D. (2018, July). Ketrampilan Dasar Mengajar di Sekolah Dasar. In Prosiding


Seminar Nasional Pendidikan (Vol. 1, No. 1).

Keterampilan Bertanya Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya
merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan
dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi
bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar
mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan
teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi manjadi
dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomo Bloom.
Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari : Pertanyaan permintaan (compliance question),
pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting
question) dan pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi
Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question), pemahaman
(conprehention question), pertanyaan sintetis (synthesis question) dan pertanyaan evaluasi
(evaluation question). Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru
perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima
jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang
jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak,
menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda.
Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang
menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan
berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan. Keterampilan bertanya di bedakan atas
keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar
mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis
pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah: Pengungkapan pertanyaan secara jelas
dan singkat, pemberian acuan/patokan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran, pemberian
waktu berpikir dan pemberian tuntunan. Sedangkan keterampilan bertanya lanjut merupakan
lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan
kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif
sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen
bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan
keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan
susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan
pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.

Wijarini, F., & Ilma, S. (2017). Analisis keterampilan mengajar mahasiswa jurusan pendidikan
biologi universitas borneo tarakan sebagai calon guru melalui kegiatan ppl. Jurnal Pendidikan
Biologi Indonesia, 3(2), 149-159.

Keterampilan Bertanya Bertanya berarti memberikan suatu pertanyaan kepada siswa pada saat
kegiatan pembelajaran. pemberian pertanyaan kepada siswa pada situasi yang tepat mampu
mempengaruhi perubahan tingkah laku siswa untuk menjadi lebih aktif, dan mampu menimbulkan
interaksi positif antara guru dengan siswa. Selain itu juga dapat mengurangi peran guru yang
sebelumnya selalu aktif dalam hal menjelaskan. Menurut hasil penelitian

Luzyawati (2015) Bentuk pemberian tuntunan diantaranya pengungkapan pertanyaan dengan cara
lain, mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana, atau menyederhanakan pertanyaan yang
diajukan.

Keterampilan Mengadakan Variasi Keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran penting


untuk membatasi kebosanan peserta didik dalam proses pembelajaran. variaksi dalam pembelajaran
dapat dilakukan dengan mengadakan variasi dalam hal suara, kontak mata, gerak badan atau
pergantian posisi. Variasi dalam hal ini merupakan perubahan-perubahan yang dilakukan oleh
pengajar dalam konteks pembelajaran, yang meliputi pola interaksi dengan peserta didik,
penggunaan media, dan variasi dalam gaya pengajar.
Nofrion, N. (2018). Keterampilan Dasar Mengajar Guru.

Keterampilan Bertanya a. Pengertian Bertanya merupakan kegiatan pengajar dalam menyampaikan


pertanyaan kepada peseda didik dalam proses pembelajaran, baik pertanyaan dasar maupun
pertanyaan lanjut.

b. Tujuan

1) Mengurangi dominasi pengajar (teacher oriented/centered) dalam kegiatam pembelajaran.

2) Mendorong keberanian peserta didik untuk berpendapat.

3) Meningkatkan partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, sesuai dengan prinsip
PAKIKEM.

4) Mengarahkan kegiatan pembelajaran agar focus kepada kompetensi yang telah ditetapkan.

c. Komponen

1) Pertanyaan diajukan secara jelas

2) Pertanyaan memancing pendapat atau keaktifan peserta didik

3) Pemberian acuan

4) Pemusatan

5) Pemindahan giliran

6) Penyebaran

7) Pemberian waktu berpikir

8) Pemberian tuntunan

9) Pengaturan tingkat kognitif pertanyaan

10) Pengaturan urutan pertanyaan

11) Penggunaan pertanyaan pelacak

12) Peningkatan terjadinya interaksi

d. Prinsip Penggunaan

1) Serius namun santai, tumbuhkan kehangatan dan antusias

2) Langkah mengajukan pertanyaan

a) Beritahu peserta didik

b) Ajukan pertanyaan

c) Berikan waktu jeda


d) Tunjuk peserta didik untuk menjawab

e) Coba lempar ke peserta didik lain

f)Konfirmasi oleh pengajar 6 3) Perlu dihindari: a) Menjawab pertanyaan sendiri b) Mengulangi


jawaban peserta didik c) Menjawab pertanyaan secara serentak oleh peserta didik d) Pertanyaan
yang terlalu umum, kurang jelas batas-batas menjawabnya e) Menunjuk peserta didik yang harus
menjawab sebelum pertanyaan diajukan

Keterampilan Mengadakan variasi i

a. Pengertian Variasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan adalah perubahan-perubahan


kegiatan pengajar dalam konteks interaksi pembelajaran, yang meliputi gaya mengajar, penggunaan
media pembelajaran, pola interaksi dengan peserta didik, dan stimulasi.

b. Tujuan

1) Mengatasi kebosanan peserta didik

2) Menjadikan proses pembelajaran lebih hidup dan lebih bermakna

3) Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi yang dipelajari serta kompetensi yang
harus dikuasai

4) Memotivasi peserta didik aktif dalam pembelajaran (PAKlKEM)

c. Komponen 1) Variasi dalam gaya mengajar meliputi: a) Variasi suara b) Variasi kontak pandang c)
Variasi gerakan badan atau anggota badan dan mimik

d) Pergantian posisi pengajar maupun peserta didik. 2) Variasi dalam pemanfaatan media
pembelajaran 3) Variasi pola interaksi 4) Variasi stimulasi 5) Menerima dan menyokong partisipasi
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran 8 6) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
berpadisipasi secara aktif dalam seluruh kegiatan pembelajaran 7) Mengenal karakteristik peserta
didik (student characterlsfics), sehingga dapat memberikan variasi stimulasi secara tepat d. Prinsip
Penggunaan 1) Tepat guna. 2) Daya guna. 3) Sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh
peserta didik: kognitif, afektif atau psikomotorik (Bloom) 4) Sesuai dengan jenis materi pembelajaran
apakah: fakta, konsep, prinsip, atau prosedur (Reigeluth,1987). 5) Sesuai dengan kemamapuan
pengajar 6) Sesuai dengan kondisi kelas/sekolah menyangkut sarana maupun prasarana yang tersedia
7) Tidak berlebihan

Dr. Hj. Helmiati, M.Ag (2013)MICRO TEACHING Melatih Keterampilan Dasar Mengajar

C. KETERAMPILAN BERTANYA (Questioning)

Mengajar yang baik berarti membuat pertanyaan yang baik pula. Peranan ‘pertanyaan’ sangat
penting dalam menyusun sebuah pengalaman belajar bagi murid. Socrates meyakini bahwa semua
ilmu pengetahuan akan diketahui atau tidak diketahui oleh siswa, hanya jika guru dapat
mendemonstrasikan keterampilan bertanya yang baik dalam praktik pembelajaran di kelas.
Pembelajaran hakekatnya adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
dalam suasana interaktif yang terarah pada tujuan pembelajaran. Ada tidaknya interaksi adalah
merupakan tanggung jawab guru, sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus. Suatu cara untuk
menumbuhkan interaksi ini adalah dengan mengajukan pertanyaan atau permasalahan kepada
siswa. Umumnya orang bertanya jika ia ingin mengetahui apa yang belum diketahuinya. Di dalam
kelas, guru bertanya kepada siswa untuk berbagai tujuan, diantaranya untuk:

a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap pokok bahasan.

b. Membangkitkan motivasi dan mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

c. Memusatkan perhatian siswa terhadap pokok bahasan

d. Mengaktifkan dan memproduktifkan siswa dalam pembelajaran.

e. Menjajaki hal-hal yang telah dan belum diketahui siswa terkait materi.

f. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi

h. Mengevaluasi dan mengukur hasil belajar siswa

i. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengulang materi pelajaran.

j. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.35 Dari uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa sebenarnya pertanyaan yang diajukan guru mempunyai beberapa maksud. Satu
pertanyaan yang diajukan dapat mencapai beberapa tujuan sekaligus pada waktu yang sama.
Kadang-kadang hal ini tidak disadari, baik oleh siswa maupun oleh guru itu sendiri, sebab pertanyaan
itu berkembang.

1. Keterampilan Bertanya Dasar

Pertanyaan guru pada siswa seringkali tidak terjawab, sebab maksud pertanyaan tersebut kurang
dapat dipahami oleh siswa dengan baik. Dalam hal ini, pemahaman guru terhadap komponen
keterampilan bertanya merupakan faktor penting yang harus dimiliki.

Keterampilan bertanya meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut.
Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa kemampuan dasar yang perlu diterapkan dalam
mengajukan segala jenis pertanyaan. Keterampilan bertanya lanjut adalah keterampilan yang dimiliki
guru setelah guru memiliki keterampilan bertanya dasar yang lebih berusaha untuk mengembangkan
kemampuan berpikir siswa, memperbesar tingkat partisipasi siswa, dan mendorong siswa agar kritis.

Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar adalah:

1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat Agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru, maka pertanyaan yang diberikan harus jelas dan singkat, penyusunan kata-
kata dalam pertanyaan pun harus disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan siswa.

2. Pemberian acuan Pemberian acuan berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan
dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Dengan guru memberikan acuan memungkinkan
siswa memakai serta mengolah informasi untuk menemukan jawaban dari pertanyaan dan guru
tetap mengarahkan siswa untuk tetap fokus pada pokok bahasan yang sedang dibicarakan.

3. Pemusatan ke arah jawaban yang diminta Berdasarkan batas lingkupnya, pertanyaan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Penggunaannya pun
tergantung pada tujuan pertanyaan dan pokok dalam diskusi yang hendak ditanyakan.

4. Pemindahan giliran menjawab Pemindahan giliran menjawab dapat dilakukan dengan cara
meminta siswa yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama.

5. Penyebaran pertanyaan Pemberian pertanyaan sebaiknya dilakukan secara acak oleh guru.
diharapkan agar setiap siswa mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan. Pada penyebaran,
beberapa pertanyaan yang berbeda disebarkan untuk dijawab oleh siswa yang berbeda pula.

6. Pemberian waktu berpikir Setelah memberikan pertanyaan, guru perlu memberikan waktu
beberapa detik bagi siswa untuk berpikir. Teknik memberikan waktu berpikir ini sangat perlu agar
siswa mendapat kesempatan untuk menemukan dan menyusun jawaban. Keterampilan Dasar
Mengajar Pemberian tuntunan Bila seorang siswa memberikan jawaban yang salah atau tidak
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, hendaknya guru memberikan tuntunan
kepada siswa agar dapat menemukan jawaban yang benar.

Pemberian tuntunan dapat dilakukan dengan cara:

a. Mengungkapkan sekali lagi pertanyaan

b. Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana

c. Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya yang berhubungan dengan pertanyaan.


Pertanyaan yang baik –menurut Sardiman– mempunyai ciriciri sebagai berikut:

1. Dirumuskan dalam kalimat yang singkat dan jelas.

2. Memiliki tujuan yang jelas.

3. Memiliki hanya satu masalah untuk setiap pertanyaan

4. Mendorong anak untuk berpikir kritis.

5. Jawaban yang diharapkan bukan sekedar ya atau tidak.

6. Bahasa dalam pertanyaan dipahami dengan baik oleh siswa.

7. Tidak menimbulkan tafsiran ganda36

KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI (Variation Stimulus)

Siswa akan menjadi sangat bosan jika guru selalu mengajar dengan cara yang sama. Kejenuhan dapat
membuat siswa tidak berminat pada pembelajaran. Akibatnya tujuan pembelajaran menjadi tidak
tercapai. Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasai dapat berwujud
perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan untuk memberi kesan
yang unik dan menarik perhatian siswa pada pembelajaran. Dengan demikian, keterampilan guru
dalam mengadakan variasi sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Mengadakan variasi
berarti melakukan tindakan yang beraneka ragam yang membuat sesuatu menjadi tidak monoton di
dalam pembelajaran sehingga dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan rasa ingin
tahu siswa, serta membuat tingkat aktivitas siswa menjadi bertambah. Pendapat yang sama
dikemukakan Uzer Usman bahwa engadakan variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses
interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam situasi
belajar siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.38 Di dalam
proses belajar mengajar, variasi ditunjukkan dengan adanya perubahan dalam gaya mengajar guru,
keragaman media yang digunakan, dan perubahan dalam pola interaksi dan kegiatan siswa. Variasi ini
lebih bersifat proses daripada produk.39 Bila tujuan pembelajaran mencakup domain (ranah) dengan
berbagai jenjang penguasaan maka disarankan untuk memakai berbagai jenis metode pada setiap
penyajian apalagi bila tingkat kemampuan siswanya sangat bervariasi.

Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi

1. Variasi dalam Gaya Mengajar Guru. Menurut Abu Ahmadi, gaya mengajar adalah tingkah laku,
sikap, dan perbuatan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sementara menurut
Syahminan Zaini, gaya mengajar adalah gaya atau tindak-tanduk guru sebagai pernyataan
kepribadiannya dalam menyampaikan bahan pelajarannya kepada siswa.41 Dari definisi pendapat
para ahli tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah
laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi
kebosanan siswa sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Kenyataan
bahwa ada siswa yang kurang semangat belajar, atau tidak menyukai materi tertentu, yang
ditunjukkan dengan sikap acuh tak acuh siswa ketika guru sedang menjelaskan materi, bisa jadi
disebabkan gaya guru mengajar yang kurang bervariasi, atau gaya mengajar guru tidak sejalan
dengan gaya belajar siswa. Konsekwensinya bidang studi yang diampu guru tersebut menjadi tidak
disenangi. Berikut cara yang dapat ditempuh guru dalam memvariasikan gaya mengajar: a. Variasi
suara (teacher voice) Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dari tinggi
menjadi rendah, dan cepat menjadi lambat atau sebaliknya. Suara guru hendaknya bervariasi pada
saat menjelaskan materi pelajaran baik dalam intonasi, volume, nada dan kecepatan. Jika suara guru
senantiasa keras atau terlalu keras, akan sulit diterima oleh siswa karena mereka menganggap
gurunya sedang marah atau seorang yang kejam. Bila sudah begitu, siswa

b. Pemusatan perhatian siswa (focusing) Perhatian siswa mestilah terpusat pada hal-hal yang
dianggap penting. Hal ini dapat dilakukan guru misalnya dengan perkataan “ Perhatikan ini baik-
baik!” atau “Nah, ini penting sekali” atau “Perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti”.

c. Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence) Adanya kesenyapan, kebisuan, atau “selingan
diam” yang tiba-tiba dan disengaja saat guru menjelaskan sesuatu merupakan cara yang tepat untuk
menarik perhatian siswa. Perubahan stimulus dari adannya suara kepada keadaan tenang atau
senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan akan dapat menarik perhatian
karena siswa ingin tahu apa yang terjadi. Misalnya, dalam pembelajaran guru melakukan ceramah
selama 5 menit kemudian melakukan jeda (senyap) dengan berhenti sebentar sambil mengarahkan
pandangannya ke seluruh kelas atau pada siswa agar siswa terfokus ketika melihat tingkah guru yang
tiba-tiba berubah diam. Setelah itu, baru guru melanjutkan kembali uraiannya.44
d. Mengadakan kontrak pandang dan gerak (eye contact and movement) Bila guru sedang
berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan
melihat ke mata siswa-siswa untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dan kontak dengan
mereka.

e. Gerakan badan dan mimik Variasi dalam gerakan kepala, gerakan badan dan ekspresi wajah
(mimik) adalah aspek yang penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan
memberikan kesan dan pendalaman makna dari pesan lisan yang disampaikan

f. Pergantian posisi guru di dalam kelas (teacher’s movement) Pergantian posisi guru di dalam kelas
dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Guru perlu membia sakan bergerak
bebas, tidak kikuk atau kaku, serta menghindari tingkah laku negatif. Berikut ini ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan: 1) Membiasakan bergerak bebas di dalam kelas. Gunanya untuk
menanamkan rasa dekat kepada siswa sambil mengontrol tingkah laku siswa. 2) Jangan
membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap ke papan tulis. 3) Jangan membiasakan
menerangkan dengan arah pandangan ke langit-langit, ke arah lantai, atau keluar, tetapi arahkan
pandangan menjelajahi seluruh kelas. 4) Bila ingin mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah
perlahan-lahan ke arah belakang dan dari belakang ke arah depan untuk mengetahui tingkah laku
siswa

Sundari, F. S., & Muliyawati, Y. (2017). Analisis keterampilan dasar mengajar mahasiswa
PGSD. Pedagonal: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 1(1), 26-36.

Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang paling sederhana dimana keterampilan ini
menjadi pondasi dalam kemampuan mengembangkan keterampilan berikutnya. Pada dasarnya
keterampilan bertanya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu keterampilan bertanya
dasar dan keterampilan bertanya lanjut (Anitah, 2008 : 7.7). Keterampilan bertanya dasar terdiri dari
beberapa komponen yaitu pengungkapan pertanyaan secara jelas, pemberian acuan, pemusatan,
pemindahan giliran, penyebaran, pemberian waktu berfikir, pemberian tuntunan. Keterampilan
bertanya lanjut terdiri dari 4 komponen yaitu pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab
pertanyaan, pengaturan urutan pertanyaan, penggunaan pertanyaan pelacak, dan peningkatan
terjadinya interaksi.

Keterampilan Mengadakan Variasi

Udin dan Winataputra (2000:745) mengatakan bahwa variasi adalah keanekaan yang membuat
sesuatu tidak monoton. Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan
yang sengaja dibuat untuk memberikan kesan unik. Terdapat tiga komponen variasi mengajar yakni
a) variasi gaya mengajar seperti variasi suara, kontak pandang, pemusatan perhatian, kesenyapan,
mimik dan gerak, dan pergatian posisi dalam kelas, b) variasi penggunaan media dan bahan ajar, dan
c) variasi pola interaksi.

Nasution, M. (2014). Dasar-dasar keterampilan mengajar matematika. Studi Multidisipliner:


Jurnal Kajian Keislaman, 1(1), 88-103.

Keterampilan Dasar Bertanya


Keterampilan bertanya merupakan ucapan guru secara verbal yang meminta respon dari peserta
didik. Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai hal-hal yang merupakan hasil
pertimbangan. Dengan demikian, bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan
berpikir peserta didik.3

Ada beberapa fungsi pertanyaan dalam proses belajar-mengajar di antaranya:

a. Memberikan motivasi kepada siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah dengan kemampuan
sendiri.

b. Memberikan motivasi kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar-mengajar.

c. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang dihadapi atau
dibicarakan.

d. Menuntun proses berpikir siswa karena dengan pertanyaan-pertanyaan yang baik dapat
membantu siswa untuk menentukan jawaban yang baik

Keterampilan Memberikan Variasi Keterampilan

memberikan variasi merupakan suatu proses pengubahan dalam pengajaran yang menyangkut 3
(tiga) komponen, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi media dan bahan lain, dan variasi
interaksi.8

Komponen-komponen mengadakan variasi ada 3 (tiga) bagian yaitu:

1) Variasi dalam gaya mengajar guru

a. Penggunaan variasi suara (teacher voice)

b. Pemusatan perhatian (focusing) Dalam pemusatan perhatian dapat dibedakan 6 (enam) macam
yaitu:

(a) Verbal focusing yakni pemusatan perhatian melalui kata-kata seperti: coba dengarkan,, amati
baik baik gambar ini atau periksa gambar ini dengan seksama.

(b) Gestural focusing yaitu pemusatan perhatian melalui syarat tertentu, seperti menunjukkan pada
gambar yang tergantung di dingding atau di papan tulis.

(c) Kesenyapan atau kebisuan guru (teaching silence) Dalam hal ini guru sengaja dan tiba-tiba
menciptakan atau menimbulkan kesenyapan atau kebisuan sejenak selagi menerangkan sesuatu
bahan kepada murid.

(d) Mengadakan kontak pandang dengan gerakan (eye contac and movement) Apabila guru
berinteraksi dengan murid, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat kepada mata
murid-murid.

(e) Gerakan badan dan mimic Variasi ini menyangkut ekspresi wajah guru, gerak kepala, dan gerak
badan.

(f) Pergantian posisi dalam kelas (teacher movement)


2) Variasi media dan bahan ajar Ada tiga komponen dalam variasi penggunaan media, yaitu:

(a) Variasi media pandang Penggunaan media pandang seperti: buku, majalah, globe, peta majalah
dinding, film, tv dan lain-lain.

(b) Variasi media dengar

(c) Variasi media taktil Maksudnya memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh
dan memanipulasi benda atau bahan ajar.

3) Variasi interaksi Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan anak didiknya memiliki rentangan
yang bergerak dari dua kutub yaitu:

(a) Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.

(b) Anak didik mendengarkan dengan pasif, situasi didominasi guru

Sutisnawati, A. (2017). Analisis keterampilan dasar mengajar mahasiswa calon guru sekolah
dasar. Mimbar Pendidikan Dasar, 8(1), 15-24.

Keterampilan Bertanya Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya
merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan
dapat berupa pengetahuan sampai dengan halhal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya
merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar,
bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik
pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif.

. Keterampilan Mengadakan variasi

Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran,
yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu : a. Variasi dalam cara
mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa
(focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak
(eye contact and movement), Variasi gerakan badan mimik, variasi dalam ekspresi wajah guru, dan
pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement). b. Variasi dalam
penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang
digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun
variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat
(visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengart (auditif aids), variasi alat atau bahan yang
dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio
visual aids). c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam
kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi
dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana
kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.

1. Keterampilan bertanya

Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi pembelajaran.
Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus
untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik a. Tujuan keterampilan
bertanya 1) Memotivasi peserta didik agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran 2) Melatih
kemampuan mengutarakan pendapat 3) Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta
didik 4) Melatih peserta didik berfikir divergen 5) Menumbuhkan kebiasaan menghargai pendapat
orang lain. 6) Menumbuhkan sikap kreatif pada peserta didik 7) Mencapai tujuan pembelajaran b.
Jenis-jenis pertanyaan 1) Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan ditujukan kepada salah satu peserta
didik 2) Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas 3)
Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban 4) Pertanyaan factual, yaitu
pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi 5) Pertanyaan yang diarahkan kembali yaitu
pertanyaan yang dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain 6) Pertanyaan
memimpin (leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu
sendiri c. Prinsip-prinsip bertanya 1) Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan
waktu berfikir kepada peserta didik 8 2) Pertanyaan hendaknya singkat jelas dan disusun dengan
katakata yang se derhana 3) Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik 4)
Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random 5)

Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik 6) Sebaiknya
hindari pertanyaan retorika atau leading qustion d. Teknik-teknik dalam bertanya 1) Teknik
menunggu 2) Teknik menguatkan kembali 3) Teknik menuntun dan menggali 4) Teknik mengacak

Sundari, F. S., Sukmanasa, E., Novita, L., & Mulyawati, Y. (2020). Keterampilan dasar
mengajar. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Univeristas Pakuan (hal. 59
halaman).

Keterampilan menggunakan variasi

Udin dan Winataputra (2000:745) mengatakan bahwa variasi adalah keanekaan yang membuat
sesuatu tidak monoton. Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan
yang sengaja dibuat untuk memberikan kesan unik. Keterampilan menggunakan variasi merupakan
keterampilan guru dalam menggunakan bermacam kemmapuan dalam mengajar untuk memberikan
rangsangan kepada peserta didik agar suasana pembelajaran selalu menarik, sehingga peserta didik
bergairah dan antusius dalam menerima pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar dapat
berlangsung secara efektif. Terdapat tiga komponen variasi mengajar yakni a) variasi gaya mengajar
seperti variasi suara, kontak pandang, pemusatan perhatian, kesenyapan, mimik dan gerak, dan
pergatian posisi dalam kelas, b) variasi penggunaan media dan bahan ajar, dan c) variasi pola
interaksi. Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar
mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan peserta didik sehingga, dalam situasi belajar
mengajar, peserta didik senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam
kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di
kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu : a. Variasi dalam cara mengajar guru,
terdiri dari penggunaan variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian peserta didik (focusing),
kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye
contact and movement), variasi gerakan badan dan mimik, variasi dalam ekspresi wajah guru, dan
pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement). b. Variasi dalam
penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indera yang
digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Variasi
penggunaan alat antara lain adalah variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat
atau bahan yang dapat didengar (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik),
dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids). c. Variasi pola
interaksi dan kegiatan peserta didik. Pola interaksi guru 18 dengan murid dalam kegiatan belajar
mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar
tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi
keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan. Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar
mengajar : a. Menghilangkan kejemuan dalammengikuti proses belajar b. Mempertahankan kondisi
optimal belajar c. Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik d. Memudahkan pencapaian
tujuan pengajaran Jenis-jenis variasi dalam mengajar a. Variasi dalam penggunaan media b. Variasi
dalam gaya mengajar c. Variasi dalam penggunaan metode d. Variasi dalam pola interaksi yaitu
gunakan pola interaksi multi arah Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran a. Gunakan
variasi dengan wajar jangan dibuat-buat b. Perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus
efektif c. Penggunaan variasi harus direncanakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan
karakteristik peserta

Ummah, N. K. K., & Fauziah, H. N. (2021). Penerapan Kompetensi Profesional Guru


(Keterampilan Dasar Mengajar) pada Pembelajaran Tematik Kelas III di MI Al-Azhar
Madiun. ADAPTIVIA: Prosiding Tahunan Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah dan Sederajat,
295-308.

Keterampilan Bertanya ( Questioning skill ) Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta
respon dari seseorang yang dikenal. Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong
kemampuan befikir. Dalam prose belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting, sebab
pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan akan memberikan
dampak positif terhadap siswa yaitu: 1) Meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan belajar
mengajar. 2) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masalah yang sedang
dihadapi atau dibicarakan. 3) Mengembangkan pola dan cara berfikir aktif daris siswa sebab berfikir
itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya. 4) Menunjukkan proses berfikir siswa sebab pertanyaan
yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik. 5) Memusatkan
perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.

Keterampilan Mengadakan Variasi ( Variation Stimulus ) Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru
dalam kontek proses interaksi pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta
didik, sehingga dalam proses situasi pembelajaran senantiasa menunjukkan ketekunan dan penuh
partisipasi. Jadi inti tujuan proses pembelajaran variasi adalah menumbuhkembangkan perhatian
dan minat peserta didik agar belajar lebih baik. Menurut Wina Sanjaya keterampilan dasar variasi
adalah “Keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak
membosankan, sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah
berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran”. Keterampilan mengadakan variasi
ada tiga macam yaitu : variasi cara mengajar guru, variasi dalam menggunakan media atau alat
pengajaran, dan Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa .

Widyastuti, D. D. (2020). Keterampilan Dasar Mengajar. JURNAL MITRA MANAJEMEN, 5(2)

Keterampilan Bertanya Bertanya dalam rangka kegiatan pembelajaran tidak sekedar bertanya, tetapi
menyaratkan harus menguasai teknik mengajukan pertanyaan yang cerdas, baik keterampilan
bertanya dasar berfungsi untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Dalam
hal ini dosen dituntut untuk mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa, sehingga kualitas
pertanyaan yang diajukan itu akan menentukan kualitas jawaban dari proses berfikir mereka. Dosen
harus mampu menyusun pertanyaan yang baik supaya mahasiswa tetap aktif, produktif, dan tidak
cepat bosan, yang tentunya bentuk pertanyaan itu relevan dan disesuaikan dengan sasaran (seluruh
kelas, kelompok, individu). Adanya pertanyaan yang diajukan dosen akan berpengaruh tidak hanya
pada hasil belajar, tetapi juga pada suasana kelas yang produktif (sosial maupun emosional)

Keterampilan Mengadakan Variasi. Agar suasana di dalam kelas menjadi hidup, kondusif, dan
menyenangkan, dosen harus mampu memberikan variasi dalam gaya mengajar, penggunaan media
dan bahan pelajaran, dan pola interaksi dan kegiatan kepada mahasiswa. Macam-macam gaya
mengajar antara lain: 1. Gaya mengajar klasik, yaitu proses belajar-mengajar yang berpusat pada
guru (menguasai kelas), sehingga kecenderungan peserta didik menjadi pasif. 2. Gaya mengajar
teknologis, yaitu pengajar berusaha menggunakan berbagai media untuk menyampaikan materi
kepada pebelajar. 3. Gaya mengajar personalisasi, yaitu mencoba dengan memahami minat dan
bakat pebelajar dan memahami secara individual, sehingga materi yang disampaikan mudah diterima
sesuai minatnya. 4. Gaya mengajar interaksional, yaitu proses belajar-mengajar yang
mengedepankan proses interaktif (dinamis-dialogis), mendorong mahasiswa untuk aktif dalam kelas.

Anda mungkin juga menyukai